Masyarakat Indonesia terdri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari
13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya
yang berbeda-beda. Seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi,
sistem kepercayaan, dan sebagainya. Dengan identitas yang berbeda-beda ini,
kita dapat mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang sangat
beragam.
Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa yang melindungi Pulau
Sumatera. Suku bangsa ini dikenal masyarakat sebagai perantau karena banyak
yang mengadu nasib ke berbagai daerah terutama di kota-kota besar. Meskipun
tersebar di berbagai daerah, suku bangsa Batak dikenal sangat menjunjung
tinggi kebudayaan sekalipun tidak tinggal di kampung halamannya.
Suku bangsa Batak memiliki beragam kesenian tradisional. Dalam seni ukir
dapat dilihat pada motif-motif pakaian adat serta tiang-tiang rumah adat yang
memiliki srti simbolis tertentu. Selain itu, terdapat berbagai lagu-lagu daerah
dan tari-tarian. Tarian tradisional yang cukup terkenal adalah tarian Mandula
dan tari Sekar Sirih. Tari Mandula adalah tarian rakyat Simalungun saat
menyambut panen, sedangkan tari Sekar Sirih adalah tarian menyambut tamu.
4. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT
Suku bangsa Bugis adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sulawesi
Selatan. Sejak dahulu suku Bugis dikenal sebagai suku bangsa Pelaut, sehingga
mereka juga tinggal di daerah-daerah luar Sulawesi Selatan. Di beberapa
daerah, seperti di Flores dan Kalimantan, suku bangsa Bugis membentuk
perkampungan sendiri. Pada naskah-naskah kuno bangsa Bugis, huruf yang
dipakai adalah aksara Lontara. Setelah masuknya pengaruh Islam pada abad ke-
17, naskah-naskah kebanyakan ditulis dalam aksara bahasa Arab, yang disebut
aksara Serang.
Kesenian msyarakat Bugis dapat dilihat dari bentuk arsitektur rumah dan ukir-
ukiran pada tiang atau gerbang rumah. Selain itu, dapat dilihat pada bentuk-
bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah cukup
dikenal luas di Indonesia serta seni tarik suara dan tarian.
5. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK
Suku bangsa Dayak dianggap sebagai suku bangsa asli Pulau Kalimantan.
Masyarakat Dayak mengenal sistem ambilineal, yaitu mengikuti garis keturunan
laki-laki dan perempuan. Sebagian besar anak laki-laki atau perempuan yang
sudah menikah akan tetap tinggal bersama orang tuanya. Inilah yang
membentuk keluarga luas (ultralokal). Masyarakat Dayak tidak melarang anak
perempuannya menikah dengan laki-laki suku bangsa lain asalkan mereka mau
tinggal bersama keluarga istrinya.
Masyaraka Dayak memiliki beragam kesenian, baik seni musik, tarian, seni
ukir, ataupun tenun. Alat musik tradisional yang biasa dipakai umumnya terbuat
dari bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara dipikul berirama mengikuti
tarian dan lagunya. Tarian-tarian masyarakat Dayak antara lain tari Tambun,
Balean Dades, dan Bungai. Tarian tersebut pada umumnya dibawakan ketika
upacara-upacara adat. Seni ukir dapat dilihat pada tiang-tiang rumah yang diukir
dengan tangan dan memiliki simbol-simbol tertentu. Selain itu, seni ukir
masyarakt Dayak berupa patung-patung yang terbuat dari kayu. Sedangkan kain
tenun yang terkenal terbuat dari bahan kapas dan kulit kayu.
6. KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT LIO
Masyarakat Lio adalah kelompok penduduk yang menempati Pulau Flores,
NTT. Kelompok yang sangat penting adalah kelompok yang disebut “SUKU”.
Kelompok ini dikatakan mewujudkan struktur piramidal, yang dipuncaknya
duduk kepala suku yang secara turun-temurun dijabat oleh anak laki-laki
sulung. Selain berstatus sebagai “orang tua”, ia juga sebagai “ahli waris”.
Patung-patung dengan gaya ini tersusun dari atas ke bawah menurut tata urut
silsilah nenek moyangnya. Contohnya, mbis yang dibuat jika masyarakat akan
mengadakan balas dendam atas kematian nenek moyang yang gugur dalam
perang melawan musuh.
Seni Asmat Hilir dan Hulu Sungai
Bentuk patung gaya ini lonjong agak melebar bagian bawahnya. Bagian kepala
terpisah dari bagian lainnya dan berbentuk kepala kura-kura atau ikan. Kadang
ada gambar nenek moyang di bagian kepala, sedangkan hiasan bagian badan
berbentuk musang terbang, katak, kepala burung tadung, ular, dan sebagainya.
Seni Asmat Barat Laut