Daerah
Persentation by Group 8 Kewarganegaraan
❖Qadriatul Nursyi 2011311031
❖Verra Oktavia 2011311025
Anggota ❖Mutia
e l om pok
K
Pokok Bahasan
1. Sejarahotonomi daerah di Indonesia
5. Bentuk desentralisasi
Sejarah Otonomi Daerah di
Indonesia
Masa
A Kemerdekaan
(UU No. 1 1945)
Warisan
Masa
Kolonial
Penduduka
n Jepang
UU No. 22
1948
Warisan Kolonial Dalam ketentuan ini dibentuk
Pada tahun 1903, pemerintah sejumlah provincie, regentschap,
stadsgemeente, dan groepmeneenschap
kolonial mengeluarkan staatsblaad
yang semuanya menggantikan locale
No. 329 yang memberi peluang
ressort. Selain itu juga, terdapat
dibentuknya satuan pemerintahan pemerintahan yang merupakan
yang mempunyai keuangan persekutuan asli masyarakat setempat.
sendiri. Kemudian staatblaad ini Pemerintah kerajaan satu per satu
deperkuat dengan Staatblaad No. diikat oleh pemerintahan kolonial
137/1905 dan S. 181/1905. Pada dengan sejumlah kontrak politik
tahun 1922, pemerintah kolonial (kontrak panjang maupun kontrak
mengeluarkan sebuah undang- pendek). Dengan demikian, dalam
undang S. 216/1922. masa pemerintahan kolonial, warga
masyarakat dihadapkan dengan dua
administrasi pemerintahan.
Masa Pendudukan Jepang
Ketika menjalar Perang dingin II
Jepang melakukan invasi ke seluruh Pihak penguasa militer di Jawa
Asia Timur mulai Korea Utara ke mengeluarkan undang-undang
Daratan Cina, sampai Pulau Jawa dan (Osamu Seire) No. 27/1942 yang
Sumatra. Negara ini berhasil mengatur penyelenggaraan
menaklukkan pemerintahan kolonial pemerintahan daerah. Pada masa
Inggris di Burma dan Malaya, AS di Jepang pemerintah daerah hampir
Filipina, serta Belanda di Daerah tidak memiliki kewenangan.
Hindia Belanda. Pemerintahan Jepang
Penyebutan daerah otonom bagi
yang singkat, sekitar tiga setengah
tahun berhasil melakukan perubahan- pemerintahan di daerah pada masa
perubahan yang cukup fundamental tersebut bersifat misleading.
dalam urusan penyelenggaraan
pemerintahan daerah di wilayah-
wilayah bekas Hindia Belanda.
Masa Kemerdekaan
1.Periode Undang-undang Nomor 1 Tahun
1945 2. Periode Undang-undang Nomor 22
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 tahun 1948
menitik beratkan pada asas dekonsentrasi,
mengatur pembentukan KND (Komite Nasional Peraturan kedua yang mengatur
Daerah) di keresidenan, kabupaten, kota tentang otonomi daerah di Indonesia
berotonomi, dan daerah-daerah yang dianggap adalah UU Nomor 22 tahun 1948 yang
perlu oleh mendagri. Pembagian daerah terdiri ditetapkan dan mulai berlaku pada
atas dua macam yang masing-masing dibagi tanggal 10 Juli 1948. Dalam UU itu
dalam tiga tingkatan yakni: dinyatakan bahwa daerah Negara RI
❑ Provinsi tersusun dalam tiga tingkat yakni:
❑ Kabupaten/kota besar 3. Propinsi
❑ Desa/kota kecil. 4. Kabupaten/kota besar
UU No.1 Tahun 1945 hanya mengatur 5. Desa/kota kecil
hal-hal yang bersifat darurat dan segera saja. 6. Yang berhak mengurus dan mengatur
Dalam batang tubuhnya pun hanya terdiri dari 6 rumah tangganya sendiri.
pasal saja dan tidak memiliki penjelasan.
Pengertian
Otonomi daerah Desentralisasi
Otonomi daerah adalah pelimpahan Desentralisasi adalah penyerahan
kewenangan dan tanggung jawab dari Kekuasaan Pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun berdasarkan Asas Otonomi. pengertian ini
2004 tentang Pemerintahan Daerah, sesuai dengan Undang-undang nomor 23
pengertian otonomi daerah adalah tahun 2014. Dengan adanya desentralisasi
wewenang daerah otonom untuk mengatur maka muncul otonomi bagi suatu
dan mengurus urusan pemerintahan yang pemerintahan daerah. Desentralisasi
diserahkan oleh pemerintah pusat dan sebenarnya adalah istilah dalam
kepentingan masyarakat setempat menurut keorganisasian yang secara sederhana di
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi definisikan sebagai penyerahan
masyarakat sesuai dengan peraturan kewenangan
perundang-undangan.
Pentingnya otonomi daerah
Pada Pasal 2 ayat 3 dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, disebutkan bahwa tujuan otonomi daerah yaitu menjalankan otonomi yang seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang memang menjadi urusan pemerintah, dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah.