Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BESAR 2

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB

Dosen Pembimbing :

Sri Anjarwati, SE,M.Ak

Disusun Oleh:

AHMAD RIVALDI (41122010002)

MARWAN DZIBAN SALIM (41122010007)

FADEL RAFI ASSYAHKARAN PUTRA JAIS (41122010012)

KHALILLAH GYBRALTAR FALAJ ZAHRUL (41122010024)

MUHAMAD RIO PERMANA (41122010025)

ENO CAHYA OCTAVIANI (41122010056)

KHALISYA SALSABILA (41122010058)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya Kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah mengenai materi-materi
“KORUPSI DAN INTEGRITAS”

Makalah ini sudah selesai Saya susun dengan maksimal. Namun terlepas dari hal tersebut,
Saya menyadari seutuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu Saya terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik
yang bersifat membangun dari Pembaca, sehingga Saya bisa melakukan perbaikan makalah ini
sehingga menjadi sebuah makalah yang baik dan benar.

Jakarta, 20 Oktober 2022

KELOMPOK 1

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………. 3

A. LATAR BELAKANG.………………………………………………………………………. 3

B. RUMUSAN MASALAH.……………………………………………………………………. 4

C. TUJUAN PENULISAN.……………………………………………………………………... 4

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………… 5

A. KORUPSI……………………………………………………………………………………. 5

B. INTEGRASI.………………………………………………………………………………… 7

BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………………………. 9

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………. 9

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal baru.
Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-pelaku
korupsi pun banyak dari lingkungan pejabat publik. Sejarah mencatat banyak pemimpin
yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu pemberantasan korupsi sebagai tema sentral
kampanye mereka. Sungguh ironis, terlepas apakah mereka benar-benar anti korupsi, dan
pada awalnya berupaya keras untuk memberantas korupsi, ataukah mereka hanya sekedar
menggunakan isu korupsi untuk meraih simpati masa saja, banyak diantara mereka yang
jatuh akibat kasus korupsi. Di Indonesia misalnya, pada awal kepemimpinan presiden
Soeharto berupaya secara serius memberantas korupsi melalui pembentukan berbagai
lembaga, tetapi upaya yang bersifat formalistis tersebut gagal dan bahkan isu korupsi ikut
menjatuhkannya pada tahun 1998. Contoh lain di Filipina, Presiden Estrada terpilih menjadi
presiden melalui pemilu yang bebas dan terbuka pada tahun 1998 dengan mengusung isu
pemberantasan korupsi pada tahun 2001, Estrada kehilangan kekuasaan bahkan dihukum
karena keterlibatannya dalam kasus korupsi.

Akhir-akhir ini pun banyak pejabat publik yang tersangkut kasus korupsi sebut saja
kasus Hambalang, Simulator SIM dan impor daging sapi mereka juga meneriakkan hal yang
sama pada saat mereka melakukan kampanye yaitu berantas korupsi. Miris mendengar
pejabat yang dipilih dan seharusnya menjadi figur panutan rakyat justru mereka tersangkut
korupsi. Terlepas dari semua itu korupsi adalah kejahatan yang harus diberantas.

Korupsi merusak cita-cita mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance).


Hal ini ditandai melemahnya tanggung jawab pejabat publik dalam menjalankan sikap,
prilaku dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi maupun peran kewenangan yang diberikan
kepadannya. Contoh konkret prilaku menyimpang pejabat publik adalah korupsi. Prilaku
menyimpang tersebut dikarenakan kurangnya sistem kontrol terhadap akuntabilitas kinerja
pejabat publik sehingga dengan mudah pejabat publik menyalahgunakan kewenangannya.

3
Maraknya kejahatan korupsi di Indonesia menunjukkan penegakan hukum di
Indonesia masih sangat lemah. Penegakan hukum di Indonesia cenderung lemah dan sarat
akan kepentingan politik sehingga banyak kasus korupsi tidak tuntas. Lemahnya integritas
pejabat publik memicu konflik kepentingan yang mengakibatkan pejabat publik terjerumus
kedalam jejaring pelaku-pelaku korupsi.

Penegakan hukum perlu ditopang oleh integritas pejabat publik di tengahtengah


ancaman kejahatan korupsi. Integritas pribadi yang seharusnya dibangun dari nilai-nilai
agama, budaya, moral sekadar menjadi kesalehan. Pejabat publik menganggap bahwa
ukuran kesalehan sudah mampu menjamin dan membuat rakyat percaya. Cara yang
ditempuh untuk meyakinkan pun amat saleh. Memberi santunan kepada panti asuhan,
mendirikan rumah ibadat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang ditas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini. Adapun maslah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Apa itu korupsi ?


2. Apa itu intergritas ?
3. Korupsi dan intergritas, apa korelasinya ?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan masalah diatas. Adapun tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas besar.
2. Untuk memahami pengertian dari korupsi dan intergritas

1.4 Manfaat
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Manfaat tersebut
yaitu selain memperluas wawasan tentang materi yang terdapat dalam makalah ini, juga
dapat memperluas wawasan para pembaca. Secara teoritis, saya berharap makalah ini juga
dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Keuntungan dalam hal ini yaitu dapat menambah
wawasan para pembaca tentang pengertian dan pembelajaran lainnya seputar makalah ini.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

KORUPSI DAN INTERGRITAS


A. KORUPSI

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti
beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian,
kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa
Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam
perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu “korupsi
adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi World Bank ini
menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.

Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu
kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor publik
dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-orang ini,
lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan
menyalahgunakan jabatan.

Korupsi merupakan hal yang selalu menarik untuk di bahas, korupsi tidak hanya terjadi di
indonesia saja namun juga melanda negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.
Masalah korupsi bukan masalah baru namun karna sejatinya masalah ini sudah ada dari ribuan
tahun lalu. Perkembangan korupsi di Indonesia saat ini menjadi masalah yang luar biasa karena
sudah nyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap wajar dan lumrah oleh
masyarakat. Bahkan dapat di anggap menjadi budaya Indonesia itu sendiri. Seperti pernyataan
wartawan terkenal almarhum Mukhtar Lubis. Pernyataan itu tentu menyinggung banyak orang,
namun sulit diingkari. Manusia itu berbudaya, hasil dari budaya itu sendiri sudah sepatutnya
menghasilkan peradapan yang lebih baik untuk masa depan. Dengan menyebut korupsi sebagai
budaya apakah ini berarti orang Indonesia pada umumnya menjadi makhluk rakus.

5
Korupsi juga dapat di mulai dari hal-hal kecil Seperti memberi hadiah kepada
pejabat/pegawai negeri atau keluarganya sebagai imbal jasa sebuah pelayanan. Yang kemudian
berkembang menjadi korupsi yang dapat di kelompokan menjadi berikut :
a. Penyalahgunaan kewenangan, sarana juga kesempatan
b. Memperkaya diri sendiri , koporasi atau orang lain
c. Merugikan perekonomian negara.
d. Menerima gratifikasi.
e. Ikut serta dalam penggelapan dana pengadaan barang
f. Penggelapan dan pemerasan dalam jabatan
g. Memberi atau menerima hadiah (Penyuapan)

6
B. INTEGRITAS
Integritas adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu, “integer” yang artinya utuh dan
lengkap. Oleh karena itu, integritas memerlukan perasaan batin yang menunjukkan keutuhan dan
konsistensi karakter. Dalam pengertian singkat, integritas artinya konsep konsistensi tindakan,
nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan dan hasil. Dalam etika, integritas dianggap sebagai
kejujuran dan kebenaran atau ketepatan tindakan pada diri seseorang. Pengertian integritas
menurut para ahli juga tidak jauh-jauh dari definisi yang kami kemukakan sebelumnya. Salah
satu ahli memberikan definisi integritas sebagai tiga hal yang selalu dapat kita amati yaitu,
memenuhi komitmen, menunjukkan kejujuran, dan mengerjakan sesuatu dengan penuh
konsisten. 
 
Kami yakin kata integritas pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita, terutama bagi orang-
orang yang bekerja di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Integritas memang menjadi kata
yang sangat penting di dalam dunia bisnis dan kerja. Sayangnya, integritas adalah salah satu kata
yang sering disalahpahami dan disalahgunakan dalam organisasi. Ada tiga arti integritas yang
sudah tersebar di kalangan umum yaitu:
(i) integritas memiliki arti jujur,
(ii) kehidupan yang seimbang dan teratur dapat disebut sebagai kehidupan integritas, dan
(iii) berada dalam integritas artinya melakukan segala sesuatu secara alami tanpa usaha
yang berlebihan. 

Integritas adalah salah satu bentuk kualitas terpenting yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan perilaku, nilai, metode, sarana,
prinsip, harapan, dan keterpaduan berbagai hasil. Orang yang memiliki integritas berarti
memiliki kepribadian yang jujur dan kuat. Integritas sendiri berasal dari bahasa latin “integrate”
yang artinya seperti berikut ini:

 Sikap tegas untuk tidak ingin korupsi, berpegang teguh pada prinsip, dan menjadi dasar
untuk berhubungan dengan diri sendiri sebagai nilai moral
 Kualitas, sifat, atau kondisi yang menunjukkan satu kesatuan yang utuh  memiliki potensi
dan kemampuan untuk memancarkan otoritas, kewibawaan, dan kejujuran

Kejujuran dalam hal ini bukan hanya omongan, pemanis retorika, tapi juga  tindakan. Jika
dimulai dengan kejujuran, kredibilitas, dan banyak akhlak mulia lainnya, maka karakter inilah
yang sangat dibutuhkan  pemimpin saat ini dan selamanya. Karakter agung ini tentu akan
bermuara pada manusia pilihan Al Mustafa Muhammad SAW sebagai penyempurna karakter
manusia.

Salah satu bentuk integrasi pribadi akan terlihat percaya diri dan elegan serta tidak mudah
terpengaruh oleh sesuatu hanya untuk melewati kegembiraan atau kesenangan sesaat. Seseorang
yang tulus lebih berhasil ketika mereka menjadi  pemimpin, baik  formal maupun informal.

Dr. Kenneth Boa, presiden dari Pelayanan Refleksi di Atlanta, menggambarkan integritas
sebagai kebalikan dari kemunafikan. Dia mengatakan orang munafik tidak memenuhi syarat
7
untuk memimpin orang lain dibandingkan kepribadiannya yang lebih tinggi. Kejujuran
diperlukan untuk semua orang, bukan hanya pemimpin, tetapi mereka yang dibimbing. Orang
menginginkan jaminan bahwa pemimpinnya dapat dipercaya untuk menjadi pengikutnya.

Rasanya tidak lengkap jika kita tidak memahami pengertian integritas berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Integritas dalam KBBI adalah suatu mutu, sifat, atau
keadaan yang menunjukkan satu kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yang memancarkan kewibawaan serta kejujuran. 
 
Ketika kita memiliki integritas diri yang tinggi, orang-orang di sekitar kita dapat
melihatnya melalui tindakan, kata-kata, keputusan, metode yang kita lakukan, serta hasil yang
kita dapatkan. Analoginya, ketika kita menjadi pribadi yang utuh dan konsisten, maka
dimanapun dan apapun kondisinya diri kita hanya ada satu. Kita tidak akan pernah meninggalkan
bagian diri kita dalam kondisi lain, karena kita telah menjadi pribadi yang konsisten. Dengan
kata lain, Anda selalu menjadi diri Anda sendiri sepanjang waktu.

Berikut adalah beberapa contoh dari sikap integritas dari dalam diri :

1. Jangan Biarkan Stres Mengontrol Integritas Diri. Seringkali stres dan tekanan membuat
orang-orang merasa serba salah dan mengambil jalan pintas dengan merusak integritas diri
yang mereka miliki. Sebagai contoh, seorang karyawan di perusahaan XYZ sebelumnya
adalah pribadi yang sangat berintegritas tinggi.
2. Sampaikan dengan Jelas tentang Komitmen Apa yang Tidak Dapat Kita Lakukan.
Integritas meliputi komitmen dan konsistensi yang kita miliki terhadap sesuatu. Itulah
sebabnya kita perlu menyampaikan segala sesuatu yang mungkin tidak bisa kita lakukan dari
awal, yang mana hal-hal tersebut mungkin bertentangan dengan nilai-nilai atau prinsip
kehidupan yang kita miliki.
3. Selalu Datang Tepat Waktu. Kebiasaan pertama dan paling utama yang perlu diterapkan
adalah membiasakan diri untuk selalu datang tepat waktu, setiap saat. Sikap ini
mencerminkan bahwa kita memiliki komitmen dan konsistensi yang tinggi terhadap waktu,
karena dengan datang tepat waktu artinya kita menghargai waktu yang kita miliki dan waktu
yang orang lain punya.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Korupsi merupakan hal yang selalu menarik untuk di bahas, korupsi tidak hanya terjadi di
indonesia saja namun juga melanda banyak negara di dunia, khususnya negara berkembang.
Masalah korupsi bukan masalah baru namun karna sejatinya masalah ini sudah ada dari ribuan
tahun lalu. Perkembangan korupsi di Indonesia saat ini menjadi masalah yang luar biasa karena
sudah nyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Integritas adalah salah satu bentuk kualitas terpenting yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan perilaku, nilai, metode, sarana,
prinsip, harapan, dan keterpaduan berbagai hasil. Orang yang memiliki integritas berarti
memiliki kepribadian yang jujur dan kuat.

Kejujuran dalam hal ini bukan hanya omongan, pemanis retorika, tapi juga  tindakan. Jika
dimulai dengan kejujuran, kredibilitas, dan banyak akhlak mulia lainnya, maka karakter inilah
yang sangat dibutuhkan  pemimpin saat ini dan selamanya. Karakter agung ini tentu akan
bermuara pada manusia pilihan Al Mustafa Muhammad SAW sebagai penyempurna karakter
manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studilmu.com/blogs/details/integritas-pengertian-contoh-kebiasaan-dan-
cara-membentuknya

https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-integritas/amp/#Apa_Itu_Integritas

https://www.ekrut.com/media/pentingnya-integritas-bagi-perusahaan-dan-cara-
penerapannya

https://inspektorat.kulonprogokab.go.id/detil/1794/korupsi-dan-integritas-apa-
korelasinya

https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/234

https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1556

https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220411-null

10

Anda mungkin juga menyukai