Anda di halaman 1dari 30

Budaya yang ada di

Indonesia/Dunia

Psikososialbudaya
Kelompok 5 kelas 1A 2020
Anggota Kelompok

1. Qadriatul Nursyi 2011311031


2. Tessa Edrian 2011311055
3. Farah Salsabila Annisa 2011312041
4. Luthfiah khairunnisa syadri 2011313020
5. Rizka Noviola Rahardita 2011313008
6. Odelia Sabrina Visandri 2011312011
Apasih
budaya yang
bakalan kita
bahas?
Kanibalisme
Belakangan ini masyarakat dunia digemparkan oleh isu keberadaan
'zombie' yang berkeliaran dan memburu manusia. Faktanya, zombie-zombie
tersebut tak lain adalah manusia yang memakan sesamanya atau disebut juga
kanibal.
Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup
makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing
atau manusia yang memakan manusia. Kadang-kadang fenomena ini
disebut anthropophagus (Bahasa Yunani anthrôpos, “manusia” dan phagein,
"makan"). Secara etimologis kata “kanibal” merupakan kata pungutan
dari Bahasa Belanda yang pada gilirannya memungut dari Bahasa Spanyol;
“canibal” yang berarti orang dari Karibia. Di daerah inilah oleh penjelajah
ditemukan fenomena canibal ini.
Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa nenek moyang manusia menjadi kanibal dan
saling memakan satu sama lain karena itu dianggap “lebih efektif” dibanding menangkap
hewan. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kanibalisme merupakan teknik bertahan hidup
yang baik bagi para pendahulu Homo sapiens tersebut karena mereka menghabiskan waktu dan
energi yang lebih sedikit untuk menangkap manusia, daripada harus mencari hewan yang
bergerak lebih cepat.
Studi yang dipublikasikan pada Journal of Human Evolution mengklaim, daging manusia
sama bergizinya bagi orang-orang primitif (meskipun daging hewan memang mengandung lebih
banyak kalori).
Beberapa kasus kanibalisme yang terjadi belakangan ini adalah hal yang patut disalahkan.
Seperti kasus mengenai seorang mahasiswa Morgan State University asal Afrika, Alexander
Kinyua, yang tega membunuh teman sekamarnya dan memakan jantung serta otaknya. Selain
itu juga ada seorang suami asal Swedia yang memotong dan memakan bibir istrinya yang
ketahuan selingkuh. Belum lagi, kasus zombie pemakan wajah yang ditembak mati
oleh kepolisian Miami beberapa minggu lalu.
Berikut ini merupakan sejumlah
negara yang masih memiliki sejumlah
tradisi kanibal, dilansir dari berbagai
sumber.

Sumber : Liputan6.com, 13 April 2018


1. Suku Alghori di India
Sebuah sekte biarawan yang dikenal
sebagai Aghori percaya bahwa rohani
mereka bisa lebih bercahaya jika mereka
memakan mayat. Saat ini ada sekitar 20
anggota suku. Populasi mereka pernah
mencapai ratusan. Ritual itu termasuk
minum dari mangkuk-mangkuk yang terbuat
dari tengkorak manusia. Suku ini hanya
memakan tubuh orang yang sudah mati,
mereka tidak pernah membunuh manusia
yang mereka makan.
Suku Aztec adalah suku kuno penghuni
2. Suku Aztec di Amerika wilayah (yang sekarang menjadi Meksiko) seratus
tahun yang lalu. Suku Aztec terkenal dengan
kehebatan dalam berperang dan jaya pada masa
kepemimpinan Raja Tlacaelel. Suku yang termasuk
dalam list kanibal ini mengorbankan nyawa manusia
bukan tanpa sebab. Raja Aztec mempersembahkan
tumbal sebagai ritual pemujaan untuk dewa mereka,
Huitzilopochtli.
Para tumbal akan dikorbankan dengan
mencabut jantungnya saat masih berdetak,
setelahnya tumbal ini akan dimasak untuk dijadikan
santapan bersama. Selama satu tahun, suku Aztec
mengorbankan lebih dari seribu jiwa sebagai
tumbal.
Suku kanibal paling berbahaya di dunia urutan
pertama ditempati oleh kelompok Indian Karibia.
3. Suku Indian di Nama kanibal sendiri diambil dari nama daerah ini,
Karibia Cariba yang awalnya dicetuskan oleh Christopher
Columbus saat menemukan pulau Karibia. Suku
kanibal Karibia adalah suku pertama yang
mengenalkan praktik kanibalisme di dunia, yang
nantinya berdampak pada eksploitasi dan
pembantaian.
Hal ini awalnya dilakukan sebagai balas
dendam kepada musuh perang yang telah
membunuh anggota keluarga mereka. Budaya yang
berlangsung hingga abad 17 ini perlahan hilang
seiring dengan agama Kristen yang masuk ke
Karibia. Penduduk kanibal juga perlahan membaur
dan berasimilasi dengan masyarakat biasa.
4. Suku Maori di
Selandia Baru
Maori adalah suku pertama yang mendiami
sebuah daratan Aetearoa, wilayah di Selandia Baru
yang berarti Tanah Awan Putih Berarak. Praktik
kanibal dalam kehidupan suku ini sudah mendarah
daging dan menjadi budaya tersendiri. Buktinya,
ketika salah satu kapal Inggris, The Boyd berlabuh
dan membunuh anak sang kepala suku. Sebagai
gantinya mereka membalas dengan membasmi habis
semua awak kapal dan menjadikan tubuh mereka
sebagai santapan. Luar biasa kejam.
5. Suku Korowai di Papua
New Guinea Di New Guinea Barat, di sepanjang
Sungai Ndeiram Kabur, hampir 4000 orang di
suku Korowai menyimpan konsumsi daging
manusia untuk acara-acara khusus: yaitu,
balas dendam. Mereka percaya bahwa
seorang khakhua "manusia penyihir"
membunuh anggota suku untuk alasan yang
tidak diketahui, jadi mereka harus memakan
tubuh korban untuk membalaskan
dendamnya.
Mengapa mereka
melakukan
kanibalisme?
1. Kanibalisme dipercayai bisa menambah kekuatan dan kesehatan
Masyarakat suku Gimi seringkali menghadapi masalah infertilitas seperti impotensi dan mandul pada
wanita. Mereka meyakini dengan memakan organ vital milik orang lain yang sudah mati, mereka akan
mendapatkan kembali kesuburan. Kanibalisme pada suku ini juga seringkali dilakukan oleh wanita yang
memakan tubuh anak, suami, atau orang tua mereka sendiri untuk menghindari kemandulan dan menambah
kesuburan. Sama halnya dengan suku Wari yang menganggap bahwa mereka bisa menambah kekuatan jiwa dan
raga mereka dengan memakan otak, jantung, serta hati kerabat mereka yang telah meninggal.

2. Kanibalisme berkaitan dengan ritual dan spiritual


Suku Aztec menganggap praktik kanibalisme sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa. Mereka
mengorbankan manusia setiap tahunnya dan memakan jantung korban yang masih berdetak. Tak jauh berbeda
dengan suku Aztec, sekte Aghori di India juga meyakini bahwa dengan memakan daging manusia, mereka bisa
lengsung bersatu dengan Tuhan dan tak perlu mengalami proses reinkarnasi. Meskipun sedikit berbeda, namun
suku Korowai yang ada di Papua Nugini juga mengaitkan kanibalisme dengan hal-hal mistis dan spiritual. Suku
Korowai akan memakan daging manusia yang dianggap sebagai dukun atau penyihir yang merupakan hal
terlarang di masyarakat mereka. Mereka memakan daging orang yang diyakini dukun itu saat otak mereka masih
hangat.
3. Kanibalisme tunjukkan penaklukkan atas musuh
Sementara itu, beberapa suku seperti suku Native America, Maori, Karankawa di
Texas, serta sekelompok orang di Meksiko punya alasan lain terkait praktik kanibalisme
yang mereka lakukan. Suku-suku dan sekte ini kebanyakan hanya memakan daging musuh
mereka. Alasannya, mereka meyakini bahwa daging musuh mereka akan menambah
kharisma dan menunjukkan kekuatan mereka yang sanggup menaklukkan musuh. Suku
karankawa di Texas yang termasuk dalam suku Native America bahkan memotong-motong
dan memakan daging musuh mereka secara langsung, di depan mata musuh mereka yang
masih hidup.

4. Kanibalisme sebagai kebiasaan masyarakat


Seperti yang dilakukan oleh suku Fiji dan sekelompok orang di Afrika. Kepala suku
Fiji sendiri bahkan dengan bangga pernah mengumumkan bahwa dia telah memakan 875
orang. Sementara itu, meskipun tersembunyi, sekelompok orang di Afrika juga menculik
pendatang dan memotong-motong mayat mereka tanpa alasan yang jelas. Beberapa rumor
mengatakan bahwa sebagian organ tersebut dijual, namun sebagian mengatakan bahwa
sekelompok orang pedalaman memakan mayat-mayat tersebut.
Apakah yang terjadi
pada tubuh kita jika
kita mengkonsumsi
daging manusia?
Penyakit yang terjadi jika kita mengkonsumsi daging manusia adalah penyakit
”KURU”. Dr. D Carleton Gajdusek dan Vincent Zigas meneliti dan menemukan ini
sebagai penyakit menular. Dilansir dari National Center for Biotechnology Information,
penyakit kuru adalah penyakit neurodegeneratif menular karena infeksi prion (protein
penyebab penyakit) dalam jaringan otak manusia. Prion dalam otak jasad yang dimakan
oleh wanita dan anak-anak akan menjadi agen infeksi.
Dilansir dari Healthline, gejala awal penyakit kuru adalah sakit kepala, nyeri sendi,
tidak stabil saat berjalan, dan koordinasi gerakan tubuh yang buruk. Pada tahap
selanjutnya penderita akan mengalami ketidakmampuan berjalan, cadel, tremor, otot
berkedut atau kejang, tertawa dan menangis secara acak dan kompulsif. Pada tahap akhir
penderita akan tetap mengalami gejala sebelumnya namun ditambah dengan kehilangan
kemampuan untuk bicara, kesulitan menelan, dan dimensia. Sayangnya tidak ada obat
untuk penyakit kuru. Kehilangan koordinasi fungsi tubuh akibat prion tidak dapat
disembuhkan, karena prion juga sulit untuk dihilangkan dari otak. Satu-satunya cara
pencegahan penyakit kuru adalah mengahpuskan praktik kanibalisme.
Kanibalisme ini dilegalkan oleh
negara Amerika Serikat, Jerman,
dan Inggris. Namun
kanibalisme ini hanya
diperbolehkan pada orang yang
meninggal sebagai santapan
TRADISI YANG ADA DI INDONESIA
Suku Jawa
● Udara yang kerap tidak menentu belakangan
ini membuat tubuh menjadi rentan untuk
terserang penyakit, salah satunya adalah
masuk angin. Hal tersebut dapat membuat
tubuh terasa tidak nyaman, sehingga
membutuhkan perawatan yang cepat agar
dapat beraktivitas kembali.
● Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan
ketika seseorang mengalami masuk angin
adalah kerokan. Banyak orang yang percaya
kerokan termasuk ampuh mengembalikan
tubuh kembali bugar untuk beraktivitas
keesokan harinya.
Kenapa Kerokan Bisa Membuat Badan Terasa
Lebih Enak?
● Kerokan adalah suatu pengobatan tradisional yang berasal dari Jawa dan
menggunakan benda tumpul yang digesekkan ke permukaan kulit. Hal
tersebut akan meninggalkan bekas warna merah dan mengikuti pola tulang
rusuk di punggung atau tulang di bagian dada. Cara ini dipercaya dapat
menghilangkan masuk angin.

● Ternyata teknik ini sama dengan pengobatan tradisional yang berasal dari
Asia Timur, yaitu Gua Sha. Metode ini umumnya digunakan untuk
mengatasi nyeri otot dan tubuh yang tegang. Gua sha juga menggunakan
benda tumpul yang digesekkan ke badan, sehingga menghasilkan memar
kecil atau warna merah.

● Cara ini dapat membantu menghancurkan jaringan parut dan jaringan ikat,
serta meningkatkan pergerakan sendi. Selain itu, metode ini tidak
menyebabkan efek samping yang serius.
Apakah kerokan ampuh menghilangkan masuk angin?
● Disebutkan bahwa metode dengan menggesekan benda
tumpul pada tubuh tersebut dapat meningkatkan kadar beta
endorfin secara drastis. Hal tersebut disebabkan karena
glandula pituitaria yang aktif pada sel keratinosit dan sel
endotel kapiler. Dampaknya adalah tubuh menghasilkan
endorfin yang merupakan morfin alami pada tubuh.

● Kerokan juga ternyata ampuh untuk menekan kadar


prostaglandin pada tubuh. Kandungan prostaglandin adalah
sebuah senyawa lemak yang merupakan hasil dari asam
lemak dengan proses enzimatik. Zat ini yang membuat
tubuh terasa nyeri-nyeri, dan ketika menurun, tubuh akan
terasa lebih segar.

● Kerokan juga dapat melebarkan pembuluh darah di dalam


tubuh. Ketika terjadi, sel-sel darah dan oksigen akan lebih
mudah untuk beredar secara lancar untuk disebarkan ke
seluruh tubuh. Oleh sebab itu, semua organ mendapatkan
pasokan oksigen dan darah yang cukup.
Adakah Dampak Buruk setelah
Kerokan?
● Kerokan atau Gua Sha terbilang pengobatan
tradisional yang terbilang aman. Ketika dilakukan
seharusnya tidak timbul rasa sakit, tetapi mungkin
saja tampilan kulit kamu akan berubah. Selain itu,
dengan gesekan yang terjadi pada pembuluh darah
kecil atau kapiler dapat menyebabkan bagian
tersebut pecah.

● Dalam tahap parah, hal ini dapat menyebabkan


memar kulit dan perdarahan ringan. Walau begitu,
memar yang terjadi dapat hilang dalam tempo
beberapa hari. Kulit yang terganggu tersebut dapat
meningkatkan kemungkinan terjadi infeksi,
sehingga kebersihan alat yang kamu gunakan
harus selalu dipastikan.
Beberapa orang tidak diperbolehkan untuk
melakukan metode ini karena mungkin saja
menimbulkan bahaya.

Berikut adalah beberapa orang yang tidak disarankan


melakukan kerokan di tubuh:

1. Seseorang yang memiliki kondisi medis yang


memengaruhi kulit atau pembuluh darah.
2. Seseorang yang tubuhnya terbilang mudah
berdarah.
3. Mengonsumsi obat untuk mengencerkan darah.
4. Mengidap gangguan trombosis vena dalam.
5. Mengalami infeksi, tumor, atau luka yang belum
sembuh sepenuhnya.
6. Seseorang yang memiliki implan, seperti alat pacu
jantung atau defibrilator internal.
2. Suku Sasak, sumber :
1. Kebiasaan makan Suku Sasak

Dalam konsep makanan orang Sasak, bahan makanan yang dapat mengenyangkan dan menggemukkan
hanyalah nasi.
Konsep ini berlaku pada balita , mereka memberi makan pada balita sampai kenyang tanpa memikirkan gizi
yang terkandung

Mreka lebih mementingkan rasa yang berasal dari bumbu seperti terasi daripada kecukupan gizi pada makanan
yang disajikan. Kebiasaan tersebut sudah turun temurun berlanjut sampai sekarang
Budaya Tabu Makan pada Suku Sasak
Saat hamil Jenis makanan yang dipantang oleh ibu hamil masyarakat adalah gurita, udang,
cumi-cumi, kerrang , ikan-ikanan, terutama ikan hiu, jantung pisang,nanas ,
durem, dan biji – bijian/ kacang- kacangan yang keras

Alasan dipantangkan : 4. Jika makan jantung pisang : dikhawatiirkan

1. Jika makan gurita : bayi akan terbelit ari bayi seperti jantung pisang
5. Jika makan salak : ibu menjadi susah BAB
ari disaat persalinan
6.Jika makan nanas : akan menyebabkan
2. Jika makan ikan : bau badan ibu dan
keguguran
janin akan amis
Sebenarnya ibu, kurang percaya dengan
3. Jika makan udang : dikhawatirkan anak pantangan tersebut , tetapi ibu masih
yang dilahirkan akan bungkuk melakukan karena terpaksa, dan takut
disalahkan dan melawan apa kata orang
tua.
Budaya Tabu Makan pada Suku Sasak
Saat Menyusui Pantangan bagi ibu menyusui adalah
a) Pada suku sasak ibu yang baru melahirkan hanya
makanan pedas, pisang, labu dan ikan
boleh makan tahu dan tempe tanpa garam.,
Alasan dipantangkan :
dilarang banyak makanMakanan harus disangrai
1. Jika makan makanan pedas : dikhawatirkan
atau dibakar
anak menjadi bungkuk dan menyebabkan anak b) dan minum.
yang disusui menjadi diare c) Setelah maghrib, ibu sama sekalu tidak
2. Jika makan pisang : dikhawatirkan bayi akan diperbolehkan makan

menderita sariawan d) Hal ini diyakini karena dapat membahayakan


kesehatan ibu , karena luka bekas operasi atau luka
3. Jikan makan labu diyakini akan menyebabkan
di jalan lahir setelah melahirkan akan sulit sembuh
Rahim sakit
atau sulit kering
4. Jika makan ikan : dikhawatirkan bayi gatal dan
baunya amis
Budaya Tabu Makan pada Suku Sasak
Balita
Hanya berlaku jika anak sakit , dan tidak berlaku
pada anak sehat.

Alasan dipantangkan :
1. Jika makan pisang karena diyakini menyebabkan
demamnya tidak turun
2. Jika anak batuk, pilek,demam, ataupun gatal gatal akibat
penyekit kulit , dilarang makan telur, ikan laut, ayam dan
makanan amins lainnya karena diyakini akan menyebabkan
penyakitnya bertambah parah
Simpulan Berdasarkan kebiasaan pola makan yang diterapkan sehari hari oleh masyarakat
Suku sasak , terdapat beberapa kebiasaan yang menjadi faktor presdiposisi
munculnya stunting pada anak

Alasan :
1. Keluarga suku Sasak jarang memberi asupan protein hewani
kepada anak balitanya. Mereka lebih memilih menyajikan
makanan yang kaya bumbu. Bagi mereka, makanan dengan
bumbu lebih penting pada makanan yang kaya protein
2. Balita jarang mengomsumsi sayur dan beragam. Akibatnya
mereka akan deficit zat gizi mikro, ( vitamin dan mineral ).
Defisiensi energi, defisiensi zat makro maupun mikro terjadi pada
kelompok balita stunting maupun tidak.
Simpulan
Alasan :
3. Ibu menganggap MP Asi hanya sebagai pelengkap ASI sehingga kualitas dan kuantitasnya, termasuk
frekuensi dan jadwal pemberiannya tidak sesaui anjuran yang ditetapkan Depkes
4. Tabu makanan pada ibu hamil , kepercayaan yang bertentangan dengan prinsip prinsip gizi ini masih
dipraktikkan, padahal sebenarnya makan tinggi protein dan zinc yang sangat baik dalam pembetukan tulang
panjang, dan peningkatan daya tahan tubuh, dan meningkatkan metabolism tubuh
5. Pola asuh permisif, dan sistem patrilineal yang berlaku di suku Sasak
Ibu – ibu suku Sasak cenderung menunggu dan menuruti apapun keputusan suaminya untuk memberikan
makanan makanan kepada anaknya , dan banyak suami suami yang tidak mengerti dengan nutrisi yang tepat.
Selain itu, apapun permintaan anak dituruti, sehingga anak dibiarkan jajan makanan tidak bergizi asalkan anak
senang, dan kenyang
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai