Anda di halaman 1dari 29

SUKU ASMAT

Kelompok 4
Azizah

1112101000083

Isnaeni Wahyu S

1112101000024

Putri Dewi Riani

1112101000077

Ukhty Rahma Sari Manap


Yolanda Mutiara C

1112101000084
1112101000064

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat keberagaman


yang sangat tinggi. Beragam dalam sosial, budaya, ekonomi, sumber daya
alam, agama dan lain sebagainya.

Diantara banyak suku di Indonesia terdapat satu suku yang dikenal di baik di
mata nasional maupun internasionalkarena keunikannya yaitu suku asmat di
Papua.

ASAL MULA SUKU ASMAT

1770 Kapal James Cook berlabuh dilukai oleh laki-laki kulit gelap
dengan tubuh diolesi warna merah, hitam, putih.

10 Oktober 1904 Kapal SS Flamingo, terulang kejadian James Cook


namun tidak terjadi pertumpahan darah bahasa isyarat mengakibatkan
suksesnya pertukaran barang.

1909 Hendrik A. Lorentz (Belanda)

1913 A.F.R Wollaston (Inggris)

Mei 1963 Irian Jaya menjadi bagian dari NKRI

LETAK GEORAFIS

Asmat salah satu


kabupaten pemekaran

Terletak di bagian selatan


Irian Jaya 4-7 LS &
137-140 BT dg luas
23.746 km2 (7,44 % dari
luas Prov Irian Jaya),
pada ketinggian 0 100
mdpl.

Batas wilayah:
a.

Utara berbatasan dengan Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo

b.

Selatan berbatasan dengan Laut Arafura dan Kabupaten Mappi

c.

Barat berbatasan dengan Kabupaten Mimika dan Laut Arafura

d.

Timur berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi

FLORA DAN FAUNA

Luas hutan di Kabupaten Asmat sebesar


2.345.351 ha dimana luas hutan lindung
sebesar 336.869 ha atau 14,36 persen
dari total keseluruhan di Kabupaten
Asmat

Kawasan suaka alam atau kawasan


pelestarian alam 269.188 ha

Luas hutan produksi mencapai 1.380.910


ha yang terdiri atas hutan produksi
terbatas sebesar 76.667 ha, hutan
produksi tetap sebesar 1.304.243 ha dan
hutan produksi yang dikonversikan
sebesar 331.531 ha.

KONDISI SOSIAL SUKU ASMAT

Animisme

FUMERIPITS
(Sang
pencipta)

SISTEM KEPERCAYAAN

3 MACAM ROH YANG DIYAKINI:

Yi-ow: roh nenek moyang yang memiliki sifat baik untuk keturunannya. >>
penjaga hutan sagu, danau dan sungai yang banyak ikan >> komunikasi secara
simbolis dengan upacara sajian yang dipimpin o/ ndembero

Obsopan: roh jahat yang dianggap penghuni jenis pohon tertentu, gua-gua,
batu besar, binatang tertentu >> penyebab sakit dan bencana

Dambin-ow: Roh jahat yang mati karena bunuh diri

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Upacara adat:

Mbismbu (pembuat): pengukiran patung leluhur

Yentpokmbu: pembuatan dan pengukuhan rumah yew/bujang

Tsyimbu: pembuatan dan pengukuhan perahu lesung

Mata pencaharian: Pedalaman>>berburu binatang liar (babi hutan, burung, ular,


dll. Pesisir>> berburu binatang bahari / nelayan

SISTEM KEKERABATAN

Sistem clan: mengharuskan mencari jodoh di luar lingkungan sosialnya

Garis keturunan patrilineal, dengan adat virilokal

Beberapa ada yang poligami karena adanya pernikahan levirat

Pernikahan diatur oleh kedua orangtua tanpa diketahui sang anak

Kawin lari = pertikaian dan pembunuhan

SISTEM PEMERINTAHAN

Dua sistem pemerintahan yang berkembang di masyarakat Asmat: pemerintahan


adat dan pemerintahan Nasional
Adat: Aipmu: kepala perang yag mengatur dan merencanakan strategi penyerangan
secara besar-besaran
Sosial politik: yeuiwir: pimpinan adat setiap kampung, dibantu dengan penasehat
yang disebut arakamsewir
Kepala desa dan asisten kepala desa bertanggung jawab atas pemeliharaan
kebersihan kampung, pemeliharaan jalan-jalan dan juga menjaga agar masyarakat
Asmat memelihara rumah dengan baik.
Kepala desa : orang muda yang mendapat pendidikan dari misi agama pada akhir
lima puluhan
Asisten: seorang yang sudah berumur dan dihormati oleh warga desa
Kepala sistrik yang membawahi polisi desa yang mengatur hansip setempat.
Memutuskan hukuman apabila terjadi pelanggaran

KONDISI KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

Agama
Suku Asmat adalah suku yang menganut Animisme yaitu Animisme yakni suatu
ajaran dan praktek keseimbangan alam dan penyembahan kepada roh orang
mati atau patung sampai dengan masuknya para Misionaris pembawa ajaran
baru, maka mereka mulai mengenal agama lain selain agam nenek-moyang.
Dan kini, masyarakat suku ini telah menganut berbagai macam agama, seperti
Protestan, Khatolik bahkan Islam.

Bahasa
Bahasa yang digunakan suku asmat terkadang hanya dapat dimengerti oleh
lingkungan mereka sendiri. Bahasa ini berasal dari bahasa nenek moyang yang
sudah berumur ribuan tahun. Contoh bahasa suku Asmat : Iguana (sejenis
kapal), Pomerem (emas kawin), dan Owen ( Berkelahi).

PAKAIAN

Laki-laki: Koteka biasa dikenakan oleh


kaum lelaki yang tinggal di sekitar
wilayah Wamena.Koteka terbuat dari
kulit labu yang panjang dan sempit,
berfungsi untuk menutup bagian alat
reproduksi kaum lelaki

Wanita: Mereka mengenakan pakaian


seperti rok dari bahan akar tanaman
kering yang dipilin atau dirajut seperti
benang-benang kasar yang dijadikan
sebagai bawahan atau bisa dikatakan
seperti rok yang menutup badan
mereka.

MAKANAN POKOK

Makanan Pokok orang Asmat adalah


sagu, hampir setiap hari mereka
makan sagu yang dibuat jadi bulatanbulatan yang dibakar dalam bara api.
Kegemaran lain adalah makan ulat
sagu yang hidup dibatang pohon
sagu,biasanya ulat sagu dibungkus
dengan daun nipah, ditaburi sagu,dan
dibakar dalam bara api.Selain itu
sayuran dan ikan bakar dijadikan
pelengkap.

RUMAH TRADISIONAL

Rumah Tradisional Suku


Asmat adalah Jeu dengan
panjang sampai 25 meter.
Bahkan masih ada juga di
antara
mereka
yang
membangun rumah tinggal
diatas pohon

TEKNIK MERIAS DIRI SUKU ASMAT

Suku asmat memiliki cara yang


sangat sederhana untuk merias diri
mereka.
mereka
hanya
membutuhkan tanah merah untuk
menghasilkan warna merah. untuk
menghasilkan warna putih mereka
membuatnya dari kulit kerang yang
sudah
dihaluskan.
sedangkan
warnah hitam mereka hasilkan dari
arang kayu yang dihaluskan.

POLA HIDUP SUKU ASMAT

mereka merasa dirinya adalah bagian dari alam, oleh karena itulah mereka
sangat menghormati dan menjaga alam sekitarnya, bahkan, pohon disekitar
tempat hidup mereka dianggap menjadi gambaran dirinya. Batang pohon
menggambarkan tangan, buah menggambarkan kepala, dan akar
menggambarkan kaki mereka

UPACARA ADAT : UPACARA KEMATIAN

Orang Asmat tidak mengenal dalam hal mengubur mayat


orang yang telah meninggal. Bagi mereka, kematian bukan
hal yang alamiah. Suku Asmat percaya bahwa kematian
yang datang kecuali pada usia yang terlalu tua atau terlalu
muda, adalah disebabkan oleh tindakan jahat, baik dari
kekuatan magis atau tindakan kekerasan

Orang-orang Asmat menunjukkan kesedihan dengan cara


menangis setiap hari sampai berbulan-bulan, melumuri
tubuhnya dengan lumpur dan mencukur habis rambutnya.

Mayat orang yang telah meninggal biasa diletakkan di atas


para (anyaman bambu), yang telah disediakan di luar
kampung dan dibiarkan sampai busuk. Kelak, tulang
belulangnya dikumpulkan dan disipan di atas pokok-pokok
kayu.

Saat ini, dengan masuknya pengaruh dari luar, orang


Asmat telah mengubur jenazah dan beberapa barang milik
pribadi yang meninggal. Umumnya, jenazah laki-laki
dikubur tanpa menggunakan pakaian, sedangkan jenazah
wanita dikubur dengan menggunakan pakaian

UKIRAN KAYU

Suku
Asmat
mempunyai
kebiasaan dan adat istiadat yang
khas diantaranya membuat ukiran
tanpa ada sketsa dulu.

Ukiran yang dibuat oleh suku


Asmat adalah penyambung antara
kehidupan masa kini dengan
leluhur

3 konsep dunia yang dipercayai


oleh masyarakat Asmat: amat ow
capinmi (alam sekarang), Dampu
Ow campinmi (alam pesinggahan
roh yang sudah meninggal), Safar
(surga).

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SUKU ASMAT

PERLINDUNGAN TERHADAP TEMPAT ATAU


WILAYAH
Pihak pemerintah

Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Asmat


Nomor 6 tahun 2012-2032 Pada bagian Bab IV berisi tentang Rencana Pola
Ruang Wilayah, dimana pada pasal 18 mengatur tentang Kawasan lindung, Ayat C
mengenai kawasan perlindungan kawasan sempadang rawa, kawasan sempadang
pantai, kawasan ruang terbuka hijau perkotaan dan kawasan lindung spritual dan
kearifan lokal lainnya
Perdasus Nomor 23 tahun 2008 tentang hak ulayat masyarakat hukum adat dan
hak perorangan warga masyarakat hukum adat atas tanah
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, dimana pada
bab VIII pasal 60-66 membahas tentang hak, kewajiban dan peran masyarakat.

Lembaga lainnya
WWF Indonesia membuat Program Papua yang di dukung oleh USAID - IFACS
dan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Asmat, Lembaga Masyarakat
Adat Asmat (LMAA) dan SKP (Sekretariat Keadilan dan Perdamaian) Agats
kegiatan fasilitasi pemetaan tempat penting masyarakat adat Asmat untuk skala
kampung. Dua hal penting yang dipetakan, yaitu tempat spiritual dan kearifan
lokal, dan harus menjadi bagian dari peta RT/RW dan peta pemanfaatan
wilayah di Kabupaten Asmat (Kumalasari, 2014).

Peran Masyarakat
Terdapat budaya hutan keramat, dimana setiap kampung memiliki kawasan
hutan tersendiri yang tidak boleh dijamah atau dimasukan sedikitpun aktivitas
dari manusia atau diluar dari kondisi asli alam yang ada. Dengan adanya
budaya tersebut, maka kelestarian dan keaslian flora dan fauna yang ada di
kawasan hutan tersebut tetap terjaga.

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK KESENIAN


ATAU HAK CIPTA

Pasal 10 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta menyatakan


bahwa negara Indonesia memegang hak cipta atas karya-karya anonim, dimana
karya tersebut merupakan bagian dari warisan budaya komunal maupun bersama,
seperti folklore, cerita rakyat, legenda, narasi sejarah, komposisi, lagu, kerajinan
tangan, koreografi, tarian, dan kaligrafi

WWF-Indonesia bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk Kabupaten Asmat


bekerja mendorong terbentuknya Asosiasi Pengukir yang kini memiliki keanggotaan
sekitar 800 pengukir di seluruh Kabupaten Asmat.

PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN BUDAYA

Kabupaten Asmat hutan keramat

Hutan tersebut dianggap keramat (sakral) karena dilarangnya melakukan


aktivitas dalam bentuk apapun didalam hutan tempat maupun luas hutan
tidak pernah mengalami perubahan

Pelanggaran pelaku akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketetapan


yang telah diatur oleh tetua adat [Bila tidak melaksanakan sanksi maka
akan mendapatkan musibah atau bahkan kematian]

Suku Asmat REDD+ dan RAN-API

REFERENSI

___. 2014. Asmat. Online. Diakses dari https://www.academia.edu/5482744/Asmat pada 01 Mei 2015 pukul 02:35 AM

Aminuddin, Indarwati. 2013. Mengembangkan Asosiasi Woupits untuk Kelestarian Hutan Asmat. WWF-Indonesia. (Internet). Tersedia:
http://www.sigaptaru.or.id/id/mengembangkan-asosiasi-woupits-untuk-kelestarian-hutan-asmat, diakses pada Sabtu, 2 Mei 2015, jam 09.09 WIB.

Ardian, Agnes Vira. 2008. Prospek Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Kesenian Tradisional Di Indonesia . Tesis: Program Magister Ilmu Hukum,
Universitas Diponegoro, Semarang. (internet). Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/16220/1/AGNES_VIRA_ARDIAN.pdf, diakses pada Sabtu, 2 Mei 2015, jam 00.38
WIB.

Aziz, Haris.2014. Suku Asmat Real. (Online). Didunduh pada : http://www.slideshare.net/azizharis5/suku-asmat-real?related=3 (02 Mei 2015)

Bina Syifa. 2015. Mata pencaharian Suku Asmat. Online. Diakses melalui
http://www.binasyifa.com/249/91/26/mata-pencaharian-masyarakat-suku-asmat.htm pada 4 Mei 2015

Kumalasari, Andhiani M. 2014. Site Story Asmat. Jakarta: WWF Indonesia-Papua Program 2014. Online. Diakses dari
http://www.wwf.or.id/?34282/Site-Story--Asmat
pada 01 Mei 2015 pukul 02:28 AM.

Kumalasari, Andhiani M. 2014. Site Story: Asmat. WWF-Indonesia-Papua Program-2014. (internet). Tersedia: http://www.wwf.or.id/?34282/Site-Story--Asmat,
diakses pada Jumat, 1 Mei 2015, jam 13.00 WIB.

Kurrota, Lolita. 2011. Sistem Kepercayaan Suku Asmat. (Online). Diunduh pada : http://loita-kurrota-a.blog.ugm.ac.id/2011/11/09/sistem-kepercayaan-suku-asmat/
(02 Mei 2015)

NN. 2013. Manfaat Keanekaragaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika (Online). Diunduh pada
http://pbsi.fitk.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/30-kolom-dosen/201-manfaat-keanekaragaman-dalam-bingkai-bhinneka-tunggal-ika.html (04 Mei
2015)

NN. 2013. Papua (Online). Diunduh pada http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/50/papua (04 Mei 2015)

NN. 2013. Suku Asmat. (Online). Diunduh pada : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1072/suku-asmat (02 Mei 2015)

NN. 2014. Kebudayaan Indonesia: Fumeripits dan sistem kepercayaan suku asmat. Online. Diakses melalui
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1099/fumeripits-dan-sistem-kepercayaan-suku-asmat pada 4 Mei 2015

NN. 2014. Kebudayaan Indonesia:Sistem pemerintahan suku Asmat. Online. Diakses melalui
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1240/sistem-pemerintahan-suku-asmat pada 4 Mei 2015

Patricia Joan, dan Kaleb Clement.2013. Suku Asmat- Papua.(Online). Diunduh Pada:
http://www.slideshare.net/joanpatricia77/papua-suku-asmat-18612832?related=4 (02 Mei 2015)

Profil Kabupaten Asmat Tahun 2011. Online. Diakses dari http://www.asmatkab.go.id pada 01 Mei 2015 pukul 02:08 AM

Wikipedia. 2015. Suku Asmat. (Online). Diunduh pada : http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Asmat (02 Mei 2015)

SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai