Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

Disusun Oleh :

Nama : Hasnia Nadeak


Kelas : XI IPS_4
B. Study : Geografi
G. Pembimbing : Ana Verawaty

SMA NEGERI 1 PINANGSORI


T.A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya
setiap saat.
Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah yang
sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.

Pinangsori, Maret 2023


Penyusun

HASNIA NADEAK

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
A. Pengertian Budaya ............................................................................ 2
B. Sifat-Sifat Kebudayaan ..................................................................... 2
C. Keberagaman Budaya Indonesia ...................................................... 3
D. Bukti Sejarah .................................................................................... 4
E. Faktor-Faktor Penyebab Keberagaman Budaya Indonesia .............. 5
F. Manfaat Keberagaman Budaya ......................................................... 6
G. Beberapa Contoh Keberagaman Budaya Lokal Indonesia ............... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada


di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat
majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga
terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan
pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar
dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan
kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat
peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang
berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya
jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia
adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok
sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kebudayaan Indonesia?


2. Seperti apa keberagaman budaya di Indonesia?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi keberagaman Kebudayaan
Indonesia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya

Sebelum kita memahami keberagaman kebudayaan Indonesia, terlebih


dahulu patut kiranya kita memahami arti kebudayaan itu sendiri, kata kebudayaan
dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan
demikian kebudayaan di artikan sebagai hal hal yang bersankutan dengan budi
dan akal. Kata kebudayaan dalam bahasa inggris diterjemhkan dengan istilah
culture. Dalam bahasa Belanda di sebut cultuur. Kedua bahasa ini di ambil dari
bahasa latin colore yg berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah. Dengan demikian culture atau cultuur diartikan sebagai
segala kegiatan manusiauntuk mengolah dan mengubah alam. ada pula yang
berpendapat bahwa kata budaya dari budi daya yang berarti daya dari budi, yaitu
berupa cipta, karsa, dan rasa.

B. Sifat-Sifat Kebudayaan

Sifat-sifat dari kebudayaan, adalah sebagai berikut :


1. Adaftif
Kebudayaan bersifat adaptif, artinya kebudayaan selalu mampu
menyesuaikan diri, sifat adaptif ini akan melengkapi manusia pendukungnya
dengan menyesuaikan diri pada hal-hal seperti kebutuhan fisiolologis badan
mereka sendiri, lingkungan fisik-geografis dan lingkungan sosial.

2. Integratif
Kebudayaan bersifat Integratif artinya kebudayaan memadukan semua
unsur dan sifat-sifatnya menjadi satu, bukan sekumpulan kebiasaan yang
terkumpul secara acak-acakan saja. Karena itulah kebiasaan yang dimiliki dalam
suatu kebudayaan tidak dapat dengan mudah dimasukan kedalam kebudayaan
lain.

2
3. Dinamis
Kebudayaan bersifat dinamis artinya kebudayaan itu selalu berubah dan
terus bergerak mengikuti dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat.
Dinamika kehidupan sosial budaya terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia
dengan lingkungan sekitar, penafsiran-penafsiran atau interpretasi yang berubah
tentang norma-norma, dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku

C. Keberagaman Budaya Indonesia

Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia .


keragaman budaya Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri
keberadaanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain
kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan
dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah
pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai
jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok
sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di
dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya
telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada
saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti
yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia.
Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya
elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain
bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal
ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar
di pulau – pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan

3
kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok
sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan
dengan budayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada
di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana bahwa Indonesia
adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok
sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keungulan di bandingkan dengan Negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah
pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai
jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok
sukubangsa yang berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di
dunia. Labuhnya kapal-kapal portugis di banten pada abad pertengahan missal
nya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional
pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir jawa juga
memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang
ada di Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan.
Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan
budaya local di tengah-tengah singgunagn antar peradaban itu.

D. Bukti Sejarah

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara


berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya
kebudayaan kraton atau kerjaan yang berdiri sejalan secara parallel dengan

4
kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat terentu. Dalam konteks
kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan
berburu meramu yang jauh hidup terpencil.
Hubungan- hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin
dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika”, dimana bisa kita maknai bahwa konteks
keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kemlompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa
dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku bangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam,
serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk
yang sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang
di milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam.
Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk
mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan keragaman
kebudayaan

E. Faktor-Faktor Penyebab Keberagaman Budaya Indonesia

Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman


budaya Indonesia sebagai berikut:

1. Latar Belakang Historis


Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan). Sebelum tiba di
Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam jangka waktu
yang lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi. Selama bermukim di
tempat-tempat tersebut, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
Mereka mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan-
keterampilan khusus sebelum melakukan perjalanan. Dengan perbedaan
pengalaman dan pengetahuan telah menyebabkan timbulnya perbedaan suku
bangsa dengan budaya yang beranekaragam di Indonesia.

5
2. Perbedaan Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku
bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan : Pola
kegiatan ekonomi, Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan,
pertanian, kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan
corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka
tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.

3. Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar


Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu ketika
orang-orang India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut
datang membawa kebudayaan yang beranekaragam.
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling cepat
megalami perubahan. karena:
 Dengan semakin banyaknya sarana dan prasaranatransportasi,
 Hubungan antar kelompok semakin intensif dan
 Semakin sering mereka melakukan pembauran

Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak


banyak terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan
corak khas.
Contoh: jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak
kebudayaan yang cukup beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki
sedikit budaya Cina, Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang
yang datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.

F. Manfaat Keberagaman Budaya

Tidak semua negara memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki


oleh negara Indonesia. Dengan demikian, keberagaman budaya memberikan
manfaat bagi bangsa kita.
Beberapa manfaat keberagaman budaya, sebagai berikut :

6
1. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa
daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
2. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek
dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.

G. Beberapa Contoh Keberagaman Budaya Lokal Indonesia

Berikut ini pembahasan mengenai beberapa contoh budaya lokal di


Indonesia:
1. Kebudayaan Lokal Masyarakat Sunda
Secara administratif, suku bangsa Sunda sebagian besar mendiami
propinsi Jawa Barat. Sistem kekerabatan suku bangsa Sunda mengenal sistem
Parental, yaitu mengikuti garis keturunan kedua orang tua, ayah, dan ibu. Bahasa
percakapan yang dipakai adalah bahasa Sunda. Bahasa ini mengenal tingkatan
dari bahasa yang paling halus sampai kasar. Bahasa Sunda berkembang di daerah
Priangan, seperti di Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Sukabumi,
dan Cianjur. Bahasa sunda yang tidak halus berkembang di daerah Banten,
Karawang, Bogor, dan Cirebon. Bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat
Badui do Banten Selatan disebut bahasa Sunda Buhun (Kuno)
Masyarakat Sunda memiliki beragam kesenian tradisional. Alat musik
tradisional masyarakat Sunda adalah angklung. Alat musik Sunda juga memiliki
pertunjukan seperti reog, calung, wayang golek,gendang pencak, dan sejumlah
tarian-tarian seperti tari jaipong dan tari topeng. Kesenian tradisional tersebut
umumnya dipertunjukkan pada upacara selamatan pernikahan, sunatan, meruwat
rumah, dan syukuran.

2. Kebudayaan Lokal Masyarakat Tengger


Suku tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang
mendiami wilayah sekitar Pegunungan Bromo, Jawa Timur. Masyarakat
mempunyai ciri khas yang dapat dilihat dari dialek bahasa, upacara adat yang
berdasarkan sistem kepercayaannya, serta perilaku yang sesuai dengan adat
istiadat yang berlaku. Dalam kehidupan orang Tengger mempunyai kebiasaan
mengangkat orang luar menjadi warga baru atau sesepuh masyarakat Tengger.

7
Proses pengangkatan ini dilakukan melalui upacara wisuda yang dipimpin oleh
ketua adat atau kepala dukun.
Sebagian masyarakat Tengger beragama Hindu Mahayana. Setiap tahun,
mereka mengadakan upacara Kasodo, yaitu upacara dalam rangka pengiriman
kurban kepada leluhur yang ada di Kawah Gunung Bromo. Puncak upacara
Kasodo berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu berupa pemilihan dukun-
dukun baru. Setelah itu, dilakukan pelemparan Ongkek (persembahan penduduk)
ke kawah Bromo. Acara ini mengakhiri keseluruhan upacara Kasodo yang
berlangsung hingga subuh menjelang matahari terbit.

3. Kebudayaan Lokal Masyarakat Batak


Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa yang melindungi Pulau
Sumatera. Suku bangsa ini dikenal masyarakat sebagai perantau karena banyak
yang mengadu nasib ke berbagai daerah terutama di kota-kota besar. Meskipun
tersebar di berbagai daerah, suku bangsa Batak dikenal sangat menjunjung tinggi
kebudayaan sekalipun tidak tinggal di kampung halamannya.
Suku bangsa Batak memiliki beragam kesenian tradisional. Dalam seni
ukir dapat dilihat pada motif-motif pakaian adat serta tiang-tiang rumah adat yang
memiliki srti simbolis tertentu. Selain itu, terdapat berbagai lagu-lagu daerah dan
tari-tarian. Tarian tradisional yang cukup terkenal adalah tarian Mandula dan tari
Sekar Sirih. Tari Mandula adalah tarian rakyat Simalungun saat menyambut
panen, sedangkan tari Sekar Sirih adalah tarian menyambut tamu.

4. Kebudayaan Lokal Masyarakat Bugis


Suku bangsa Bugis adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sulawesi
Selatan. Sejak dahulu suku Bugis dikenal sebagai suku bangsa Pelaut, sehingga
mereka juga tinggal di daerah-daerah luar Sulawesi Selatan. Di beberapa daerah,
seperti di Flores dan Kalimantan, suku bangsa Bugis membentuk perkampungan
sendiri. Pada naskah-naskah kuno bangsa Bugis, huruf yang dipakai adalah aksara
Lontara. Setelah masuknya pengaruh Islam pada abad ke-17, naskah-naskah
kebanyakan ditulis dalam aksara bahasa Arab, yang disebut aksara Serang.
Kesenian msyarakat Bugis dapat dilihat dari bentuk arsitektur rumah dan
ukir-ukiran pada tiang atau gerbang rumah. Selain itu, dapat dilihat pada bentuk-

8
bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah cukup dikenal
luas di Indonesia serta seni tarik suara dan tarian.

5. Kebudayaan Lokal Masyarakat Dayak


Suku bangsa Dayak dianggap sebagai suku bangsa asli Pulau Kalimantan.
Masyarakat Dayak mengenal sistem ambilineal, yaitu mengikuti garis keturunan
laki-laki dan perempuan. Sebagian besar anak laki-laki atau perempuan yang
sudah menikah akan tetap tinggal bersama orang tuanya. Inilah yang membentuk
keluarga luas (ultralokal). Masyarakat Dayak tidak melarang anak perempuannya
menikah dengan laki-laki suku bangsa lain asalkan mereka mau tinggal bersama
keluarga istrinya.
Masyaraka Dayak memiliki beragam kesenian, baik seni musik, tarian,
seni ukir, ataupun tenun. Alat musik tradisional yang biasa dipakai umumnya
terbuat dari bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara dipikul berirama
mengikuti tarian dan lagunya. Tarian-tarian masyarakat Dayak antara lain tari
Tambun, Balean Dades, dan Bungai. Tarian tersebut pada umumnya dibawakan
ketika upacara-upacara adat. Seni ukir dapat dilihat pada tiang-tiang rumah yang
diukir dengan tangan dan memiliki simbol-simbol tertentu. Selain itu, seni ukir
masyarakt Dayak berupa patung-patung yang terbuat dari kayu. Sedangkan kain
tenun yang terkenal terbuat dari bahan kapas dan kulit kayu.

6. Kebudayaan Lokal Masyarakat Lio


Masyarakat Lio adalah kelompok penduduk yang menempati Pulau
Flores, NTT. Kelompok yang sangat penting adalah kelompok yang disebut
“SUKU”. Kelompok ini dikatakan mewujudkan struktur piramidal, yang
dipuncaknya duduk kepala suku yang secara turun-temurun dijabat oleh anak laki-
laki sulung. Selain berstatus sebagai “orang tua”, ia juga sebagai “ahli waris”.
Masyarakat Lio mengembangkan berbagai kesenian tradisional. Dalam
seni pahat dan arsitektur dapat dilihat pada bentuk rumah adat yang disebut Sao
Ria. Selain itu, mereka juga membuat patung yang disebut Anadeo yang
dikeramatkan sebagai penunggu ruah adat. Mereka juga menghasilkan hasil kain
tenun tradisional dengan motif yang khas pada kain sarung, selimut, dan
selendang.

9
7. Kebudayaan Lokal Masyarakat Asmat
Daerah kebudayaan masyarakat Asmat meliputi daerah pegunungan Papua
Selatan. Suku bangsa Asmat umumnya dikelompokkan atas Asmat Hilir dan
Asmat Hulu. Suku bangsa Asmat Hilir hidup di dataran rendah di sepanjang
pantai yang masih diselimuti hutan dan rawa. Suku bangsa AsmatHulu hidup di
daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan padang rumput yang cukup
jelas.
Keluarga-keluarga suku bangsa Asmat umumnya tinggal di rumah-rumah
panggung yang disebut tsyem. Sebuah kelompok kekerabatan Asmat terdiri atas
10-15 tysem yang mengelilingi sebuah rumah adat yang di sebut yew. Yew
berfungsi sebagai rumah keramat dan tempat upacara keagamaan.
Masyarakat Asmat juga mengenal pemimpin adat yang disebut aipem.
Pemimpin adat biasanya orang-orang yang pandai, bijaksana, dan kuat. Orang
yang pandai dalam berburu. Orang yang pandai dalam membuat patung (wow-
iptis) akan menjadi pemimpin para pembuat patung.
Kesenian masyarakat Asmat identik dengan kepercayaan dan upacara-
upacara keagamaan terutama seni ukir patung, topeng, dan perisai.

8. Kebudayaan Masyarakat Minangkabau


Daerah asal kebudayaan minangkabau seluas propinsi Sumatera Barat.
Tersebar juga di beberapa tempat di Sumatera dan juga di Malaya. Garis
keturunan masyarakat Minangkabau diperhitungkan menurut garis matrilineal
(Suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu)
kesatuan keluarga yang terkecil adalah Paruik.
Lawan dari matrilineal adalah patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang
menyatakan alur keturunan berasal dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di
Indonesia sebagai contohnya adalah suku Batak, suku Rejang, dan suku Gayo.

9. Kebudayaan Masyarakat Aceh


Yang termasuk ke dalam budaya aceh yaitu daerah yang tergabung ke
dalam bagian utara pulau Sumatera, juga meliputi wilayah Simeuleu, We, Breuh,

10
dan pulau-pulau lain yang ada di sekitarnya. Desa bagi orang Aceh disebut
Gampong. Setiap gampong terdiri atas 100-500 rumah.

10. Kebudayaan Masyarakat Jawa


Stratifikasi sosial dalam masyakat Jawa mendapat pengaruh dari Kraton.
Dimana kaum bangsawan dan keturunannya serta pegawai pemerintahan dan
kaum terpelajar (priyayi) menempati posisi lapisan sosial atas, sementara petani di
desa dan masyarakat kebanyakan yang digolongkan dalam Wong Cilik. Pada
lapisan tingkat kepala desa (petinggi) dibantu oleh beberapa bawahannya, yaitu :
 Carik : bertindak sebagai sekretaris desa
 Kamitua : bertindak sebagai kepala dukuh/kampung
 Kebayan : berperan sebagai humas internal desa yang menyampaikan
segala hal terkait kebijakan kepala desa untuk menyampaikan kepada
masyarakatnya.
 Kaum/Modin : mengurusi soal perkawinan, masalah keagamaan, dan
kematian

11. Kebudayaan Masyarakat Bali


Ada dua (2) bentuk masyarakat bali, yaitu masyarakat Bali Aga dan Bali
Majapahit. Masyarakat Bali Aga, masyarakat yang kurang mendapat pengaruh
dari kebudayaan Jawa-Hindu dari Majapahit dan umumnya mendiami daerah-
daerah pegunungan. Sedangkan Masyarakat Bali Majapahit, pada umumnya
tinggal di daerah-daerah dataran dan menjadi mayoritas Bali.

12. Kebudayaan Masyarakat Bugis-Makassar


Kebudayaan ini mendiami bagian terbesar wilayah selatan Pulau Sulawesi.
Dalam berkomunikasi, orang Bugis menggunakan bahasa Ugi dan orang Makasar
menggunakan bahasa Mangasara.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh


bangsa Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan
daerah. Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada
daasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal itu
bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki
karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa kita, kita
bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-
seminar yang bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah
kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan
dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti
kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada
ideology pancasila.
Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu
dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman
dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk
diangkat dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan sikap toleransi dan
empati.

B. Saran

 Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik


nasional yang dapat mengakomodasikan aprisiasi masyarakat yang
memiliki kebudayaan yang berbeda beda.
 Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada
kesamaan kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta : UI Press


Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta :
Djambatan

13

Anda mungkin juga menyukai