Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Nama Npm
1.Jodi Anggoro 23262011003
2.Alan Muhammad J. 23263011004

Dosen Pengampuh :
Agung Nugroho Widyoharjo,S.H.,M.H

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA BARAT
UNIVERSITAS TEKNOLOGI BANDUNG
Jl. Soekarno Hatta No. 378, Kb. Lega, Kec. Bojongloa Kidul, Kota Bandung,

Jawa Barat 40235

Website : http://sttbandung.ac.id/

Email : info@sttbandung.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul
“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Bandung, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
Bab I..................................................................................................................................... 6
Apa Itu Falsafah ................................................................................................................... 6
Bab II.................................................................................................................................... 7
Pengertian Pancasila sebagai Filsafat Berbangsa dan Bernegara. .......................................... 7
Bab III................................................................................................................................... 9
Implementasi Pancasila sebagai Filsafat Berbangsa dan Bernegara....................................... 9
Bab IV. ............................................................................................................................... 10
Contoh Pengaplikasian Pancasila sebagai Filsafat Berbangsa dan Bernegara....................... 10
BAB V ................................................................................................................................. 12
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

iii
PENDAHULUAN

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung


maupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa
di dunia. Gelombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui
globalisasi telah mengancam bahkan menguasai eksistensi negara-negara
kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah
terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan, karena adanya
perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme.

Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi semakin


kompleks dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi,
pada sisi yang lain muncul masalah internal yaitu maraknya tuntutan rakyat,
yang secara obyektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan
dan keadilan sosial.

Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan nasional ditambah


konflik internal seperti gambaran di atas mengakibatkan suatu tarik menarik
kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri bangsa. Nilai-nilai
baru yang masuk baik secara subyektif maupun obyektif serta terjadinya
pergeseran nilai di masyarakat pada akhirnya mengancam prinsip-prinsip
hidup berbangsa masyarakat Indonesia.

Prinsip-prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar (the


founding fathers) negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi
suatu prinsip dasar filsafat bernegara itulah Pancasila. Dengan pemahaman
demikan maka Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini
mengalami ancaman dari munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran
nilai-nilai yang terjadi.

4
Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat, suatu bangsa,
senantiasa memiliki suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing
, yang berbeda dengan bangsa lain di dunia dan hal inilah yang disebut
sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local
wisdom (kearifan lokal) bangsa. Dengan demikian bangsa Indonesia tidak
mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan
bangsa lain.

Ketika para pendiri negara Indonesia menyiapkan berdirinya negara


Indonesia merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu
pertanyaan yang fundamental „di atas dasar apakah negara Indonesia
merdeka ini didirikan‟. Jawaban atas pertanyaan mendasar ini akan selalu
menjadi dasar dan tolok ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan kata
lain jati diri bangsa akan selalu bertolok ukur kepada nilai-nilai Pancasila
sebagai filsafat bangsa.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Pemahaman demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut
menyangkut aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi dari kelima sila
Pancasila.

5
Bab I.
Apa Itu Falsafah

Falsafah atau filsafat adalah pemusatan pikiran sehingga manusia menemui


kepribadiannya. Di dalam kepribadian itu, terdapat suatu kesungguhan. Bangsa
Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Pancasila. Lima sila yang dirumuskan
oleh para founding fathers setelah mendapatkan kemerdekaan. Pancasila
mengandung banyak nilai dan makna bagi Indonesia. Salah satunya sebagai
falsafah hidup bangsa.

6
Bab II.
Pengertian Pancasila sebagai Filsafat Berbangsa dan
Bernegara.

Terdapat dua pengertian falsafah yaitu falsafah dalam arti proses dan falsafah dalam
arti produk. Falsafah dalam arti proses adalah aktivitas berfilsafat dalam proses
pemecahan suatu permasalahan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang
sesuai dengan objeknya. Sedangkan, falsafah dalam arti produk adalah pengetahuan,
ilmu, konsep, dan pemikiran para filsuf yang lazimnya merupakan suatu aliran
tertentu seperti rasionalisme, materialisme, dan pragmatisme. Oleh karena itu,
Pancasila dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk yaitu sebagai
pandangan hidup. Artinya, Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai
pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Falsafah Pancasila meliputi nilai untuk hidup saling tolong menolong atau semangat
gotong royong, rukun, saling menjaga keamanan dan pertahan serta saling
menghargai dan memberi kebebasan beragama, dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama menuntut masing-masing warga negara Indonesia untuk
mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir baik
dalam hati maupun dalam perilaku sehari-hari. Konsekuensinya adalah
Pancasila menuntut masing-masing umat beragama dan berkepercayaan untuk
hidup rukun dan saling menghormati walaupun berbeda-berbeda
keyakinannya. Hal ini merupakan nilai ketuhanan dan kemasyarakatan yang
harus dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila ke-dua mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan
setiap orang sebagai sesama manusia, yang memiliki martabat mulia, dan hak-
hak serta kewajiban asasi. Dengan kata lain sikap untuk menjunjung tinggi
martabat dan hak-hak kemanusian dan nilai keseteraan yang menunjukkan
tidak adanya perlakuan diskriminatif walaupun dari suku, agama, ras, dan

7
golongan yang berbeda. Dalam hal ini manusia harus dilihat dari sisi
kemanusiaannya bukan dari simbol-simbol yang dimilikinya.

3. Persatuan Indonesia
Sila ke-tiga, menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air,
bangsa, dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingan
nasional dan loyal terhadap sesama warga negara. Sila ini mengandung nilai
persatuan, nilai perjuangan, dan semangat nasionalisme (ke-Indonesiaan)

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke-empat mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta
dalam kehidupan politik serta pemerintahan negara, setidaknya secara tidak
langsung, bersama dengan sesama warga atas dasar persamaan tanggung
jawab sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Sila ini mengandung
nilai-nilai kemasyarakatan, permusyawaratan, dan saling menghormati di
antara sesama untuk mengabdi kepada bangsa dan negara berdasarkan
kedudukannya dan profesinya masing-masing.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila ke-lima mengajak masyarakat untuk aktif dalam memberikan
sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukannya masing-
masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir dan batin yang dapat dirasakan oleh seluruh warga negara
Indonesia.Sila ini mengandung nilai keadilan dan kebersamaan yang
mencerminkan keluhuran budaya bangsa.

8
Bab III.
Implementasi Pancasila sebagai Filsafat Berbangsa dan
Bernegara.

Apabila dihayati dengn seksama, rumusan Pancasila yang digali oleh para pendiri
bangsa merupakan hasil proses pemikiran yang panjang untuk menentukan jatidiri
dan falsafah pandangan hidup bangsa Indonesia. Menyikapi dinamika dan tantangan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang multi kompleks ini maka agar falsafah
pandangan hidup bangsa dapat terwujud, maka nilai-nilai Pancasila harus menjadi
dasar dalam menentukan perjalanan hidup dalam mencapai tujuan nasional. Nilai-
nilai Pancasila perlu dimaknai dan diimplementasikan secara nyata dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat dan mewujudkan keadilan sosial.

Berdasarkan nilai-nilai Pancasila tersebut bangsa Indonesia akan memandang


persoalan-persoalan yang dihadapi dan menentukan arah serta mencari
solusinya. Dalam perspektif pembangunan saat ini dan kedepan, pemikiran yang
disarankan adalah mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah pandangan
hidup bangsa dengan kebijakan strategis bidang pangan untuk membangun ketahanan
pangan sebagai langkah yang tepat.

9
Bab IV.
Contoh Pengaplikasian Pancasila sebagai Filsafat
Berbangsa dan Bernegara.

1. Pendidikan

Kurikulum pendidikan di Indonesia mencakup nilai-nilai Pancasila sebagai


bagian integral dalam pembentukan karakter siswa. Hal ini tercermin dalam
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diajarkan di
sekolah-sekolah.

2. Hukum

Konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, mencerminkan nilai-


nilai Pancasila dalam menyatakan prinsip-prinsip dasar negara. Hal ini
tercermin dalam pembentukan hukum-hukum yang mengacu pada nilai-nilai
keadilan, demokrasi, kedaulatan rakyat, dan persatuan.

3. Politik

Partai politik di Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai Pancasila


dalam platform dan kebijakan mereka. Pancasila menjadi landasan bagi
pembangunan politik yang inklusif dan mengedepankan kepentingan bersama
di atas kepentingan individu atau kelompok.

4. Kebudayaan

Pancasila mendorong penghargaan terhadap keragaman budaya di Indonesia.


Kebudayaan Indonesia yang beragam, seperti bahasa, adat istiadat, dan
agama, dihargai sebagai kekayaan yang memperkaya identitas bangsa.

10
5. Pembangunan Sosial-Ekonomi

Pancasila mendorong pemerataan pembangunan demi kesejahteraan seluruh


rakyat Indonesia. Prinsip gotong royong dan keadilan sosial menjadi landasan
dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Pengaplikasian Pancasila sebagai filsafat berbangsa dan bernegara bukan


hanya sekadar konsep, tetapi juga menjadi landasan konkret dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

11
BAB V
KESIMPULAN

Dari penjelasan dan pengamatan penyusun selama pelaksanaan Laporan


Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :

- Siswa lebih terbuka terhadap wawasan dan pengetahuan di bidang


kompetensi khususnya Pancasila.
- Siswa mendapatkan ilmu yang belum didapatkan karena dunia
kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik .

12
DAFTAR PUSTAKA

Alan Muhamad Jaelani, Jodi Anggoro, 2024, “ Jurnal Pancasila Sebagai


Sistem Filsafat Dalam Kehudupan Berbangsa dan Bernegara “ , UNIVERSITAS
TEKNOLOGI BANDUNG, Kota Bandung.

Isabela, M. A. (n.d.). Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa. Retrieved from Kompas.com
: https://nasional.kompas.com/read/2022/04/01/01000001/pancasila-sebagai-
falsafah-hidup-
bangsa#:~:text=Makna%20Pancasila%20sebagai%20Falsafah%20Hidup,bernegara%
20dalam%20mencapai%20tujuan%20nasional

Jefry Tarantang, S. S. (n.d.). PANCASILA FALSAFAH HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA.

Nugroho, I. (2010). NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH PANDANGAN HIDUP


BANGSA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP . Nilai-nilai pancasila sebagai falsafah, 107-
125.

Zaedun, S. (n.d.). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH PANDANGAN


HIDUP DAPAT MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM KETAHANAN
PANGAN. Retrieved from https://fh.unpatti.ac.id:
https://fh.unpatti.ac.id/implementasi-nilai-nilai-pancasila-sebagai-falsafah-
pandangan-hidup-dapat-meningkatkan-kesadaran-masyarakat-dalam-ketahanan-
pangan/

Contoh Pengaplikasian Pancasila sebagai Filsafat Berbangsa dan Bernegara

Tersedia : https://www.chat.openai.com

13

Anda mungkin juga menyukai