Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KELEBIHAN dan KELEMAHAN DARI MASING-MASING KOMPONEN KOMUNIKASI


DALAM KEPERAWATAN

Komunikasi dan Keperawatan

Dosen Pembimbing :

Dr. Yulastri Arif,S.Kp.M.Biomed

Disusun Oleh :

Wardah Dalilah 2011311010

FAKULTAS KEPERAWATAN

ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelebihan dan Kelemahan Dari Masing-Masing
Komponen dalam Komunikasi” tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada bidang studi Falsafah dan Teori
Keperawatan di Universitas Andalas. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang “ Kelebihan dan Kelemahan Dari Masing-Masing
Komponen dalam Komunikasi”

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Yulastri Arif selaku dosen
mata kuliah karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni ini. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 08 Februari 2021

Wardah Dalilah (2011311010)


DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………….......................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan komponen komunikasi


 Komponen Komunikator ……………………………………………………..
 Komponen Komunikan ………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Menganalisis kelebihan dan kelemahan komponen komunikasi …………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………….

SUMBER BACAAN ………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

A. Identifikasi Kelemahan dan Kelebihan Komponen Komunikasi


1. Komponen Komunikator
 Kelebihan : - Sumber terperaya karena dia adalah ahli gizi
- Pesan ahli gizi masuk dengan jelas kepada komunikan
- Memberitahu kepada komunikator tentang hal apa saja yang
harus di tingkatkan.
- Memberikan solusi dengan baik dan jelas.
- Memperkenalkan diri dengan baik dan jelas.
 Kelemahan : - Suara tidak terlalu jelas karena komunikator berbicara terlalucepat
- Selalu memotong pembicaraan dari komunikan

2. Komponen Komunikan
 Kelebihan : - Memberitahu dengan jelas apa saja kendala yang ada pada dirinya.
- Selalu focus dengan apa yang sedang dibicarakan.
- Mendengaran dengan seksama apa yang sedang dibicarakan oleh
komunikator.
 Kelemahan : - Suara komunikan terlalu kecil
- Terlalu banyak ketawa, sehingga suara komunikan terdengar
kurang jelas.
- Tidak ingin bertanya – Tanya tentang komunikan tentang
kesehatan dirinya sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

Menganalisis semua kelebihan dan kelemahan setiap komponen ( min 5 referensi )

Sebelum jauh kita membahas mengenai komponen komunikasi, ketahui dulu pengertian
komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communicatio yang memiliki kata
dasar communis yang berarti sama. Maksudnya adalah komunikasi memiliki tujuan tercapainya
kesamaan makna. Menurut Onong Uchjana, komunikasi terjadi ketika individu yang terlibat di
dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai apapun yang dikomunikasikan di dalamnya. Jika
di antara mereka tidak terjadi kesamaan makna maka komunikasi yang terjadi tidak berjalan
dengan baik sehingga tidak bersifat komunikatif.

Definisi lain dari komunikasi disampaikan juga oleh Carl Hovland. Menurutnya, komunikasi
adalah proses yang memungkinkan seseorang atau komunikator menyampaikan rangsangan yang
biasanya berbentuk simbol-simbol verbal untuk mengubah perilaku orang lain atau komunikan
(Mulyana, 2008, h.68).

Selain itu, komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan kepada
orang lain. Harold Lasswell memiliki definisi lain tentang komunikasi. Definisi dari Lasswell ini
sangat sering didengar dan menjadi acuan dalam mempelajari komponen komunikasi.
Komponen komunikasi adalah unsur-unsur terjadinya komunikasi.

Lasswell mengatakan bahwa komunikasi adalah tentang who (says) what (in) what channel
(to) whom (with) what effect?. Artinya, siapa membicarakan tentang apa, kepada siapa, dengan
saluran apa, dan bagaimana dampaknya. Kalimat ini sangat sering didengar atau bahkan dihafal
oleh para mahasiswa ilmu komunikasi (Mulyana, 2008, h.69).

Dari pengertian komunikasi yang disampaikan oleh Lasswell, dapat kita telaah bahwa
komponen komunikasi terdiri dari sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Namun,
komponen komunikasi tidak hanya terdiri dari itu saja. Jika kita pelajari lebih dalam tentang
komunikasi, kita akan mengetahui bahwa ada komponen lain selain itu yakni noise,
signal, dan transmitter.

Komponen Komunikasi

 Sumber

Sumber dalam komunikasi bisa disebut juga dengan komunikator, pengirim atau sender,
penyandi atau encoder, pembicara atau speaker, dan juga originator. Dalam hal ini sumber yang
dimaksud dalam komunikasi ini adalah pihak yang memiliki inisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi.Pihak yang menjadi sumber bisa jadi hanya satu orang, kelompok, atau
organisasi. Sebuah perusahaan atau negara pun juga bisa menjadi sumber dalam suatu
komunikasi. Seseorang atau lebih bisa berbicara dengan mengatasnamakan suatu perusahaan
atau negara.

Sebelum komunikator atau seorang sumber ini melakukan komunikasi kepada komunikan, ia
memproses sendiri dalam pikirannya. Proses mengubah perasaan dan pikiran menjadi pesan
berbentuk verbal atau nonverbal yang dapat dipahami oleh penerima pesan disebut dengan
encoding. Maka dari itu, sumber atau komunikator disebut juga dengan encoder. Misalnya saja,
kamu tidak sengaja mencium bau badan yang cukup menyengat dari temanmu. Kamu yang
kebetulan berada di dekatnya merasa terganggu dengan hal itu merasa tidak nyaman dan ingin
memberi tau temanmu tips menghilangkan bau badan sebagai bentuk kepedulian seorang teman
dan juga karena merasa terganggu. Namun, kamu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memikirkan kata-kata apa yang tepat untuk dikatakan kepada temanmu agar ia tidak tersinggung
dan menjadi tidak percaya diri. Proses berpikir dan merasa serta mengubahnya menjadi
rangkaian kata-kata inilah yang disebut encoding.

 Pesan

Komponen komunikasi yang kedua adalah pesan. Pesan adalah seperangkat simbol yang
berbentuk verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari
komunikator atau sumber. Dalam suatu pesan, mengandung tiga unsur yaitu makna, simbol yang
diigunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Menurut Deddy
Mulyana (2008, h.70) yang terpenting dari sebuah simbol adalah simbol yang dapat mewakili
objek, gagasan, dan perasaan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Ada dua bentuk pesan yaitu verbal dan nonverbal. Pesan atau simbol verbal adalah semua
jenis simbol yang menggunakan kata-kata. Wujudnya bisa berupa tulisan atau lisan. Misalnya,
pidato, wawancara, novel, koran, catatan, percakapan, dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal
adalah semua isyarat yang bukan kata-kata (Mulyana, 2008, h.343). Wujud dari pesan nonverbal
ini sangat beragam, seperti nada, intonasi, volume, tatapan, gestur, sentuhan dan lain-lain.
Bahkan, warna atau model baju yang kita kenakan juga bentuk dari pesan nonverbal.

Seperti yang tertulis di awal artikel ini, one cannot not communicate. Tanpa sengaja kita bisa
saja sedang mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita dalam bentuk pesan nonverbal.
Misalnya, jika kamu menggunakan lengan panjang, celana panjang, serta jilbab akan banyak
orang yang menganggap kamu sebagai seorang muslim tanpa perlu kamu mengatakannya kepada
orang-orang tentang agamamu. Cara berpakaianmu sudah memberikan makna kepada
komunikan. Meskipun, belum tentu makna yang ingin kamu sampaikan sama dengan makna
yang diterima oleh komunikan.

 Transmitter dan signal

Komponen komunikasi ketiga adalah transmitter. Pesan yang disampaikan oleh sumber, tidak
dapat langsung diterima begitu saja oleh penerima. Pesan itu perlu diubah dalam bentuk sinyal
yang sesuai agar dapat diterima. Hal itu terlepas dari komunikasi yang dilakukan dengan cara
tatap muka atau menggunakan media.

Transmitter adalah pemancar yang dapat mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan
saluran yang digunakan. Seperti halnya komputer, ia membutuhkan transmitter ketika ada sinyal
analog untuk mengubahnya menjadi sinyal digital agar ia dapat menerimanya. Bentuk dari
transmitter ini bisa berupa media atau organ tubuh manusia. Hal ini juga berlaku ketika kita
mengirimkan pesan menggunakan komputer, internet dan transmitter mengubahnya menjadi
sinyal digital ke analog atau sebaliknya agar dapat diterima.

Ketika kita mengirim pesan secara langsung atau tatap muka, kita menangkap menggunakan
suara untuk bisa mendengar dan organ-organ kita bekerja sama serta memproses suara itu di
dalam otak untuk selanjutnya kita berpikir dan memaknai pesan tersebut. Dalam hal ini, yang
menjadi transmitter adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal berupa kata-kata yang
terucapkan yang disalurkan melalui udara. Suara di sini juga bisa disebut dengan sinyal.

 Saluran

Saluran atau media merupakan salah satu dari komponen komunikasi. Ada banyak pengertian
tentang saluran atau media dalam komunikasi. Pertama, saluran komunikasi dapat diartikan
sebagai alat atau wahana yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada
komunikan.

Saluran juga merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada komunikan yakni verbal
atau nonverbal. Seperti tepukan pada pundak seseorang yang mengartikan memberi semangat,
atau teriakan kata-kata kasar yang mewakili perasaan marah dari komunikator.

Saluran atau media juga merujuk pada bagaimana cara menyajikan pesan, seperti tatap muka,
media cetak, media elektronik, ponsel, atau telepon. Saluran yang digunakan dalam
berkomunikasi dapat kita pilih sesuka hati disesuaikan dengan kondisi dan tujuan. Untuk
menyebarkan pesan kepada banyak orang, secara massal, dan untuk semua kalangan mungkin
media elektronik atau cetak bisa menjadi pilihan yang tepat daripada menggunakan saluran
komunikasi tatap muka. Media cetak atau elektronik bisa menjangkau banyak orang dalam
waktu singkat.

Jika memerlukan informasi yang bersifat personal atau privasi, mungkin berkomunikasi
secara tatap muka dirasa tepat. Banyak orang merasa tidak nyaman jika informasi pribadi
diketahui oleh banyak orang. Selain itu, dengan cara ini juga dapat menggali lebih dalam
informasi pribadi dari orang lain.

 Noise atau Gangguan

Komponen komunikasi penting yang tidak disebutkan oleh Lasswell adalah noise. Noise
adalah rangsangan tambahan yang tidak diinginkan dan dikehendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan. Menurut Shannon dan Weaver, noise atau gangguan akan
selalu ada di saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sehingga, selalu ada
kemungkinan bahwa pesan yang akan kita sampaikan mengalami gangguan.

Bentuk gangguan dalam komunikasi bisa berupa gangguan psikologis dan fisik. Gangguan
psikologis ini merupakan gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan seseorang. Contohnya,
ketika kita sedang merasa sedih atau bad mood, kita akan cenderung mudah tersinggung. Ketika
teman kita menceritakan sebuah lelucon, bisa jadi kita mengartikan lelucon itu sebagai hinaan
atau sindiran. Pesan yang menghibur dari teman kita menjadi gagal tersampaikan karena kita
memiliki gangguan psikologi.

Contoh lain dari komponen ini bisa kita lihat juga dari gangguan fisik. Ketika sedang
mengobrol, tiba-tiba ada segerombolan supporter bola yang lewat sambil berteriak dan
bernyanyi, kemampuan mendengarmu menjadi berkurang karena suasana menjadi berisik.
Akibatnya kamu jadi tidak bisa mendengarkan dengan jelas suara dari sumber pesan. Pada
akhirnya bisa mengakibatkan salah dengar menjadi gagal paham.

 Penerima

Komponen komunikasi selanjutnya adalah penerima atau receiver. Penerima ini bisa disebut
juga dengan sasaran/tujuan atau destination, komunikan, komunikate (communicate), penyandi-
balik atau decoder, khalayak atau audience, pendengar atau listener, dan juga penafsir atau
interpreter. Penerima adalah pihak yang menerima pesan dari sumber.

Sebagai individu, penerima memiliki pengalaman, pengetahuan, nilai, budaya, pola pikir,
perasaan dan kepercayaan yang dianutnya. Dalam menerima pesan dari sumber, penerima
memproses pesan-pesan itu menggunakan hal-hal tersebut untuk mengartikannya. Selanjutnya,
hasil dari proses itu menjadi makna baginya hingga menjadi gagasan. Proses semacam ini lah
yang disebut dengan decoding. Itu sebabnya, penerima atau komunikan juga disebut dengan
decoder.

Misalnya saja, kata gedang. Jika ada dua orang yang terdiri dari satu orang Jawa dan satu
orang Sunda, keduanya akan merujuk pada arti yang berbeda. Hal ini dikarenakan kata gedang
memiliki makna yang berbeda jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan Sunda. Dalam
bahasa Jawa, gedang berarti pisang. Sedangkan dalam bahasa Sunda, gedang adalah pepaya.
Kedua orang itu bisa jadi memiliki interpretasi yang berbeda, karena mereka mengartikan pesan
sesuai dengan pengetahuan, budaya, dan bahasa yang biasanya mereka gunakan.

 Efek

Komponen komunikasi kelima adalah efek. Efek adalah kondisi yang terjadi ketika
penerima telah menerima pesan. Contohnya, pada awalnya seorang penerima tidak mengetahui
suatu informasi, berkat berkomunikasi dengan seorang sumber, ia menjadi tau. Wawasan dari
seorang penerima menjadi bertambah.

Tidak hanya menambah wawasan saja, komunikasi juga membuat penerima menjadi merasa
terhibur, mengalami perubahan keyakinan, sikap, dan pilihan. Pada awalnya bisa jadi ia
meyakini suatu kebenaran, namun di lain hari setelah ia berkomunikasi dengan berbagai sumber
keyakinannya mulai goyah dan berubah.
Komunikasi memang memiliki fungsi untuk memengaruhi, hal ini lah yang biasa digunakan
oleh para pekerja yang bergerak di bidang periklanan atau pemasaran. Pekerja ini membuat suatu
pesan dan mengemasnya untuk menarik perhatian dan memengaruhi khalayak.

Komunikasi adalah Interaksi

Jika kita lihat definisi komunikasi di atas, melihatkan bahwa komunikasi hanya dilakukan
secara searah. Utamanya dalam definisi yang disampaikan oleh Lasswell. Definisi komunikasi
yang ia ciptakan cenderung mengisyaratkan bahwa komunikasi terjadi hanya satu arah. Definisi
komunikasi Lasswell biasanya diterapkan pada studi-studi tentang komunikasi massa.

Jika kita pelajari lebih jauh tentang komponen-komponen komunikasi, maka kita akan
menemukan berbagai macam model komunikasi yang disampaikan oleh berbagai ahli
komunikasi. Selain itu model komunikasi yang disampaikan juga semakin kompleks.

Dari banyaknya komponen komunikasi yang ada, terdapat satu komponen lagi yang bisa
ditambahkan yaitu feedback.  Umpan balik atau feedback adalah segala sesuatu yang
disampaikan oleh penerima pesan kepada sumber pesan. Umpan balik ini, juga digunakan
sumber pesan untuk menilai efektivitas komunikasinya. Dari umpan balik ini kita jadi tau,
apakah penerima pesan sudah memiliki pemahaman yang sama seperti apa yang kita harapkan,
atau justru sebaliknya.

Dengan kata lain, umpan balik ini merupakan pesan dari penerima pertama yang
disampaikan kepada sumber pesan pertama. Ketika mengirimkan umpan balik mereka bertukar
peran, si penerima pesan berubah menjadi sumber pesan, dan si sumber pesan berubah menjadi
penerima pesan.

Dari sini lah muncul pengertian bahwa komunikasi adalah interaksi. Komunikasi tidak hanya
terjadi satu arah saja. Jika kita lebih teliti, ada komponen umpan balik di dalamnya sebagai
bentuk respon dari penerima pesan. Sehingga komunikasi tidak hanya terjadi satu arah saja,
melainkan dua arah dan menciptakan interaksi.
Kelebihan Komunikasi Interpersonal

Dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi massa, komunikasi


interpersonal atau komunikasi antarpribadi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Tatap muka

Salah satu kelebihan utama komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah
sumber pesan dapat melihat langsung siapa yang menjadi penerima pesan. Hal ini dikarenakan
baik sumber pesan maupun penerima pesan bertatapan muka secara langsung ketika
berkomunikasi.

2. Umpan balik bersifat segera

Dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, masing-masing partisipan dapat


berkomunikasi secara tatap muka dan langsung tanpa harus menggunakan perantara. Karena itu,
partisipan komunikasi juga dapat dengan mudah dan langsung menerima umpan balik dari
partisipan komunikasi lainnya saat itu juga. Dengan kata lain, umpan balik dalam sistem
komunikasi interpersonal bersifat langsung dan segera.

3. Melibatkan dimensi isi dan hubungan

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi selalu melibatkan dimensi dan


hubungan. Dimensi isi pesan komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi terdiri atas
informasi baru, ide atau gagasan, atau tindakan yang ingin dibagikan oleh sumber pesan kepada
penerima pesan. Sedangkan dimensi hubungan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi
tatap muka biasanya menawarkan beberapa petunjuk seperti emosi, sikap, kekuasaan, serta
pengawasan yang dirasakan oleh sumber pesan terhadap penerima pesan.

4. Verbal dan nonverbal

Ketika berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya berkomunikasi secara verbal melainkan juga secara
nonverbal. Komunikasi nonverbal sendiri dalam proses komunikasi interpersonal berfungsi
untuk melengkapi komunikasi verbal yang dilakukan. Misalnya, orang yang marah akan
memperlihatkan sorot mata yang tajam.

5. Efektif dalam memengaruhi orang lain

Dibandingkan komunikasi massa, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi lebih


efektif memengaruhi orang lain agar yang bersangkutan mengubah pendapat, sikap, atau
perilakunya. Salah satu teori komunikasi massa yaitu two step flow communication atau teori
komunikasi dua tahap menjelaskan hal ini.

6. Pola gilir komunikasi

Dalam proses komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, setiap partisipan


komunikasi dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan sekaligus.
Hal ini disebabkan masing-masing partisipan komunikasi memperoleh kesempatan yang sama
untuk berbicara. Manfaat pola gilir dalam komunikasi seperti ini salah satunya adalah membuat
komunikasi menjadi lebih terarah kepada kedua belah pihak atau komunikasi dua arah.

7. Jumlah partisipan

Dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, jumlah partisipan minimal dua
orang atau lebih. Sedikitnya jumlah partisipan komunikasi memudahkan masing-masing pihak
untuk mengenal dan mengkomunikasikan pesan mereka.

8. Tujuan

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarprbadi umumnya bertujuan untuk belajar,


berhubungan dengan orang lain, memengaruhi orang lain, bermain, dan membantu orang lain.

Kekurangan Komunikasi Interpersonal

Selain memiliki beberapa kelebihan, komunikasi interpersonal pun memiliki beberapa


kekurangan. Adapun kekurangan komunikasi interpersonal di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak dapat menjangkau khalayak luas

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran pesan antara
dua orang atau lebih. Dalam arti, sumber pesan hanya menyampaikan pesan hanya kepada lawan
bicara yang berjumlah satu orang. Kalaupun lebih dari satu orang, tidak sebanyak penerima
pesan dalam konteks komunikasi massa. Jika sumber pesan ingin pesannya dapat menjangkau
banyak orang maka ia harus menggunakan media.

2. Menimbulkan konflik interpersonal

Saat berinteraksi dengan orang lain, tak jarang akan timbul konflik. Konflik yang terjadi dalam
konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi disebut dengan konflik
interpersonal. Konflik interpersonal ini timbul sebagai akibat adanya sudut pandang yang
berlawanan mengenai sesuatu. Konflik interpersonal ini dapat diekspresikan secara verbal
maupun nonverbal oleh masing-masing partisipan komunikasi.

3. Menimbulkan kesalahpahaman

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam proses komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi selalu melibatkan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal
sekaligus. Makna dari komunikasi nonverbal bagi setiap orang tidaklah sama karena dipengaruhi
oleh latar belakang budaya dan lain sebagainya. Kesalahan dalam memberi makna terhadap
komunikasi nonverbal yang ditunjukkan oleh lawan bicara dapat menimbulkan kesalahpahaman.

4. Anonim

Sejatinya, melalui komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, orang dapat dengan
mudah mengetahui siapa yang menjadi lawan bicaranya karena proses komunikasi interpersonal
berlasung secara tatap muka. Namun, ketika komunikasi daring atau komunikasi online semakin
berkembang, sekat itu pun kemudian hilang. Yang terjadi kini sesungguhnya justru sebaliknya
dimana setiap orang yang berkomunikasi secara tatap mula melalui internet sebagai media
komunikasi tidak mengenal siapa yang menjadi lawan bicara. Hal ini terjadi karena sebagian
besar pengguna internet menyembunyikan data diri mereka yang sesungguhnya sehingga apa
yang nampak pada layar komputer berbeda dengan aslinya termasuk dalam hal ini nama.

5. Mengurangi kehadiran sosial

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi di ‘zaman now’ yang banyak dilakukan
secara daring atau online justru berperan besar dalam mengurangi kehadiran sosial dari
seseorang. Hal ini disebabakan sebagian besar interaksi terjadi melalui media tertulis.

6. Peluang interaksi

Peluang bagi terjadinya interaksi dalam proses komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi sangatlah terbatas. Hal ini disebabkan sedikitnya peluang untuk bertemu dengan
seseorang yang memiliki kesamaan minat dan lain sebagainya.

7. Akurasi informasi

Pesan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi dapat disampaikan ulang
kepada pihak lain yang bukan bagian dari partisipan komunikasi. Namun, informasi yang
disampaikan tidak akurat. Hal ini disebabkan adanya hambatan-hambatan komunikasi yang
timbul misalnya partisipan komunikasi kurang mengingat dengan jelas informasi yang hendak
disampaikan kepada pihak ketiga.

8. Kekerasan interpersonal

Kekerasan interpersonal terjadi ketika seseorang merasa memiliki kuasa atas orang lain. Dalam
komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, kekuasaan adalah kemampuan seseorang
untuk memengaruhi apa yang orang lain pikirkan atau lakukan. Kekuasaan ini biasanya hadir
dalam hubungan interpersonal seperti hubungan antara suami atau istri. Misalnya, jika suami
merasa tidak memiliki kekuasaan yang lebih atas istrinya, kekerasan interpersonal seperti KDRT
dapat terjadi dalam rumah tangga. Kekerasan interpersonal ini merupakan bentuk kompensasi
atas keadaan yang dihadapi oleh sang suami.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara seorang individu yang menyampaikan
pesan (komunikan) kepada seorang individu yang menerima pesan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Sedangkan maksud dan tujuan komunikasi untuk mewujudkan suatu
pengertian yang sama antara pihak yang mengoperkan dan pihak yang meneriman informasi,
gagasan, sikap atau isi perasaan lainnya. Selanjutnya, untuk merubah tingkah laku komunikan
sesuai dengan kehendak komunikator. motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan,
dan memantapkan prilaku arah tujuan serta kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu untuk mencapai suatu
tujuan.
Sumber Bacaan

Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Nurhadi, Z. & Kurniawan, A. (2017). Kajian Tentang Efektivitas Pesan dalam


Komunikasi. Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian, 3. 90-95.

Uchjana, O. (1992). Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

https://pakarkomunikasi.com/kelebihan-dan-kekurangan-komunikasi-interpersonal

https://tambahpinter.com/komponen-komunikasi/

https://youtu.be/JtZNgvxs58U

Anda mungkin juga menyukai