Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Himpunana Mahasiswa Ilmu Keperatawatan (HIMIKA)

“ORGANISASI PEMBENTUK KARAKTER KAUM MUDA”

Disusun oleh :

Muhammad Ibnu Abdi Brata (210101212)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di
limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “ORGANISASI PEMBENTUK KARAKTER KAUM MUDA”. Laporan ini
disusun dan ditujukan untuk untuk memenuhi tugas Himpunana Mahasiswa Ilmu
Keperawatan STIKes Al Insyirah Pekanbaru, tahun pelajaran 2021/2022.
Laporan ini penulis susun dengan menggunakan banyak literatur yang penulis
gunakan untuk menjadi dasar terwujudnya laporan ini. Di dalam pembuatan laporan, penulis
mendapatkan banyak petunjuk, bantuan, dukungan bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak.
Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusuna laporan ini, yaitu
1.      Tuhan Uang Maha Esa
2.      Orang tua penulis yang penulis sayangi.
3.      Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
“Tak ada gading yang tak retak “, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 20 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A.      Latar Belakang.......................................................................................... 2
B.       Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C.       Tujuan Penulisan..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN
TEORI...................................................................................................................5
A.      ..................................................................................................................5
B.       .................................................................................................................6
BAB III ANALISA
TEORI...................................................................................................................9
A. ..................................................................................................................9
B....................................................................................................................10
C. ..................................................................................................................11
D. ..................................................................................................................11
F. .................................................................................................................. 11
G. ................................................................................................................. 11
H. ..................................................................................... ............................ 12
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 13
Kesimpulan ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial (homo socius), artinya manusia berada bersama dan
berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia dilahirkan untuk bersama. Dalam perjalanan
hidupnya, manusia membentuk kelompok masyarakat sehingga kemudian menjadi sebuah
komunitas. Dalam komunitas tersebut, manusia saling melengkapi satu sama lain untuk hidup
dan mempertahankan hidupnya. Komunitas tersebut lebih lanjut disebut organisasi.

            Sejarah perkembangan bangsa Indonesia menunjukkan bahwa, organisasi menjadi


wadah untuk terpenuhnya harapan dan impian masyarakat dan rakyat Indonesia pada saat itu.
Kaum muda bangsa Indonesia menyatukan diri, berkumpul menyatukan ide dan pikiran
tentang bangsa Indonesia. Perkumpulan kaum muda tersebut kemudian pada tanggal 28
Oktober 1928 berhasil mengikrarkan sumpah yang kemudian menjadi semangat bagi
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan. Ikrar sumpah pemuda selanjutnya
menjadi roh dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bapak-bapak pendiri
bangsa (the founding fathers) pun merumuskan Pancasila selaras dengan ikrar sumpah
pemuda. Dimana kemudian tersusun empat (4) pilar kebangsaan, yaitu; mengamalkan
pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa; UUD RI 1945 sebagai landasan
hukum kehidupan bangsa dan Negara Indonesia; sikap dan perilaku bela Negara; keutuhan
dan persatuan bangsa dan Negara Indonesia.

            Perkumpulan para pemuda tersebut yang menghasilkan sumpah pemuda menunjukkan
bagaimana karakter kaum muda pada jaman itu. Hal ini menjadi tanda bahwa perkumpunlan
atau organisasi berperan dalam membentuk karakter manusia. Yulivieta Nurfanti, Sekretaris
Komisi C DPRD Kota Malang seperti dilansir mediacenter.malangkota.go.id mengatakan
bahwa pembentukan sifat maupun karakter seseorang tidak hanya melalui pendidikan formal
selama dibangku sekolah saja. Pengetahuan atau ilmu-ilmu dari luar sekolah turut membantu
dalam membentuk watak dan karakter seseorang.

1. RUMUSAN MASALAH
Agar pembahasan makalah ini tidak mengambang dan terarah, penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu organisasi, karakter, dan kaum muda?


2. Bagaimana peran organisasi terhadap pembentukan karakter kaum muda?
3. Tujuan penulisan

Adapun penulisan makalah ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan apa itu organisasi, karakter, dan kaum muda.


2. Untuk menjelaskan peran organisasi terhadap pembentukan karakter kaum muda
3. Untuk menjelaskan pentingnya kaum muda mengikuti organisasi yang ada di
lingkungan pendidikan
4. Manfaat penulisan

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Organisasi Himika/mahasiswa dalam upaya membentuk karakter anggota


2. Bagi penulis dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah
3. Bagi pembaca dalam memahami betapa pentingnya organisasi dalam membentuk
karakter seorang individu.

BAB II   

PEMBAHASAN
 

1. APA ITU ORGANISASI, KAUM MUDA, DAN KARAKTER


 Organisasi

Organisasi mempunyai aneka ragam defenisi yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
pada saat mengartikan apa itu organisasi. Secara etimologis kata organisasi berasal dari kata
bahasa Yunani Organon yang berarti kelompok.  (Wikipedia, ensiklopedia
bebas, www.wikipedia.com). Menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) Organisasi
adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

Berbagai ahli dengan bidang profesionalnya masing-masing mendefenisikan organisasi


secara berbeda. Berikut pengertian organisasi menurut beberapa ahli.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang


melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah  suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah entitas (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan organisasi merupakan tempat atau
wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali
dengan memanfaatkan sumber daya (material, lingkungan, metode, sarana, data, dan lain
sebagainya) yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.  

 Kaum Muda

Berbicara tentang orang muda selalu memunculkan berbagai pikiran dan pandangan setiap
orang. topik diskusi yang selalu diselenggarakan.

Anak muda yang akan sukses besar, memang sering galau tapi jarang menyerah.
Dia sering menangis tanpa alasan dan tertawa geli tanpa sebab.

Dia mungkin miskin hari ini dan ditolak bahkan oleh wanita yang tidak cantik, tapi dia akan
sukses dan dikejar-kejar wanita cantik dan gemulai dari berbagai kalangan.

Tapi dia akan mendewasa, dan tidak mudah silau oleh kecantikan bedak dan sasakan rambut
produksi salon.

Dia mencari wanita yang indah hatinya, yang manja lebay tapi galak dalam membelanya,
yang hati dan matanya dijaga hanya untuknya, yang memelihara kecantikannya yang
sederhana itu sampai jauh ke masa tua, yang melahirkan anak-anaknya yang sehat, cedas dan
lucu; yang akan membantu suaminya menjadi pribadi yang sukses dan berpengaruh, yang
akan menjadi sahabat bagi kebahagiaan satu sama lain dalam umur yang panjang dan sehat.

Memang tidak mudah menjadi anak muda, karena kegagalannya adalah kegagalan masa
depannya; dan semuda itu dia harus berhasil agar masa depannya mapan dan berwibawa.

Bersabarlah. Sudah banyak petunjuk baik dari Tuhan, dari orang tuamu, dari para guru dan
penasihat. Patuhilah yang baik, dan hidupmu akan baik.

Beberapa definisi kaum muda adalah sebagai berikut:

Secara Internasional, WHO (World Health Organization) menyebut sebagai “young


people” dengan batas usia  10 – 24 tahun, sedangkan usia 10 -19 tahun disebut
“adolescenea” atau remaja.
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami
perkembangan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional , yang
merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa yang
akan datang.
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan
optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda
menghadapi masa perubahan sosial dan kultural.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kaum muda adalah manusia dengan
batas usia 10 – 24 tahun yang memiliki karakter yang dinamis (perkembangan psikis dan
emosional), yang menghadapi masa perubahan sosial dan kultural, dan merupakan sumber
daya manusia pembangunan untuk masa sekarang dan masa depan.

 Karakter

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia(KUBI), karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain. Sedangkan,
menurut ahli Psikologi, karakter adalah sebuah sumber keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Mengetahui karakter seseorang berarti mengetahui
bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakter seseorang itu terbentuk melalui
proses, dimana proses itu terjadi terus menerus. Melalui proses situ unsur-unsur pembentuk
karakter mengambil peran. Unsur terpenting  dalam proses pembentukan karakter seorang
individu adalah pikiran karena di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu kemudian membentuk sumber
kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir individu yang kemudian
memengaruhi perilaku.

Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat satu
pikiran yang memiliki cara yang berbeda, yaitu pikiran sadar/pikiran objektif  (conscious
mind) dan pikiran bawah sadar/pikiran subjektif (unconscious mind). Conscious mind/
pikiran sadar adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan
menggunakan panca indera sebagai media . sifat pikiran sadar adalah menalar. Unconscious
mind adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori , bersifat irasional, tidak
menalar, dan tidak dapat membantah.
2. ORGANISASI SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER KAUM MUDA
a. Relevansi ORGANISASI, KAUM MUDA, dan KARAKTER

Seperti telah disebutkan di atas, organisasi adalah wadah tempat orang berkumpul untuk
memanfaatkan sumber dayanya sehingga tercapai sebuah tujuan bersama. Dalam organisasi
terjadi berbagai proses yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam organisasi terdapat apa
yang disebut manajemen. Manajemen merupakan proses kegiatan seorang pimpinan
(manajer) yang harus dilakukan dengan menggunakan cara-cara pemikiran yang rasional
maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan
orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan
waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya. Dalam manajemen ada empat (4)
kegiatan utama yang terjadi, yaitu:

Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Motivating (pendorongan)
Controlling (pengendalian)

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa manjemen adalah proses kegiatan pencapaian
tujuan melalui kerja sama antarmanusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya
hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan dipihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada
pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia dipersatukan dalam
suatu kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi dalam
rangka manajemen harus ada organisasi.

            Organisasi adalah manajemen, manajemen adalah organisasi. Sebuah organisasi


terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama
dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Orang –
orang yang berada dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus,
dan berpartisipasi secara teratur.

            Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang
terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap organisasi yang
dipilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu dapat lebih(aktif)  berpartisipasi
pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi
atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan.

            Lalu bagaimana menjawab pertanyaan “Bagaimana organisasi membentuk karekater


manusia atau individu?”
Dari uraian di atas dapat ditemukan bagaimana organisasi berpengaruh terhadap karakter
sesorang. Di atas disebutkan bahwa dalam organisasi ada manajemen, ada partisipasi
individu. Atau dengan kata lain, dalam organisasi ada partisipasi individu yang diatur.

            Telah dijelaskan di atas bahwa unsur terpenting  dalam proses pembentukan karakter
seorang individu adalah pikiran, karena dalam  pikiran terdapat seluruh program yang
terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang kemudian membentuk sumber kepercayaan
yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir individu, lalu lebih lanjut lagi memengaruhi
perilaku individu tersebut. Juga telah dijelaskan bahwa pastisipasi dalam organisasi berarti
individu  terlibat bukan hanya secara jasmani tetapi juga secara  mental atau emosinya
dilibatkan dalam bekerja sama dengan individu yang lain dalam organisasi.

            Partisipasi individu yang dimanajemen dengan baik ( 4 fungsi manajemen)


berdampak lebih  pada manajemen pola pikir individu. Jika partisipasi individu dalam
organisasi mengikuti 4 (empat) fungsi managemen, maka pola pikir individu pun akan seperti
itu. Jika individu berpartisipasi dalam organisasi dan mengikuti manajemen organisasi
tersebut, maka individu akan merasakan manfaat organisasi tersebut.

            Kaum muda dikatakan  memiliki karakter yang dinamis (perkembangan psikis dan
emosional), yang menghadapi masa perubahan sosial dan kultural, dan merupakan sumber
daya manusia pembangunan untuk masa sekarang dan masa depan. Dengan demikian dapat
dikatakan keberhasilan pembangunan bergantung pada kaum muda. Oleh karena itu kaum
muda harus  mempersiapkan dirinya agar  menjadi orang yang psikis dan emosionalnya
matang dalam menghadapi perubahan sosial dan kultural. Dan organisasi menjadi suatu
wadah untuk proses pematangan kaum muda tersebut.

b. Manfaat Organsasi

Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar
untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi yang diibaratkan sebagai masyarakat dalam
lingkup kecil, selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan
bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok,
memberi gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam
penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas.

            Manfaat  lain berorganisasi adalah sebagai berikut:

Tercapainya sebuah tujuan.


Melatih mental berbicara dipublik. Mental berbicara di depan umum tidak setiap
orang peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah
organisasi, kelompok belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para siswa adalah
sebuah wadah yang tepat untuk pengembangan public speaking.
Mudah memecahkan masalah, karena dalam sebuah organisasi permasalahan
adalah hal yang sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau pun
perbedaan yang lain. Pemecahan setiap masalah yang ada mengajarkan
bagaimana harus bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam
kehidupan masyarakat yang lebih kompleks dan majemuk.
Melatih leadership (kepemimpinan)
Memperluas pengetahun
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
Membuat individu kuat dalam menghadapi tekanan
Membuat individu mampu mangatur waktu dengan sangat baik.
 Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya

Berikut beberapa alasan pentingnya belajar berorganisasi:

1. Melatih Kamu Bersosialisasi. Organisasi membuat kamu ga kuper. Kamu akan


terlatih untuk berinteraksi dengan berbagai macam orang. Dan hal ini sangat
berguna buat kamu setelah terjun di dunia kerja. Contoh organisasi yang baik
untuk bersosialisasi yaitu OSIS, organisasi intra ini membuat kamu dekat dengan
siswa lain sekaligus dengan banyak guru.
2. Memberikan Pelajaran untuk meyakinkan orang lain. Belajar berorganisasi melatih
kamu agar dapat melobi atau membuat proposal yang meyakinkan untuk diakui
dan diterima orang lain. Demikian pula ketika terjun ke dunia nyata kelak, untuk
memperoleh satu proyek besar, kamu harus bisa mengajukan lobi yang
menyakinkan untuk menang.
3. Merangsang Kreativitas. Manfaat berorganisasi yang paling terasa adalah kamu
akan terlatih untuk menjadi pribadi yang kreatif, selalu memiliki ide-ide, dan
terangsang untuk berpikir di luar kerangka yang baku.
4. Membuat kamu menjadi pribadi yang menarik. Kalau kamu aktif di OSIS, setiap
mata akan tertuju pada kamu. Kamu akan jadi idola dan terkenal di kalangan
teman-teman sekolah. Karena itu melatih kamu untuk selalu tampil menawan dan
menarik hati.
5. Mengajarkan kerja keras, tanggung jawab, pantang menyerah dan tidak suka
berpangku tangan. Manfaat berorganisasi yang paling dirasakan adalah kamu akan
menjadi pribadi yang optimis, penuh tanggung jawab, tidak mudah menyerah, dan
tekun. Seandainya kamu ditunjuk sebagai ketua panitia sebuah kegiatan, tentu
kamu harus menyelesaikannya karena ada laporan pertanggungjawaban

BAB III   

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Setelah penguraian tentang bagaimana organisasi berperan dalam membetuk karakter kaum
muda, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Pembentukan sifat maupun karakter seorang terjadi tidak hanya melalui pendidikan
formal tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada dilembaga
pendidikan.
Kaum muda adalah manusia yang manusia dengan batas usia 10 – 24 tahun yang
memiliki karakter yang dinamis (perkembangan psikis dan emosional), yang
menghadapi masa perubahan sosial dan kultural, dan merupakan sumber daya
manusia pembangunan untuk masa sekarang dan masa depan
Fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi
dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi
Karakter seseorang itu terbentuk melalui proses yang terjadi terus menerus. Unsur
terpenting  dalam proses pembentukan karakter seorang individu adalah pikiran
karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentu dari
pengalaman-pengalaman yang kemudia membentuk ember kepercayaan yang
akhirnya dapat membentuk pola berpikir individu yang kemudian memengaruhi
perilaku
Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat
besar untuk kehidupan, karena dalam sebuah organisasi yang diibaratkan sebagai
masyarakat dalam lingkup kecil, selalu ada masalah yang perlu dipecahkan
bersama, sikap saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota
atau pun mempertahankan sebuah kelompok, ember gambaran sebuah
perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam penyelesaian
masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas

1. SARAN

Pada akhir tulisan ini, penulis menyampaikan beberapa saran bagi berbagai pihak:

Bagi kaum muda SMAN 1 Welak agar berjuang dan berusaha untuk membentuk
karakter pribadinya yang baik dengan berpartisipasi dalam setiap kegiatan OSIS
dan ekstrakurikuler lainnya yang ada disekolah
Bagi seluruh kaum muda, agar menyadari bahwa dengan berorganisasi banyak
dampak positif yang akan diperoleh
Bagi pembaca agar memahami bahwa pribadi yang siap menghadapi perkembangan
dan perubahan zaman adalah pribadi yang berkarakter.
Bagi lembaga SMAN 1 Welak, agar selalu memotivasi dan mengarahkan kaum muda
SMAN 1 Welak tanpa henti untuk aktif dalam setiap kegiatan INTRA dan EKSTRA
yang diselenggarakan.
 Bagi pembaca agar memberikan masukan yang konstruktif (membangun)
untuk penyempurnaan tulisan ini, sebab penulis yakin tulisan ini tentu jauh
dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

W.J.S Poerwadarminta.2007.KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA edisi ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka

 
id.wikipedia.org/wiki/organisasi. Organisasi – Wikipedia bahasa Indonesia , ensiklopedi
bebas

http://ulfakhoirulazizah.wordpress.com/berikut-beberapa-alasan-pentingnya-belajar-
berorganisasi/

http://mediacenter.malangkota.go.id/2011/05/pembentukan-karakter-tidak-hanya-di-kelas/

Iklan
MAKALAH
Himpunana Mahasiswa Ilmu Keperatawatan (HIMIKA)

“Pembangunan Karakter Bangsa”

Disusun oleh :

Wisetri (210101212)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di
limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA”. Laporan ini disusun dan ditujukan
untuk untuk memenuhi tugas Himpunana Mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes Al Insyirah
Pekanbaru, tahun pelajaran 2021/2022.
Laporan ini penulis susun dengan menggunakan banyak literatur yang penulis
gunakan untuk menjadi dasar terwujudnya laporan ini. Di dalam pembuatan laporan, penulis
mendapatkan banyak petunjuk, bantuan, dukungan bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak.
Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusuna laporan ini, yaitu
1.      Tuhan Uang Maha Esa
2.      Orang tua penulis yang penulis sayangi.
3.      Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
“Tak ada gading yang tak retak “, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 20 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A.      Latar Belakang.......................................................................................... 2
B.       Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C.       Tujuan Penulisan..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN
TEORI...................................................................................................................5
A.      ..................................................................................................................5
B.       .................................................................................................................6
BAB III ANALISA
TEORI...................................................................................................................9
A. ..................................................................................................................9
B....................................................................................................................10
C. ..................................................................................................................11
D. ..................................................................................................................11
F. .................................................................................................................. 11
G. ................................................................................................................. 11
H. ..................................................................................... ............................ 12
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 13
Kesimpulan ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

   Karakter adalah watak, sifat, akhlak atau kepribadian yang membedakan individu satu dengan yang

lainnya. Karakter yang dimiliki seseorang nantinya akan menentukan bagaimana cara individu tersebut

menyelesaikan masalah atau menghadapi suatu masalah. Karakter yang baik pasti diperlukan baik dalam

pekerjaan, sekolah, atau berorganisasi. Namun setiap manusia tentu memiliki karakter buruk baik dalam

kadar besar atau kecil karena manusia bukan makhluk sempurna. Hanya saja kita perlu memikirkan

bagaimana agar karakter yang buruk tersebut tak menghambat impian kita dan bisa diminimalisir. Dalam

pembentukan karakter yang baik kita perlu mempelajari pendidikan karakter. Pendidikan karakter ialah

bentuk kegiatan dari manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan diperuntukkan bagi generasi

selanjutnya.

   Keadaan bangsa Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Para generasinya banyak yang melupakan

budaya mereka sendiri. Padahal bangsa Indonesia sangat membutuhkan peran dan kontribusi dari para

rakyatnya terutama generasi muda yang nantinya akan menjalankan pemerintahan Indonesia. Dalam

menjalankan pemerintahan tentunya memerlukan para pejabat pemerintah dengan karakter yang baik dan

dapat dijadikan panutan bagi rakyat. Tidak seperti sekarang banyak para pejabat negara yang melakukan

korupsi. Korupsi merupakan salah satu contoh dari buruknya karakter yang dimiliki para pejabat

pemerintah. Bahkan saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga se-Asean sebagai Negara terkorup. Selain

dari kalangan para pejabat juga terdapat dari kalangan para generasi muda yaitu kita sering melihat adanya

tawuran antar murid atau antar mahasiswa.

Ada alasan yang sangat mendasar mengapa hal tersebut terjadi yakni karena pembentukan karakter yang

lemah. Dalam kondisi kehidupan bangsa dimana nilai kemanusiaan mengalami krisis, bila dunia

pendidikan formal hanya mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa diimbangi penanaman nilai-nilai

keluhuran martabat manusia, belum memberikan sumbangan besar bagi perwujudan masyarakat adil dan

makmur. Maka dari itu diperlukan pembangunan terhadap karakter bangsa Indonesia agar menjadi bangsa

yang lebih baik dengan kualitas sumber daya manusia yang memiliki karakter baik. 
2. Rumusan Masalah

1. Pengertian karakter,bangsa,dan karakter bangsa

2. Peran pendidikan dalam membangun karakter bangsa

3. Fungsi dan tujuan pembangunan karakter bangsa

4. Faktor yang mempengaruhi terkikisnya karakter bangsa

5. Bagaimana solusi pembangunan karakter bangsa

3. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian karakter,bangsa,dan karakter bangsa

2. Mengetahui peran pendidikan dalam membangun karakter bangsa

3. Mengetahui fungsi dan tujuan pembangunan karakter bangsa

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi terkikisnya karakter bangsa

5. Mengetahui bagaimana solusi pembangunan karakter bangsa

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Karakter, Bangsa, dan Karakter Bangsa

    a. Karakter

Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seseorang dalam bertingkah laku yang

menjadi kebiasaan dalam kesehariannya,tabiat tersebut bias baik atau buruk.hal itu tergantung pada

pembentukan karakter dalam lingkungannya.seperti pendapat yang dikemukakan oleh aries toteles dalam

Heri Gunawan(2012:23) bahwa”karakter itu erat hubungannya dengan kebiasaan yang kerat

dimanifestasikan dalam tingkah laku”.Jadi,dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat khas yang
terpatri pada diri seseorang,diwujudkan melalui nilai-nilai moral kemudian menjadi ciri khas seseorang

yang terbentuk dalam kehidupan sehari-hari.

   b. Bangsa

Lalu Ben Anderson,seorang ilmuwan politik dari Universitas Cornell merumuskan pengertian bangsa

secara unik .Menurut pengamatannya,bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imagined

political    community)dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. Dikatakan sebagai komunitas

politik yang dibayangkan karena bangsa yang paling kecil sekalipun para anggotanya tidak kenal satu sama

lain.

Dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang paling besar sekalipun yang penduduknya ratusan juta

jiwa mempunyai batas wilayah yang relative jelas.Dibayangkan  sebagai komunitas yang dibayangkan

karena terlepas dari adanya kesenjangan dan penindasan,para anggota bangsa itu selalu memandang satu

sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air.perasaan sebangsa inilah yang menyebabkan berjuta-

juta orang bersedia mati bagi komunitas yang dibayangkan itu.

   c. Karakter Bangsa

Karakter Bangsa Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas- baik yang

tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil

olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter

bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin

dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang

berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika,

dan komitmen terhadap NKRI.

2. Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa

Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan membangun karakter bangsa. Saat

ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi dimensi, sesuai fungsinya maka pendidikan

merupakan objek yang harus ditinjau kembali. Karena rapuhnya karakter suatu bangsa, pastilah diawali

dan disebabkan oleh rapuhnya pendidikan karakter di bangku-bangku akademik.


Upaya menghidupkan kembali pendidikan karakter ini merupakan amanat yang telah digariskan dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya

membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya

akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur

bangsa serta agama. Berbicara pembentukan kepribadian tidak lepas dengan bagaimana kita membentuk

karakter SDM (Sumber Daya Manusia).

Pembentukan karakter SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk

mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat menghadapi tantangan regional dan global

(Muchlas dalam Sairin, 2001: 211). Tantangan regional dan global yang dimaksud adalah bagaimana

generasi muda kita tidak sekedar memiliki kemampuan kognitif saja, tapi aspek afektif dan moralitas juga

tersentuh. Untuk itu, pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai manusia yang memiliki integritas

nilai-nilai moral sehingga anak menjadi hormat sesama, jujur dan peduli dengan lingkungan. Lickona

(1992) menjelaskan beberapa alasan perlunya Pendidikan karakter, di antaranya:

1. Banyaknya generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran pada nilai-nilai moral

2. Memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling

utama

3. Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting ketika banyak anak-anak memperoleh

sedikit pengajaran moral dari orangtua, masyarakat, atau lembaga keagamaan

4. Masih adanya nilai-nilai moral yang secara universal masih diterima seperti perhatian, kepercayaan, rasa

hormat, dan tanggung jawab

5. Demokrasi memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan moral karena demokrasi merupakan peraturan

dari, untuk dan oleh masyarakat

6. Tidak ada sesuatu sebagai pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan pendidikan bebas nilai. Sekolah
mengajarkan nilai-nilai setiap hari melalui desain ataupun tanpa desain

7. Komitmen pada pendidikan karakter penting manakala kita mau dan terus menjadi guru yang baik

8. Pendidikan karakter yang efektif membuat sekolah lebih beradab, peduli pada masyarakat, dan mengacu

pada performansi akademik yang meningkat.

Alasan-alasan di atas menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin

untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya

perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggung jawab, rendahnya

kepercayaan diri, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan

pendidikan karakter, Lickona dalam Elkind dan Sweet (2004) menggagas pandangan bahwa pendidikan

karakter adalah upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-

nilai etika atau moral.

Pendidikan karakter ini mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan

bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa. Pandangan ini

mengilustrasikan bahwa proses pendidikan yang ada di pendidikan formal, non formal dan informal harus

mengajarkan peserta didik atau anak untuk saling peduli dan membantu dengan penuh keakraban tanpa

diskriminasi karena didasarkan dengan nilai-nilai moral dan persahabatan. Di sini tampak bahwa peran

pendidik dan tokoh panutan sangat membantu membentuk karakter peserta didik atau anak.

3. Tujuan dan Fungsi Pembangunan Karakter Bangsa

a. Tujuan Pembangunan Karakter Bangsa

Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara

sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil

dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karakter

bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran,

pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa

dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.

Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk

mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan
negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang

berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai

oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila

artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa

Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara

pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.

2. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,hak, dan

kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan

kegiatan kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan

pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan

seseorang tecermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa

di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

4. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia

Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan

negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam

mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

5. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan

Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

3. Fungsi Pembangunan Karakter Bangsa

a. Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi

Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga

negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup

Pancasila.

b. Fungsi Perbaikan dan Penguatan

Pembangunan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan,

masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi

warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

c. Fungsi Penyaring

Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa

lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Ketiga fungsi

tersebut dilakukan melalui: (1) Pengukuhan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara (2) Pengukuhan

nilai dan norma konstitusional UUD 1945 (3) Penguatan komitmen kebangsaan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) (4) Penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika

(5) Penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara Indonesia dalam konteks global.

4. Faktor yang Mempengaruhi Terkikisnya Karakter Bangsa

a. Bangga Akan Produk Asing

Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang kalah saing dengan luar negeri yang

seharusnya bisa menjadi tuan rumah Indonesia yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian

produk lokal karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau

menggunakan produk luar daripada dalam. Serta gaya mewah yang terjadi apabila memakai produk luar.
92% produk teknologi yang kita pakai buatan asing, 80% pasar farmasi dikuasai asing, 80% pasar tekstil

dikuasai produk asing. Yang terjadi di Indonesia, apabila memakai produk luar itu berkesan elegan dan

mewah karena harganya yang cenderung lebih tinggi dan kualitas yang dijanjikan telah bagus dan

menyebar di seluruh dunia.

b. Malu Berbahasa Daerah

Selama ini banyak orang yang tidak menghargai dan tidak bangga dengan bahasa ibu atau bahasa daerah

sendiri. Mereka merasa bahasa asing lebih hebat dan merasa malu berbahasa daerah. Sebagaimana kita

ketahui bahwa berbahasa itu adalah kebiasaan dan segala yang menjadi kebiasaan, akan tetap melekat.

Namun, karena tidak dibiasakan menggunakan bahasa daerah, maka bahasa daerah akan punah.

c. Sikap Anak Muda Menjunjung Anarkisme

  Seperti yang kita ketahui dan kita lihat sampai saat ini tindakan anarkis sering dilakukan oleh masyarakat

Indonesia. Tindakan anarkis adalah tindakan semena-mena yang dilakukan menggunakan kekerasan

terhadap kelompok atau seseorang yang melakukan tindak kejahatan. Tindakan anarkis ini bisa berupa

pemukulan, pengeroyokan, serta pengrusakan fasilitas umum.

d. Individualisme

Perlu kita ketahui bahwasanya Indonesia terkenal sebagai negara yang masyarakatnya memiliki sikap

keramah tamahannya yang mendominasi setiap individunya. Akan tetapi semakin kedepan yang terjadi

malah sebaliknya, dimana sikap individualisme mulai menjangkit pada masyarakat-masyarakat dalam

bangsa Indonesia. Keramah tamahan yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia mulai tidak

didukung oleh individu-individu yang memiliki sikap individualisme.

Contohnya kurangnya komunikasi antar satu orang dengan individu lainnya yang ada disekitarnya.

(tetangga dan lingkungan sekitar), kurangnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain yang ada di

sekitarnya dan minimnya interaksi dengan orang lain, seperti tetangga disekitar rumah, rekan kerja yang

biasanya paling sering bertemu dan bertatap muka.

5. Solusi Pembangunan Karakter Bangsa


1. Bangsa Indonesia harus mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila secara konsisten

2. Masyarakat dan Bangsa Indonesia terutama generasi muda masa depan harus memiliki paradigma

tentang Pancasila yaitu the value changes the life and the world .

3. Lebih memberi perhatian dalam pembangunan rokhani yaitu pendidikan agama

4. Banyak mengamalkan pancasila dalam kehidupan nyata baik hal besar maupun kecil

5. Menjunjung rasa nasionalisme yang tinggi

``
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pembentukan karakter SDM yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang lebih

berat. Karakter SDM dalam dibentuk melalui proses pendidikan formal, non formal, dan informal yang

ketiganya harus bersinergis. Untuk menyinergiskan, peran pendidik dalam pendidikan karakter menjadi

sangat vital sehingga anak didik atau SDM Indonesia menjadi manusia yang religius, moderat, cerdas, dan

mandiri sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional serta watak bangsa Indonesia.

2. Saran

Sangat diperlukan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan karakater

bangsa. Pembangunan karakter bangsa bisa sangat berpengaruh bagi keadaan Negara kedepannya karena

orang dengan karakter baik tentu terlihat sangat berbeda dengan orang yang berkarakter buruk. Dengan

masyarakat yang memiliki karakter baik maka bisa menghasilkan pola pikir dan keputusan yang baik pula.

Jadi, kita sebagai masyarakat tidak bisa menyalahkan secara penuh kepada pemerintah kita juga perlu

membantu pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Utama, Alta. Buku Pintar Kewarganegaraan&Pancasila

Khomsatun. Menjadi Warga Negara yang Baik dan Berkualitas

Budiharjo, 2015. Pendidikan Karakter Bangsa ( Membangun Karakter Bangsa)

Sairin, Weinata. Pendidikan yang Mendidik. Jakarta: Yudhistira, 2001


“Makalah Pembentukan Karakter” https://www.academia.edu/10103940

Anda mungkin juga menyukai