Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUKU BETAWI

Diajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah Pengantar Antropologi Sosial
Dosen: Agus Surya Dharma,S.Sos.,M.AP

Disusun oleh:
Ibnu Said
Kelas: 1F

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI AMUNTAI


2014/2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk
yang berbudaya, hal ini dapat dilihat dari perkembangan manusia yang
ditandai dengan adanya peradaban-peradaban dan juga budaya yang telah
terbentuk.manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan
yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan
dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya.
Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : barat,
timur tengah, dan timur.
Kita di indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, yang dikenal sebagai
bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa timur dikenal dunia sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang – orang dari wilayah lain sangat
suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak individualistis dan saling
tolong menolong satu sama lain.
Di Negara Indonesia, terdapaat beragam suku, salah satunya adalah suku
betawi. Suku betawi berasal dari hasil kawin-mawin antar etnis dan bangsa
di masa lalu secara biologis. Kata betawi digunakan untuk menyatakan suku
asli yang menghuni di jakarta dan bahasa melayu kreol adalah bahasa yang
digunakannya, dan juga kebudayaan melayunya adalah kebudayannya. Kata
betawi sebenarnya berasal dari kata “batavia”, yaitu nama kuno jakarta
diberikan oleh belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara sruktur,
proses dan pertumbuhan sosial suku betawi mulai dari sejarahnya, bahasa,
kepercayaan, profesi, perilaku, wilayah, seni dan budayanya. Oleh karena
itu saya menulis makalah ini yang berkaitan dengan mata kuliah
PENGANTAR ANTRPOLOGI SOSIAL yang berjudul “SUKU BETAWI”.

2
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.2.1. Bagaimana asal usul suku betawi?
1.2.2. Bagaimana sistem kebudayaan yang ada pada suku betawi?

1.3. Tujuan penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan wawasan dan
pemahaman tentang suku betawi yakni megenai asal usul suku betawi dan
juga mengenai sistem kebudayaannya.
Selain itu makalah ini saya sajikan agar bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi kita yang tidak begitu mengetahui tentang suku betawi dan
semoga ini bisa dijadikan ilmu dasar untuk menjaga kebudayaan negeri.

BAB II

PEMBAHASAN

3
2.1. Asal-Usul Suku Betawi
Jakarta yang berstatus sebagai ibu kota negara republik Indonesia
merupakan suatu kawasan administrative. Jakarta, selain menjadi pusat
pemerintahan juga dikenal sebagai kota perdagangan dan kebudayaan. Di
jakarta ada suku yang sangat unik, metropolis, mengenal budaya kota jauh
lebih dulu ketimbang new york yang urban, suku itu adalah suku betawi.
Bagi kita yang tinggal di jakarta suku betawi sesungguhnya tidak asing
bahkan menjadi bagian budaya dari orang- orang yang lahir dan besar di
jakarta.
Suku betawi ini mengaku dirinya adalah suku asli dari jakarta padahal
pada tahun 1930, kategori orang betawi yang sebelumnya tidak pernah ada
justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut.
Jumlah orang betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas
penduduk jakarta waktu itu.
Suku betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di
masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh belanda ke batavia. Apa yang disebut dengan orang atau
suku betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di jakarta. Kelompok etnis
ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu
hidup di jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Makassar, Ambon,
dan Melayu serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa,
dan Eropa.
Pengakuan terhadap adanya orang betawi sebagai sebuah kelompok etnis
dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni
hindia belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh
masyarakat betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada
waktu itu pula segenap orang betawi sadar mereka merupakan sebuah
golongan, yakni golongan orang betawi.
Ada juga yang berpendapat bahwa orang betawi tidak hanya mencakup
masyarakat campuran dalam benteng batavia yang dibangun oleh belanda
tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut
masyarakat proto betawi. Penduduk lokal di luar benteng batavia tersebut

4
sudah menggunakan bahasa melayu, yang umum digunakan di sumatera,
yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa suku betawi merupakan perpaduan dari
beberapa etnis yang sudah lebih dulu hidup di jakarta, seperti: etnis Sunda,
Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu Dan Tionghoa. Dari beberapa
suku-suku tersebut kemudian terjadi perkawinan silang antar suku dan
munculah suku betawi yang mendiami daerah jakarta dan sekitarnya.

2.2. Sistem Yang Ada Pada Suku Betawi


Sebagaimana kebudayaan yang lain, kebudayaan betawi juga mempunyai
sistem kebudayaan. Sistem dari masing-masing kebudayaan yang ada di
indonesia pasti berbeda. Lebih jelasnya, berikut terdapat pembahasan
mengenai sistem-sistem tesebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
2.2.1. Sistem religi
Sebagian besar orang betawi menganut agama islam, tetapi yang
menganut agama kristen protestan dan katolik juga ada namun hanya
sedikit sekali. Menurut H. Mahbub Djunaidi kebudayaan betawi
sebagai suatu subkultur hampir tidak bisa dipisahkan dengan agama
islam. Agama islam sangat mengakar dalam kebudayaan betawi
terlihat dalam berbagai kegiatan masyarakat betawi dalam menjalani
kehidupan.
Di antara suku betawi yang beragama kristen, ada yang
menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara
penduduk lokal dengan bangsa portugis. Hal ini wajar karena pada
awal abad ke-16, surawisesa, raja sunda mengadakan perjanjian
dengan portugis yang membolehkan portugis membangun benteng
dan gudang di pelabuhan sunda kalapa sehingga terbentuk komunitas
portugis di sunda kalapa. Kejadian ini juga berdampak terjadinya
proses pertukaran agama melalui perkawinan campuran antara orang
portugis dengan penduduk lokal. Komunitas portugis ini sekarang
masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Umumnya masyarakat betawi ini memang beragama islam, ini
dapat terlihat dari kegiatan keagamaan sehari-hari, misalnya pada
seni tari, seni musik, dan seni suara. Tapi pada suku betawi juga

5
terdapat upacara adat yang berkaitan dengan religius. Upacara-
upacara tersebut antara lain:
2.2.1.1 Kekeba/Upacara Nujuh Bulan
Kekeba adalah upacara nujuh bulan yang diadakan
pada saat hamil tujuh bulan, dan biasanya dipimpin oleh
seorang dukun atau paraji.
2.2.1.2. Potong Rambut
Potong rambut adalah upacara pemotongan rambut
bayi yang pertama kali setelah bayi berumur 36 hari dan
upacara ini sering disebut upacara selapanan.
2.2.1.3. Upacara Kerik Tangan
Upacara kerik tangan adalah upacara serah terima
perawatan bayi kepada pihak keluarga yang melahirkan.
Selama berlangsungnya upacara ini harus diiringi dengan
pembacaan shalawat nabi sebanyak 7 kali.
2.2.1.4. Upacara Khitanan
Upacara khitanan adalah upacara peralihan dari masa
kanak-kanak memasuki masa remaja dengan maksud agar
kesehatan alat kelamin mudah dibersihkan. Upacara ini
biasanya juga disebut dengan upacara sunatan/sunat.

2.2.2. Sistem Bahasa Suku Betawi


Bahasa betawi merupakan bahasa sehari-hari suku asli ibu kota
negara Indonesia yaitu Jakarta. Bahasa ini mempunyai banyak
kesamaan dengan bahasa resmi Indonesia yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa betawi merupakan salah satu anak bahasa melayu, banyak
istilah melayu Sumatra ataupun melayu Malaysia yang digunakan
dalam bahasa betawi, seperti kata “niari” untuk hari ini. Persamaan
dengan bahasa-bahasa lain di pulau jawa, walaupun ada bermacam-
macam bahasa, seperti bahasa betawi, bahasa sunda, bahasa jawa,

6
bahasa madura, dan lain sebagainya tetapi hanya bahasa betawi yang
bersumber kepada bahasa melayu seperti halnya bahasa indonesia.
Bagi orang malaysia mendengar bahasa ini mungkin agak sedikit
tidak faham, kerana bahasa ini sudah bercampur dengan bahasa-
bahasa asing, seperti belanda, bahasa portugis, bahasa arab, bahasa
cina, dan banyak bahasa-bahasa lainnya. Tetapi bahasa ini adalah
bahasa yang termudah dimengerti oleh orang malaysia dibandingkan
bahasa pulau jawa yang lain selain bahasa indonesia.
Ciri khas bahasa betawi adalah mengubah akhiran “a” menjadi
“e”. Sebagai contoh,siape, dimane, ade ape, kenape. Sifat campur-
aduk dalam dialek betawi adalah cerminan dari kebudayaan betawi
secara umum yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam
kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lai n di indonesia
maupun kebudayaan yang berasal dari negara – negara asing. Ada
juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah
sekitar batavia juga dikelompokkan sebagai suku betawi awal (proto
betawi). Menurut sejarah, kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di
Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh
kerajaan Sriwijaya dari sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau
etnis sunda di pelabuhan sunda kalapa, jauh sebelum sumpah
pemuda, sudah menggunakan bahasa melayu, yang umum digunakan
di sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai Bahasa Nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada
awal abad ke-20, belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar
batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis sunda dan
menyebutnya sebagai etnis betawi (kata turunan dari batavia). Walau
demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih
tetap dipertahankan dalam bahasa sunda seperti kata ancol,
pancoran, cilandak, ciliwung, cideng (yang berasal dari cihideung
dan kemudian berubah menjadi cideung dan tearkhir menjadi
cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang
digambarkan dalam naskah kuno bujangga manik yang saat ini
disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.

7
Meskipun bahasa formal yang digunakan di jakarta adalah bahasa
indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari
adalah bahasa indonesia dialek betawi. Bahasa daerah juga
digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti
bahasa jawa,bahasa sunda, bahasa minang, bahasa batak, bahasa
madura, bahasa bugis, dan jugabahasa tionghoa. Hal demikian terjadi
karena jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu.
Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan
bahasa indonesia. Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh
di kalangan anak muda dengan kata-kata yang terkadang dicampur
dengan bahasa asing. Beberapa contoh penggunaan bahasa ini adalah
please dong ah!, cape deh!, dan so what gitu loh!
Berikut beberapa contoh pengelompokan bahasa betawi adalah
sebagai berikut :
2.2.2.1. Bahasa betawi yang apabila pada bahasa indonesia
berakhir dengan vokal a´, maka dalam bahasa betawi
diganti dengan vokal e´.
Contoh :
Apa = ape
Gula = gule
Tua = tue
Saya = saye
2.2.2.2. Secara fonologis juga ditandai dengan hilangnya konsonan
h´ yang pada tiap kata bahasa indonesia menggunakan
vokal h´.
Contoh:
Duapuluh = duapulu
Tujuh = tuju
Pilih = pili
Boleh = bole
2.2.2.3. Penggunaan partikel dong, deh, sih, yang tidak terdapat
kesamaannya dengan bahasa melayu klasik. Bahasa
betawi juga mendapat pengaruh dari bahasa cina yaitu:
contoh:
Lu = kau, dari bahasa hokkian lu´
Nya = ibu, dari bahasa cina mandarin nyiang´

2.2.3. Sistem Mata Pencaharian

8
Kini jakarta yang berpredikat sebagai daerah khusus ibukota, luas
wilayahnya 600 km2 dan secara astronomis terletak diantara 608 –
11045 Lintang Selatan dan 94045â - 94005 Bujur Timur ,rata-rata
tinggi wilayah dari permukaan air laut kira-kira 7 meter. Di wilayah
bagian selatan keadaan tanahnya lebih subur dibandingkan dibagian
utara, sehingga di daerah ini penduduk asli kebanyakan mata
pencaharian utamanya adalah bertani, baik bertani padi, sayur-
sayuran maupun buah-buahan. Dengan perkembangan penduduk
yang semakin meningkat, maka tanah-tanah pertanian maupun
perkebunan semakin sempit karena dijadikan tempat pemukiman
baru. Hal tersebut turut merubah mata pencaharian penduduk
menjadi pedagang, buruh, tukang dan sebagainya. Sedangkan
mereka yang bermukim di daerah utara umumnya menjadi nelayan.
Mata pencaharian orang betawi juga dapat dibedakan antara yang
berdiam di tengah kota dan yang tinggal di pinggiran. Di
daerah pinggiran sebagian besar adalah petani buah-buahan, petani
sawah dan pemelihara ikan. Namun makin lama areal pertanian
mereka makin menyempit, karena makin banyak yang dijual untuk
pembangunan perumahan, industri, dan lain-lain. Akhirnya para
petani ini pun mulai beralih pekerjaan menjadi buruh, pedagang, dan
lain-lain. Berikut beberapa contoh mata pencaharian dari beberapa
kampung yang termasuk dalam masyarakat suku betawi :
2.2.3.1. Kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong
banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja
jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi
guru, pengajar, dan pendidik. Profesi pedagang, pembatik
juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan
pekebun juga umum dilakoni oleh warga kemanggisan.
2.2.3.2. Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan
adalah tempat para peternak sapi perah.
2.2.3.3. Kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja
kantoran sejak zaman belanda dulu, meski kemampuan
pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar,
ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.

9
2.2.4. Sistem IPTEK (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi)
Sistem IPTEK (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi) suku betawi
adalah seperti rumah adat. Rumah adat suku betawi terbagi atas dua
macam, yaitu:
2.2.4.1. Rumah Bapang Atau Sering Disebut Rumah Kebaya
Ciri khas rumah ini adalah teras rumahnya yang luas
disanalah ruang tamu dan bale tempat santai pemilik
rumah berada, semi terbuka hanya di batasi pagar setinggi
80 cm dan biasanya lantainya lebih tinggi dari permukaan
tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di semen
paling banyak 3 anak tangga. Depan dan sekeliling rumah
adalah halaman rumah yang luas baru pagar paling luar
dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan terbuat dari
kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah
kotak ( dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah
bapang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang
tidur, kamar mandi, dapur dan teras extra luas.
2.2.4.2. Rumah Gudang
Rumah betawi berstruktur rangka kayu atau bambu,
sementara alasnya berupa tanah dan di tekel atau di semen.
Keunikannya dan ciri khas dari rumah betawi terletak pada
lisplank rumah ini adalah terbuat dari material kayu papan
yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi
nama ’gigi balang’ khas banget betawinya. Di bagian
tengah dari rumah tersebut di pakai sebagai ruang tinggal
di dalamnya ada kamar tidur, ruang makan, dapur dan
kamar mandi dibatasi dinding kayu tertutup dan beberapa
jendela untuk ventilasi udara, di luarnya merupakan terasi-
teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah yang
juga bermaterialkan kayu, genteng untuk atab rumah
bermaterialkan tanah. Dinding bagian depan dari rumah
ini biasanya bersistem knock down atau bisa di bongkar

10
pasang berguna jika pemilik rumah menyelenggarakan
hajatan yang membutuhkan ruang lebih luas.

2.2.5. Sistem Kekerabatan Masyarakat Suku Betawi


Pada masyarakat betawi, sistem kekerabatannya sesuai dengan
sistem kekerabatan di dalam budaya islam yaitu sistem kekerabatan
parental atau bilateral. Artinya kerabat dekat dan kerabat jauh dapat
ditelusuri dari kerabat ayah dan kerabat ibu. Kedudukan dalam
keluarga baik laki-laki maupun wanita hampir mempunyai
kedudukan dan hak-hak yang sama. Misalnya dalm memperoleh
warisan, pendidikan dan lain-lain, hanya dalam
pembagian warisan anak laki-laki biasanya memperoleh dua kali
lipat lebih banyak dari perempuan. Tetapi untuk pendidikan
masyarakat dahulu lebih mementingkan laki-laki, sedang yang
perempuan hanya tinggal dirumah. Sebab masyarakat betawi dahulu
beranggapan bahwa, perempuan itu setelah menikah pasti ruang
lingkup pekerjaannya hanya dapur, sumur, dan kasur. Berbeda
dengan sekarang, dalam hal pendidikan dan yang lain-lain
perempuan sudah disamakan, kecuali pada pembagian warisan
hukum adat masih berlaku sampai sekarang.
Tetapi pada umumnya masyarakat betawi atau jakarta asli dalam
hal susunan masyarakat dan sistem kekerabatanya, menganut sistem
patrilineal yaitu menghitung hubungan kekerabatan melalui garis
keturunan laki-laki saja. Karena itu mengakibatkan tiap-tiap individu
dalam masyarakat memasukan semua kaum kerabat ayah dalam
hubungan kekerabatannya, sedangkan semua kaum kerabat ibu
diluar garis hubungan kekerabatannya. Misalnya dalam memperoleh
warisan, pendidikan dan lain-lain. Dalam pembagian warisan anak
laki-laki biasanya memperoleh dua kali lipat lebih banyak dari
perempuan. Tetapi untuk pendidikan masyarakat dahulu lebih
mementingkan laki-laki, sedangkan yang perempuan hanya tinggal
dirumah. Sebab masyarakat betawi dahulu beranggapan bahwa,
perempuan itu setelah menikah pasti ruang lingkup pekerjaannya
hanya dapur, sumur, dan kasur. Berbeda dengan sekarang, dalam hal

11
pendidikan dan yang lain-lain perempuan sudah disamakan, kecuali
pada pembagian warisan hukum adat masih berlaku sampai
sekarang.
Ada beberapa hal yang positif yang dimiliki oleh masyarakat
betawi antara lain, jiwa sosial mereka tergolong sangat tinggi,
walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan
cenderung tendensius atau fanatik. Orang betawi juga sangat menjaga
nilai – nilai agama yang tercermin dari ajaran orang tua (terutama
yang beragama islam) kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi
sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang
baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar jakarta. Orang
betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari
perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau
kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong,
ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain. Berikut penjelasannya
agar lebih dipahami.

2.2.5.1. Upacara Perkawinan


Upacara perkawinan adat betawi ditandai dengan
serangkaian prosesi. Didahului masa perkenalan melalui
mak comblang. Dilanjutkan lamaran. Pingitan. Upacara
siraman. Prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong
dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Malam
pacar, mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku
tangannya dengan pacar.
Puncak adat betawi adalah akad nikah. Mempelai
wanita memakai baju kurung dengan teratai dan selendang
sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul
sawi asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta
hiasan sepasang burung hong. Dahi mempelai wanita
diberi tanda merah berupa bulan sabit menandakan masih
gadis saat menikah. Mempelai pria memakai jas rebet,

12
kain sarung plakat, hem, jas, serta kopiah. Ditambah baju
gamis berupa jubah arab yang dipakai saat resepsi dimulai.
Perkawinan adat betawi lebih bernafaskan islam. Hal
ini dapat terlihat dari upacara ijab qabul dan tarian-tarian
pengantar dari acara yang dilaksanakan keluarga. Dalam
pelaksanaan adat perkawinan mempunyai beberapa
tahapan yaitu:
2.2.5.1.1. Pengiriman utusan, dalam pengiriman utusan
ini pemuda yang sudah mempunyai ketetapan
hati pada kekasihnya akan mengirim utusan
untuk melamar sigadis pujaannya. Hal ini
dimaksudkan bahwa si pemuda adalah orang
yang baik, serta orang yang mempunyai latar
belakang baik. Dalam pengiriman utusan
biasanya si pemuda didampingi oleh kedua
orang tuanya.
2.2.5.1.2. Penentuan hari perkawinan, pada saat inilah
diadakan rembukan kedua keluarga untuk
menentukan hari, tanggal, dan tahun yang baik
uantuk mengadakan perkawinan. Pada saat
inilah si pemuda mulai memikirkan mas kawin
apa yang yang diberikan pada si gadis. Mas
kawin yang lazim diberikan biasanya berupa
seperangkat alat shalat dan perhiasan emas
untuk pihak gadis.
2.2.5.1.3. Ijab qabul, yaitu upacara pengesahan antara
seorang laki-laki dan wanita untuk hidup
bersama dalam suatu rumah tangga.
2.2.5.1.4. Upacara adat, setelah upacara ijab qabul
selesai maka telah syah hubungan suami istri
keduanya, namun ada kalanya kedua belah
pihak ingin mengadakan resepsi yang
dilaksanakan secara adat asal kedua belah
pihak mempelai.

13
2.2.6. Sistem Peralatan Hidup Suku Betawi
Betawi memiliki perkembangan yang bisa dikatakan paling pesat
dari semua daerah yang tersebar di indonesia. Begitu juga dengan
pesatnya perkembangan teknologi yang dialami di jakarta. Teknologi
suku betawi didatangkan dari negara asing, seperti senjata api, kapal
laut, kompas, teropong, peralatan pabrik dan bercocok tanam, dan
lain sebagainya.
Masyarakat betawi banyak mengadaptasi perkembangan
peralatan teknologi yang di buat di jepang. Sayang untuk dikatakan,
tetapi masyarakat betawi merupakan konsumen yang memiliki sifat
‘konsumtif’ yang secara langsung mempengaruhi negara
kita.Peralatan tersebut seperti:
2.2.6.1. Senjata
Senjata tradisional suku betawi terbagi atas dua, yaitu:
2.2.6.1.1. Tradisional Betawi Genre Awal
Senjata tradisonal betawi genre awal
adalah, Rotan, Punta, Beliung Gigi Gledek,
Cunrik (Keris Kecil Tusuk Konde).
2.2.6.1.2. Senjata Tradisional Betawi yang Dipakai
Dalam Maen Pukulan adalah Kerakel (Kerak
Keling) / Blangkas, Golok ;Golok Gobang;
dan Golok Ujung Turun, Golok Betok & Badik
Badik, Siku.
2.2.7. Sistem Kesenian Suku Betawi
Segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenian atau kebudayaan
betawi adalah hasil peleburan dari beberapa macam kebudayaan
yang ada di tanah betawi melalui masa gradual change yang tidak
sekejap. Hasil peleburan atau alkuturasi itu membentuk kebudayaan
baru yang “terlepas” dari masing-masing kebudayaan yang
mempengaruhinya. Kesenian betawi yang didapat dari peleburan
atau pencampiran tersebut adalah sebagai berikut :
2.2.7.1. Tari-Tarian
Seni tari di jakarta merupakan perpaduan antara unsur-
unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Pada

14
awalnya, seni tari di jakarta memiliki pengaruh sunda dan
tionghoa seperti tariannya yang memiliki corak tari
jaipong dengan kostum penari khas pemain opera beijing.
Namun jakarta dapat dinamakan daerah yang paling
dinamis. Selain seni tari lama juga muncul senitari dengan
gaya dan koreografi yang dinamis. Berikut beberapa tarian
yang berasal asli dari betawi seperti Tari Cokek, Tari
Belenggo;Belenggo Rebana dan Belenggo ajeng, Tari
Japin/ Zapin, Tari Samrah, Tari Uncul, Tari Pencak Silat,
Tari Yapong, Tari Topeng Betawi.

2.2.7.2. Musik
Musik dalam dunia musik betawi terdapat perbauran
yang harmonis antara unsur priburni dengan unsur cina,
eropa dan budaya barat lainnya. Beberapa kesenian music
yang berasal dan ada di suku betawi adalah Tanjidor,
Gambang Kromong,Orkes Samrah, Rebana, Keroncong
Tugu, dan Ondel-Ondel.

2.2.7.3. Teater Tradisional


Teater tradisonal betawi yaitu, Lenong;Lenong Denes
dan Lenong preman,

2.2.7.4. Kuliner
Jakarta memiliki beragam masakan khas sebagai
kekayaan kuliner indonesia. Sebagai kota metropolitan
jakarta banyak menyediakan makanan khas. Salah satu ciri
dari makanan khas jakarta adalah memiliki rasa yang
gurih. Makanan-makanan khas dari betawi / jakarta
diantaranya yaitu Kerak Telor, Kembang Goyang, Roti
Buaya, dan Kue Rangi.

15
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Suku betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di
masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh belanda ke batavia. Apa yang disebut dengan orang atau
suku betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di jakarta. Kelompok etnis
ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu
hidup di jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Makassar, Ambon,
dan Melayu serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan
Eropa. Pengakuan terhadap adanya orang betawi sebagai sebuah kelompok
etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas,
yakni hindia belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin,
tokoh masyarakat betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi.
Sistem yang ada pada suku betawi ada 7 (tujuh) meliputi sistem religi,
sistem bahasa, sistem mata pencaharian, sistem IPTEK ( ilmu pengetahuan
dan teknologi), sistem kekerabatan masyarakat, sistem peralatan hidup, dan
sistem kesenian. Seluruh sistem tersebut merupakan kebudayaan pada suku

16
betawi yang khas yang menjadikan suku betawi memiliki keunikan
tersendiri sebagai salah satu bagian dari keanekaragaman bangsa Indonesia.

1.2. Saran
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri dari berbagai suku
yang berbeda beda dengan keunikan dan ciri khasnya masing masing.
Sebagai warga Negara yang baik yang mencintai bangsa, kita harus
melestarikan kebudayaan bangsa kita. Sehingga kebudayaan kebudayan
tersebut dapat terus terlaksana dan bisa disaksikan oleh para generasi muda
bangsa Indonesia berikutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi

http://evieplesantika.blogspot.com/2013/10/makalah-suku-betawi.html

http://3atmaja.blogspot.com/2011/11/makalah-sejarah-kebudayaan-betawi.html

18

Anda mungkin juga menyukai