Disusun Oleh :
Kelompok I
Muhammad Ibnu Abdi Brata (210101212)
Zakiah (210101298)
Nurvania (210101201)
Rahmad (210101208)
Nurjanah (210101205)
Wisetri (210101215)
DOSEN PENGAJAR :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kami, sehingga makalah kelompok dengan judul “Konsep Korupsi dan
Faktor Penyebab Korupsi” telah berhasil diselesaikan. Makalah kelompok ini
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Pendidikan dan Budaya Anti
Korupsi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PEDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Korupsi...................................................................................... 3
B. Faktor Penyebab Korupsi........................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan
sebagaisuatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek
kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang
yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan
pembiayaan. Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor
manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat
dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya.
Tetapi ironisnya, negaratercinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan
termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut
bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga
menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan
rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara
menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah
merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang
mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara
yang sangat besar.
Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan
dan pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh
kalangan anggotalegislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon
dan lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan
pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah
tanah air. Hal itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung.
1
Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain
kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak
berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada
titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap Negara ini akan mampu
mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi
sebuah negara yang maju. Karenakorupsi membawa dampak negatif yang
cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari korupsi?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan korupsi?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar penulis dan pembaca mengetahui konsep dari korupsi
2. Agar penulis dan pembaca mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya tindakan korupsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Korupsi
3
Sementara menurut Jeremy Pope, korupsi melibatkan perilaku dipihak
para pejabat sektor publik, baik politisi maupun pegawai negeri sipil.
Mereka secara tidak wajar dan tidak sah memperkaya diri sendiri atau orang
yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan wewenang yang
dipercayakan kepada mereka.
Ketigapuluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kerugian keuangan negara
2. Suap-menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
4
ada gaya hidup yang berlebihan serta pengungkapan atau penindakan atas
pelaku yang tidak mampu menimbulkan efek jera.
Jika dijabarkan lagi, faktor penyebab korupsi meliputi dua faktor, yaitu
internal dan eksternal, faktor internal merupakan penyebab korupsi dari diri
pribadi, sedang faktor eksternal karena sebab-sebab dari luar.
5
2. Faktor Penyebab Eksternal
a. Aspek Sosial
Kehidupan sosial seseorang berpengaruh dalam mendorong
terjadinya korupsi, terutama keluarga. Bukannya mengingatkan atau
memberi hukuman, keluarga malah justru mendukung seseorang
korupsi untuk memenuhi keserakahan mereka. Aspek sosial lainnya
adalah nilai dan budaya di masyarakat yang mendukung korupsi.
Misalnya, masyarakat hanya menghargai seseorang karena kekayaan
yang dimilikinya atau terbiasa memberikan gratifikasi kepada pejabat.
Dalam means-ends scheme yang diperkenalkan Robert Merton,
korupsi merupakan perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan
sosial, sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma. Menurut
teori Merton, kondisi sosial di suatu tempat terlalu menekan sukses
ekonomi tapi membatasi kesempatan-kesempatan untuk
mencapainya, menyebabkan tingkat korupsi yang tinggi.
Teori korupsi akibat faktor sosial lainnya disampaikan oleh
Edward Banfeld. Melalui teori partikularisme, Banfeld mengaitkan
korupsi dengan tekanan keluarga. Sikap partikularisme merupakan
perasaan kewajiban untuk membantu dan membagi sumber
pendapatan kepada pribadi yang dekat dengan seseorang, seperti
keluarga, sahabat, kerabat atau kelompoknya. Akhirnya terjadilah
nepotisme yang bisa berujung pada korupsi.
b. Aspek Politik
Keyakinan bahwa politik untuk memperoleh keuntungan yang
besar menjadi faktor eksternal penyebab korupsi. Tujuan politik untuk
memperkaya diri pada akhirnya menciptakan money politics. Dengan
money politics, seseorang bisa memenangkan kontestasi dengan
membeli suara atau menyogok para pemilih atau anggota-anggota
partai politiknya.
Pejabat yang berkuasa dengan politik uang hanya ingin
mendapatkan harta, menggerus kewajiban utamanya yaitu mengabdi
kepada rakyat. Melalui perhitungan untung-rugi, pemimpin hasil
6
money politics tidak akan peduli nasib rakyat yang memilihnya, yang
terpenting baginya adalah bagaimana ongkos politiknya bisa kembali
dan berlipat ganda.
Balas jasa politik seperti jual beli suara di DPR atau dukungan
partai politik juga mendorong pejabat untuk korupsi. Dukungan partai
politik yang mengharuskan imbal jasa akhirnya memunculkan upeti
politik. Secara rutin, pejabat yang terpilih membayar upeti ke partai
dalam jumlah besar, memaksa korupsi.
c. Aspek Hukum
Hukum sebagai faktor penyebab korupsi bisa dilihat dari dua sisi,
sisi perundang-undangan dan lemahnya penegakan hukum. Koruptor
akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa melakukan
aksinya. Selain itu, penegakan hukum yang tidak bisa menimbulkan
efek jera akan membuat koruptor semakin berani dan korupsi terus
terjadi.
Hukum menjadi faktor penyebab korupsi jika banyak produk
hukum yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya multitafsir, dan ada
kecenderungan hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak
tertentu. Sanksi yang tidak sebanding terhadap pelaku korupsi, terlalu
ringan atau tidak tepat sasaran, juga membuat para pelaku korupsi
tidak segan-segan menilap uang negara.
d. Aspek Ekonomi
Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama
korupsi. Di antaranya tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup
untuk memenuhi kebutuhan. Fakta juga menunjukkan bahwa korupsi
tidak dilakukan oleh mereka yang gajinya pas-pasan. Korupsi dalam
jumlah besar justru dilakukan oleh orang-orang kaya dan
berpendidikan tinggi.
Banyak kita lihat pemimpin daerah atau anggota DPR yang
ditangkap karena korupsi. Mereka korupsi bukan karena kekurangan
harta, tapi karena sifat serakah dan moral yang buruk.
7
Di negara dengan sistem ekonomi monopolistik, kekuasaan
negara dirangkai sedemikian rupa agar menciptakan kesempatan-
kesempatan ekonomi bagi pegawai pemerintah untuk meningkatkan
kepentingan mereka dan sekutunya. Kebijakan ekonomi
dikembangkan dengan cara yang tidak partisipatif, tidak transparan
dan tidak akuntabel.
e. Aspek Organisasi
Faktor eksternal penyebab korupsi lainnya adalah organisasi
tempat koruptor berada. Biasanya, organisasi ini memberi andil
terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan.
Misalnya tidak adanya teladan integritas dari pemimpin, kultur yang
benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, atau lemahnya sistem
pengendalian manajemen.
Mengutip buku Pendidikan Antikorupsi oleh Eko Handoyo,
organisasi bisa mendapatkan keuntungan dari korupsi para
anggotanya yang menjadi birokrat dan bermain di antara celah-celah
peraturan. Partai politik misalnya, menggunakan cara ini untuk
membiayai organisasi mereka. Pencalonan pejabat daerah juga
menjadi sarana bagi partai politik untuk mencari dana bagi kelancaran
roda organisasi, pada akhirnya terjadi money politics dan lingkaran
korupsi kembali terjadi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras,
kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya
sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak
korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi,
ekonomi, dan kesejahteraan negara.
B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
9
DAFTAR PUSTAKA
Lamintang, PAF dan Samosir, Djisman. 2018. Hukum Pidana Indonesia .Bandung
: Penerbit Sinar Baru.
10