Anda di halaman 1dari 8

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

UPACARA ADAT SUKU ASMAT

OLEH :

NISA UMI LESTARI

IX. C

NO. URUT:23

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................ 3

BAB II UPACARA ADAT

2.1 UPACARA (RITUAL) KEMATIAN...................................................................... 4

2.2 UPACARA MBISMBU........................................................................................ 4

2.3 UPACARA TSYIMBU......................................................................................... 5

2.4 UPACARA YENTPOKMBU................................................................................ 6

2.5 MUMI SUKU ASMAT..........................................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................... 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman etnik/suku bangsa dan
budaya, serta kekayaan di bidang seni dan sastra.Semua sejalan dengan keanekaragaman etnik, suku
bangsa dan agama yang secara keseluruhan merupakan potensi nasional. Irian Jaya atau yang
sekarang disebut dengan Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Pulau ini
terbagi atas 2 daerah kekuasaan, yaitu belahan timur yang merupakan daerah kekuasaan
pemerintahan Papua Nugini, yang berada di belahan barat yaitu Papua yang termasuk daerah wilayah
pemerintahan Republik Indonesia. Di Papua ini terdiri dari beberapa kabupaten dan suku-suku yang
beraneka ragam. Suku Asmat adalah salah satu suku yang ada di Papua.

Ada kemungkinan karena populasi kelompok masyarakat Asmat berjumlah paling banyak
dibandingkan suku lain di Papua. Karena jumlahnya yang cukup banyak, Suku Asmat tidak tinggal di
satu tempat. Melainkan tersebar di berbagai wilayah di Papua, meliputi daerah pesisir hingga
pedalaman rimba Papua.Salah satu yang membuat suku-suku di Papua unik dan mengundang rasa
ingin tahu adalah banyak dari mereka masih sangat memegang adat istiadat warisan leluhur. Begitu
pula dengan Suku Asmat, suku ini dikenal karena keterampilannya, terutama dalam membuat ukiran
kayu tradisional khas Papua.

GAMBAR 1.1 UKIRAN KHAS SUKU ASMAT YANG BERTEMA NENEK MOYANG ATAU DISEBUT MBIS.

3
BAB II

UPACARA ADAT

2.1 UPACARA (RITUAL) KEMATIAN

Bagi orang asmat, meninggal seseorang tidak disebabkan hal-hal alami, melainkan dikarenakan
roh jahat yang mengganggu dan menyebabkan orang tersebut mati. Oleh karena itu, masyarakat
asmat percaya bahwa anggota mereka yang sedang sakit harus dibuatkan pagar dari dahan pohon
nipah. Pagar tersebut bertujuan agar roh jahat yang berada disekitar mereka pergi dan tidak
mendekat kembali. Orang-orang asmat juga akan berkerumun disekeliling orang yang sakit meski
tidak mengobati atau memberinya makan. Akan tetapi setelah orang yang sakit meninggal, mereka
akan berebut untuk memeluk dan menggulingkan badan di lumpur. Mayat tersebut selanjutnya akan
diletakkan di atas para atau anyaman bambu hingga membusuk. Kemudian tulang belulangnya akan
disimpan diatas pokok kayu dan tengkoraknya akan dijadikan bantal sebagai simbol kasih sayang
terhadap kerabat mereka. Ada pula yang meletakkan mayat di atas perahu lesung dengan disertai
sagu dan dibiarkan terombang-ambing di laut. Selain itu, mayat terkadang dikuburkan dengan
ketentuan pria tanpa busana dan wanita mengenakan busana. Mayat tersebut akan dikubur di hutan,
tepi sungai atau semak-semak. Selanjutnya orang yang meninggal tersebut akan dibuatkan ukiran
yang disebut mbis. Sebab suku asmat percaya jika roh orang mati masih berkeliaran disekitar rumah
mereka.

2.2 UPACARA MBISMBU

Mbis merupakan ukiran patung tonggak nenek moyang atau kerabat yang telah meninggal.
Upacara adat asmat ini bermakna agar mereka selalu ingat kepada kerabat yang telah mati. Jika
kematian tersebut karena dibunuh, maka mereka akan membalaskan dendam dengan membunuhnya
juga.

4
2.3 UPACARA TSYIMBU

Tsyimbu adalah upcara pembuatan dan pengukuhan rumah lesung atau perahu yang diadakan 5
tahun sekali. Perahu ini akan diwarnai dengan warna merah dan putih secara berseling di bagian luar
dan berwarna putih di bagian dalam. Selain itu, perahu juga akan diukir dengan gambar keluarga yang
telah meninggal, serta gambar binatang dan sebagainya.

Perahu tersebut juga akan dihias dengan sagu. Namun sebelumnya, keluarga besar akan berkumpul di
rumah kepala suhu atau adat untuk melakukan pertunjukkan nyanyian dan tarian diiringi tifa.

Para pendayung tersebut menggunakan hiasan cat berwarna merah putih dengan aksesori bulu-bulu
burung. Upacara adat ini sangat ramai dengan sorak sorak anak-anak dan wanita. Akan tetapi, ada
pula yang menangis karena mengenang kerabat mereka yang meninggal.

Gambar 1.2 UPACARA


TSYIMBU

Tradisi zaman dahulu menggunakan perahu-perahu tersebut untuk melakukan provokasi terhadap
musuh agar berperang. Namun seiring perkembangan zaman, fungsinya berubah menjadi pengangkut
makanan.

2.4 UPACARA YENTPOKMBU

5
Mengenai ritual kematian yang dimiliki oleh Suku Asmat ialah Upacara Yentpokmbu. Tak kalah
uniknya dengan upacara-upacara adat kematian lainnya, ini merupakan cara mereka juga untuk
menghargai arwah orang yang meninggal.

Ini merupakan ritual pembuatan Rumah Yew atau Rumah Bujang. Nah, Rumah Bujang dalam Suku
Asmat diberi nama sesuai dengan marga pemiliknya. Rumah Bujang ini digunakan untuk berbagai
kegiatan yang religious maupun non religious. Untuk rumah ini juga digunakan untuk berkumpul
keluarga. Namun dalam keaddaan tertentu, seperti adanya penyerangan maka anak-anak dan wanita
dilarang mas

GAMBAR 13 UPACARA
YENTPOKMBU

2.5 MUMI SUKU ASMAT

6
suku Asmat di Papua justru membuat Jasad orang yang meninggal menjadi mumi. Praktik
mumifikasi pada Suku Asmat nggak dilakukan sembarangan dan harus dilakukan sesuai tradisi.

Biasanya mumifikasi hanya dilakukan kepada kepala suku atau komandan perang yang dianggap
berjasa. Jenazah akan dimumikan dengan bahan-bahan tradisional untuk menghargai sejarah dan
adat mereka.

GAMBAR 1.4 MUMI SUKU ASMAT

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Suku asmat merupakan suku terbesar di tanah papua. Mereka memiliki berbagai macam budaya
yang unik dan menarik. Kehidupan adat yang sangat kompleks menjadi sebuah hal yang menarik
untuk selalu di pelajari. Kehidupan sehari hari mereka tak lepas dari akar budaya mereka. Dari mulai
baju, ritual, upacara pemakaman dan lain lain yang dapat menjadi daya tarik bagi kita untuk
mempelajari lebih dalam lagi.

Adat istiadat suku Asmat mengakui dirinya sebagai anak dewa yang berasal dari dunia mistik atau
gaib yang lokasinya berada di mana mentari tenggelam setiap sore hari. Mereka yakin bila nenek
moyangnya pada jaman dulu melakukan pendaratan di bumi di daerah pegunungan. Selain itu orang
suku Asmat juga percaya bila di wilayahnya terdapat tiga macam roh yang masing-masing mempunyai
sifat baik, jahat dan yang jahat namun mati. Berdasarkan mitologi masyarakat Asmat berdiam di Teluk
Flamingo, dewa itu bernama Fumuripitis.

Keunikan mereka dalam melakukan upacara kematian sangat unik dan berbeda dari suku suku lain
yang ada di papua. Kedekatan mereka dengan alam sangat tercermin dari tatacara kehidupan mereka.
Pakaian mereka yang terbuat dari bahan-bahan yang ada di alam. Ukiran-ukiran bahkan konsep tata
cara hidup mereka juga terinspirasi dari alam itu sangat membuat mereka semakin unik.

Keunikan dalam melakukan mumifikasi pada jasad jasad tertentu, mumifikasi hanya akan
dilakukan hanya untuk kepala suku atau komandan perang.

SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai