DOSEN PENGAMPUH :
DAUD S.H.,M.H
DISUSUN OLEH
T/A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pendidikan.
Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen saya
dikampus . Dengan makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau pelengkap
buku modul pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam materi pembelajaran dengan judul
“Pancasila Sebagai Filsafat”
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disususn ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
TIM PENULIS
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang menyokong
negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak terombang ambing oleh
persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi
manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat sesuatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak
membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara,
namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu,
dimana Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita sebut Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan
karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia menunjukan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masingmasing
sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan
ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan
dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan
Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita
sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat dan berbudaya
1
tinggi. Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam berpikir lebih kritis
mengenai arti Pancasila.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Sebagai informasi, filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa
ada dan menyertai kehidupan manusia. Istilah 'filsafat' secara etimologis merupakan padanan
kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia
(philosophia).
Sementara itu, pada hakikatnya, Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat dari
pengertian nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia.
Indonesi Dari unsur-unsur kebudayaan tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara
keseluruhan menjadi terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan dalam suatu
sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat
dari Pancasla (Notonagoro).
3
1. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Ahli
1. IR. Soekarno
Menurut Soekarno, filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang diambil dari
budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen),
dan Arab (Islam).
2. Soeharto
Filsafat Pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari
Depdikbud. Semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi dalam budaya
Indonesia (Pancasila truly Indonesia).
3. Ruslan Abdulgani
Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir sebagai
ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
4. Notonagoro
Setiap bangsa di dunia memiliki jiwanya sendiri. Hal ini disebut dengan istilah Volkgeish,
yang berarti 'jiwa bangsa' atau 'jiwa rakyat'. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah jiwa
yang telah memainkan peranan penting dalam kehidupan.
Filsafat Pancasila berfungsi sebagai kepribadian dan ciri khas bangsa Indonesia serta menjadi
ciri pembeda di antara bangsa lain di dunia.
4
3. Sebagai Sumber dari Semua Sumber Hukum
Indonesia adalah negara hukum yang menerapkan hukum secara adil berdasarkan peraturan
yang berlaku. Dalam hal ini, fungsi filsafat Pancasila merupakan sumber dari seluruh sumber
daya hukum di Indonesia.
Masing-masing dari sila yang terkandung dalam Pancasila berfungsi sebagai nilai dasar,
sedangkan hukum adalah nilai instrumental atau keterangan tentang sila Pancasila.
Filsafat Pancasila juga berfungsi sebagai cara hidup dari Indonesia. Dengan kata lain,
Pancasila merupakan pedoman dan instruksi dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pandangan bahwa
Pancasila mengandung nilai kepribadian yang paling tepat dan sesuai dengan bangsa
Indonesia.
Pancasila juga dianggap sebagai nilai yang paling bijaksana, paling adil, dan paling tepat
untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia.
Filsafat Pancasila memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan mendasar atau sangat
mendasar, seperti sifat kehidupan negara. Dengan filsafat Pancasila, kita dapat mengetahui
sifat kehidupan pedesaan dan semua aspek yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan
sosial dan kelangsungan hidup negara.
8. Memberi Substansi tentang Hakikat Negara, Ide Negara ,dan Tujuan Bernegara
5
Dengan filsafat Pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting tentang sifat
negara, gagasan negara, dan tujuan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya substansi
yang memiliki kebenaran universal bagi bangsa Indonesia selama berabad-abad.
Fungsi filsafat Pancasila yang terakhir ialah sebagai perangkat ilmu pengetahuan yang
berbeda, khususnya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan negara. Hal ini
dapat tercermin dalam berbagai contoh Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah.
1. Untuk dapat menciptakan bangsa yang religius serta patuh kepada Allah SWT.
2. Menjadi sebagai bangsa yang menjaga ketentraman dan keadilan baik secara sosial atau
ekonomi.
3. Untuk menjadi bangsa yang saling menghormati hak asasi manusia, untuk mampu dan
dapat berada di dalam kaitannya HAM dengan nilai Pancasila sebagai dasar negara ini.
4. Untuk mampu menciptakan suatu bangsa yang menjunjung tinggi nilai demokrasi.
5. Menjadi negara nasionalis serta cinta terhadap tanah air Indonesia.
6
2.2 Contoh Filsafat Pancasila
Adapun contoh dari berbagai filsafat pancasila adalah sebagai berikut ini.
Menjaga Toleransi
Karakteristik dari filsafat Pancasila yaitu monodualistik dan monopluralistik. Filosofi Pancasila
ini yang dapat untuk diterapkan dalam kehidupan dalam bentuk untuk menjaga rasa toleransi
antara perorangan serta kelompok.
7
Mengakui Persamaan Derajat
Setiap manusia mempunyai hak yang sama serta kedudukan yang sama tidak dengan
membedakan berdasarkan dari jabatan, ras, agama, kelompok, keluarga dan lain sebagainya.
Menegakkan Keadilan
Pada sila “keadilan sosial bagi semua orang Indonesia”. Mengaju pada sila tersebut bahwa sila
tersebut merupakan contoh filsafat pancasila. Di Negara inikeadilan harus ditegakkan.
Penegakan Demokrasi
Contoh filsafat pancasila juga terdapat pada sila keempat yaitu demokrasi dengan suatu misi
yang dipimpin dengan kebijaksanaan dalam representasi dari sebuah perwakilan. Pada sila
keempat itu mencerminkan bahwa bagaimana Indonesia menjadi sebuah bangsa yang melekat
pada aspek demokrasi Pancasila.
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam pembukaan UUD 1945
alinea IV yang berbunyi:
Setiap sila (dasar atau azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu
sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan
pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Dengan demikian Pancasila pun harus
dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha
memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan
Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar falsafah Negara.
8
2.3 Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat di Indonesia
Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam
pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya. Tantangan terhadap
pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara bukan hanya berasal
dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai
dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-
negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas
9
kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi
kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada tujuan demi kesejahteraan
rakyat secara luas, (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka
sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya disesuaikan atas
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Sebagai anti-
klimaks proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat,
sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak
yang sangat meresahkan dan memprihatinkan seperti amuk massa yang cenderung anarkis,
bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya di era reformasi dewasa ini semua
pihak turut ambil bagian mengangkat kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya
hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan, baik dalam rangka
mengatur ketertiban warga negara maupun dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada kedudukannya
seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok
negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan
keamanan negara. Pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila. Sehingga ungkapan yang menyatakan bahwa Indonesia
adalah Negara berdasar atas hukum, bukan berdasar atas kekuasaan belaka dapat terwujud
adanya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praktis.
Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak,
sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar
dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum
yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-
lembaga negara.
Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-
benar hidup dalam masyarakat.
2) Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar
yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) Dengan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
maka Pancasila merupakan sebuah kompromi dan konsensus nasional karena memuat
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.
Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh ialah karena setiap
sila dalam Pancasila tidak dapat di-antitesis-kan satu sama lain.
4) Pancasila merupakan intelligent choire karena mengatasi keaneka-ragaman masyarakat
Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai
dasar filsafat Negara tidak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi
merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan
dalam seloka “Bhineka Tunggal Ika.”
5) Bahwa Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-
11
hak azasi semua warga bangsa Indonesia (Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab), agar
dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan
kesejahteraannya lahir batin seluruh rakyat serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang
berkeadilan sosial.
3.2 Saran
Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat mengetahui
seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari pancasila dengan baik
& benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila.
Dan setiap anak-anak bangsa dituntut untuk mengamalkan dan menghayati serta
melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, sehingga kita tidak mudah
terpeleset dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma hukum, norma agama
dan norma kesusilaan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5c7448e8e62a1a07a1c34653047716a2.pdf
https://repository.unikom.ac.id/46828/1/Pancasila%20sebagai%20Sistem%20Filsafat.pdf
https://dosenpintar.com/filsafat-pancasila/#Sebagai_Dasar_Negara
https://media.neliti.com/media/publications/195804-ID-implementasi-pancasila-sebagai-dasar-fil.pdf
http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-filsafat-filosofi.html
https://123dok.com/document/zpd2kr4z-makalah-pancasila-sebagai-filsafat.html
13