Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
(PENDIDIKAN PANCASILA)
Dosen Pengampu:

Dr. Mariatul Kiptiah, M.Pd.

Oleh
Kelompok 5
Ahmad Syifa’ul Anwari Arif : 1910111210024
Angela Oktaviani Maharati : 1910111220001
Dimas Bagas Prasetyo : 1910111210024
Junia Kamaria : 1910111220030
M. Lukman Hakim : 1910111210011
Rere Nugraha Akbari : 1910111210015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

1.3. Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2

2.1. Pengertian Ideologi .............................................................................................................. 2

2.2. Pengertian Pancasila ............................................................................................................ 2

2.3. Fungsi Ideologi Pancasila .................................................................................................... 2

2.4. Nilai-Nilai Pancasila ............................................................................................................ 3

2.5. Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Nasional ................................................................. 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 6

3.1. Kesimpulan .......................................................................................................................... 6

3.2. Saran .................................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 7

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul “Pancasila
Sebagai Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Nufikha
Ulfah, M.Pd. yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah
Pancasila ini. Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai
Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila dan penulis juga akan
membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan Ideologi Nasional. Penulis menyadari
sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan dari pada
pembaca untuk kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.

Banjarmasin, September 2019

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di tengah kondisi bangsa yang sedang mengalami dinamika akibat perbedaan


kepentingan dan pemahaman dalam persoalan berbangsa dan bernegara, tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara sebagai pengkokoh dan pemerkuat negara. Tanpa
itu, maka bangsa dan negara akan rapuh dan terpecah belah, maka dari itu ideologi berperan
penting untuk sebuah negara.

Sebagai bangsa Indonesia, mengkaji pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar akan
jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan sehari-hari untuk menunjukan identitas
bangsa yang bermartabat dan berbudaya tinggi. Karena itulah diharapkan dapat menjelaskan
pancasila sebagai ideologi nasional, menunjukan sikap positif terhadap pancasila dalam
kehidupan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Makalah ini dibuat untuk dijadikan
sebagai bekal keterampilan menganalisis dan bersikap krisis terhadap sikap para
penyelenggara negara yang menyimpang dari tujuan cita-cita negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana memaknai arti ideologi pancasila?
2. Bagaimana peran pancasila sebagai ideologi nasional?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pendidikan
pancasila, juga menjadi media praktek ilmu yang telah dikaji dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui arti ideologi pancasila dan maknanya
2. Mengetahui peranan pancasila sebagai ideologi nasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata Yunani Idean, yang berarti melihat, atau Idean yang berarti raut
muka, perawakan, gagasan, buah piker, dan Logia, yang berarti ajaran (Suroto, 2016:25).
Dengan demikian, ideologi berarti ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikir. Adapun
ideologi dalam artian luas dan sempit, dalam artian luas ideologi adalah cita-cita, nilai-nilai
dasar, dan keyakinan-keyakinan yang dijadikan sebagai pedoman normatif dan dijunjung
tinggi. Sedangkan dalam artian sempit ideologi adalah gagasan mutlak yang merupakan
nilai-nilai kehidupan yang dijadikan aturan hidup dan bertindaknya manusia. Manusia
cenderung menjadikan ideologi mereka sebagai pembentuk suatu karakteristik yang ada
pada diri mereka.

2.2 Pengertian Pancasila

Menurut Parta Setiawan dalam situsnya http://gurupendidikan.co.id/pengertian-pancasila-


sejarah-makna-teks-fungsi-penyebutan-dasar-negara-para-ahli/, “Pancasila berasal dari
bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana India) yang artinya panca berarti lima dan sila yang
berarti batu sendi, ulas atau dasar, jadi pancasila dapat diartikan lima batu sendi.”

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia secara yuridis
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV, yang kedudukan
sebagai tertib hukum tertinggi dalam peraturan perundang-undangan negara Republik
Indonesia. Oleh karena itu merupakan suatu sumber hukum dasar beserta hukum positif
yang lainnya. Pancasila disebut sebagai staatsfundamentalnorm atau norma dasar bagi
derivasi peraturan hukum positif lainnya di negara Republik Indonesia (Kaelan, 2015:2)

2.3 Fungsi Ideologi Pancasila

Pancasila pada hakikat adalah pedoman atau pandangan hidup bagi bangsa Indonesia
agar terwujudnya keberlangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih terarah sehingga

2
tercapainya cita-cita. Sebagaimana diketahui bahwa Pancasila merupakan suatu objek
pandangan yang tersusun dari nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia. Oleh karena itu
sumber pengetahuan Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri yang memiliki cakupan
nilai-nilai adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai religius. Pancasila sebagai pedoman
negara dan bangsa Indonesia dijadikan sebagai pegangan pelaksanaan pada bidang-bidang
kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta realisasi praksis dalam kehidupan.

2.4 Nilai-Nilai Pancasila

Nilai-nilai Pancasila merupakan suatu kesatauan pikir yang dibentuk dari bangsa
Indonesia. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila dibagi menjadi lima sila, diantaranya
membahas tentang ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai
Pancasila pada hakikatnya memiliki sifat yang universal (dapat berlaku dimanapun).
Adapun nilai-nilai yang terkandung dari kelima sila sebagai berikut:

1. Sila pertama. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkrmanusiaan yang
adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

2. Sila kedua. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

3. Sila ketiga. Persatuan Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Sila keempat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawartan/perwakilan, adalah kerakyatan yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3
5. Sila kelima. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang
Berketuhan Yang Maha Esa, berkemanusaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Kaelan,
2015:127,128). Dengan demikian seluruh sila Pancasila saling menjiwai dan melengkapi
satu sama lain sebagai dasar negara dan pedomana bangsa Indonesia.

2.5 Tantangan pancasila sebagai ideologi Nasional

Secara umum tantangan yang dihadapi oleh pancasila sebagai ideologi bangsa dapat
disebabkan menjadi tentangan yang berasal dari dalam (tantangan internal) dan tantangan
yang berasal dari luar bangsa Indonesia (tantangan eksternal)

1. Tantangan Internal
Yang dimaksud dengan tantangan internal adalah tantangan yang berasal dari
dalam bangsa Indonesia sendiri, antara lain sebagai berikut:
a. Demoralisasi bangsa
Bentuk demoralisasi anak bangsa dapat dilihat dari semakin banyaknya bentuk
perbuatan yang tidak mencerminkan nilai-nilai pancasila. Bentukperbuatan itu antara
lain korupsi, intoleransi antar pemeluk agama, politik uang, tawuran pelajar,
tingginya tingkat kriminalisasi dan sebagainya. Demoralisasi juga terjadi pada
kunstruksi berfikir menjadi pragmatis, rendahnya semangat nasionalisme,
oportunistik serta budaya konsumtif yang berlebihan. Demoralisasi ini berdampak
pada minimnya ditemukan praktik terbaik pancasila sebagai ideologi sehingga dapat
berakibat munculnya sikap pesimistis terhadap konsep ideal pancasila

b. Ancaman disimtegrasi bangsa


Bentuk ancaman disintegrasi bangsa dapat dilihat dari masih adanya gerakan
saparatis yang berusaha untuk memisahkan diri dari Indonesia seperti organisasi
papua merdeka (OPM) di papua. Gerakan yang sama juga pernah terjadi di Aceh
yang dilakukan oleh Aceh merdeka (GAM). Konflik-konflik horizontal yang pernah
terjadi di sampit, aceh, ambon, poso, dan papua, peristiwa tanjung priok dan lain
sebagainya jika tidak ditangani dengan tepat juga dapat mengancam kesatuan bangsa
dan negara Indonesia

4
c. Kecendrungan munculnya pemaksaan kehendak
Kecendrungan pemaksaan kehendak ini dapat dilihat dari munculnya organisasi-
organisasi masyarakat yang berusaha untuk memaksakan kehendak menurut paham
yang mereka anut. Pemaksaan kehendak ini terkadang dilakukan dengan kekerasan
yang menimbulkan korban jiwa maupun penderitaan fisik lainnya.

d. Rendahnya pengetahuan terhadap pancasila


Rendahnya pengetahuan terhadap pancasila bisa dilihat dari tidak populernya
pancasila pada pergaulan kemasyarakatan.
e. Lemahnya penegakan hukum
Lemahnya penegakan hukum dapat dilihat dari masih banyaknya terjadi kasus-
kasus yang penanganannya tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat. Lemahnya
penegakan hukum ini juga dapat dilihat dari kurangnya kesigapan aparat penegak
hukum dalam menangani kasus-kasus hukum yang melibatkan oknum-oknum yang
memiliki sumber daya ekonomi dan kekuasaan seperti pada kasus korupsi serta masih
adanya kekerasan yang dilakukan oleh aparatur negara terhadap masyarakat
indonesia.

2. Tantangan eksternal
Yang dimaksud dengan tantangan eksternal adalah tantangan yang berasal dari
luar Negara Republik Indonesia, antara lain ebagai berikut:
a. Globalisasi
Globalisasi menjadi tantangan utama bagi indeologi pancasila , hal ini ditandai
dengan semakin mudah tersedianya teknologi yang mempermudah komunikasi dan
transportasi pada pergaulan warga negara dengan warga negara lainnya.fenomena ini
pada satu sisi memberikan dampak yang positif pada penyerapan nilai-nilai untuk
aktualisasi pancasila, tapi pada sisi yang lain dapat menjadi ancaman bagi
kelangsungan ideologi pancasila. Globalisasi menghilangkan batas-batas teritorial
kenegaraan pada pergaulan hidup manusia sehingga dengan mudah bisa terjadi
percampuran kebudayaan satu sama lain.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan diatas, maka dapat kita tarik kesimpulan
sebagai berikut. Bahwa pengertian Ideologi Pancasila adalah dasar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia juga sebagai pendoman dan tata aturan hidup bagi
bangsa Indonesia. Pancasila juga menjadi norma dasar bagi derivasi hukum yang ada di
negara Indonesia dan menjaga keutuhan negara Indonesia.

3.2 Saran

Hendak nya kita sebagai masyarakat Indonesia menerapkan Pancasila sebagai Ideologi
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Karena seiring berjalannya perkembangan zaman
kurang nya simpati dari generasi muda dan juga banyak perpecahan antar suku,etnis dan
agama.

6
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2015. Liberalisasi Ideologi Negara Pancasila. Paradigma, Yogyakarta.
Suroto. 2016. Pendidikan Pancasila Sebagai Pembentuk Karakter Generasi Muda Di Perguruan
Tinggi. UNS Press, Jawa Tengah.
Amran, A. 2018. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi Edisi Kedua. Depok
Setiawan, P. 2019. Pengertian Pancasila-Sejarah, Makna, Teks, Fungsi, Penyebutan, Dasar
Negara, Para Ahli. https://gurupendidikan.co.id, diakses pada tanggal 15 September 2019, pukul
20:12.

Anda mungkin juga menyukai