Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT SUKU SASAK

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. Puja Apriani
2. Juminten Sabira
3. Diana
4. Luluq Ulaini
5. Ali Azri
6. Pira Adelvia
7. Rico Lariodyananta

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca maupun
pendengar.Namun terlepas dari itu,saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,sehingga saya sangat mengharapkan kritk serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia, sebagai sebuah bangsa, terbentuk dari aneka kultur dan struktur social yang
berbeda-beda. Berbeda dengan Jepang ataupun Korea, Indonesia memiliki kultur yang tidak
homogen. Bahkan, untuk wilayah Papua saja terdapat kurang lebih 132 suku bangsa dan
bahasa yang berlainan. Itu belum lagi sistem sosial dan budaya yang terdapat di pulau-pulau
Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan lainnya.

Indonesia merupakan sebuah ide yang dibentuk oleh para founding fathers guna
mempersatukan wilayah-wilayah nusantara ke dalam ikatan nasional yang lebih besar secara
politik. Tatkala seseorang mempelajari budaya Sekaten di Keraton Yogyakarta, dapat saja
dikatakan bahwa ia tengah mempelajari budaya Indonesia. Atau, dikala seorang peneliti
mempelajari budaya pemeliharaan tanaman hutan pada Suku Kubu di Jambi, ia juga
dikatakan tengah mempelajari budaya Indonesia. Yogyakarta dan Jambi merupakan dua
wilayah yang terikat ke dalam sebuah nasional yang bernama Indonesia.

Begitu juga ketika sesorang mengkaji suku sasak di pulau Lombok, itu juga termasuk
telah mempelajari budaya Indonesia, karena Lombok merupakan salah satu pulau
berpenghuni yang berada dalam lingkaran ribuan gugusan kepulauan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulisan maaklah ini difokuskan pada masyarakat dan
kebudayaan suku sasak di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat.

SEJARAH SUKU SASAK

Suku Sasak sudah tinggal di Pulau Lombok selama berabad-abad lamanya, Mereka sudah
menghuni sejak 4.000 Sebelum Masehi. Ada pendapat menyatakan bahwa orang Sasak
berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari pulau
Jawa. Ada juga yang berpendapat leluhur orang sasak ialah orang Jawa. Dari jumlah
penghuni pulau Lombok, hampir 80 persen nya merupakan suku Sasak.

Menurut Goris S., “Sasak” secara etimologi, berasal dari kata “sah” yang berarti “pergi” dan
“shaka” yang berarti “leluhur”. Dengan demikian Goris berkesimpulan bahwa sasak
mempunyai arti “pergi ke tanah leluhur”. Dari pengertian itulah diduga bahwa leluhur orang
Sasak itu ialah orang Jawa. Bukti lain yang merujuk pada aksara Sasak yang digunakan oleh
orang Sasak disebut sebagai “Jejawan”, adalah aksara yang berasal dari tanah Jawa, pada
perjalananya, aksara ini diresepsi dengan baik oleh para pujangga yang melahirkan tradisi
kesusasteraan Sasak. Tetapi ada juga yang beranggapan lain dengan meyebut bahwa sasak
berasal dari kata sak-sak yang mempunyai arti sampan. Analisa ini berkaitan dengan legenda
kedatangan nenek moyang suku Sasak yang menaiki sampat dari arah barat. Serta menurut
sumber yang lainnya disebutkan bahwa etimologi nama Sasak berhubungan dengan kitab
Negarakertama karangan Mpu Prapanca pada abad ke 14. Di dalam kitab yang memuat
catatan kekuasaan Majapahit itu terdapat ungkapan "lombok sasak mirah adi" yang diartikan
dengan "kejujuran ialah permata yang utama". Pemaknaan ini merujuk pada sasak yang
diartikan sebagai satu atau utama. Sedangkan lombok berarti jujur atau lurus, mirah diartikan
perhiasan, serta adi bermakna baik.

Sejarah pulau Lombok memang tidak bisa dipisahkan dengan silih bergantinya kekuasaan
pada zaman itu. Dulu kala di zaman pemerintahan Raja Rakai Pikatan di Medang (Mataram
kuno), suku Jawa sudah banyak memasuki wilayah Lombok serta menikah dengan penduduk
asli dan menjadikan nenek moyang suku Sasak. Sejak abad 14-15 masehi, pulau Lombok
dalam kekuasaan kerajaan Majapahit. Bahkan konon ceritanya, sang patih Gajah Mada
datang sendiri ke Lombok untuk menaklukan beberapa kerajaan yang berada di pulau yang
bersebelahan dengan Bali itu. Tetapi dengan melemahnya pengaruh Majapahit Islam masuk
serta kemudian meyebar luas. Terutama setelah menerima bantuan langsung dari para wali di
jawa serta Makassar. Yang menyebabkan sekarang agama Islam menjadi agama mayoritas di
pulau Lombok dan menyisakan sedikit masyarakat yang masih memeluk agama Sasak Boda
peninggalan leluhur mereka. Sekarang pemeluk Sasak Boda lebih banyak menyingkir serta
tinggal di wilayah lembah serta pegunungan Lombok bagian selatan.

Dalam sejarahnya, Suku Sasak diidentifikasikan sebagai budaya yang dapat pengaruh banyak
dari Jawa serta Bali. kenyataannya kebudayaan Suku Sasak mempunyai corak serta ciri
budaya yang khas, asli serta sangat mapan hingga berbeda dengan budaya suku-suku bangsa
lainnya. Sekarang, Sasak dikenal bukan hanya sebagai kelompok penduduk tetapi juga
merupakan entitas budaya yang melambangkan kekayaan tradisi dan budaya Bangsa
Indonesia di mata dunia.

Tradisi suku Sasak yang sangat terkenal diantaranya:


Bau Nyale. Nyale merupakan sejenis binatang laut, termasuk dalam jenis cacing (anelida)
yang berkembang biak dengan bertelur. Dalam kepercayaan Suku Sasak, Nyale bukanlah
sekedar binatang, beberapa legenda dari Suku ini yang menggambarkan tentang putri yang
menjelma menjadi Nyale. Ada pendapat mengatakan bahwa Nyale ialah binatang anugerah,
bahkan keberadaannya dihubungkan dengan kesuburan serta keselamatan. Ritual Bau Nyale
digelar setahun sekali pada tanggal 19 atau 20 setiap bulan oktober atau november.

Rebo Bontong. Yang di percaya bahwa hari Rebo Bontong adalah hari puncak terjadinya
bencana atau penyakit (Bala) sehingga untuk masyarakat sesuatu yang tabu jika memulai
pekerjaan tepat pada hari Rebo Bontong. Kata Rebo serta juga Bontong mempunyai arti
“putus” atau “pemutus. Acara ini dilaksanakan setahun sekali pada hari Rabu di Minggu
terakhir.

Bebubus Batu. Dari kata “bubus”, merupakan sejenis ramuan obat berbahan dasar beras yang
dicampur dengan berbagai jenis tanaman, dan dari kata batu yang merujuk kepada batu
tempat digelarnya upacara. Bebubus Batu merupakan upacara yang digelar untuk meminta
berkah kepada sang Kuasa. Acara ini di gelar setiap tahun, dipimpin oleh Penghulu
(pemangku adat) serta Kiai (ahli agama). Dan penduduk ramai-ramai mengenakan pakaian
adat serta membawa dulang, sesajen dari hasil bumi.

Sabuk Beleq. Dalam pustaka sabuk yang besar (Beleq) bahkan panjangnya mencapai 25
meter, masyarakat Lombok yang berada di wilayah Lenek Daya akan menggelar upacara
pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Budaya pengeluaran Sabuk Beleq ini di awali
dengan mengusung Sabuk Beleq mengelilingi perkampungan diiringi dengan tetabuhan
gendang beleq. Ritual upacara selanjutnya dengan menggelar praja mulud hingga diakhiri
dengan memberi makan berbagai jenis makhluk. Acara ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempererat ikatan persaudaraan, persatuan serta gotong royong antar masyarakat, dan cinta
kasih di antara makhluk Tuhan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penyusun dapat merumuskan beberapa rumusan


masalah yang berkenaan dengan hal tersebut, diantaranya adalah:

Ø Dimana suku sasak itu berada?

Ø Siapakah suku sasak itu?

Ø Bagaimana system soial masyarakat suku sasak?

Ø Bagaimana kebudayaan suku sasak tumbuh dan berkembang?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini, diantaranya adalah:

· Untuk mengetahui tempat keberadaan suku sasak.

· Untuk mengetahui dan memahami suku sasak.

· Untuk mengetahui dan memahami system sosial masyarakat suku sasak.

· Untuk mengetahui dan memahai perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan suku sasak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Budaya

1. Pengertian Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, pakaian, bahasa, dan
seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar"
di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan


pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan duniamakna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,


yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia


sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

2. Unsur unsur budaya

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

ü Alat Alat Ekonomi.

ü System Ekonomi.

ü Sistem keluarga.

ü Kekuasan politik.

2. Bronislaw mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

v Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.

v organisasi ekonomi.
v alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama).

v organisasi kekuatan (politik).

3. Komponen budaya

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut
ahli antropologi Cateora, yaitu :

· Kebudayaan material,

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.

· Kebudayaan nonmaterial

adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya


berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

· Lembaga sosial

Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam
suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat.

· Sistem kepercayaan

Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau


keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana
berkomunikasi.

· Estetika

Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –
tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat.

· Bahasa

Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, memiliki sifat unik dan komplek,
yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan kekomplekan
bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
BAB III
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN SUKU SASAK DI PULAU
LOMBOK

A. Pulau Lombok

Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa
Tenggarayang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di
sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor"
di sisi barat dayayang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km²,
menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota
utama di pulau ini adalah Kota Mataram, dengan jumlah penduduk pada tahun 2001:
2.722.123 jiwa.

Pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai
3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia.
Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997 kawasan gunung dan
danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau
ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas
yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.

Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi
menjadi 4kabupaten dan 1 kotamadya:

ü Kotamadya Mataram

ü Kabupaten lombok barat

ü Kabupaten Lombok tenggah

ü Kabupaten Lombok timur

ü Kabupaten Lombok utara

B. Sejarah suku sasak

Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas karena sampai saat ini belum ada data-data
dari para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa pra sejarah tanah lombok.Suku
Sasak temasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di Lombok selama 2.000
tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir pantai sejak 4.000 tahun
yang lalu, dengan demikian perdagangn antar pulau sudah aktif terjadi sejak zaman tesebut
dan bersamaan dengan itu saling mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar.
LOMB0K MIRAH SASAK ADI merupakan salah satu kutipan dari kitab Negara
kertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan
Majapahit. Kata Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata mirah berarti
permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik atau yang utama maka
arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama. Makna
filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni tanah lombok yang tercipta
sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya.

Dalam kitab – kitab lama, nama Lombok dijumpai disebut Lomboq mirah dan
Lomboq adi beberapa lontar Lomboq juga menyebut Lombok dengan gumi selaparang atau
selapawis.

Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa Versi salah satunya yaitu Kata
sasak secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang berarti pergi dan
shaka yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak ( Lomboq ). Dari
etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang Jawa, terbukti pula dari tulisan sasak
yang oleh penduduk Lomboq disebut Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya
diresepsi oleh kesusastraan sasak.

Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lomboq, suku sasak
merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga
menyatakan bahwa berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku
sasak sudah menghuni pulau Lomboq sejak abad IX sampai XI masehi, Kata sasak pada
prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk seperti kebiasaan orang
Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lomboq dengan gumi sasak yang berarti tanah,
bumi atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.

Sejarah Lombok tidak lepas dari silih bergantinya penguasaan dan peperangan yang
terjadi di dalamnya baik konflik internal, yaitu peperangan antar kerjaan di lombok maupun
ekternal yaitu penguasaan dari kerajaan dari luar pulau Lombok. Perkembangan era Hindu,
Budha, memunculkan beberapa kerajaan seperti selaparang Hindu, Bayan. Kereajaan-
kerajaan tersebut dalam perjalannya di tundukan oleh penguasaan kerajaan Majapahit dari
ekspedisi Gajah Mada pada abad XIII – XIV dan penguasaan kerajaan Gel – Gel dari Bali
pada abad VI. Antara Jawa, Bali dan Lomboq mempunyai beberapa kesamaan budaya seperti
dalam bahasa dan tulisan jika di telusuri asal – usul mereka banyak berakar dari Hindu Jawa
hal itu tidak lepas dari pengaruh penguasaan kerajaan Majapahit yang kemungkinan
mengirimkan anggota keluarganya untuk memerintah atau membangun kerajaan di Lomboq.

Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lomboq hal tersebut tidak
lepas dari ekspansi yang dilakukan kerajaan Bali sekitar tahun 1740 di bagian barat pulau
Lomboq dalam waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi akulturasi antara budaya
lokal dengan kebudayaan kaum pendatang hal tersebut dapat dilihat dari terjelmanya genre –
genre campuran dalam kesenian. Banyak genre seni pertunjukan tradisional berasal atau
diambil dari tradisi seni pertunjukan dari kedua etnik. Sasak dan Bali saling mengambil dan
meminjam dan terciptalah genre kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi

Gumi sasak silih berganti mengalami peralihan kekuasaan hingga ke era Islam yang
melahirkan kerajaan Islam Selaparang dan Pejanggik. Islam masuk ke Lomboq sepanjang
abad XVI ada beberapa versi masuknya Islam ke Lomboq yang pertama berasal dari Jawa
masuk lewat Lomboq timur. Yang kedua pengIslaman berasal dari Makassar dan Sumbawa
ketika ajaran tersebut diterima oleh kaum bangsawan ajaran tersebut dengan cepat menyebar
ke kerajaan – kerajaan di Lomboq timur dan Lomboq tengah.

Mayoritas etnis sasak beragama Islam, namun demikian dalam kenyataanya pengaruh
Islam juga berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran seperti waktu
telu, jika dianalogikan seperti abangan di pulau Lomboq saja khususnya di kota
Mataram.Jawa. Pada saat ini keberadaan waktu telu sudah tidak kurang mendapat tempat
karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Pengaruh Islam yang kuat menggeser kekuasaan
Hindu di pulau Lomboq, hingga saat ini dapat dilihat keberadaannya hanya di bagian barat

Silih bergantinya penguasaan di Pulau Lomboq dan masuknya pengaruh budaya lain
membawa dampak semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak. Sebagai
bentuk dari Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti dalam hal
Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan pendatang saling
melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang paling terasa berakulturasi
dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan pengaruh kebudayaan islam. Keduanya
membawa Kontribusi yang besar terhadap perkembangan ksenian-kesenian yang ada di
Lombok hingga saat ini. Implementasi dari pertemuan kebudayaan dalam bidang kesenian
yaitu, Yang merupakan pengaruh Bali ; Kesenian Cepung, cupak gerantang, Tari jangger,
Gamelan Thokol, dan yang merupakan pengaru Islam yaitu Kesenian Rudad, Cilokaq,
Wayang Sasak, Gamelan Rebana.

Suku bangsa sasak yang memdiami pulau Lomboq menggunakan bahasa daerah
sasak. Pada umumnya bahasa daerah sasak dibagi dua yaitu bahasa halus dan bahasa jamaq.
Bahasa halus digunakan untuk berbicara dengan yang lebih tua, orang tua dan dengan
golongan bangsawan sasak. Sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam bahasa sehari – hari
terutama dalam pergaulan masyarakat biasa. Masyarakat suku sasak dalam stratifikasi
sosialnya dibagi dua kelompok yaitu golongan bangsawan atau permenak dan kelompok
rakyat biasa yang disebut jajar karang atau kaula. Perbedaan stratifikasi sosial sangat terlihat
dalam prosesi upacara, seperti pada upacara sorong serah aji krama yaitu salah satu bagian
dari upacara perkawinan adat sasak. Aji krama ( tingkat keutamaan ) golongan bangsawan
mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan golongan kaula dan pelaksanaan tata upacara
lebih rumit dibandingkan tata cara perkawinan kalangan masyarakat biasa. Namun pada saat
ini perbedaan stratifikasi sosial tidak seketat dulu hal ini tidak lepas dari pengaruh
modernisasi.
C. Agama Suku Sasak

Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku


Sasak menganut agama Islam(pulau Lombok juga dikenal dengan sebutan pulau seribu
masjid).

Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk
oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana.
Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh
para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.

Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW),


organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari
tingkat terendah hingga perguruan tinggi.

Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan mereka


yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu Telu (waktu tiga).
Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan salat lima kali dalam sehari,
para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya pada tiga waktu saja. Konon hal ini
terjadi karena penyebar Islam saat itu mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu
hal tidak sempat menyempurnakan dakwahnya.

Terdapat juga sebuah kumpulan kecil orang sasak yang disebut Bodha (jumlah: ±
8000 orang) yang menduduki kampung Bentek dan di curam Gunung Rinjani. Agama mereka
tidak mempunyai pengaruh Islam dan amalan utama mereka adalah memuja dewa-
dewaanimisme. Ajaran agama Hindu dan Buddha juga dimasukkan di dalam upacara agama
mereka.

Agama Bodha mempercayai adanya lima tuhan yang besar, yang paling tinggi
dikenali sebagai Batara Guru. Tuhan yang lain adalah Batara Sakti dan Batara Jeneng
bersama isteri mereka Idadari Sakti dan Idadari Jeneng. Namun kini, penganut agama Bodha
sedang diajarkan mengenai agama Buddha yang ortodoks oleh sami-sami yang dihantar oleh
persatuan besar Buddha terbesar negara Indonesia.

D. Bahasa

Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok


(terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak (bahasa asli) sebagai bahasa utama dalam
percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat
macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara.
Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar
berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok
Barat danKotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa
Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

E. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk suku Sasak berasal dari sektor pertanian dengan daerah
tersebur diwilayah kabupaten lombok timur, selain itu juga dalam bidang peternakan dan
hanya sebagian kecil bermata pencahariannya dari Pariwis

F. Kebudayaan

1. Adat istiadat

Adat istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan, dimana
perempuan apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan harus
dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal dengan sebutan
"Merarik" atau "Selarian". Sehari setelah dilarikan maka akan diutus salah seorang untuk
memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan bahwa anaknya akan dinikahkan oleh
seseorang, ini yang disebut dengan "Mesejati" atau semacam pemberitahuan kepada keluarga
perempuan. Setalah selesai makan akan diadakan yang disebut dengan "Nyelabar" atau
kesepakatan mengenai biaya resepsi.

2. Presean Simbol Kejantanan Taruna (Pemuda) Sasak

Budaya Presean atau bertarung dengan rotan memang sudah dikenal masyarakat Lombok
sejak lama. Namun budaya yang penuh dengan kekerasan itu berubah menjadi unik ketika
dipadukan gaya bela diri yang unik dan lucu dari pemainnya.

Presean adalah salah salah satu kekayaan budaya bumi gogo rancah (lombok). Acara ini
berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) serta berperisai
kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung biasa disebut pepadu. Presean bermula dari
luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun jebot (dahulu kala) sehabis mengalahkan
lawan di medan perang. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji
keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu.

Uniknya dari pertarungan presean, pesertanya tidak pernah dipersiapkan secara khusus.
Pepadu atau petarung diambil dari penonton yang mau adu nyali dan ketangguhan
mempermainkan tongkat rotan dan perisai yang disediakan. Penonton/calon peserta bisa
mengajukan diri atau dipilih oleh wasit pinggir (pakembar sedi). Setelah mendapat lawan,
pertarungan akan dimulai dan dimpimpin oleh wasit tengah (pekembar).
Tarian rotan dari Lombok ini sudah dikenal masyarakat Sasak secara turun temurun.
Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang menjadi ritual untuk memohon
hujan ketika kemarau panjang. Sebuah tradisi-yang dalam perkembangan kemudian-sekaligus
berfungsi sebagai hiburan yang banyak diminati. Sebagai salah satu upaya melestarikan
budaya daerah, Presean Lombok pun mulai sering dilombakan. Pertandingan diakhir dengan
salam dan pelukan persahabatan antar petarung. Tanda tiada dendam dan semua hanyalah
permainan. Benar-benar sportif.

Adegan seperti ini sering di lakukan masyarakat pulau lombok apa bila ada acara adat,
tidak heran masyarakat sangat antusias untuk menonton acara seperti ini,selain dapat menarik
wisatawan mancanegara wisatawan lokal pun berbondong-bondong menyaksikan acara ini.
Dalam adengan presean tidak jarang salah satu dari orang yang presean mengalami luka yang
cukup parah tapi mereka tetap senang dan bergembira.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang (masyarakat) dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa
Tenggarayang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di
sebelah timur dari Sumbawa. samudra indonesaia di sebelah utara dan samudra hindia
disebelah seletan.

Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku sasak
merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Pemeluk agama islam
yang taat, dengan bahsa sasak sebagai bahasa utama dalam berkomonikasi kehidupan sehari-
hari. Bermata pencaharian sebagai petani.

Di daerah lombok secara umum terdapat 3 Macam lapisan sosial masyarakat,


yaituGolongan Ningrat, Golongan Pruangse, dan Golongan Bulu Ketujur ( Masyarakat Biasa
).

Adat istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan, yang dikenal
dengan sebutan "Merarik" atau "Selarian".

Budaya Presean atau bertarung dengan rotan salah satu kekayaan budaya gumi (bumi)
gogo rancah (lombok). Berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan
(penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung disebut pepadu. Acara
tarung presean ini juga diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib
jantan dan heroik saat itu. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang
menjadi ritual untuk memohon hujan ketika kemarau panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://lombokgilis.com/budaya-presean-simbol-kejantanan-taruna-sasak-lombok.html

www.google.com

www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai