Anda di halaman 1dari 27

BAB I

Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki

keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di

dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak dapat kita

pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber

kekayaan bagi bangsa Indonesia.

Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula

sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat sehingga kebudayaan dengan

masyarakat sangatlah berkaitan. Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang

plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa

inilah yang kemudian mempunyai ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda. Salah satu Suku

yang akan di bahas adalah suku Sunda. Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang

ada di pulau Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki

kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Sunda

ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian,

kesenian dan lain sebagainya.

Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan

kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai

masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak

sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi

(mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui

pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain

1
itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap

sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada

kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-

upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong

untuk mempertahankannya.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian budaya Sunda ?

2. Apa saja yang ada dalam kebudayaan Sunda itu?

Tujuan Penulisan

1. Memperkenalkan kebudayaan Sunda.

2. Menjelaskan apa saja yang ada dalam kebudayaan sunda itu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Suku Sunda dan Kebudayaan Sunda

2.1.1 Suku Sunda

Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat

pulau Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga

sekitar Brebes (mencakup wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat,

Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah).

2.1.2 Kebudayaan Sunda

Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di

Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan

Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang

berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya

tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu, khususnya semasa

Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya

kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang

dinamakan kebudayaan Sunda.

Kebudayaan- kebudayaan sunda tersebut lebih lengkap dijabarkan sebagai

berikut:

a. Sistem kepercayaan

Hampir semua masyarakat sunda beragama Islam namun ada

beberapa yang bukan beragama islam. Namu pada proses

3
perkembangan agama Islam, tidak seluruh wilayah tatar Sunda

menerima sepenuhnya, contoh nya di baduy.

Dasar religi masyarakat Baduy dalam ajaran Sunda Wiwitan adalah

kepercayaan yang bersifat monoteis, penghormatan kepada roh nenek

moyang, dan kepercayaan kepada satu kekuasaan yakni Sanghyang

Keresa (Yang Maha Kuasa) yang disebut juga Batara Tunggal (Yang

Maha Esa), Batara Jagat (Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala

(Yang Maha Gaib) yang bersemayam di Buana Nyungcung (Buana

Atas). Orientasi, konsep, dan pengamalan keagamaan ditujukan

kepada pikukuh untuk menyejahterakan kehidupan di jagat mahpar

(dunia ramai). Pada dimensi sebagai manusia sakti, Batara Tunggal

memiliki keturunan tujuh orang batara yang dikirimkan ke dunia

melalui Kabuyutan; titik awal bumi Sasaka Pusaka Buana. Konsep

buana bagi orang Baduy berkaitan dengan titik awal perjalanan dan

tempat akhir kehidupan.

b. Sistem mata pencaharian

Sistem mata pencaharian pokok masyarakat Sunda adalah

Bidang perkebunan, seperti menanam tumbuhan teh, kelapa

sawit, karet, dan kina.

Bidang pertanian, seperti menanam padi, palawija, dan sayur-

sayuran.

Bidang perikanan, seperti tambak udang, perikanan ikan payau,

dan perikanan ikan tawar

4
Selain berkebun, bertani dan mengelola perikanan, ada juga yang

bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternakan.

c. Kesenian

a. Sisingaan

Sisingaan atau juga dikenal dengan istilah Kirab Helaran adalah

suatu jenis keseniaan tradisional atau seni pertunjuka rakyat yang

dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran dan

merupakan kesenian yang berasal dari daerah subang jawa barat.

Kesenian ini ditampilkan dengan cara menggotong patung yang

berbentuk singa yang ditunggangi oleh anak kecil atau orang

dewasa dan d gotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan

gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada

acara khitanan atau acara peringatan hari-hari bersejarah seperti :

menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan

RI dan kegiatan hari besar lainnya.

5
b. kuda renggong

kuda renggong adalah salah atu jenis kesenian helaran yang

terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara

penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni,

anak yang telah di sunat di naikkan ke atas punggung kuda tersebut,

anak yang telah di sunat tersebut di hias seperti seorang raja atau

satria, bisa pula meniru pakaian dalem, dan pakaian takwa serta d

arak keliling kampung. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada

acara khitanan.

c. kuda lumping

Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain,

karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga

orang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini

dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu

6
menunggangi kayu yang berbentuk kuda serta diiringi dengan

tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah

orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca, rumput,

dan lain-lain. Selain itu orang yang memerankannya seperti akan

dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini

dipimpin oleh seoranng pawang. Kesenian ini merupakan kesenian

yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat

khusus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.

d. Reog

Reog di daerah jawa barat pada umunya ditampilkan dengan

bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut

calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang

mempunyai bakat melawak dan berbakat dalam seni. Kesnian ini

ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang

kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.

7
e. wayang golek

Tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya.

Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat

dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap

pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki

keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya

Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung

lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan

pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu

pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya

semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 21.00 hingga

pukul 04.00 pagi.

Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara

kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Cerita

wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu

dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-

tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam

Wayang Golek, ada tokoh yang sangat dinantikan

pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan,

seperti Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena

8
mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu

(seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton.

Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut

dengan variasi yang sangat menarik.

f. Tari Jaipongan

Jaipongan adalah jenis tarian traidisional Sunda, tepatnya dari

Karawang. Lahir dari tangan kreatif H. Suanda pada tahun 1976.

Tarian Jaipongan adalah campuran dari seni lain seperti pencak

silat, topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan lain-lain. Tarian

ini sangat pesat berkembangnya, musiknya pun diiringi oleh

degung, ketuk, rebab, gendang, kecrek, sinden, dan goong. Cocok

ya, tari tradisional iringan musiknya juga tradisional, pakaiannya

pun menggunakan pakaian tradisional Sunda yang terdiri dari

sampur, apok dan sinjang. Biasanya penari berlenggak lenggok

mengikuti instrumen musiknya. Walau terdengar gampang,

sebenarnya tarian ini lebih susah karena membutuhkan

kelenturan tubuh.

9
g. Tari Ketuk Tilu

Tari Ketuk Tilu adalah tarian tradisional Jawa Barat sebagai

tarian hiburan atau tarian pergaulan. Tari Ketuk Tilu ini sering di

tampilkan pada acara seperti pesta perkawinan, hiburan penutup

acara dan lain lain. Tarian ini juga merupakan cikal bakal dari

tari jaipong yang sangat terkenal di Jawa Barat.

Menurut sejarahnya, Tari Ketuk Tilu ini dulunya merupakan

tarian pada upacara adat menyambut panen padi sebagai ungkapan

rasa syukur kepada Dewi Sri (dewi padi dalam kepercayaan

masyarakat Sunda). Pada jaman dahulu, upacara ini di lakukan

pada waktu malam hari, dengan mengarak seorang gadis ke tempat

yang luas di iringi bunyi - bunyian. Namun seiring dengan

perkembangan jaman, tarian ketuk tilu menjadi tarian pergaulan

dan hiburan bagi masyarakat. Nama ketuk tilu di ambil dari alat

music pengiring yang biasa di sebut dengan bonang yang

mengeluarkan 3 suara diantaranya irama rebab, kendang indung

dan kulanter.

10
Gerakan yang di lakukan dalam tarian ini adalah gerakan

seperti goyang, pencak, muncid, gitek dan geol. Dalam Tari Ketuk

Tilu, gerakan tersebut memiliki nama sendiri seperti depok, bajing

luncat, oray orayan, lengkah opat, ban karet dan lain lain. pada

pertunjukannya, biasanya di awali dengan alunan music dan lagu

pengiring untuk mengumpulkan para penonton. Kemudian para

penari memasuki panggung dengan gerak jajangkungan dan

dilanjutkan dengan gerak wawayangan yaitu saat penari sambil

menari dan menyanyi. Setelah itu penari primadona muncul dan

menari, dan di lanjutkan dengan ngibing tunggal atau ibing jago

dengan iringan 3 lagu di antaranya Cikeruhan ,

Cijagran, dan mamang. Kemudian para penari mengajak para

penonton untuk menari berpasangan.

Dalam pertunjukan Tari Ketuk Tilu ini lagu wajib yang harus

di bawakan adalah kidung dan erang. Kemudian lagu lain yang di

bawakan biasanya seperti tunggul kawung, sorong, kaji kaji, naek

geboy, kembang beureum, sonteng dan lain lain.Lirik lagu yang

di bawakan berbentuk pantun dengan tema tentang asmara dan

kegembiraan. Selain itu ada juga lagu yang dibuat dengan lirik

yang spontan (di buat pada saat itu juga). Instrument music

pengiring yang di gunakan diantaranya adalah rebab, gong,

kempul, kecrek, kendang besar dan kulanter.

11
2.1.3 Alat Musik Tradisional

a. Calung

Calung adalah alat musik purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari

bambu. Alat musik ini dikenal dan berkembang di Banyumasdan Sunda.

Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan,

cara menabuh calung adalah dengan memukul bilah atau ruas (tabung

bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-

mi-na-ti-la untuk masyarakat Sunda, dan ji-ro-lu-ma-nemuntuk

masyarakat Banyumas). Jenis bambu untuk pembuatan calung

kebanyakan dari awi wulung(bambu hitam), namun ada pula yang

dibuat dari awi temen (bambu ater, berwarna hijau).

Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan

sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung yang dikenal,

yakni calung rantay dan calung jinjing.

12
b. Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara

tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian

barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara

digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)

sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,

sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary

of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada

tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik

yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya,

menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam

suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung

terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi

Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

13
c. Kacapi suling

Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat

musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran

dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk

kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk

membuat alat musik kacapi.

Kacapi Suling adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya

diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi

jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu.

Pada masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu

dengan memahatnya.

14
d. Karinding

Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda.

Ada beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung

Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya), Lewo Malangbong, (Garut), dan

Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung (enau). Di

Limbangan dan Cililin karinding dibujat dari bambu, dan yang

menggunakannya adalah para perempuan, dilihat dari bentuknya saperti

tusuk biar mudah ditusukan di sanggul rambut. Dan bahan enau

kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar bisa

diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.

Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar

tercipta resonansi suara. Karindng biasanya dimainkan secara solo atau

grup (2 sampai 5 orang). Seroang diantaranya disebut pengatur nada

atau pengatur ritem. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan

bersamaan takokak (alat musik bentuknya mirip daun).

15
Secara konvensional menurut penuturan Abah Olot nada atau

pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret,

gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.

2.2 Pakaian adat Sunda

Pakaian khas suku sunda yang sering kita kenal yaitu kebaya. Kebaya

merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya

bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat

nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian

dari kebudayaan nasional.

Kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang

terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan

tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni.

Pakaian adat jawa barat di bagi menjadi beberapa golongan, seperti pakaian rakyat

biasa, pakaian golongan menengah, dan pakaian adat bangsawan yang hanya

dikenakan oleh kaum bangsawan.

Pakaian adat pria Sunda :

16
Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut

dengan JAS TAKWA.

Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif

bebas.

Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA

Penutup kepala / BENDO

Kalung

Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang

Alas kaki atau selop

Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA

Pakaian Adat Wanita Sunda :

Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik

Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.

Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk

mengancangkan kain KEBAT DILEPE

Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.

Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala

serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut

Kalung

Alas kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya

17
2.3 Sistem kekerabatan

Sistem kemasyarakatan orang sunda banyak dipengaruhi oleh adat secara turun

temurun dan oleh agama Islam yang telah lama di peluk sejak abad ke 16 masehi.

Dalam soal perkawinan misalnya di pasundan dilaksanakan baik secara adat

ataupun secara agama Islam. Dalam penyelenggaraan perkawinan itu terdapat

upacara-upacara adat yang bercampur dengan unsur-unsur agama.

Mengenai sistem kekerabatan suku sunda dapat dikatakan bahwa kekerabatan

suku sunda adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis

keturunan kedua belah pihak orang tua. Berbeda dengan sistem kekerabatan orang

Minang dan Batak yang menganut sistem

kekerabatan matriarchal dan patriarchal, yaitu hanya memperhitungkan garis ibu

saja dan garis keturunan bapak. Dimana hak dan kedudukan anggota keluarga dari

pihak ayah sama dengan hak dan kedudukan anggota dari pihak itu.

Dilihat dari sudut ego, orang Sunda mengenal istilah tujuh generasi keatas dan

tujuh generasi ke bawah, antara lain yaitu :

Tujuh generasi keatas :

a. Kolot

b. Embah

c. Buyut

d. Bao

e. Janggawareng

f. Udeg-udeg

g. Gantung siwur

18
Tujuh generasi kebawah :

a. Anak

b. Incu

c. Buyut

d. Bao

e. Janggawareng

f. Udeg-udeg

g. Gantung siwur

2.4 Bahasa Sunda

Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa

Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di

perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata. Seperti

yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak

masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.

Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, mulai dari dialek Sunda-Banten,

hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para

pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini

adalah:

1. Dialek Barat

2. Dialek Utara

3. Dialek Selatan

4. Dialek Tengah Timur

5. Dialek Timur Laut

6. Dialek Tenggara

19
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan. Dialek Utara mencakup

daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura. Lalu

dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan

sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar

Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga

dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek

Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis

2.4 Ilmu pengetahuan dan teknologi

Pendidikan di suku sunda sudah dibilang sangat berkembang baik. Terlihat dari

peran pemerintah Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas dalam

memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya, sebagai hak

warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintah. Pembangunan

pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan fundemental untuk

mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya.

Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya,

menginggat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun

potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.

Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa

mempertimbangkan karekteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini

masyarakat Jawa Barat yang mayoritas suku sunda memiliki potensi budaya dan

karekteristik tersendiri, baik secara sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan

masyarakat Jawa Barat yang telah diakui memiliki makna yag sangat mendalam.

20
2.5 Adat istiadat

Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat sunda masih

dipelihara dan dihormati. Dalam daur hidup manusia dikenal upacara upaara

yang bersifat ritualadat seperti : upacara adat masa kehamilan sering disebut 7

bulanan atau Babarit, masa kelahiran, masa anak anak, perkawinan, kematian,

dll.

Demikian juga dalam kegiatan pertanian dan keagamaan dikenal upacara adat

yang unik dan menarik. Itu semua ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur dan

mohon kesejahtraan dan keselamatan lahir batin dunia dan akhirat. Beberapa

kegiatan upacara adat di jawa barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Upacara Adat Masa Kehamilan

1. Upacara mengandung empat bulan

2. Upacara mengandung tujuh bulan/tingkeban

3. Upacara mengandung Sembilan bulan

b. Upacara kelahiran dan masa bayi

1. Upaara memelihara tembuni

2. Upacara nenjrag bumi

3. Upacara puput puseur

4. Upaara ekah

5. Upacara nurunkeun

6. Upacara cukuran/marhaban

7. Upacara turun taneuh

c. Upacara masa anak anak

1. Upacara gusaran

2. Upacara sepitan/sunatan

21
d. Upacara adat perkawinan

1. Upaara sebelum akad nikah : nendeun omong, ngalamar,

seserahan, ngeuyeuk seureuh,

2. Upaara setelah akad nikah : Munjangan/sungkeman,upacara sawer,

nincak endog, buka pintu, huap lingkung,

e. Upacara adat kematian

2.6 Stratifikasi Suku Sunda

Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga

yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat.

Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan,

pekerjaan, dll., seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh

kaum keluarganya. Dalam masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu

desa, kehidupan masyarakatnya sangat banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak

Lurah dalam suatu desa merupakan top leader yang mengelola pemerintahan

setempat, berikut perkara-perkara adat dan keagamaan. Selain pamong desa ini,

masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai kelompok elite, yaitu

tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan

keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desa yang

bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida, menggambarkan struktur

masyarakat yang demikian sebagai masyarakat suku atau agraris.

Perbedaan status di antara kelompok elite dengan masyarakat umum dapat

terjadi berdasarkan status kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige sosial dan

kuasa. Robert Wessing, yang telah meneliti masyarakat Jawa Barat mengatakan

bahwa ada kelompok in group dan out group dalam struktur masyarakat.

22
Kaum memandang sesamanya sebagai in group sedang di luar status mereka

dipandang sebagai out group.

W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya Decision-making Process in Four West

Java Villages (1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke

dalam kelompok elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-

pegawai daerah dan pusat, guru, tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani

kaya. Selanjutnya, petani menengah, buruh tani, serta pedagang kecil termasuk

pada kelompok massa. Informal leaders, yaitu mereka yang tidak mempunyai

jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh di desa tersebut, dan diakui sebagai

pemimpin kelompok khusus atau seluruh desa.

Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan kerabat atau

keluarga dalam masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat penting.

Hal itu bukan hanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap tingkat

hubungan itu yang langsung dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa, anak, incu)

maupun yang tidak langsung dan horisontal (dulur, dulur misan, besan),

melainkan juga berdampak kepada masalah ketertiban dan kerukunan

sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati kedudukan lebih tinggi

dalam struktur hubungan kekerabatan (pancakaki) daripada anak, incu, alo, suan.

Begitu pula lanceuk (kakak) lebih tinggi dari adi (adik), ua lebih tinggi dari

paman/bibi. Soalnya, hubungan kekerabatan seseorang dengan orang lain akan

menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya,

menentukan bentuk hormat menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan

saling menolong di antara sesamanya, serta menentukan kemungkinan terjadi-

23
tidaknya pernikahan di antara anggota-anggotanya guna membentuk keluarga inti

baru.

Pancakaki dapat pula digunakan sebagai media pendekatan oleh seseorang

untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Dalam hubungan ini yang

lebih tinggi derajat pancakaki-nya hendaknya dihormati oleh yang lebih rendah,

melebihi dari yang sama dan lebih rendah derajat pancakaki-nya.

2.7 Sistem Hukum Suku Sunda

Dalam kehidupan masyarakat sunda selain hukum positif (hukum pemerintah)

yang berkembang tetapi juga sistem hukum Islam. Namun dalam kehidupan

masyarakat sunda hukum yang paling dominan berlaku adalah hukum islam.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,

Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup

wilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa

Tengah.

Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang

berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda

sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal

pengenalan terhadap budaya tulis.

Sistem kemasyarakatan orang sunda banyak dipengaruhi oleh adat secara turun temurun

dan oleh agama Islam yang telah lama di peluk sejak abad ke 16 masehi. Dalam soal

perkawinan misalnya di pasundan dilaksanakan baik secara adat ataupun secara agama Islam.

Mengenai sistem kekerabatan suku sunda dapat dikatakan bahwa kekerabatan suku

sunda adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua

belh pihak orang tua Berbeda dengan sistem kekerabatan orang Minang dan Batak yang

menganut sistem kekerabatan matriarchal dan patriarchal, yaitu hanya memperhitungkan

garis ibu saja dan garis keturunan bapak.

25
3.2 Saran

Budaya daerah terutama budaya sunda merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan

nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah khususnya budaya sunda akan

sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban

untuk menjaga, memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah

maupun budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/17670170/MAKALAH-IBD-Kebudayaan-Suku Sunda. hari

minggu jam 20.00

http://rustandhie.blogspot.com/2008/11/kata-pengantar-seiring-dengankemajuan.html. hari

minggu jam 20.00\

http://www.sukron-abdilah.web.id/2007/10/kekerabatan-urang-sunda.html. hari minggu jam

20.00

http://www.sundanetwork.com/sunda-network/jawa-barat.html. hari minggu jam 20.00

http://www.anneahira.com/sistem-kekerabatan-suku-sunda.htm. hari minggu jam 20.00

http://ragambudayanusantara.blogspot.com/2008/09/suku-manggarai.html. hari minggu jam

20.00

27

Anda mungkin juga menyukai