Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT”

Dosen pembimbing Kahar Maranjaya

Di susun oleh :
KELOMPOK 3
DHIYA URRUBA ALTRIARA (20210110200069)
NAILA LUTFIA AGUSTARI (20210110200044)
NIDA AMALIA (20210110200063)
OCKTAVIANT NAJA MAHENDRA (20210110200065)

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TP.2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah tuhan semesta alam, sholawat serta salam tetap tercurahkan
kepada nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman. Atas berkat karunianya kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul
“pancasila merupakan sistem filsafat”.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah
pendidikan pancasila dengan dosen Kahar Maranjaya. Adapun ruang lingkup pembahasan
dalam karya tulis ini meliputi: mendeskripsikan konsep dan urugasi pancasila,
mendeskripsikan alasan diperlukannya kajian pancasila, mendeskripsikan argument tentang
dinamika dan tantangan pancasila, dan mengkaji esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem
filsafat.

Dalam penyusunannya, kami mengambil referensi dari jurnal di google, para


pembaca mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam
makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran.

Dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.

Jakarta, 25 september 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….…..4

A. Latar belakang masalah........................................................................4


B. Rumusan masalah.................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................5
D. Manfaat.................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………..5

A. mendeskripsikan konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem


filsafat...................................................................................................5
1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat........................................5
2. Apa yang dimaksudkan dengan sistem filsafat.................................5
3. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat........................................7
B. mendeskripsikan alasan di perlukannya kajian pancasila sebagai sistem
filsafat...................................................................................................8
1. Filsafat pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus
Subjectivus.......................................................................................8
2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila.............................................8
3. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila......................................9
4. Landasan Aksiologis Pancasila.........................................................10
C. Menjabarkan Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Sistem Filsafat.....................................................................................10
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat..........................11
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat......................12
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat.............................13
D. mengkaji argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai sistem
filsafat...................................................................................................13
1. Dinamika pancasila sebagai system filsafat......................................13
2. Tantangan pancasila sebagaisistem filsafat......................................15
E. menguraikan esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem
Filsafat..................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebagai falsafah negara, Pancasila merupakan buah pikiran dari perenungan dan
pemikiran nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam identitas bangsa. Pancasila merupakan
pedoman dalam kerangka berpikir baik dalam memperjuangkan kemerdekaan, sebagai
alat pemersatu dalam kehidupanmberbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk
kehidupan manusia Indonesia sehari-hari. Istilah Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni1945,
ditetapkan secara resmi sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 bersama-sama
dengan UUD 1945. Pelafalan bunyi atau ucapan Pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima, Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara
tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan
Ir.Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila dapat bertahan dari berbagai
guncangan kisruh politik dinegara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam
Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia
menentang toleransi.Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus
diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai,menjaga
dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik
golongan muda maupun tua tetap meyakini. Pancasila sebagai dasarnegara Indonesia
tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia dari kehidupan yang adil dan bahagia.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Apa alasan diperlakukannya kajian pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politis pancasila sebagai sistem filsafat?

C. Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dan konsep pancasila sebagai sistem filsafat


2. Untuk mengetahui sumber-sumber kajian pancasila sebagai sistem filsafat
3. Untuk mengetahui secara luas mengenai materi pancasila sebagai sistem filsafat

D. Manfaat

4
1. Agar kita bisa menjabarkan apa itu urgensi dan esensi pancasila
2. Supaya kita tahu materi dan pokok bahasan yang sedang di kaji
3. Agar kita bisa mengetahui cara kerja pancasila sebagai sistem filsafat di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB II

PEMBAHASAN

A. MENDESKRIPSIKAN KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI


SISTEM FILSAFAT

 Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat


 Apa yang dimaksudkan dengan sistem filsafat
1) Kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”
terdiri dari kata Phileartinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat
berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-
kobaratau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau
kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati. Manusia berfilsafat dikarenakan dilihat dari kata
filsafat itu sendiri. Manusia berfilsafat dikarenakan ada sesuatu yang diyakini
kebenarannya menurut insting dan keyakinan dalam menilai sesuatu hal.

