Dosen Pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan Rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Pendidikan Pancasila, Program Studi S1 Akuntansi, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar - besarnya kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta
pengarahan Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Falsafah, berasal dari bahasa Yunani “philosophia”, merupakan gabungan dari kata
“philo” yang berarti cinta dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan. Falsafah merujuk pada
ilmu pengetahuan yang mencoba untuk memahami dan menyelidiki berbagai aspek
kehidupan dan alam semesta.
Falsafah memiliki cakupan yang sangat luas, mencakup pemikiran dan penilitian tentang
berbagai topik seperti eksistensi, pengetahuan, etika, logika, metafisika, dan banyak lagi.
Sebagai contoh, ada filsafat politik yang memperhatikan persoalan-persoalan politik, filsafat
moral yang memperhatikan masalah-masalah etika, dan filsafat ilmu yang fokus pada
epistemologi dan metodologi ilmiah.
Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari lima sila negara
yang perumusannya tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila
merupakan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jati diri bangsa
Indonesia dihayati sebagai corak yang khas dan tidak bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia.
Pancasila memiliki nilai-nilai luhur dalam setiap sila Pancasila yang harus diamalkan oleh
seluruh rakyat Indonesia agar dapat mencapai tujuan hidup bangsa. Pancasila mengandung
nilai-nilai luhur bangsa yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai Pancasila tersebut tumbuh dan berkembang dari dalam diri bangsa
Indonesia. Nilainilai Pancasila bagi bangsa Indonesia manjadi landasan, dasar, serta motivasi
atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan kenegaraan.
Dengan perkataan lain, nilai-nilai Pancasila merupakan “dassollen” atau cita-cita tentang
kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau ’dassein” (Rukiyati, dkk.
2013)
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan, yang mengikuti satu cara
hidup tertentu. Sedangkan JL. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah
kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan
persatuan yang sama. S.R. Steinmetz, memberikan batasan mengenai masyarakat sebagai
kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan erat dan teratur. Pendapat dari Maclver yang mengatakan bahwa
1
masyarakat adalah satu sistem cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling membantu
yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lainya, system
pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan, sistem yang kompleks dan selalu
berubah,atau jaringan relasi sosial.8. Jadi, masyarakat timbul dari adanya kumpulan individu
yang telah cukup lama hidup dan berkerja sama. Dalam waktu yang cukup lama itu,
kelompok manusia yang belum terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu:
Proses itu biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok
dalam suasana trial and error. Agar tidak simpang siur dalam mengunakan istilah,
kelompok/group di sini adalah setiap himpunan manusia sosial yang mengadakan relasi sosial
antara satu dan lainnya. sebagai satu resiprositas. Kelompok tersebut belum terorganisasikan
secara sadar. Contohnya adalah crowd, class, primary dan secondary group dan organisasi
besar.9. Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau
berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa inggris masyarakat adalah society yang
pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Dalam
literatur lainnya, masyarakat juga disebut dengan sistem social. Masyarakat juga berarti
bahwa kesataun hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.10 Untuk
pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat, akan dijelaskan beberapa para ahli
yaitu :
a) Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi
ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
b) Max Weber, Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya
ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
2
selalu berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan dan terus
menerus ini menghasilkan pola pergaulan yang disebut pola interaksi sosial.
Indonesia sebagai bangsa yang dikenal dan dihormati dalam percaturan dunia, telah
mengembangkan perilaku kebersamaan. Perilaku ini cenderung tidak mempertajam
perbedaan latar belakang suku, pendidikan, agama, dan sebagainya. Patut disadari bahwa
kebutuhan yang ditumbuhkan untuk memotivasi masyarakat agar dapat tampil sebagai „orang
Indonesia‟, sebagai identitas diri. Identitas yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain di dunia ini. Caranya dengan tetap mempertahankan latar belakang keberagaman
bangsanya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian
Indonesia ialah: keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan daripada garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia
yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat,
lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak
dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu,
Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa
Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-
daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-
unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam
kepribadiannya sendiri bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-
bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak
dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan daripada bangsa kita.
5
seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Adapun sebagai perwujudan dari Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
itu ialah:
1. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945;
2. Dekrit Presiden 5 Juli 1959;
3. Undang Undang Dasar Proklamasi (1945);
4. Surat Perintah 11 Maret 1966.
6
Tujuan kehidupan bangsa Indonesia adalah untuk mewu- judkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Dengan kata lain secara singkat bahwa yang hendak
diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah "Masyarakat Pancasila".
Pancasila juga sering disebut sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Hal ini
sehubungan kenyataan bang- sa Indonesia yang tinggal di berbagai daerah dan
wilayah yang terdiri dari beribu pulau dengan berpuluh-puluh suku bangsa dan
berbeda adat istiadatnya serta beragam kebudayaannya. Dalam tata susunan
masyarakat yang demikian, tepat kalau diberi landas- an yang bersifat umum dan
universal yang dapat sebanyak mung- kin mencakup semua perikehidupan yang
berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak. Kenyataan telah menunjukkan
bahwa dengan dasar Pancasila telah dapat menimbulkan dapat semangat persatuan
dan kesatuan bangsa dan dapat membawa keutuhan bangsa dan Negara Republik
Indonesia dari berbagai pergolakan dan perpecahan yang mengancam bangsa dan
Negara
7
D. Menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku : Falsafah Pancasila menjadi
pedoman dan pegangan sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk bangsa
Indonesia.
E. Memihak dan membela negara : Pancasila mengakui persamaan derajat dan
menegakkan keadilan sosial, serta mengatakan pengertian demokrasi.
F. Pemerintahan : Pancasila menjadi dasar dalam menentukan perjalanan hidup
dalam mencapai Nilai-nilai Pancasila, yang harus menjadi pedoman dalam
pemerintahan.
G. Pendidikan : Sistem Pendidikan nasional Indonesia yang mencerminkan jati
diri Pancasila, menjadikan manusia Indonesia mengenal sebagai individu yang
memiliki kesatuan dalam nilai-nilai Pancasila.
8
d. Pengembangan Nasional : Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat dari
pengertian nilai-nilai dasar luhur Kebudayaan Indonesia dan mendorong
upaya untuk mengurangi ketidakadilan sosial, memperbaiki distribusi
kekayaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
9
Selanjutnya paradigma yang diangkat adalah menciptakan stabilitas
politik yang dinamis, namun paradigma dan kebijakan yang digulirkan
ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Bahkan Pancasila ditafsirkan
dalam hubungan dengan kepentingan kekuasaan pemerintah yang sentralistik
dan otoritarian. Akhirnya periode ini tidak mencapai hasil yang optimal
karena metode dan materi tidak tepat, dan pendidik serta penatar kurang
profesional.
10
Indonesia sampai saat ini terus dilanda krisis multidimensional di segenap
aspek kehidupan, sehingga terjadi krisis moral yang mengarah pada
demoralisasi.
11
dilandasi hubungan spiritual antara manusia sebagai mahluk Tuhan, dan
dalam hubungan dengan sesama serta alam sekitarnya secara
harmonis. Prinsip tersebut selayaknya diwujudkan menjadi sikap dan
tindakan yang mengedapankan iman dan taqwa, segi kemanusiaan dalam
bentuk gotong-royong, pemerataan dan keadilan sosial untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan akibat krisis yang berkepanjangan.
Mengenai konsep Pancasila, perlu dipahami bersama bahwa secara
normatif tidak berubah, namun dalam kaitan dengan kepentingan politik dan
kekuasaan cenderung mengalami dinamika yang multi kompleks. Adapun
tantangan sosialisasi Pancasila dalam menyiasati perkembangan situasi
kedepan adalah pengaruh globalisasi yang melanda seluruh aspek kehidupan
dan praktek pasar bebas, eksploitasi SKA yang membabi buta dan ancaman
fundamentalisme agama.
