Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di
limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “ORGANISASI PEMBENTUK KARAKTER KAUM MUDA”. Laporan ini
disusun dan ditujukan untuk untuk memenuhi tugas Himpunana Mahasiswa Ilmu
Keperawatan STIKes Al Insyirah Pekanbaru, tahun pelajaran 2021/2022.
Laporan ini penulis susun dengan menggunakan banyak literatur yang penulis
gunakan untuk menjadi dasar terwujudnya laporan ini. Di dalam pembuatan laporan, penulis
mendapatkan banyak petunjuk, bantuan, dukungan bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak.
Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusuna laporan ini, yaitu
1. Tuhan Uang Maha Esa
2. Orang tua penulis yang penulis sayangi.
3. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
“Tak ada gading yang tak retak “, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN
TEORI...................................................................................................................5
A. ..................................................................................................................5
B. .................................................................................................................6
BAB III ANALISA
TEORI...................................................................................................................9
A. ..................................................................................................................9
B....................................................................................................................10
C. ..................................................................................................................11
D. ..................................................................................................................11
F. .................................................................................................................. 11
G. ................................................................................................................. 11
H. ..................................................................................... ............................ 12
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 13
Kesimpulan ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial (homo socius), artinya manusia berada bersama dan
berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia dilahirkan untuk bersama. Dalam perjalanan
hidupnya, manusia membentuk kelompok masyarakat sehingga kemudian menjadi sebuah
komunitas. Dalam komunitas tersebut, manusia saling melengkapi satu sama lain untuk hidup
dan mempertahankan hidupnya. Komunitas tersebut lebih lanjut disebut organisasi.
Perkumpulan para pemuda tersebut yang menghasilkan sumpah pemuda menunjukkan
bagaimana karakter kaum muda pada jaman itu. Hal ini menjadi tanda bahwa perkumpunlan
atau organisasi berperan dalam membentuk karakter manusia. Yulivieta Nurfanti, Sekretaris
Komisi C DPRD Kota Malang seperti dilansir mediacenter.malangkota.go.id mengatakan
bahwa pembentukan sifat maupun karakter seseorang tidak hanya melalui pendidikan formal
selama dibangku sekolah saja. Pengetahuan atau ilmu-ilmu dari luar sekolah turut membantu
dalam membentuk watak dan karakter seseorang.
1. RUMUSAN MASALAH
Agar pembahasan makalah ini tidak mengambang dan terarah, penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi mempunyai aneka ragam defenisi yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
pada saat mengartikan apa itu organisasi. Secara etimologis kata organisasi berasal dari kata
bahasa Yunani Organon yang berarti kelompok. (Wikipedia, ensiklopedia
bebas, www.wikipedia.com). Menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) Organisasi
adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan organisasi merupakan tempat atau
wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali
dengan memanfaatkan sumber daya (material, lingkungan, metode, sarana, data, dan lain
sebagainya) yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.
Kaum Muda
Berbicara tentang orang muda selalu memunculkan berbagai pikiran dan pandangan setiap
orang. topik diskusi yang selalu diselenggarakan.
Anak muda yang akan sukses besar, memang sering galau tapi jarang menyerah.
Dia sering menangis tanpa alasan dan tertawa geli tanpa sebab.
Dia mungkin miskin hari ini dan ditolak bahkan oleh wanita yang tidak cantik, tapi dia akan
sukses dan dikejar-kejar wanita cantik dan gemulai dari berbagai kalangan.
Tapi dia akan mendewasa, dan tidak mudah silau oleh kecantikan bedak dan sasakan rambut
produksi salon.
Dia mencari wanita yang indah hatinya, yang manja lebay tapi galak dalam membelanya,
yang hati dan matanya dijaga hanya untuknya, yang memelihara kecantikannya yang
sederhana itu sampai jauh ke masa tua, yang melahirkan anak-anaknya yang sehat, cedas dan
lucu; yang akan membantu suaminya menjadi pribadi yang sukses dan berpengaruh, yang
akan menjadi sahabat bagi kebahagiaan satu sama lain dalam umur yang panjang dan sehat.
Memang tidak mudah menjadi anak muda, karena kegagalannya adalah kegagalan masa
depannya; dan semuda itu dia harus berhasil agar masa depannya mapan dan berwibawa.
Bersabarlah. Sudah banyak petunjuk baik dari Tuhan, dari orang tuamu, dari para guru dan
penasihat. Patuhilah yang baik, dan hidupmu akan baik.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kaum muda adalah manusia dengan
batas usia 10 – 24 tahun yang memiliki karakter yang dinamis (perkembangan psikis dan
emosional), yang menghadapi masa perubahan sosial dan kultural, dan merupakan sumber
daya manusia pembangunan untuk masa sekarang dan masa depan.
Karakter
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia(KUBI), karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain. Sedangkan,
menurut ahli Psikologi, karakter adalah sebuah sumber keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Mengetahui karakter seseorang berarti mengetahui
bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakter seseorang itu terbentuk melalui
proses, dimana proses itu terjadi terus menerus. Melalui proses situ unsur-unsur pembentuk
karakter mengambil peran. Unsur terpenting dalam proses pembentukan karakter seorang
individu adalah pikiran karena di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu kemudian membentuk sumber
kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir individu yang kemudian
memengaruhi perilaku.
Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat satu
pikiran yang memiliki cara yang berbeda, yaitu pikiran sadar/pikiran objektif (conscious
mind) dan pikiran bawah sadar/pikiran subjektif (unconscious mind). Conscious mind/
pikiran sadar adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan
menggunakan panca indera sebagai media . sifat pikiran sadar adalah menalar. Unconscious
mind adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori , bersifat irasional, tidak
menalar, dan tidak dapat membantah.
2. ORGANISASI SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER KAUM MUDA
a. Relevansi ORGANISASI, KAUM MUDA, dan KARAKTER
Seperti telah disebutkan di atas, organisasi adalah wadah tempat orang berkumpul untuk
memanfaatkan sumber dayanya sehingga tercapai sebuah tujuan bersama. Dalam organisasi
terjadi berbagai proses yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam organisasi terdapat apa
yang disebut manajemen. Manajemen merupakan proses kegiatan seorang pimpinan
(manajer) yang harus dilakukan dengan menggunakan cara-cara pemikiran yang rasional
maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan
orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan
waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya. Dalam manajemen ada empat (4)
kegiatan utama yang terjadi, yaitu:
Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Motivating (pendorongan)
Controlling (pengendalian)
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa manjemen adalah proses kegiatan pencapaian
tujuan melalui kerja sama antarmanusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya
hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan dipihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada
pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia dipersatukan dalam
suatu kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi dalam
rangka manajemen harus ada organisasi.
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang
terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap organisasi yang
dipilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu dapat lebih(aktif) berpartisipasi
pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi
atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan.
Telah dijelaskan di atas bahwa unsur terpenting dalam proses pembentukan karakter
seorang individu adalah pikiran, karena dalam pikiran terdapat seluruh program yang
terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang kemudian membentuk sumber kepercayaan
yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir individu, lalu lebih lanjut lagi memengaruhi
perilaku individu tersebut. Juga telah dijelaskan bahwa pastisipasi dalam organisasi berarti
individu terlibat bukan hanya secara jasmani tetapi juga secara mental atau emosinya
dilibatkan dalam bekerja sama dengan individu yang lain dalam organisasi.
Kaum muda dikatakan memiliki karakter yang dinamis (perkembangan psikis dan
emosional), yang menghadapi masa perubahan sosial dan kultural, dan merupakan sumber
daya manusia pembangunan untuk masa sekarang dan masa depan. Dengan demikian dapat
dikatakan keberhasilan pembangunan bergantung pada kaum muda. Oleh karena itu kaum
muda harus mempersiapkan dirinya agar menjadi orang yang psikis dan emosionalnya
matang dalam menghadapi perubahan sosial dan kultural. Dan organisasi menjadi suatu
wadah untuk proses pematangan kaum muda tersebut.
b. Manfaat Organsasi
Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar
untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi yang diibaratkan sebagai masyarakat dalam
lingkup kecil, selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan
bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok,
memberi gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam
penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Setelah penguraian tentang bagaimana organisasi berperan dalam membetuk karakter kaum
muda, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Pembentukan sifat maupun karakter seorang terjadi tidak hanya melalui pendidikan
formal tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada dilembaga
pendidikan.
Kaum muda adalah manusia yang manusia dengan batas usia 10 – 24 tahun yang
memiliki karakter yang dinamis (perkembangan psikis dan emosional), yang
menghadapi masa perubahan sosial dan kultural, dan merupakan sumber daya
manusia pembangunan untuk masa sekarang dan masa depan
Fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi
dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi
Karakter seseorang itu terbentuk melalui proses yang terjadi terus menerus. Unsur
terpenting dalam proses pembentukan karakter seorang individu adalah pikiran
karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentu dari
pengalaman-pengalaman yang kemudia membentuk ember kepercayaan yang
akhirnya dapat membentuk pola berpikir individu yang kemudian memengaruhi
perilaku
Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat
besar untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi yang diibaratkan sebagai
masyarakat dalam lingkup kecil, selalu ada masalah yang perlu dipecahkan
bersama, sikap saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota
atau pun mempertahankan sebuah kelompok, ember gambaran sebuah
perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam penyelesaian
masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas
1. SARAN
Pada akhir tulisan ini, penulis menyampaikan beberapa saran bagi berbagai pihak:
Bagi kaum muda SMAN 1 Welak agar berjuang dan berusaha untuk membentuk
karakter pribadinya yang baik dengan berpartisipasi dalam setiap kegiatan OSIS
dan ekstrakurikuler lainnya yang ada disekolah
Bagi seluruh kaum muda, agar menyadari bahwa dengan berorganisasi banyak
dampak positif yang akan diperoleh
Bagi pembaca agar memahami bahwa pribadi yang siap menghadapi perkembangan
dan perubahan zaman adalah pribadi yang berkarakter.
Bagi lembaga SMAN 1 Welak, agar selalu memotivasi dan mengarahkan kaum muda
SMAN 1 Welak tanpa henti untuk aktif dalam setiap kegiatan INTRA dan EKSTRA
yang diselenggarakan.
Bagi pembaca agar memberikan masukan yang konstruktif (membangun)
untuk penyempurnaan tulisan ini, sebab penulis yakin tulisan ini tentu jauh
dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/organisasi. Organisasi – Wikipedia bahasa Indonesia , ensiklopedi
bebas
http://ulfakhoirulazizah.wordpress.com/berikut-beberapa-alasan-pentingnya-belajar-
berorganisasi/
http://mediacenter.malangkota.go.id/2011/05/pembentukan-karakter-tidak-hanya-di-kelas/
Iklan
MAKALAH
Himpunana Mahasiswa Ilmu Keperatawatan (HIMIKA)
Disusun oleh :
Wisetri (210101212)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di
limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA”. Laporan ini disusun dan ditujukan
untuk untuk memenuhi tugas Himpunana Mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes Al Insyirah
Pekanbaru, tahun pelajaran 2021/2022.
Laporan ini penulis susun dengan menggunakan banyak literatur yang penulis
gunakan untuk menjadi dasar terwujudnya laporan ini. Di dalam pembuatan laporan, penulis
mendapatkan banyak petunjuk, bantuan, dukungan bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak.
Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusuna laporan ini, yaitu
1. Tuhan Uang Maha Esa
2. Orang tua penulis yang penulis sayangi.
3. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
“Tak ada gading yang tak retak “, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN
TEORI...................................................................................................................5
A. ..................................................................................................................5
B. .................................................................................................................6
BAB III ANALISA
TEORI...................................................................................................................9
A. ..................................................................................................................9
B....................................................................................................................10
C. ..................................................................................................................11
D. ..................................................................................................................11
F. .................................................................................................................. 11
G. ................................................................................................................. 11
H. ..................................................................................... ............................ 12
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 13
Kesimpulan ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karakter adalah watak, sifat, akhlak atau kepribadian yang membedakan individu satu dengan yang
lainnya. Karakter yang dimiliki seseorang nantinya akan menentukan bagaimana cara individu tersebut
menyelesaikan masalah atau menghadapi suatu masalah. Karakter yang baik pasti diperlukan baik dalam
pekerjaan, sekolah, atau berorganisasi. Namun setiap manusia tentu memiliki karakter buruk baik dalam
kadar besar atau kecil karena manusia bukan makhluk sempurna. Hanya saja kita perlu memikirkan
bagaimana agar karakter yang buruk tersebut tak menghambat impian kita dan bisa diminimalisir. Dalam
pembentukan karakter yang baik kita perlu mempelajari pendidikan karakter. Pendidikan karakter ialah
bentuk kegiatan dari manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan diperuntukkan bagi generasi
selanjutnya.
Keadaan bangsa Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Para generasinya banyak yang melupakan
budaya mereka sendiri. Padahal bangsa Indonesia sangat membutuhkan peran dan kontribusi dari para
rakyatnya terutama generasi muda yang nantinya akan menjalankan pemerintahan Indonesia. Dalam
menjalankan pemerintahan tentunya memerlukan para pejabat pemerintah dengan karakter yang baik dan
dapat dijadikan panutan bagi rakyat. Tidak seperti sekarang banyak para pejabat negara yang melakukan
korupsi. Korupsi merupakan salah satu contoh dari buruknya karakter yang dimiliki para pejabat
pemerintah. Bahkan saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga se-Asean sebagai Negara terkorup. Selain
dari kalangan para pejabat juga terdapat dari kalangan para generasi muda yaitu kita sering melihat adanya
Ada alasan yang sangat mendasar mengapa hal tersebut terjadi yakni karena pembentukan karakter yang
lemah. Dalam kondisi kehidupan bangsa dimana nilai kemanusiaan mengalami krisis, bila dunia
pendidikan formal hanya mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa diimbangi penanaman nilai-nilai
keluhuran martabat manusia, belum memberikan sumbangan besar bagi perwujudan masyarakat adil dan
makmur. Maka dari itu diperlukan pembangunan terhadap karakter bangsa Indonesia agar menjadi bangsa
yang lebih baik dengan kualitas sumber daya manusia yang memiliki karakter baik.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Karakter, Bangsa, dan Karakter Bangsa
a. Karakter
Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seseorang dalam bertingkah laku yang
menjadi kebiasaan dalam kesehariannya,tabiat tersebut bias baik atau buruk.hal itu tergantung pada
pembentukan karakter dalam lingkungannya.seperti pendapat yang dikemukakan oleh aries toteles dalam
Heri Gunawan(2012:23) bahwa”karakter itu erat hubungannya dengan kebiasaan yang kerat
dimanifestasikan dalam tingkah laku”.Jadi,dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat khas yang
terpatri pada diri seseorang,diwujudkan melalui nilai-nilai moral kemudian menjadi ciri khas seseorang
b. Bangsa
Lalu Ben Anderson,seorang ilmuwan politik dari Universitas Cornell merumuskan pengertian bangsa
secara unik .Menurut pengamatannya,bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imagined
political community)dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Dikatakan sebagai komunitas
politik yang dibayangkan karena bangsa yang paling kecil sekalipun para anggotanya tidak kenal satu sama
lain.
Dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang paling besar sekalipun yang penduduknya ratusan juta
jiwa mempunyai batas wilayah yang relative jelas.Dibayangkan sebagai komunitas yang dibayangkan
karena terlepas dari adanya kesenjangan dan penindasan,para anggota bangsa itu selalu memandang satu
sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air.perasaan sebangsa inilah yang menyebabkan berjuta-
Karakter Bangsa Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas- baik yang
tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil
olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter
bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin
dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika,
Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan membangun karakter bangsa. Saat
ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi dimensi, sesuai fungsinya maka pendidikan
merupakan objek yang harus ditinjau kembali. Karena rapuhnya karakter suatu bangsa, pastilah diawali
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya
akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur
bangsa serta agama. Berbicara pembentukan kepribadian tidak lepas dengan bagaimana kita membentuk
Pembentukan karakter SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk
mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat menghadapi tantangan regional dan global
(Muchlas dalam Sairin, 2001: 211). Tantangan regional dan global yang dimaksud adalah bagaimana
generasi muda kita tidak sekedar memiliki kemampuan kognitif saja, tapi aspek afektif dan moralitas juga
tersentuh. Untuk itu, pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai manusia yang memiliki integritas
nilai-nilai moral sehingga anak menjadi hormat sesama, jujur dan peduli dengan lingkungan. Lickona
1. Banyaknya generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran pada nilai-nilai moral
2. Memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling
utama
3. Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting ketika banyak anak-anak memperoleh
4. Masih adanya nilai-nilai moral yang secara universal masih diterima seperti perhatian, kepercayaan, rasa
5. Demokrasi memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan moral karena demokrasi merupakan peraturan
6. Tidak ada sesuatu sebagai pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan pendidikan bebas nilai. Sekolah
mengajarkan nilai-nilai setiap hari melalui desain ataupun tanpa desain
7. Komitmen pada pendidikan karakter penting manakala kita mau dan terus menjadi guru yang baik
8. Pendidikan karakter yang efektif membuat sekolah lebih beradab, peduli pada masyarakat, dan mengacu
Alasan-alasan di atas menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin
untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya
perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggung jawab, rendahnya
kepercayaan diri, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan
pendidikan karakter, Lickona dalam Elkind dan Sweet (2004) menggagas pandangan bahwa pendidikan
karakter adalah upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-
Pendidikan karakter ini mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan
bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa. Pandangan ini
mengilustrasikan bahwa proses pendidikan yang ada di pendidikan formal, non formal dan informal harus
mengajarkan peserta didik atau anak untuk saling peduli dan membantu dengan penuh keakraban tanpa
diskriminasi karena didasarkan dengan nilai-nilai moral dan persahabatan. Di sini tampak bahwa peran
pendidik dan tokoh panutan sangat membantu membentuk karakter peserta didik atau anak.
Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara
sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil
dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karakter
bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran,
pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa
Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan
negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang
berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila
artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat
Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,hak, dan
kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan
Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan
pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan
seseorang tecermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa
di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
4. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan
negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga
negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup
Pancasila.
Pembangunan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
c. Fungsi Penyaring
Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Ketiga fungsi
tersebut dilakukan melalui: (1) Pengukuhan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara (2) Pengukuhan
nilai dan norma konstitusional UUD 1945 (3) Penguatan komitmen kebangsaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) (4) Penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika
(5) Penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan kehidupan bermasyarakat,
Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang kalah saing dengan luar negeri yang
seharusnya bisa menjadi tuan rumah Indonesia yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian
produk lokal karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau
menggunakan produk luar daripada dalam. Serta gaya mewah yang terjadi apabila memakai produk luar.
92% produk teknologi yang kita pakai buatan asing, 80% pasar farmasi dikuasai asing, 80% pasar tekstil
dikuasai produk asing. Yang terjadi di Indonesia, apabila memakai produk luar itu berkesan elegan dan
mewah karena harganya yang cenderung lebih tinggi dan kualitas yang dijanjikan telah bagus dan
Selama ini banyak orang yang tidak menghargai dan tidak bangga dengan bahasa ibu atau bahasa daerah
sendiri. Mereka merasa bahasa asing lebih hebat dan merasa malu berbahasa daerah. Sebagaimana kita
ketahui bahwa berbahasa itu adalah kebiasaan dan segala yang menjadi kebiasaan, akan tetap melekat.
Namun, karena tidak dibiasakan menggunakan bahasa daerah, maka bahasa daerah akan punah.
Seperti yang kita ketahui dan kita lihat sampai saat ini tindakan anarkis sering dilakukan oleh masyarakat
Indonesia. Tindakan anarkis adalah tindakan semena-mena yang dilakukan menggunakan kekerasan
terhadap kelompok atau seseorang yang melakukan tindak kejahatan. Tindakan anarkis ini bisa berupa
d. Individualisme
Perlu kita ketahui bahwasanya Indonesia terkenal sebagai negara yang masyarakatnya memiliki sikap
keramah tamahannya yang mendominasi setiap individunya. Akan tetapi semakin kedepan yang terjadi
malah sebaliknya, dimana sikap individualisme mulai menjangkit pada masyarakat-masyarakat dalam
bangsa Indonesia. Keramah tamahan yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia mulai tidak
Contohnya kurangnya komunikasi antar satu orang dengan individu lainnya yang ada disekitarnya.
(tetangga dan lingkungan sekitar), kurangnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain yang ada di
sekitarnya dan minimnya interaksi dengan orang lain, seperti tetangga disekitar rumah, rekan kerja yang
2. Masyarakat dan Bangsa Indonesia terutama generasi muda masa depan harus memiliki paradigma
tentang Pancasila yaitu the value changes the life and the world .
4. Banyak mengamalkan pancasila dalam kehidupan nyata baik hal besar maupun kecil
``
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembentukan karakter SDM yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang lebih
berat. Karakter SDM dalam dibentuk melalui proses pendidikan formal, non formal, dan informal yang
ketiganya harus bersinergis. Untuk menyinergiskan, peran pendidik dalam pendidikan karakter menjadi
sangat vital sehingga anak didik atau SDM Indonesia menjadi manusia yang religius, moderat, cerdas, dan
mandiri sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional serta watak bangsa Indonesia.
2. Saran
Sangat diperlukan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan karakater
bangsa. Pembangunan karakter bangsa bisa sangat berpengaruh bagi keadaan Negara kedepannya karena
orang dengan karakter baik tentu terlihat sangat berbeda dengan orang yang berkarakter buruk. Dengan
masyarakat yang memiliki karakter baik maka bisa menghasilkan pola pikir dan keputusan yang baik pula.
Jadi, kita sebagai masyarakat tidak bisa menyalahkan secara penuh kepada pemerintah kita juga perlu
membantu pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA