Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA

NILAI PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA

Dosen Pengampu : ZULFADHLI,S.HI.,M.H

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1.SUKMA LYLYANA 210720041

2.YULIYA NINGSIH 210720027

3.ULAN DARI 210720030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala pui bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana, yang maha member
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepadanya. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat-Nya
dengan suri tauladan yang baik. Dan segala syukur kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan anugrah, kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.Makalah ini merupakan pengetahuan tentang panasila sebagai filsafah bangsa
dengan judul “ Nilai Pancasila Sebagai falsafah bangsa “.

kami juga menngucapkan terimakasi kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
agar nantinya makalah bisa menjadi makalah yang bisa lebih baik lagi.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Aceh Utara, 17 Mei 2022

Penulis, Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan masalah ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4

2.1.....................................................................................................................Pengertian
filsafah pancasila pancasila.......................................................................8
2.2.....................................................................................................................Fungsi utama
filsafat pancasila bagi bangsa dan Negara Indonesia ................................9
a. Filsafat pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia ..........9
b. Filsafat pancasila sebagai dasar Negara republic Indonesia ................9

2.3.Bukti pancasila sebagai dasar falsafah bangsa Indonesia...........................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................12


3.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi
yang dianut bangsa indonesia takk ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri
atas berbagai dan suku bangsa dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali
pancasila dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara
indonesia. Sebagai dasar negara republi indonesia ( way of life ), pancasila nilainilainya telah
dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai budaya,
adat – istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri
bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindak –tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin dalam
nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha merumuskan nilainilai
luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud filsafah pancasila?

2. Landasan Filosofis Pancasila adalah ?

3. Apakah fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia?

4. Bukti Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia ?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud filsafah pancasila

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud filosofis pancasila

3. memahami apa fungsi utama filsafat pancasila bagi bangsa dan Negara Indonesia
4. Mencari bukti pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Filsafah pancasila

Filsafat Secara etimologis istilah “filsafat” atau bahasa Inggrisnya disebut “philosophi”
berasal dari bahasa Yunani “philien” (cinta) dan “sophos” (hikmah/kearifan) atau bisa juga
diartikan “cinta kebijaksanaan”. Makna menurut beberapa tokoh filsafat yaitu :

• Socrates : peninjauan dalam diri yang bersifat reflektif atau berupa


perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan adil dan bahagia.
• Plato : filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision
of truth). Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai
ide yang abadi dan tak berubah

Pancasila adalah merupakan suatu pandangan hidup bangsa yang nilai- nilainya sudah
ada sebelum secara yuridis bangsa Indonesia membentuk negara. Bangsa Indonesia secara
historis ditakdirkan oleh Tuhan YME, berkembang melalui suatu proses dan menemukan
bentuknya sebagai suatu bangsa dengan jati- dirinya sendiri. Secara kultural dasar-dasar
pemikiran tentang Pancasila dan nilai-nilai Pancasila berakar pada nilai-nilai kebudayaan dan
nilai-nilai religius yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sebelum mendirikan negara”
(Kaelan,2011:8). Nilai-nilai Pancasila sebelum terbentuknya negara dan bangsa Indonesia
pada dasarnya terdapat secara sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan bangsa yang
tersebar di seluruh kepaulauan nusantara baik pada abad kedua puluh maupun sebelumnya, di
mana masyarakat Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dan
berakulturasi dengan kebudayaan lain. Nilai-nilai tersebut merupakan suatu local genius dan
sekaligus sebagai suatu local wisdom bangsa Indonesia(Kaelan,2011) yang kemudian
disintesiskan secara dialektis kemudian dituangkan ke dalam sebuah dasar negara yang sering
disebut sebagai dasar falsafah negara (staats philosofiche grondslag). Pancasila yang sebab
materialnya (causa materialis) bersumber pada bersumber pada nilai-nilai budaya bangsa ini,
menurut Kaelan yang meminjam meminjam istilah Margareth Mead, Ralp Linton, dan
Abraham Kardiner dalam Anthropology to Day, disebut sebagai National Character.
Selanjutnya Linton lebih condong dengan istilah Peoples Character, atau dalam suatu negara
disebut sebagai National Identity (Kaelan,2011) , sehingga nilai-nilai kebudayaan dan nilai
religius yang telah ada pada bangsa Indonesia, kemudian dibahas dan dirumuskan oleh the
founding fathers bangsa Indonesia, yang kemudian disepakati dalam suatu konsensus sebagai
dasar hidup bersama dalam suatu negara Indonesia. Sebagai dasar falsafah, Pancasila yang
merupakan suatu pilihan bangsa Indonesia melalui The Founding Fathers adalah core
philosophy bangsa Indonesia, bahwa dalam hidup kenegaraan dan kebangsaan Pancasila
sebagai dasar filsafat negara yang secara yuridis tercantum dalam tertib hukum Indonesia,
yaitu dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu nilai- nilai Pancasila adalah sebagai
sumber nilai dalam realisasi normatif dan praksis dalam kehidupan kenegaraan dan
kebangsaan. Dalam pengertian seperti ini nilai-nilai Pancasila merupakan das sollen bagi
bangsa Indonesia, sehingga seluruh derivasi normatif dan praksis berbasis pada nilai-nilai
Pancasila(Kaelan,2007:10). Dalam kedudukannya yang demikian ini, maka Pancasila sebagai
dasar negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, adalah merupakan suatu cita-cita
hukum (Rechtsidee), yang menguasai hukum dasar, baik hukum dasar tertulis maupun hukum
dasar tidak tertulis. Sebagai cita-cita Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.2, Desember
2016, ISSN:1412-3835 112 hukum Pancasila merupakan konstruksi pikir yang merupakan
suatu keharusan untuk mengarahkan hukum dan perilaku masyarakat kepada cita-cita yang
diinginkan masyarakat. Oleh karena itu, integritas Pancasila sebagai sistem filsafat menjadi
asas kerohanian bangsa harus dijadikan basis dan inti dalam membangun karakter bangsa
(nation and haracter building) yang sinergi dengan sistem pembangunan
nasional(Syam,2009). Mengngingat pembangunan karakter harus bersifat berlanjut terus
menerus (sustainable), maka nilai yang dijadikan paradigma karakter haruslah nilai (values)
yang bersifat berlanjut. Membangunan karakter merupakan pembangunan manusia,, maka
sustainable values merupakan core dari pembangunan adalah Pancasila sebagai nillai-nila
kemanusia yang dapat dirumuskan sebagai berikut(Sastraprateja,1998:72):

1. Hormat menghormati terhadap keyakinan regius orang lain

2. Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subyek yang tidak boleh
direduksi sebagai obyek.

3. Kesatuan sebagai bangsa yang mengatasi segala sektarianisme

4. Nilai-nilai terkait dengan demokrasi konstitusional


5. Keadilan sosial persamaan (equlity) dan (equity) Dalam kontek revitalisasi
Pancasila tersebut, akan lebih efektif jika terimplementasikan dalam bentuk budaya
perilaku masyarakat.

Dengan demikian membangun karakter bangsa berbasis falsafah Pancasila adalah


menjadikan nilai- nilai Pancasila tercermin dalam perilaku hidup dan kehidupan setiap
orang anggota masyarakat. Jika nilai Pancasila telah terimplementasi dalam karater
setiap orang, secara outmatif membudaya dalam perilaku masyarakat bangsa, dan
penyelenggara negara. Persoalannya adalah, bagaimana wujud kongrit nilai-moral
Pancasila tersebut yang secara universal dapat dilaksanakan. Lima Sila dari Pancasila
diderivasikan ke dalam bentuk nilai operasional yang secara aplikatif dapat
dilaksanakan. Dulu di zaman orba, ada eka persetya pancasikarsa pernah dirinci
menjadi tiga puluh enam butir; bahkan juga pernah dirin dirinci menjadi 45 butir.
Secara tentatif, rumusan operasional nilai Pancasila dapat saja disusun dan debatable.
Sila Ketuhanan Yang Mahaesa, dapat dioperasionalkan seperti: setiap orang Indonesia
seharusnya beriman kepada Tuhan Yang Mahaesa, yang wujud perilakunya adalah
menjalankan perintah ajaran agamanya masing, bertoleransi terhadap orang lain yang
menjalani ajarannya agamanya. Kemudian mengamalkaan ajaran agama betul
memberi manfaat baagi kepentingan orang lain/banyak. Sila Kemanusian yang adil
dan beradab, diwujudkan dalam bentuk perilaku yang saling menghargai harkat dan
martabat manusia, kesamaan dalam kemasyarakatan dan hukum, saling mengasihi,
dan menyayangi satu sama lain hingga mewujudkan kondisi yang serasi selaras dalam
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.2, Desember 2016, ISSN:1412-3835 113
masyarakat. Sila Persatuan Indonesia, diwujudkan tiadanya diskriminasi individu dan
antar golongan, kesedian bekerjsasama untuk kepentingan bersama, bergotong
royong, rela berkorban, senantiasa sama berupaya menciptakan kerukunan, mencitai
tanah air dengan cara mencintai karya bangsa sendiri, dan lain-lain. Sila Kerakyatan
yang dipimpin leh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Sila itu
diwujud ke dalam menyelesaikan masalah dengan musyawarah, demokrasi
substansial, dan tidak memaksakan kehendak, dan seterusnya. Sila keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak
orang lain, karya cipta orang lain, mengedepankan kewajiban kemudian hak yang
dilaksanakan secara seimbang. Sekali lagi bentuk perilaku di atas masih bersifat
tentatif, dan dapat dirinci lebih detil lagi sehingga betul- betul menjadi pedoman
perilaku sebagai kaarakter setiap anak bangsa. Dalam implementasinya, pedoman
tersebut harus bersifat penuntun perilaku bukan perilaku paksaan, harus bersifat
manusia, sesuai dengan kodrat manusia, serta selaras dalam implementasi manusia
sebagai indidu dan masyarakat. Nilai-nilai Pancasila tersebut perlu direvitalisasikan
melalui proses deseminasi secara serius dan menggunak strategi metode pendekat
yang tepat dan rasional ilmiah, bukan indoktrinasi. Jangan pernah ada unsur
pemaksaan, melalinkan pendekatan persuasive educkatif Disamping itu, praktek
kehidupan dalam segala bidang tercerminkan dalam etika setiap orang dan kelompok.
Misal nilai kejujuran adalah selaras dengan Nilai Pancasila. Oleh karena itu dalam
bidang politik, maka etika politik melahirkan perilaku politik yang jujur. Dalam
bidang ekonomi, jujur dalam berbisnis, dalam sosial jujur sehingga dapat dipercai
oleh sesama, dalam bidang hukum, jujur dalam penegaakan hukum, maka tercegah
mafia hukum, dalam bidang hankam, bahwa jujur melahirkan kepercayaan
masyarakat pada penegak hukum, dan seterusnya. Tuntunan operasional tersebut di
atas perlu dikaji secara bersama dan terbuka sehingga hasil rumusan operasional nilai
Pancsila dapat diterima oleh semua laapisan masyarakat bangsa Indonesia.

a. Landasan Filosofis Pancasila.


Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai yang tertuang dalam
rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap, dipercaya dan
diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar,
paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies
Natalis Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 : “Susunan
Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang
mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”. Pernyataan
dan pendapatnya tersebut kemudian diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam
Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No. V/MPR/1973. Pernyataan tersebut
diperkuat juga oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu
kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena
masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara
sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-
sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila. Dengan
demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan harmonisasi dari nilai-nilai dan
norma-norma utuh yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, yang bertujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh agar
menjadi landasan filsafat yang sesuai dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.
Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :

- Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya
kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan
sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.

- Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud
filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life /
weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun akhirat
(Pancasilais).

2.2 Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

a. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Sebagaimana yang ditujukan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara
kita. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah serta tujuan
yang ingin dicapainya sangat memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung sebagai
pandangan/filsafat hidup. Dalam pergaulan hidup terkandung konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam
dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya
pandangan hidup sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu
sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera (Wellfare State).

b. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau
Dasar Falsafah Negara (Philosofische Grondslag) dari negara, ideologi negara atau
(Staatsidee). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan
suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang
secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-
unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara. Dalam Ketetapan MPRS
No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala
sumber hukum yang antara lain sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan,
traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum.

2.3. Bukti Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia

Bukti yang menyatakan Falsafah Pancasila digunakan sebagai dasar falsafah Negara
Indonesia dapat kita temukan dalam dokumen-dokumen historis dan perundang-undangan
negara Indonesia, antara lain :

1. Naskah Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.


2. Naskah Politik bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan
naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (Piagam Jakarta).
3. Naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
4. Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember
1945,alinea IV.
5. Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1950.

6. Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-
nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hukum dalam
negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi faham-faham positif untuk berkembang
dan menjadi dasar ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan seperti
Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis,
dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya
dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu
(kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling
bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu: -
Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia - Filsafat Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia - Filsafat Pancasila sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia .
Bukti Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia terbukti
secara historis melalui dokumen-dokumen bersejarah dan di dalam
perundangundangan negara Indonesia.

3.2. Saran
Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal
di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih
meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan
melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam
pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia.
Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/26202940/PANCASILA_SEBAGAI_FALSAFAH_BANGSA

Sutono, Agus. "Meneguhkan Pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional." CIVIS 5.1 (2015).

Zabda, Sutan. "Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan
Implementasinya Dalam Pembangunan Karater Bangsa." Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 26.2 (2017):
106-114.

Pinasang, D. (2012). Falsafah Pancasila Sebagai Norma Dasar (Grundnorm) dalam Rangka
Pengembanan Sistem Hukum Nasional. Jurnal Hukum UNSRAT, 20(3), 1-10.

Harefa, Amstrong. "Implementasi Pancasila sebagai dasar filsafat dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara." Didaktik: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Humaniora, Sains, dan
Pembelajarannya 5.2 (2011): 437-451.

https://media.neliti.com/media/publications/115819-ID-nilai-nilai-pancasila-sebagai-
falsafah-p.pdf

Anda mungkin juga menyukai