Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Pancasila sebagai sistem filsafat

Dosen pembimbing:

Dra. Jumiati, M.Si

Di susun oleh:

INDAH KHARISMA JULIZA

Nim:22075082

program studi ilmu kesejahteraan keluarga

falkultas pariwisata dan perhotelan

universitas negeri padang

2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "pancasila sebagai sistem filsafat" dengan tepat
waktu.Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah pendidikan Pancasila Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, dengan adannya
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

padang,1 November 2022

Penulis

Daftar isi
bab 1 pendahuluan................................................................................................................1

1.1 Latar belakang ................................................................................................................1

1.2.Rumusan masalah..........................................................................................................2

1.3.tujuan penulisan..............................................................................................................2

BAB.2 pembahasan ..............................................................................................................3

2.1.Pancasila merupakan suatu filsafat .............................................................................3

2.2..Menggali Sumber Sosiologis, Politis, Historis tentang Pancasila sebagai

Sistem Filsafat.....................................................................................................................4

2.3.Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat....................................8

2.4.Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.........................................10

BAB 3 Penutup ....................................................................................................................13

3.1.Kesimpulan....................................................................................................................13

3.2saran...............................................................................................................................13

Daftar pustaka ...................................................................................................................14

BAB 1
pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pada umumnya di dunia initerdapat berbagai macam dasar negara yang menyokong negara itu
sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak terombang ambing oleh persoalan yang
muncul pada masa kini. Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasionl
tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pemikiran dimana Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita
sebut Pancasila.Sejarah indonesia menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya
dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur.pancasila sembagai sistem filsafat memiliki Sumber Sosiologis, Politis,
Historis tentang Pancasila Sumber tersebut dapat kita pahami dan gali untuk perkembangan
ilmu dimasa yang akan datang .

Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila
tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan
ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam
menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan
dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat
dan berbudaya tinggi.Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam berpikir lebih
kritis mengenai arti Pancasila.

1.2.Rumusan masalah

1. apa yang dimaksut dengan Pancasila sebagai filsafat


2. apa saja Sumber Sosiologis, Politis, Historis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat
3. bagaimana .Dinamika danTantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
4. bagaimana bentuk esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1.3.tujuan penulisan

1. mengetahui yang dimaksut dengan Pancasila sebagai filsafat


2. dapat mengetahui Sumber Sosiologis, Politis, Historis tentang Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
3. dapat mengetahui Dinamika danTantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
4. mengetahui bentuk esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

BAB.2

pembahasan

2.1.Pancasila merupakan suatu filsafat

Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif
(cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat? Hal
itu dikarenakanpancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.Menurut
Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu
tentang hakikat pancasila.Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasionl
tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila
dikatakan sebagai filsafat karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam
yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang di tuangkan dalam suatu system
(Abdul Gani 1998).

Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah hasil berfikir atau pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan,
norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana dan paling sesuai dengan kehidupan
dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat pancasila kemudian dikembangkan oleh Soekarno
sejak 1955 sampai kekuasaannya berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu
menyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan
tradisi Indonesia, serta merupakan akulturasi budaya India (hindu-buddha), Barat (Kristen),
Arab (Islam).

Filsafat pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat pancasila tidak
hanya mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari,
tetapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman
hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat
mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik dunia maupun di akhirat (Salam, 1988:23-24).

2.2..Menggali Sumber Sosiologis, Politis, Historis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat terbagi menjadi duakelompok.Kelompok


pertama, yaitu kelompok masyarakat awam yang menjadikan Pancasila sebagaibentuk
pandangan hidup dalam kehidupan beragama, adat istiadat, dan budaya lokal dariberbagai
suku di Indonesia. Kelompok kedua, yaitu kelompok masyarakat berpendidikan
yangmenggunakan teori-teori bersifat akademis dalam memahami Pancasila sebagai sistem
filsafat.
masyarakat awam mengerti sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dalam
pandangan hidup kamudan praktis dalam berbagai aspek kehidupan. dalam konteks
agama,masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius karena
perkembangankepercayaan yang ada di masyarakat sejak animisme, dinamisme, politeistis,
hingga monoteis.

menurutNotonagoro ,Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan satu kesatuan tidak utuh
yang tidak dapat dipisah pisahkan. ini dapat digambar kandalam bentuk kesatuan hubungan
yang saling mengisidan hubungan hierarkhis piramidal dengansila Keadilan sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia sebagai alas dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa berada di puncaknya.
Rumusan hierarkis piramidal itu dapat digambar sebagai berikut:

1) Sila KetuhananYang Maha esa


menjiwai dan meliputi sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaandalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dijiwai dan diliputi silaKetuhanan
YangMahaesa, menjiwai dan termasuk sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin olehHikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia.
3) Sila Persatuan Indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuanan Yang Maha esa,
Kemanusiaan yang Adili dan Beradab, menjiwai dan termasuk sila Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan ,dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan/Perwakilan dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuanan Yang Maha
esa,Kemanusiaan yang Adili dan Beradab, Persatuan Indonesia, menjiwasaya dan
termasuk sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
5) Sila Keadilan sosial bagi Seluruh rakyat indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan
Yang maha esa,Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ,Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
(Kaelan,2003: 60-61)

Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dapat digambarkan
sebagaiberikut:

1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah KETUHANAN dan ber-Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
2) . Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah KEMANUSIAAN yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, ber-Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
3) Sila Persatuan Indonesia adalah PERSATUAN yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan adalah KERAKYATAN yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Persatuan Indonesia, dan ber-
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah KEADILAN yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Persatuan
Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2. Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat diklasifikasikan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat pada
sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958 dan 1959,
tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis. Kelompok kedua, mencakup argumen-
argumen politis terkait Pancasila sebagai sistem filsafat yang disuarakan kembali di era
reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni 2011. Inti dari pembahasan Soekarno tentang sila-
sila Pancasila pada kuliah umum yang diadakan antara tahun 1958 dan 1959, adalah sebagai
berikut :

1) Sila Kesatu Sila pertama merupakan konsep yang dapat diterima semua golongan
agama di Indonesia, sehingga elemen ini memegang peranan penting dalam
mempersatukan batin segenap rakyat sebagai bangsa Indonesia.
2) Sila Kedua Soekarno menjelaskan bahwa sila kedua merupakan upaya untuk
menegaskan pentingnya perikemanusiaan dan mencegah timbulnya semangat
nasionalisme yang berlebihan sehigga terjebak dalam rasialisme
3) Sila Ketiga Kesimpulan yang diambil oleh Soekarno dari teori Ernest Renan dan
pendapat Otto Bauter, adalah bahwa bangsa itu hidup dalam suatu kesatuan yang
kuat dalam sebuah negara dengan tujuan untuk mempersatukan.
4) Sila Keempat Soekarno mengatakan bahwa demokrasi yang harus dijalankan adalah
deokrasi Indonesia, yang membawa kepribadian Indonesia sendir
5) Sila Kelima Keadilan sosial bagi bangsa Indonesia merupakan suatu keharusan
karena hal itu merupakan amanat dari para leluhur bangsa Indonesia yang
menderita pada masa penjajahan, dan para pejuang yang telah gugur dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Habibie dalam pidato pada 1 Juni 2011, menyuarakan
kembali pentingnya Pancasila bagi kehidupan bangsa Indonesia setelah dilupakan dalam
rentang waktu yang cukup panjang sekitar satu dasawarsa pada euphoria politik di awal
reformasi.

Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat juga berlaku untuk kesepakatan
penggunaan simbol dalam kehidupan bernegara. Bendera merah putih, Garuda Pancasila,
lagu Indonesia Raya, dan Bahasa Indonesia merupakan symbol dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.

3.Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat Indonesia sebagai berikut.

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai keagamaan telah melekat dalam ruang publik
nusantara sejak sebelum zaman penjajahan hingga pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia dan terus berlangsung hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan
masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan dalam agama-
agama yang hidup di Indonesia.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua ini dibuktikan melalui proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Bebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan menghadirkan
suatu bangsa yang memiliki wawasan global dengan kearifan local, memiliki
komitmen pada penertiban dunia berdasarkan perdamaian, kemerdekaan, dan
keadilan sosial serta pada pemuliaan hak-hak asasi manusia dalam suasana
kekeluargaan bangsa Indonesia.
c. Sila Persatuan Indonesia Bangsa Indonesia merupakan cerminan dari suatu kesatuan
dalam keberagaman. Kemajemukan sosial, kultural, dan territorial dapat menyatu
dalam suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Perkembangan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat masih menjadi fenomena baru di Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-kerajaan pra-Indonesia adalah kerajaan feodal
yang dikuasai oleh raja-raja yang memiliki kekuasaan mutlak. Meskipun demikian,
nilai-nilai demokrasi dalam taraf tertentu telah berkembang dalam budaya
Nusantara, dan dipraktikkan setidaknya dalam unit politik kecil, seperti desa di Jawa,
nagari di Sumatera Barat, banjar di Bali, dan lain sebagainya.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Tercapainya keadilan dan
kemakmuran untuk bangsa Indonesia merupakan tujuan atau impian yang ingin
diwujudkan sejak ratusan tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Demi
impian masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera itu, para pejuang bangsa telah
rela berkorban untuk mewujudkannya. Berdasarkan sejarah, sebelum
adanyakolonialisme bangsa Indonesia dahulunya adalah bangsa yang hidup dalam
keadilan dan kemakmuran

2.3.Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

1)Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut.

Pada zaman pemerintahan Soekarno,Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan


istilah “ FilosofischeGrondslag” . Kemakmuran tersebutmerupakan perenungan
filosofisSoekarno atas rencana berdirinyanegara Indonesia merdeka. idetersebut akses
sebagai dasarkerohanian bagi penyelenggaraankehidupan bernegara. ide
tersebutternyata mendapat salam yangpositif dari berbagai kelas,terutama dalam
sidang BPUPKIpertama,bertahannya pada1Juni 1945.Namun, ide tentang
FilosofischeGrondslag belum diuraikan secararinci, lebih merupakan adagiumpolitik
untuk menarik perhatiananggota sidang, dan bersifat teoritis.Pada masa itu, Soekarno
lebihadalah bahwa Pancasilamerupakan filsafat asli Indonesia yangdiangkat dari akulturasi
budayabangsa Indonesia.

Pada zaman Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke


arah yang lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah weltans
chauung ).Artinya, Filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran saja, tetapi
juga digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari.atas dasar inilah, Soeharto
mengembangkan sistem filsafat Pancasila menjadi penataran P-4.

Pada zaman reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar resonansinya.
Namun,Pancasila sebagai sistem filsafat bermana dalam wacana akademik,termasuk
kritik dan renungan yang dilontarkan oleh Habibie dalam bicara1 Juni 2011. Habibie
menyatakanbahwa:“ Pancasila ” seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu
yang tidak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila seolah
hilang dari memori kolektif sebuah Indonesia. Pancasila semakin jarang diucapkan dikutip,
dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun
kemasyarakatan Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong di tengah denyut kehidupan
bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik”
(Habibi,2011: 1--2)

2).Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam
bentuk-bentuk sebagai berikut:

1) kapitalisme, yaitu aliran yang yakin bahwa kebebasan individu pemilik modal
untuk mengembangkan usaha dalam rangka mencapai keuntungan sebesar-
besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakanmasyarakat. Salah satu
bentuk tantanganKapitalis terhadap Pancasila sebagai sistem Filsafat adalah tempat
kebebasan individu secara berlebihan jadi dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif, seperti monopoli, gaya hidupkonsumerisme, dan lain-lain
2) komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas
perkembangan Kapitalis sebagai produk masyarakat liberal. komunisme merupakan
aliran yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu bentuk tantangan komunisme
terhadap Pancasila sebagai sistem filsaf sudah ada dominasi negara yang
berlebihanjadi dapat menghilangkan peranrakyat dalam kehidupan bernegara

2.4.Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

a)Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hakikat (esensi) pancasilasebagai sistem filsafat lokasi padahal-hal sebagai berikut

1). Pertama ; hakikat silaketuhanan lokasi pada haribangsa Indonesia bahwa


Tuhan sebagai prinsip utama dalamkehidupan semua makhluk.Artinya, setiap
makhluk hidup,termasuk warga negara harus memiliki kesadaran yang otonom
(kebebasan,kemandirian) di satu pesta, dan berkesadaran sebagai makhluk
Tuhan yang Maha esa yang akan diminta pertanggung jawaban atas semua
tindakan yang dilakukan.Artinya, kebebasan selalu disajikan pada tanggung jawab,
dan tanggung jawab tertinggi adalah untuk Sang Pencipta
2). .Kedua ; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monoplural, yang terdiri atas
3 monodualis, yaitu susunan kodrat(jiwa, raga), sifat kodrat (makhlukindividu,
sosial), kedudukan kodrat(makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan).
3). Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan.rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan kedalam 3 jenis,
yaitu tanah udara nyata,tanah air resmi, dan tanah air mental. Tanah udara nyata
adalah bumi tempat orang lahir dan dibesarkan, bersuka adalah bumi tempat
orang lahir dan dibesarkan, bersuka, dan sure sukha, yang dialami secara fisik-hari.
4). Keempat , hakikat sila kerakyatan lokasi pada prinsip musyawarah Artinya,
Keputusan yang diambil lebih berdasarkan atas semangat musyawarah untuk
mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat paling banyak tanpa peduli
pendapat minoritas
5). .Kelima , hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan
distributif, hukum, dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat
membagi dari negara untuk warga negara. Keadilan hukum adalah kewajiban warga
negara terhadap negara atau baru keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah
keadilan antara sesama warganegara

b) Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Hal-hal penting yang sangatmendesak bagi pengembangan pancasilasebagai sistem filsafat


termasuk hal-hal sebagai berikut :

1) meletak kanpancasila sebagai sistem filsafat sebagai harga diri bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka dalam
mengkemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik secara
material maupun spiritual
2) pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang di-root dari
nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi
berbagai ideologi dunia.
3) pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi
tantangang lobalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan sendi-
sendi perekonomian kamudan berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak.
4) pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi ikehidupan sekaligus cara dari berpikir
bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan
pikiran Bahaya yang ditimbulkan kehidupan modern dewasa ini
adalahketidakseimbangan antara carabertindak dan cara berpikir sehingga
menimbulkan kerusakan lingkungandan mental dari suatu bangsa.

BAB 3

Penutup
3.1.Kesimpulan

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling bergantung dan
berhubungan untuk satu tujauan tertentu da saling berkualifikasi antara satu dengan yang lain.
Pada dasarnya pancasila merupakan suatu bagian atau unit yang saling berhubungan. dalam
pelaksanaan nya Pancasila memiliki berbagai macam tantangan baik itu dari dalam atau pun
luar negeri oleh karna itu kita sebagai masyarakat indonesia harus waspada dan teliti untuk
berpikir cerdas demi kelangsungan negara indonesia yang makmur dan sejahtera

3.2.Saran

Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakatmengetahui seberapa
penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari pancasila dengan baik & benar,
serta tidak melecehkan arti penting pancasila.

Daftar pustaka

kristianus jimy pratama.2019.DINAMIKA, TANTANGAN, ESENSI DAN URGENSI PANCASILA


SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/
publication/
336981894_DINAMIKA_TANTANGAN_ESENSI_DAN_URGENSI_PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_FI
LSAFAT&ved=2ahUKEwier5_o-
4v7AhXbcGwGHVYaD5oQFnoECCoQAQ&usg=AOvVaw26kzYUxy2ngXdfCYcHUSSg

Direktorat Jendral pembelajaran dan kemahasiswaan.2016."pendidikan Pancasila"

Anda mungkin juga menyukai