Atas dasar itu dibutuhkan upaya konstruktif dengan berlandaskan pada
interpretasi dan sosialisasi Pancasila dengan memberdayakan SDM yang
cerdas dan memiliki komitmen yang kuat terhadap Pancasila, dengan
memperhatikan perspektif sejarah, hidup tertib dan teratur sesuai peraturan,
menanamkan sikap tenggang rasa, toleransi dan bertanggungjawab,
mendahulukan kepentingan kesejahteraan dan keamanan, mengembangkan
jaringan kerjasama dengan melibatkan institusi dan berbagai kalangan dan
menghargai nilai serta norma sosial dalam kehidupan masyarakat.
12
Sebagai sistem nilai, Pancasila merupakan cita-cita luhur yang digali,
ditemukan dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa, yang menjadi motivasi
bagi sikap, pemikiran, perkataan dan perilaku bangsa dalam mencapai tujuan
hidupnya dan mendukung terwujudnya nilai-nilai Pancasila. Secara formal
nilai-nilai Pancasila harus diterima, didukung dan dihargai oleh bangsa
Indonesia, karena merupakan cita-cita hukum dan cita-cita moral seluruh
bangsa Indonesia (Paulus Wahana, 1999).
Disadari bahwa rumusan Pancasila terlihat abstrak dan umum, sehingga
perlu penjabaran lebih lanjut, yang dilengkapi dengan pedoman bagi
terwujudnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Adapun tata urutan peraturan perundangan di Indonesia diawali
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang
merupakan cita-cita hukum, dijabarkan kedalam pasal-pasal UUD 1945
sebagai norma hukum tertinggi, yang menjadi sumber hukum bagi peratutan
perundangan yang lebih rendah. Proses selanjutnya diharapkan norma-norma
hukum dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila secara operasional dan nyata
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bangsa dan keamanan negara.
13
bertentangan dengan nilai-nilai dasar. Selanjutnya sebagai ideologi terbuka,
Pancasila memiliki keterbukaan, keluwesan yang harus diterima dan
dilaksanakan oleh seluruh golongan yang ada di Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional harus mampu memberikan wawasan,
azas dan pedoman normatif bagi seluruh aspek kehidupan, baik ekonomi,
politik, sosial dan pertahanan keamanan serta dijabarkan menjadi norma moral
dan norma hukum. Sebagai konsekuensi dari fungsi ideologi, diharapkan
dapat mewujudkan sistem ekonomi Pancasila, khususnya bidang ketahanan
pangan sebagai salah satu pilar utama bagi kelanjutan pembangunan nasional.
14
Pancasila perlu dimaknai dan diimplementasikan secara nyata dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat dan mewujudkan keadilan sosial.
Berdasarkan nilai-nilai Pancasila tersebut bangsa Indonesia akan
memandang persoalan-persoalan yang dihadapi dan menentukan arah serta
mencari solusinya. Dalam perspektif pembangunan saat ini dan kedepan,
pemikiran yang disarankan adalah mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila
sebagai falsafah pandangan hidup bangsa dengan kebijakan strategis bidang
pangan untuk membangun ketahanan pangan sebagai langkah yang tepat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan dan tujuan falsafah pancasila
terdapat 7 poin yaitu: Falsafah Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian
Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia. Pancasila
sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum. Pancasila sebagai perjanjian Luhur Rakyat
Indonesia. Pancasila sebagai Tujuan yang akan Dicapai Oleh Bangsa Indonesia.
Dan dapat kira ketahui juga terdapat Beberapa peranan falsafah Pancasila dalam konteks
bernegara meliputi: Menjaga Toleransi, Menjaga kerukunan umat beragama,
Penyelenggaraan negara sesuai dengan nilai ketuhanan, Menaati dan mematuhi peraturan
yang berlaku, Memihak dan membela negara, Pemerintahan, Pendidikan. Pentingnya alsafah
Pancasila dalam konteks bernegara adalah Pembersihan dan Ketuhanan, Toleransi dan
Keragaman, Panduan Etika dan Moral, Pengembangan Nasional, Dasar Pendidikan Nasional.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk memahami dan menerapkan
falsafah Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kehidupan yang bahagia,
adil, dan berkelanjutan.
3.2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17