Anda di halaman 1dari 4

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 22

Artikel Penelitian

Pengaruh Pemberian Minuman Vitamin C dengan VO2 Max,


Pemulihan Denyut Nadi dan Masa Pemulihan
1 2
Fandy Ong Jaya , Eka Roina Megawati

Abstrak
Vitamin C sebagai salah satu antioksidan dalam minuman berenergi memegang peranan penting dalam
ketahanan fisik. Harvard step test adalah sebuah uji ketahanan jantung untuk menilai kebugaran jantung yang dinilai
berdasarkan VO2 max, pemulihan denyut nadi, dan masa pemulihan. Tujuan: Menilai hubungan pemberian vitamin C
sebelum berolahraga dengan kebugaran jantung-paru berupa VO2 max, pemulihan denyut nadi dan masa pemulihan.
Metode: Desain penelitian ini adalah pretest-posttest with control group yang dilakukan terhadap 40 mahasiswa laki-
laki berusia 18-22 tahun. Satu minggu sebelum diberikan minuman vitamin C, VO2 max semua subjek diukur
menggunakan modified Harvard step test. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari: Kelompok
vitamin C yang minum vitamin C sebelum modified Harvard step test, dan Kelompok kontrol yang hanya minum air
putih. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada VO2 max, Heart Rate Recovery (HRR) menit pertama, HRR
menit kedua, dan waktu pemulihan sebelum dan sesudah mengkonsumsi vitamin C antar kelompok dengan nilai p =
0,090, 0,181, 0,211, dan 0,95 (p > 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan VO2 max sebelum
dan sesudah konsumsi vitamin C. Simpulan: Konsumsi minuman vitamin C sebelum modified Harvard step test tidak
dapat meningkatkan VO2 max, pemulihan denyut nadi, dan masa pemulihan.
Kata kunci: masa pemulihan, pemulihan denyut nadi, vitamin C, VO2 max

Abstract
Vitamin C, as one of the antioxidants in energy drinks, plays an essential role in physical endurance. Modified
Harvard step test is a cardiac endurance test to assess cardiac fitness based on VO2 max, heart rate recovery, and
recovery period. Objectives: assessed the relationship between giving vitamin C before exercising with heart-lung
fitness in the form of VO2 max, recovery of pulse rate, and recovery period. Methods: The design of this study was a
pretest-posttest study with a control group of 40 male students aged 18-22 years old. One week before administrating
vitamin C, the VO2 max of all subjects was measured using the modified Harvard step test. The subjects were divided
into two groups, the vitamin C group, which had vitamin C drinks prior to the step test and the control group only had
plain water. Results: There was no significant difference in VO2max, Heart Rate Recovery (HRR) 1 minute, HRR 2
minute, and recovery time before and after consuming vitamin C between groups with p value = 0.090, 0.181, 0.211,
and 0.95, respectively (p > 0.05). This study showed that there was no difference in VO2 max before and after vitamin
C consumption. Conclusion: Vitamin C drinks consumption before the step test cannot increase the VO2 max, heart
rate recovery, and recovery time.
Keywords: heart rate recovery, recovery time, vitamin C, VO2 max

1
Affiliasi penulis: Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas PENDAHULUAN
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia.
2 Konsumsi minuman berenergi di dunia
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Medan, Indonesia. cenderung meningkat. Berdasarkan data yang
Korespondensi: Fandy Ong Jaya, Email: fandyongjaya@gmail.com diperoleh dari Zenith International tahun 2006 dalam
Telp: 082248096100
Widyarini et al. (2014) menunjukkan peningkatan
konsumsi minuman berenergi sebanyak 17% dari

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 11(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 23