Pancasila sudah ada dan sudah dijalankan dalam kehidupan sejak masa kerajaan yang
di aplikasi setiap elemen kehidupan mulai dari prinsip yang tersimpul dalam pandangan
hidup bangsa. Atau jati diri dari bangsa Indonesia yang di dalamnya tersimpul ciri khas,
sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri
negara kita di rumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang
meliputi lima (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.
Menurut Ruslan Abdulgani, bahwa Pancasila merupakan filsafat negara yang
lahir sebagai collectieve Ideologie (cita-cita bersama) dariseluruh bangsa
Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, kemudian

5
dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan menurut Notonagoro, Filsafat
Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari
Pancasila. Bangsa indonesia menggunakan filsafat pancasila dikarenakan, kita sebagai
bangsa Indonesia dilandasi 5 sila tersebut.
Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat? Ada beberapa alasan yang dapat
ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Pertama; Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan
hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil
perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan
merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena
telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Beberapa ciri berpikir kefilsafatan
meliputi:
1. sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara
runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya
2. sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala
yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam
yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat
fundamental.
4. sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai
praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran
logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan
sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
disepakati sebagai dasar filsafat Negara (Philosophische Grondslag). Weltanschauung
merupakan sebuah pandangan dunia (world-view). Hal ini menyitir pengertian filsafat
oleh J. A. Leighton sebagaimana dikutip The Liang Gie, "A complete philosophy
includes a worldview or a reasoned conception of the whole cosmos, and a life-view or
doctrine of the values, meanings, and purposes of human life" (The Liang Gie, 1977:8).
Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia yang terpatri dalam
Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai pemikiran dan kebudayaan Bangsa
Indonesia.

6
Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam
hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa
Indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila
yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal)
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

 Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat Pancasila,
artinya refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara.
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan pancasila sebagai sistem filsafat
meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pertama, meletakkan pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga
diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, danjuga
merdeka dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik
secara materiil maupun spiritual.
Kedua, pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang
berakar dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam
menghadapi berbagai ideologi dunia.
Ketiga, pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasarpijakan untuk
menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan
dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan
rakyat banyak.
Keempat, pancasila sebagaisistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way
of thinking bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara
tindakan dan pemikiran.

7
Bahaya yang ditimbulkan kehidupan modern dewasa ini adalah
ketidakseimbangan antara cara bertindak dan cara berpikir sehingga menimbulkan
kerusakan lingkungan dan mental dari suatu bangsa.

B. MENDESKRIPSIKAN ALASAN DI PERLUKANNYA KAJIAN PANCASILA


SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus


Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai
objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang
filsafat yang berkembang di Barat. Pancasila sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-
nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang
berkembang, baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selain
itu, nilai-nilai Pancasila tidak hanya dipakai dasar bagi pembuatan peraturan perundang-
undangan, tetapi juga nilai-nilai Pancasila harus mampu menjadi orientasi pelaksanaan
sistem politik dan dasar bagi pembangunan nasional.

2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus memerlukan landasan pijak filosofis yang


kuat yang mencakup tiga dimensi, yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis, dan
landasan aksiologis. Ontologi menurut Aritoteles merupakan cabang filsafat yang
membahas tentang hakikat segala yang ada secara umum sehingga dapat dibedakan
dengan disiplin ilmu-ilmu yang membahas sesuatu secara khusus. Dasar ontologis
Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu
monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis.
Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Inti persoalan ontologi adalah menganalisis tentang substansi. Substansi menurut
Kamus Latin – Indonesia, berasal dari bahasa Latin “substare” artinya serentak ada,

8
bertahan, ada dalam kenyataan. Substantialitas artinya sesuatu yang berdiri sendiri, hal
berada, wujud, hal wujud. Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran
filosofis atas hakikat dan raison d’etre sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara
Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman atas hakikat sila-sila Pancasila itu diperlukan
sebagai bentuk pengakuan atas modus eksistensi bangsa Indonesia.

3. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila


Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan. Secara
epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, Oleh karena itu Pancasila
harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem
pengetahuan. Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah
pandangan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sila - sila didalam pancasila tersusun secara hierarkis dan sistematis yang
berarti kelima sila tersebut menggambarkan rangkaian bertingkat, dimana sistem filsafat
tersebut terdapat hakikat sila - sila pancasila yang berkaitan satu sama lain.

Penjabaran sila-sila Pancasila secara epistemologis dapat diuraikan sebagai berikut.


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa digali dari pengalaman kehidupan beragama bangsa
Indonesia sejak dahulu sampai sekarang. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
digali dari pengalaman atas kesadaran masyarakat yang ditindas oleh penjajahan
selama berabad-abad. Sila Persatuan Indonesia digali dari pengalaman atas kesadaran
bahwa keterpecahbelahan yang dilakukan penjajah kolonialisme Belanda melalui politik
Devide et Impera menimbulkan konflik antarmasyarakat Indonesia. Sila Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan digali
dari budaya bangsa Indonesia yang sudah mengenal secara turun temurun pengambilan
keputusan berdasarkan semangat musyawarah untuk mufakat. Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia digali dari prinsip-prinsip yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia yang tercermin dalam sikap gotong royong.

4. Landasan Aksiologis Pancasila

9
Littlejohn and Foss mengatakan bahwa aksiologi merupakan cabang filosofi yang
berhubungan dengan penelitian tentang nilai-nilai. Landasan aksiologis Pancasila artinya
nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sila pertama mengandung
kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral. Sila kemanusiaan mengandung nilai
martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab. Sila persatuan mengandung nilai
solidaritas dan kesetiakawanan. Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah,
mufakat, dan berjiwa besar. Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong
royong.

C. Menjabarkan Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem


Filsafat
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat Indonesia sebagai berikut:
A.) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia,
masyarakat Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama lokal, yaitu
sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan Buddha, 7 abad pengaruh Islam, dan 4 abad
pengaruh Kristen. Tuhan telah menyejarah dalam ruang publik Nusantara.
B.) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia dilahirkan dari perpaduan
pengalaman bangsa Indonesia dalam menyejarah. Bangsa Indonesia sejak dahulu dikenal
sebagai bangsa maritim telah menjelajah keberbagai penjuru Nusantara, bahkan dunia.
Hasil pengembaraan itu membentuk karakter bangsa Indonesia yang kemudian oleh
Soekarno disebut dengan istilah Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
C.) Sila Persatuan Indonesia.
Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman serta
kebaruan dan kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang
menakjubkan karena kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu dalam
suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia.
D.) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk

10
rakyat memang merupakan fenomena baru di Indonesia, yang muncul sebagai ikutan
formasi negara republik Indonesia merdeka. Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-
kerajaan pra-Indonesia adalah kerajaan feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat.
Meskipun demikian, nilai-nilai demokrasi dalam taraf tertentu telah berkembang dalam
budaya Nusantara, dan dipraktikkan setidaknya dalam unit politik kecil, seperti desa di
Jawa, nagari di Sumatera Barat, banjar di Bali, dan lain sebagainya.
E.) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagian yang telah berkobar ratusan
tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Impian kebahagian itu terpahat
dalam ungkapan “Gemah ripah loh jinawi, tata
tentrem kerta raharja”.

2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok. Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami Pancasila sebagai
sistem filsafat yang sudah dikenal masyarakat Indonesia dalam bentuk pandangan hidup,
Way of life yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa
di Indonesia. Way of life adalah pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung
tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada
budaya dan pandangan hidup masyarakat. Contohnya itu dilihat dari sila-sila dalam
pancasila ayat 1 sampai 5. Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang
memahami Pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.
Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satu kesatuan utuh
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan
utuh yang yang saling terkait dan saling berhubungan secara koheren. Sila-sila pancasila
juga disebut sebagai sistem filsafat karena, Keseluruhan sila sila yang didalamnya
merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan saling bekerjasama guna pencapaian
tujuan tertentu dan secara menyeluruh merupakan bagian suatu kesatuan yang utuh. Sila-
sila didalam pancasila pada hakikatnya suatu kesatuan yang organis. saling berhubungan
dan saling mengkualifikasi. Dengan pemikiran dasar mengenai tentang manusia yang
berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan dengan masyarakat bangsa Indonesia.

Sistem hierarki Pancasila dan idiologi Pancasila dalam filsafat Pancasila Hirarkis
merupakan bentuk piramida dari dalam susunan Pancasila, yang dimaksud hirarkis

11
sendiri piramida atau susunan dari sila-sila pancasila, seperti sila pertama Pancasila
mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Jadi hubungan ideologi pancasila dan
filsafat pancasila berada di dalam sila-sila yang terkandung dalam pancasila itu sendiri.
Misalnya pancasila sudah konkrit terdiri dari 5 sila yaitu ketuhanan YME, kemanusiaan
yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan Indonesia, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dan sebagai filsafat pancasila antara kelima sila tersebut saling
berhubungan, yang dimaksud berhubungan ialah ketuhanan YME tidak dapat diterapkan
dalam diri kita tanpa adanya dasar dari diri kita tentang kemanusiaan yangadil dan
beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia sebagai landasan untuk membentuk ketuhanan YME, begitu pula untuk
seluruhnya. Jadi hubungan sila dan antar sila pancasila menjadi susunan yang utuh
dalam penerapannya.
Notonagoro menggambarkan kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila itu dalam
bentuk kesatuan dan hubungan hierarkis piramidal dan kesatuan hubungan yang saling
mengisi atau saling mengkualifikasi. Sila-sila dalam Pancasila disebut sebagai suatu
Sistem Filsafat karena Pancasila merupakan lima sila yang terdiri dari nilai luhur yang
berakar dari budaya masyarakat Indonesia dan filsafat merupakan upaya manusia dalam
mencari kebijaksanaan hidup yang berguna dan bermanfaat bagi peradaban manusia
sendiri. Jadi, pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat merupakan satu kesatuan sila
yang saling berhubungan dan berkaitan dengan sila lainnya guna mencapai tujuan yang
bermanfaat bagi masyarakat luas. Jadi salah satu sila dihapus atau dihilangankan, maka
hubungan antara sila-sila yang sudah terbentuk tidak dapat saling mengisi satu dengan
yang lainnya, jadi tidak dapat disebut pancasila, karena pancasila sudah menjadi satu
kesatuan yang utuh dan saling berhubungan. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki
peran yang penting didalam pembentukan karakter kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dan hubungan pendidikan Pancasila dengan
filsafat Pancasila itu juga kareta pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dituangkan dalam suatu sistem.

12
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat mengemuka ketika
Soekarno melontarkan konsep Philosofische Grondslag, dasar filsafat negara. Artinya,
kedudukan Pancasila diletakkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaran
kehidupan bernegara di Indonesia. Pada kuliah umum di Istana Negara pada 26 Juni
1958, Soekarno membahas sila-sila Pancasila sebagai berikut. Sila I, pada garis besarnya
manusia Indonesia itu percaya kepada Tuhan, sebagaimana yang dikenal oleh penganut
agama masing-masing. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan konsep yang dapat
diterima semua golongan agama di Indonesia sehingga apabila elemen Ketuhanan ini
dibuang, berarti telah membuang sesuatu yang mempersatukan batin segenap rakyat
sebagai bangsa Indonesia. Selanjutnya, Soekarno menjelaskan tentang Sila II, yang
merupakan upaya untuk mencegah timbulnya semangat nasionalisme yang berlebihan
sehingga terjebak ke dalam chauvinisme atau rasialisme. Selanjutnya Sila III, pada Juli
1958 di Istana Negara. Soekarno bertitik tolak dari berbagai pengertian tentang bangsa
yang diambilnya dari berbagai pemikiran, seperti teori Ernest Renan yang mengatakan
bahwa bangsa itu sekumpulan manusia yang mempunyai keinginan bersatu hidup
bersama (Le desire d’etre ensemble). Sila IV, Soekarno memberikan kuliah umum
tentang sila kerakyatan pada 3September 1958 di Istana Negara. Soekarno mengatakan
bahwa demokrasi yang harus dijalankan adalah demokrasi Indonesia, yang membawa
keperibadian Indonesia sendiri. Dalam kuliah umum seminar Pancasila di Yogyakarta 21
Februari 1959, Soekarno menguraikan tetang arti sila V sebagai berikut: Keadilan sosial
bagi bangsa Indonesia merupakan suatu keharusan karena hal itu merupakan amanat dari
para leluhur bangsa Indonesia yang menderita pada masa penjajahan, dan para pejuang
yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan (Soekarno, 2011: 191). Sumber
politis. Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga atas kesepakatan penggunaan
simbol dalam kehidupan bernegara. Garuda Pancasila merupakan salah satu simbol
dalam kehidupan bernegara. Dalam pasal 35 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi
sebagai berikut. “Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih”. Pasal 36, “Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia”. Pasal 36A, “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”. Pasal 36B, “Lagu kebangsaan Indonesia ialah
165 Indonesia Raya”. Bendera merah putih, Bahasa Indonesia, Garuda Pancasila, dan
lagu Indonesia Raya, semuanya merupakan simbol dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia.

13
D. Mengkaji Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat.

1. Dinamika pancasila sebagai system filsafat

a. Pada era pemerintahan soekarno, pancasila sebagai system filsafat dikenal


dengan istilah “philosofische grondslag” gagasan tersebut merupakan
perenungan filosofis soekarno tata rencananya berdirinya Negara Indonesia
merdeka.
b. Pada era pemerintahan soeharto, kedudukan pancasila sebagai system filsafat
berkembang kea rah yang lebih baik (dalam hal ini istilah yang lebih praktis
adalah weltanschauung) artinya, filsafat pancasila tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan dalam pedoman hidup
sehari-hari.
c. Pada era reformasi, pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar
resonansinya. Namu, pancasila sebagai sitem filsafat bergema dalam wacana
akademik, termasuk kritik dan renungan yang di lontarkan oleh Habibie dalam
pidato 1 juni 2011.

2. Tantangan pancasila sebagai sistem filsafat

Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual


pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan
sebesar-besarnya merupakah upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu
bentuk tantangan kapitalisme terhadap pancasila sebagai sistem filsafat ialah
meletakan kebebasan individual secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan
berbagai dampak negative seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-
lain. Monopoli adalah perdagangan pasar yang curang. Sedangkan gaya hdup
konsumerisme adalah Gaya hidup konsumerisme adalah dengan cara membuat skala
prioritas akan sesuatu yang hendak dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif.
Tidak lupa menerapkan “gaya hidup mandiri” untuk mengenali kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, serta memiliki strategi untuk bisa mencapai tujuan.

Kedua, komunisme adalah salah satu paham yang muncul atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal. Komunisme merupakah paham yang

14
meyakini bahwa kepemilikan modal di kuasai oleh Negara untuk kemakmuran
rakyat secata merata salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap pancasila
sebagai system filsafat ialah dominasi Negara yang berlebihan sehingga dapat
menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan bernegara.

E. Menguraikan Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

 Esensi dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat adalah sebagai berikut.

Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat negara Indonesia karena Pancasila


mengandung objek dan nilai-nilai yang dapat digunakan untuk mengkritisi berbagai
filsafat yang semakin berkembang

1. Usaha kita untuk tetap menegakan pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah dengan menjadikan Pancasila dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai pedoman dalam kegiatan berbangsa
dan bernegara. Mengikuti peraturan nya mempelajari kaidah-kaidah dalam pancasila.
cara merealisasikan masyarakat yang berpancasila salah satunya dengan menerapkan
hidup yg saling bertoleransi sesuai dengan sila ke 1

Sebagai sistem filsafat, esensi Pancasila terletak pada kandungan nilainya yang dapat
membantu kita dalam memahami bangsa Indonesia. Sejarah Sila Pertama Pancasila
Jika melihat sejarah di Indonesia, filsafat teologis dapat dilihat dari perumusan sila
pertama Pancasila, Ketika para leluhur bangsa Indonesia telah menyusun menjadi
sebuah makna untuk kaum Indonesia yang multiagama. Awalnya sila pertama
Pancasila yang ada dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 berbunyi
“Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”.

Dengan bunyi tersebut maka rakyat Indonesia yang kebanyakan beragama Islam
bukan semakin merasa tinggi hati meskipun dapat mengangkat orang Islam, namun
justru banyak tokoh yang tidak setuju sebab mereka meyakini bahwa Indonesia
adalah negara yang damai dengan saling menghargai antar berbagai agama yang
dianut setiap individunya tanpa adanya diskriminasi minoritas agama.pancasila
sebagai way of life! Way of life adalah pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu
dijunjung tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila

15
berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat. Contohnya itu dilihat dari
sila-sila dalam pancasila ayat 1 sampai 5. Sebagai sistem filsafat, urgensi Pancasila
adalah sebagai alat terbaik saat ini dan di masa mendatang dalam memahami bangsa
Indonesia.
Penjelasan:

Filsafat sendiri dapat diartikan sebagai cara kita dalam memahami diri kita sebagai
manusia. Filsafat tidak hanya mencari tahu tentang identitas kita, tetapi juga jati diri
kita sebagai manusia. Dalam hal ini, Pancasila memberikan sumbangsih penting
dengan kandungan nilai luhurnya.

KATA PENUTUP

Pancailai sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara. Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi
berdirinya negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud
masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan
untuk mewujudkannya. Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi realitas
membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari
segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan terwujudnya masyarakat yang dicita-
citakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan
secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan
masyarakat.
Saran:
Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara kita yaitu Pancasila
karena pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
336981894_DINAMIKA_TANTANGAN_ESENSI_DAN_URGENSI_PANCASILA_SEB
AGAI_SISTEM_FILSAFAT

Darmodiharjo, Darji, 1996, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Gramedia Pustaka


Utama,Jakarta.

Fukuyama, F. 1989, The End of History, dalam National Interest, No. 16 (1989), dikutip
dariModernity and Its Future, H. 48, Polity Press,Cambridge.

Kaelan, 2005, Filsafat Pancasila sebagai Filasfat Bangsa Negara Indonesia,


Makalah pada Kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta.

Notonagoro, 1971, Pengertian Dasar bagiImplementasi Pancasila untuk ABRI,


Departemen Pertahanan dan Keamanan, Jakarta.

Poespowardoyo, Soeryanto, 1989, Filsafat Pancasila, Gramedia, Jakarta.

Pranarka, A.W.M., 1985, Sejarah Pemikirantantang Pancasila, CSIS, Jakarta.

Suseno, Franz, Magnis, 1987, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Modern, PT
Gramedia, Jakarta.

17
Titus Harold, and Marilyn S., Smith, RichardT. Nolan, 1984, Living Issues Philosophy,
Penerbit Bulan Bintang, Jakarta.

Alfathius Charol Prabowo, Aktualisasi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, Ppt.

https://slideplayer.info/slide/16476282/

Pertanyaan dan Jawaban Presentasi

1. Bagaimana penjelasan pancasila sebagai sistem filsafat secara deduktif! (Olivia


Anggraini)
Jawab: deduktif filsafah pancasila ialah dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Maksudnya ialah manusia sebagai pelaku pancasila menganalisa,
menyusun dan membuat pemahaman atau pandangan secara sistematis terhadap sila sila
yang terkandung dalam pancasila secara menyeluruh. Contohnya seperti yang kami
lakukan dalam penyusuan makalah ini. (Nida Amalia)

2. Kenapa sila-sila dalam pancasila disebut sebagai sistem filsafat? (salsabila


Rahmadina)
Jawab: Sila-sila dalam Pancasila disebut sebagai suatu Sistem Filsafat karena:
 Pancasila merupakan lima sila yang terdiri dari nilai luhur yang berakar dari budaya
masyarakat Indonesia dan filsafat merupakan upaya manusia dalam mencari
kebijaksanaan hidup yang berguna dan bermanfaat bagi peradaban manusia sendiri.
Jadi, pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat merupakan satu kesatuan sila yang
saling berhubungan dan berkaitan dengan sila lainnya guna mencapai tujuan yang
bermanfaat bagi masyarakat luas.

18
 Sila - sila didalam pancasila tersusun secara hierarkis dan sistematis yang berarti
kelima sila tersebut menggambarkan rangkaian bertingkat, dimana sistem filsafat
tersebut terdapat hakikat sila - sila pancasila yang berkaitan satu sama lain.
 Karena keseluruhan sila sila yang didalamnya merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan saling bekerjasama guna pencapaian tujuan tertentu dan secara
menyeluruh merupakan bagian suatu kesatuan yang utuh.
 Sila-sila didalam pancasila pada hakikatnya suatu kesatuan yang organis. saling
berhubungan dan saling mengkualifikasi. Dengan pemikiran dasar mengenai tentang
manusia yang berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan dengan masyarakat
bangsa Indonesia.
 Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki peran yang penting didalam pembentukan
karakter kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari
Dengan demikian sila-sila didalam pancasila disebut sebagai sistem filsafat, mempunyai
ciri khas tersendiri dan berbeda dengan sistem-filsafat lainnya. (Nida Amalia)

3. Apa peranan Pancasila sebagai suatu sistem filsafat (Virgiawan Fikri)

Jawab: Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat negara Indonesia karena Pancasila
mengandung objek dan nilai-nilai yang dapat digunakan untuk mengkritisi berbagai
filsafat yang semakin berkembang (Ocktaviant Naja)

4. Teori filsafat yang menjelaskan sila pertama pancasila (Reggy Zulhamzah)

Jawab: Jika melihat sejarah di Indonesia, filsafat teologis dapat dilihat dari perumusan
sila pertama Pancasila, Ketika para leluhur bangsa Indonesia telah menyusun menjadi
sebuah makna untuk kaum Indonesia yang multiagama. Awalnya sila pertama Pancasila
yang ada dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 berbunyi “Ketuhanan dengan
kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Dengan bunyi tersebut maka rakyat Indonesia yang kebanyakan beragama Islam bukan
semakin merasa tinggi hati meskipun dapat mengangkat orang Islam, namun justru
banyak tokoh yang tidak setuju sebab mereka meyakini bahwa Indonesia adalah negara
yang damai dengan saling menghargai antar berbagai agama yang dianut setiap
individunya tanpa adanya diskriminasi minoritas agama. (Dhiya Urruba)

19
5. Mengapa manusia selalu berfilsafat dan mengapa filsafat yang digunakan bangsa kita
adalah filsafat pancasila? (Manda Maulana)

Jawab: Manusia berfilsafat dikarenakan dilihat dari kata filsafat itu sendiri. Manusia
berfilsafat dikarenakan ada sesuatu yang diyakini kebenarannya menurut insting dan
keyakinan dalam menilai sesuatu hal. Bangsa indonesia menggunakan filsafat pancasila
dikarenakan, kita sebagai bangsa Indonesia dilandasi 5 sila tersebut. (Dhiya Urruba)

6. Kalau Sistem filsafat tidak ada dalam pancasila apakah masih bisa disebut pancasila?
(Ridho safarazy)

Jawab: Sudah dijelaskan mengenai suatu hubungan yang saling berkaitan antara sila-sila
yang terkandung di dalam pancasila. Kita ketahui sendiri pancasila terdiri dari 5 sila
yang sudah dijelaskan diatas jika salah satu sila dihapus atau dihilangankan, maka
hubungan antara sila-sila yang sudah terbentuk tidak dapat saling mengisi satu dengan
yang lainnya, jadi tidak dapat disebut pancasila, karena pancasila sudah menjadi satu
kesatuan yang utuh dan saling berhubungan. (Dhiya Urruba)

7. Mengapa disebut sebagai suatu sistem filsafat? Jelaskan dengan menghubungkan


sifat sila-sila pancasila yang organis! (uswatun)

Jawab: Pertama, Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat
merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia.
Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan
merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena
telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan.

Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan


sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
disepakati sebagai dasar filsafat Negara (Philosophische Grondslag).

Pancasila sudah ada dan sudah dijalankan dalam kehidupan sejak masa kerajaan yang di
aplikasi setiap elemen kehidupan mulai dari prinsip yang tersimpul dalam pandangan
hidup bangsa. Atau jati diri dari bangsa Indonesia yang di dalamnya tersimpul ciri khas,
sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain yang bersatu membentuk
satu kesatuan, yang oleh para pendiri negara kita di rumuskan dalam suatu rumusan yang

20
sederhana namun mendalam, yang meliputi lima (lima sila) yang kemudian diberi nama
Pancasila. (Nida Amalia)

8. Contoh pancasila sebagai way of life! (Aida)


Jawab: Way of life adalah pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung tinggi
oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya
dan pandangan hidup masyarakat.
Contohnya itu dilihat dari sila-sila dalam pancasila ayat 1 sampai 5. (Naila Lutfia)

9. Bagaimana cara merealisasikan masyarakat yang berpancasila? (Syifa Rahmania)


Jawab: salah satunya dengan menerapkan hidup yg saling bertoleransi sesuai dengan sila
ke 1 (Ocktaviant Naja)

10. Bukti pancasila dan contohnya sebagai sistem filsafat! (Ira Fitri)

Jawab: Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan perenungan


jiwa dan sebagai collectieve Ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia
yang dituangkan dalam suatu sistem dan sistem tersebut merupakan pancaran dari semua
sila Pancasila. Dengan begitu nilai-nilai seperti, jiwa keagamaan, jiwa kebangsaan, jiwa
kerakyatan, dan jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial terkandung di dalam sila
pancasila.

Adapun contoh Pancasila sebagai sistem filsafat yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari antaralain:

1. Menaati dan mematuhi peraturan yg berlaku


2. Membayar pajak tepat waktu
3. Mencintai dan membina perkes bangsa
4. Mengakui persamaan derajat
5. Selalu memihak dan membela negara yg memperjuangkan kemerdekaannya.
(Nida Amalia)

21
11. Bagaimana hubungan hirarkis antara ideologi dengan filsafat pancasila? (Nathan A)

Jawab: Hirarkis merupakan bentuk piramida dari dalam susunan Pancasila, yang
dimaksud hirarkis sendiri piramida atau susunan dari sila-sila pancasila, seperti sila
pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Jadi hubungan ideologi
pancasila dan filsafat pancasila berada di dalam sila-sila yang terkandung dalam
pancasila itu sendiri. Misalnya pancasila sudah konkrit terdiri dari 5 sila yaitu ketuhanan
YME, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan Indonesia, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan sebagai filsafat pancasila antara
kelima sila tersebut saling berhubungan, yang dimaksud berhubungan ialah ketuhanan
YME tidak dapat diterapkan dalam diri kita tanpa adanya dasar dari diri kita tentang
kemanusiaan yangadil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan Indonesia, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai landasan untuk membentuk ketuhanan YME,
begitu pula untuk seluruhnya. Jadi hubungan sila dan antar sila pancasila menjadi
susunan yang utuh dalam penerapannya. (Nida Amalia)

12. Apa yang di maksud dengan gaya hidup konsumerisme (Devi Suwito)

Jawab: Gaya hidup konsumerisme adalah dengan cara membuat skala prioritas akan
sesuatu yang hendak dikonsumsi agar dapat digunakan secara efektif. Tidak lupa
menerapkan “gaya hidup mandiri” untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri
sendiri, serta memiliki strategi untuk bisa mencapai tujuan. (Ocktaviant Naja)

13. Dasar epistimologis dan ontologis pancasila sebagai suatu sistem filsafat! (Nanda)

Jawab: Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki
hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai
dasar antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.

Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, Oleh karena itu Pancasila
harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem
pengetahuan. (Dhiya Urruba)

22
14. usaha kita untuk tetap menegakan pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara? (Firda)

Jawab: Usahanya dengan menjadikan Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di


dalamnya sebagai pedoman dalam kegiatan berbangsa dan bernegara. Mengikuti
peraturan nya mempelajari kaidah-kaidah dalam Pancasila. (Naila Lutfia)

15. Apa hubungan pendidikan Pancasila dengan filsafat pancasila?

Jawab: Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang
dituangkan dalam suatu sistem. (Ocktaviant Naja)

23

Anda mungkin juga menyukai