Anda di halaman 1dari 10

SUKU ASMAT

MOH. MUSTOFA
TADRIS-IPS
SUKU ASMAT
Suku Asmat merupakan salah satu
suku bangsa di Indonesia yang
mendiami wilayah Papua.
Dikutip dari buku Ensiklopedia
Indonesia, suku Asmat merupakan
sebuah suku paling besar dan paling
terkenal dari sekian banyak suku di
Papua. Salah satu hal yang membuat
suku ini dikenal adalah karena hasil
ukiran kayu yang sangat khas.
Rumah Suku Asmat.
Rumah adat suku Asmat disebut sebagai
rumah Bujang atau sering disebut juga Jew.
Menurut buku Mengenal Suku-suku di
Indonesia, rumah ini digunakan sebagai
pusat upacara adat.

Senjata Suku Asmat.


Senjata Tradisional Suku Asmat
Suku Asmat juga memiliki senjata
tradisional. Senjata tradisional Suku
Asmat adalah kapak batu yang
terbuat dari batu hijau yang
memberikan kesan artistik pada
kapak ini
01
CIRI KHAS SUKU
ASMAT
CIRI FISIK
Suku Asmat mempunyai ciri fisik yang
khas. Mereka memiliki postur tubuh
yang besar, tinggi, serta sangat tegap.
Warna kulit maupun rambut mereka
cenderung gelap dan mempunyai bentuk
hidung mancung.
TRADISI
Ada berbagai tradisi yang berlaku
di masyarakat Asmat. Beberapa di
antaranya yaitu: Mumi, Upacara
mbismbu,Upacara Yentpokmbu.
Mumi
Suku Asmat mempunyai tradisi
untuk mengawetkan jasad kepala
adat atau kepala suku yang
meninggal dunia. Jasad tersebut
akan dijadikan mumi kemudian
dipajang di bagian depan rumah
adat.

Upacara Mbismbu
Mbis merupakan ukiran patung kerabat
atau nenek moyang yang telah
meninggal. Upacara ini bermaksud agar
mereka tidak pernah melupakan kerabat
yang meninggal. Jika kematian
disebabkan oleh pembunuhan, mereka
akan membalas dengan membunuhnya
juga.
Upacara Yentpokmbu
Rumah Bujang adalah bangunan untuk berbagai kegiatan, baik religius maupun non
religius. Rumah ini diberi nama dengan marga pemiliknya. Rumah ini juga berguna untuk
berkumpulnya keluarga. Namun ada beberapa kondisi seperti penyerangan yang
melarang anak-anak dan perempuan untuk memasukinya.
KEHIDUPAN

Suku Asmat umumnya memiliki mata pencaharian berladang. Mulai dari ubi, jagung,
wortel, hingga sagu. Disamping itu, mereka juga kerap bertenak babi dan ayam. Untuk
memenuhi kebutuhan makanan, mereka berburu ikan, burung, babi, dan udang.

Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan suku Asmat diposisikan sangat berharga. Hal ini
terlihat dari seni ukiran dan pahatan yang berbentuk flora dan fauna.

Namun, kehidupan perempuan suku ini juga sangat berat karena harus memikul banyak
tanggung jawab rumah tangga. Sedangkan, laki-laki lebih hedonis. Dalam kesehariannya,
mereka memakan makanan yang sudah disiapkan sang istri, mabuk, menghisap tembakau,
hingga berjudi.

Meski demikian, tak jarang pihak laki-laki membuat perahu atau rumah. Namun tetap
saja dalam prosesnya mereka meminta bantuan pihak perempuan.
Terima Kasih
🙏

Anda mungkin juga menyukai