Disusun Oleh :
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya
setiap saat.
Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah yang
sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.
HASNIA NADEAK
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
B. Sifat-Sifat Kebudayaan
2. Integratif
Kebudayaan bersifat Integratif artinya kebudayaan memadukan semua
unsur dan sifat-sifatnya menjadi satu, bukan sekumpulan kebiasaan yang
terkumpul secara acak-acakan saja. Karena itulah kebiasaan yang dimiliki dalam
suatu kebudayaan tidak dapat dengan mudah dimasukan kedalam kebudayaan
lain.
2
3. Dinamis
Kebudayaan bersifat dinamis artinya kebudayaan itu selalu berubah dan
terus bergerak mengikuti dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat.
Dinamika kehidupan sosial budaya terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia
dengan lingkungan sekitar, penafsiran-penafsiran atau interpretasi yang berubah
tentang norma-norma, dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
3
kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok
sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan
dengan budayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada
di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana bahwa Indonesia
adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok
sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keungulan di bandingkan dengan Negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah
pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai
jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai sejak dulu.
Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok
sukubangsa yang berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di
dunia. Labuhnya kapal-kapal portugis di banten pada abad pertengahan missal
nya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional
pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir jawa juga
memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang
ada di Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan.
Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan
budaya local di tengah-tengah singgunagn antar peradaban itu.
D. Bukti Sejarah
4
kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat terentu. Dalam konteks
kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan
berburu meramu yang jauh hidup terpencil.
Hubungan- hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin
dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika”, dimana bisa kita maknai bahwa konteks
keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kemlompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa
dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku bangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam,
serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk
yang sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang
di milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam.
Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk
mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan keragaman
kebudayaan
5
2. Perbedaan Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku
bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan : Pola
kegiatan ekonomi, Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan,
pertanian, kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan
corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka
tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.
6
1. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa
daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
2. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek
dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.
7
Proses pengangkatan ini dilakukan melalui upacara wisuda yang dipimpin oleh
ketua adat atau kepala dukun.
Sebagian masyarakat Tengger beragama Hindu Mahayana. Setiap tahun,
mereka mengadakan upacara Kasodo, yaitu upacara dalam rangka pengiriman
kurban kepada leluhur yang ada di Kawah Gunung Bromo. Puncak upacara
Kasodo berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu berupa pemilihan dukun-
dukun baru. Setelah itu, dilakukan pelemparan Ongkek (persembahan penduduk)
ke kawah Bromo. Acara ini mengakhiri keseluruhan upacara Kasodo yang
berlangsung hingga subuh menjelang matahari terbit.
8
bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah cukup dikenal
luas di Indonesia serta seni tarik suara dan tarian.
9
7. Kebudayaan Lokal Masyarakat Asmat
Daerah kebudayaan masyarakat Asmat meliputi daerah pegunungan Papua
Selatan. Suku bangsa Asmat umumnya dikelompokkan atas Asmat Hilir dan
Asmat Hulu. Suku bangsa Asmat Hilir hidup di dataran rendah di sepanjang
pantai yang masih diselimuti hutan dan rawa. Suku bangsa AsmatHulu hidup di
daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan padang rumput yang cukup
jelas.
Keluarga-keluarga suku bangsa Asmat umumnya tinggal di rumah-rumah
panggung yang disebut tsyem. Sebuah kelompok kekerabatan Asmat terdiri atas
10-15 tysem yang mengelilingi sebuah rumah adat yang di sebut yew. Yew
berfungsi sebagai rumah keramat dan tempat upacara keagamaan.
Masyarakat Asmat juga mengenal pemimpin adat yang disebut aipem.
Pemimpin adat biasanya orang-orang yang pandai, bijaksana, dan kuat. Orang
yang pandai dalam berburu. Orang yang pandai dalam membuat patung (wow-
iptis) akan menjadi pemimpin para pembuat patung.
Kesenian masyarakat Asmat identik dengan kepercayaan dan upacara-
upacara keagamaan terutama seni ukir patung, topeng, dan perisai.
10
dan pulau-pulau lain yang ada di sekitarnya. Desa bagi orang Aceh disebut
Gampong. Setiap gampong terdiri atas 100-500 rumah.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13