1
tahun sebelumnya menjadi 960 juta galon. Minuman yang mengonsumsi suplemen lain saat penelitian
yang mengandung vitamin C termasuk dalam maupun memiliki riwayat penyakit jantung dan paru
golongan minuman berenergi dan berperan penting dieksklusikan dalam penelitian ini. Step test yang
dalam ketahanan fisik. Vitamin C berperan sebagai dilakukan adalah modified Harvard step test. Modified
antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas Harvard step test dilakukan dengan cara naik turun
dan menurunkan kerusakan jaringan. Antioksidan ini bangku setinggi 30 cm dalam kecepatan 30 kali per
6,7
juga dapat memperlambat atau mencegah menit selama 5 menit.
pembentukan plak aterosklerotik dengan menghambat Pada awal penelitian, seluruh subjek penelitian
oksidasi low-density lipoprotein, modifikasi aktifitas melakukan modified Harvard step test untuk menilai
platelet, mengurangi potensial trombotik, dan karakteristik awal penelitian. Seminggu setelah step
2,3
modifikasi reaktivitas vaskular. Uji klinis acak test pertama, subjek penelitian meminum cairan
menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C (500- Vitamin C dua jam sebelum modified Harvard step test
1000 mg) setiap hari selama delapan minggu terkait yang kedua. Minuman vitamin C diperoleh dari
dengan penurunan tekanan darah sistolik dan minuman komersial yang mengandung 1000 mg
diastolik, serta menurunkan kekakuan arteri dan vitamin C dalam larutan 140 mL.
3
protein C-reaktif (C-reactive protein/CRP). Denyut nadi diukur dengan pulse oximetry. Nilai
Kebugaran Jantung-Paru (KJP) menggambarkan pemulihan denyut jantung pada satu (HRR1) dan dua
kapasitas sistem kardiovaskular untuk menyediakan (HRR2) menit diukur menggunakan rumus HRR1 =
oksigen kepada otot saat melakukan aktivitas dan HR maksimum yang dicapai segera setelah tes
sering dinyatakan dalam pengukuran atau perkiraan dikurangi dengan HR menit ke-1 dan HRR2 = HR
tingkat konsumsi oksigen maksimum (Volume Oxygen maksimum yang dicapai segera setelah tes dikurangi
6,8
Maximum atau VO2 max). Peningkatan nilai KJP dengan HR menit ke-2.
dihubungkan dengan penurunan tingkat kecemasan Nilai VO2 max berdasarkan rumus VO2 max =
dan depresi. Sebaliknya, nilai KJP yang rendah VO2 × HR max / HR dimana VO2 = (0,2 × stepping
diprediksi dapat meningkatkan risiko terjadinya rate) + (2,4 × stepping height × stepping rate) + 3,5,
penyakit kardiometabolik dan penyebab mortalitas dan HR max = 220 – usia, HR diamati = HR menit
4 8
yang lain. pertama setelah tes langkah.
Pemulihan denyut nadi (Heart Rate Recovery / Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik
HRR) juga berhubungan dengan risiko terjadinya fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara
penyakit kardiovaskular. Pemulihan denyut nadi pasca dengan nomor surat 188/TGL/KEPK FK USU- RSUP
olahraga, khususnya pada denyut menit pertama HAM/2019.
(HRR1) dan kedua (HRR2) setelah latihan berat, Data disajikan dalam rerata ± standar deviasi.
dapat menjadi parameter pengukuran disfungsi Repeated ANOVA digunakan untuk menganalisis
otonom jantung. Gangguan waktu pemulihan denyut hubungan minuman vitamin C dengan VO2 max,
5
nadi dihubungkan dengan gangguan reaktivasi vagal. pemulihan denyut jantung (HRR) dan waktu
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pemulihan.
hubungan pemberian vitamin C sebelum berolahraga
dengan Kebugaran Jantung-Paru berupa VO2 max, HASIL
pemulihan denyut nadi dan masa pemulihan. Sebanyak 40 mahasiswa laki-laki Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara berpartisipasi
dalam penelitian ini. Tabel 1 menunjukkan karakteristik
METODE subjek penelitian. Uji normalitas Shapiro-Wilk
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa dilakukan untuk menganalisis distribusi data dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara hasil semua data, kecuali usia, berdistribusi normal
angkatan 2016, 2017 dan 2018. Subjek penelitian dengan nilai p >0,05.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 11(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 24

Tabel 1. Karakteristik subjek PEMBAHASAN


Total Grup Grup Pemulihan denyut jantung (HRR) umumnya
Variabel Vitamin C Kontrol p
didefinisikan sebagai penurunan denyut jantung pada
(n = 40) (n = 20) (n = 20)
1 menit setelah penghentian latihan dan merupakan
Umur 19.9 ± 20.05 ± 19.75 ± 9
0.000 prediktor penting dari semua penyebab kematian.
1.033 1.050 10.20
10
Nilai HRR 12 bpm dianggap abnormal. Studi ini
Berat 66.48 ± 64.55 ± 68.40±
0.200 menunjukkan bahwa HRR1 dan HRR2 tidak
badan (kg) 9.76 8.96 10.36
Tinggi menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai
169.58 ± 169.00 ± 170.15 ±
badan 0.071 p masing-masing 0,090 dan 0,181. Beberapa faktor
5.07 4.10 5.93
(cm) yang dapat memengaruhi nilai HRR seperti kelelahan,
IMT 22.87 ± 22.15 ± 23.59 ± usia, jenis kelamin, intensitas, durasi, dan jenis latihan,
0.200
(kg/m2) 3.38 3.55 3.13 3
faktor lingkungan, atau kesalahan dalam perhitungan.
Denyut
Penelitian lain menemukan bahwa HRR yang diukur
nadi 79.10 ± 76.05 ± 82.15 ±
0.113 pada 10 detik setelah penghentian latihan
istirahat 7.08 7.36 5.40
(kali/menit) submaksimal adalah prediktor hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan HRR pada 1 menit atau 2 menit
9
Karakteristik subjek adalah rerata usia kategori kemudian. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

remaja (19,9 ± 1,033 tahun). Pada aspek indeks Kalpana et al. (2017) yang menemukan perbedaan

massa tubuh, rerata responden dalam keadaan signifikan pada pemulihan denyut jantung saat
12
normoweight (22,87 ± 3,38 kg/m2). Denyut nadi mengonsumsi suplemen vitamin C.

istirahat rerata responden masih berada dalam batas Penelitian sebelumnya menyebutkan pemberian

normal (79,1±7,08 kali/menit), meskipun pada grup vitamin C dapat meningkatkan daya tahan aerobik
1
vitamin C (76.05 ± 7.36 kali/menit) ditemukan (VO2 max). Suplementasi vitamin C dapat

cenderung lebih rendah apabila dibandingkan dengan mengurangi stres oksidatif sehingga dapat
13
grup kontrol (82.15 ± 5.4 kali/menit). meningkatkan kinerja fisik. Suplementasi vitamin C
juga dapat mengurangi stres oksidatif yang
disebabkan oleh olahraga akut dan teratur dengan
2
Tabel 2. HRR1, HRR2, VO2 max, dan waktu menurunkan kadar serum malondialdehyde (MDA).

pemulihan Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada


Variabel Pretest Posttest p perbedaan VO2 max sebelum dan sesudah konsumsi
HRR1 26.25 ± 28.65 ± 0.090 vitamin C dengan nilai p 0,211. Hal ini sejalan dengan
(kali/menit) 11.83 11.40 penelitian oleh Kalpana et al. (2017) dan Paulsen et al.
HRR2 40.50 ± 40.25 ± 0.181 (2014) di mana peningkatan VO2 max yang
(kali/menit) 11.21 8.95 disebabkan oleh latihan ketahanan tidak dipengaruhi
VO2 max 41.52 ± 44.07 ± 0.211 12,14
oleh suplementasi vitamin C.
(ml/kg/menit) 5.02 5.36
Waktu 24.00 ± 21.45 ± 0.950
Pemulihan 13.07 12.21 SIMPULAN
(menit) Konsumsi minuman vitamin C sebelum modified
Harvard step test tidak dapat meningkatkan VO2 max,
pemulihan denyut nadi, dan masa pemulihan.
Tabel 2 menggambarkan hasil uji Anova
variabel penelitian. Didapatkan bahwa tidak terdapat SARAN
perbedaan bermakna pada HRR1, HRR2, VO2 max Penulis menyarankan penelitian dapat dilakukan
dan waktu pemulihan sebelum dan sesudah pada hewan coba sehingga dapat menilai lebih
mengkonsumsi vitamin C antar kelompok dengan nilai banyak parameter dan melakukan kontrol pada
p > 0,05. variabel perancu.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 11(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 25

DAFTAR PUSTAKA among Malaysian adolescent. BMC Public Health.

1. Widyarini, Riskiyani S, Thaha RM. Perilaku 2014;14(Suppl 3): S3-S5.

konsumen minuman energy pada sopir pete-pete 8. Fernando RJ, Ravichandran K, Vaz M. Aerobic
trayek Sudiang kota Makassar [laporan penelitian]. fitness, heart rate recovery and heart rate recovery
Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat, time in indian school children. Indian J Physiol
Universitas Hasanuddin; 2014 (diunduh 2022). Pharmacol. 2015;59(4): 407–13.
Tersedia dari: https://adoc.pub/perilaku-konsumsi- 9. Van de Vegte YJ, Van der Harst P, Verweij N.
minuman-energi-pada-sopir-pete-pete-trayek.html Heart rate recovery 10 seconds after cessation of
2. Popovic LM, Mitic NR, Miric D, Bisevac B, Miric M, exercise predicts death. J Am Heart Assoc. 2018
Popovic B. Influence of vitamin C supplementation Apr;7(8):e008341.
on oxidative stress and neutrophil inflammatory 10. Jolly MA, Brennan DM, Cho L. Impact of exercise
response in acute and regular exercise. Oxid Med on heart rate recovery. Circulation. 2011 Oct;
Cell Longev. 2015:295467. 124(14):1520–6.
3. Schlueter AK and Johnston CS. Vitamin C: 11. Daanen HAM, Lamberts RP, Kallen VL, Jin A, Van
Overview and update. Journal of Evidence-Based Meeteren NLU. A systematic review on heart-rate
Complementary & Alternative Medicine. 2011; recovery to monitor changes in training status in
16(1):49-57. athletes. Int J Sports Physiol Perform. 2012 Sept;
4. Zou D, Wennman H, Ekblom O, Grote L, Arvidsson 7(3):251-60.
D, Blomberg A, et al. Insomnia and 12. Kalpana K, Kusuma DL, Lal PR, Khanna GL.
cardiorespiratory fitness in a middle-aged Impact of spirulina on exercise induced oxidative
population: the SCAPIS pilot study. Sleep Breath. stress and post exercise recovery heart rate of
2019 Mar;23(1):319–26. athletes in comparison to a commercial antioxidant.
5. Carroll S, Marshall P, Ingle L, Borkoles E. Food Nutr J. 2017;2(1):1-7.
Cardiorespiratory fitness and heart rate recovery in 13. Paschalis V, Theodorou AA, Kyparos A, Dipla K,
obese premenopausal women. Scand J Med Sci Zafeiridis A, Panayiotou G, et al. Low vitamin C
Sports. 2012 Dec. 22(6):e133-9. value are linked with decreased physical
6. Hanifah RA, Mohamed MNA, Jaafar Z, Mohsein performance and increased oxidative stress:
NASA, Jalaludin MY, Majid HA, et al. The Reversal by vitamin C supplementation. Eur J Nutr.
correlates of body composition with heart rate 2016 Feb; 55(1): 45-53.
recovery after step test: An exploratory study of 14. Paulsen G, Cumming KT, Holden G, Hallen J,
Malaysian adolescents. PLoS One. 2013 Des; 8 Ronnestad BR, Sven O, et al. Vitamin C and E
(12):e82893. supplementation hampers cellular adaptation to
7. Hanifah RA, Majid HA, Jalaludin MY, Al-Sadat N, endurance training in humans: A double-blind,
Murray LJ, Cantwell M, et al. Fitness level and randomised, controlled trial. J Physiol. 2014 Apr;
body composition indices: Cross-sectional study 592(8):1887-901.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2022; 11(1)

Anda mungkin juga menyukai