DISUSUN OLEH:
Pahrizal 2001020004
Dosen Pengampu:
Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucapkan syukur kepada-
Nya atas segala limpahan karunia-Nya, kami diberikan kekuatan untuk menyusun
makalah yang berjudul “Kriteria Busana Muslimah dan Batas Aurat”. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama dari
dosen ibu Siti Habiba, Lc, M.Ag bidang studi Agama di Universitas Maritim Raja
Ali Haji Tanjungpinang.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga bisa selesai pada tepat waktunya, kita memiliki harapan
yang sangat besar bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak khususnya para pembaca untuk memperluas wawasan dan juga pengetahuan
terkait kriteria busana muslimah dan batas aurat.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki, oleh karena itu
berbagai bentuk kritikan dan juga saran akan sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan busana muslimah?
2. Apa saja kriteria busana muslimah?
3. Apa yang dimaksud dengan aurat?
4. Bagaimana dalil kewajiban untuk menutup aurat wanita menurut Al-
Qur’an dan Sunnah?
5. Apa saja batas aurat perempuan dalam Islam?
6. Apa saja manfaat yang bisa didapatkan dari menutup aurat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari busana muslimah
2. Untuk mengetahui kriteria busana muslimah
3. Untuk mengetahui pengertian dari aurat
4. Untuk mengetahui dalil kewajiban menutup aurat wanita menurut Al-
Qur’an dan Sunnah
5. Untuk mengetahui manfaat yang bisa didapatkan dari menutup aurat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Busana adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam
Bahasa Indonesia, busana juga disebut pakaian. Jadi, busana muslimah artinya
busana yang dipakai oleh perempuan yang beragama Islam. Berdasarkan makna
tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakain wanita Islam yang
dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, guna
kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana dia
berada.
Busana muslimah adalah bahasa populer di Indonesia untuk menyebut
pakaian perempuan muslimah. Secara bahasa menurut W. J. S Poerwadarminta
pakaian merupakan busana yang indah-indah serta perhiasan. Menurut John M
Echols dan Hasan Shadily sebagaimana dikutip oleh Juneman dalam buku
Psychology of Fashion, fashion diartikan sebagai “cara” atau “mode” dan cloth
diterjemahkan “kain”. Pakaian merupakan busana yang disamping berfungsi
sebagai penutup aurat (badan) juga berfungsi untuk keindahan. Ulama sepakat
bahwa semua pakaian adalah halal bagi pria dan wanita, selagi bukan sutera,
tenunan yang ada suteranya, pakaian ghashaban (rampasan), pakaian yang
dicelupkan kedalam air kencing, pakaian yang dibuat dari kulit bangkai atau
bulunya atau lainnya.
Busana Muslimah atau yang lebih dikenal pakaian (sandang) adalah salah
satu kebutuhan pokok manusia disamping makanan (pangan) dan tempat tinggal
(papan). Selain berfungsi sebagai penutup tubuh pakaian juga merupakan
pernyataan status dalam masyarakat. Sebab berpakaian merupakan perwujudan
dari sifat dasar manusia yang memiliki rasa malu sehingga berusaha selalu
menutupi tubuhnya.busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang
menempel pada tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Menurut istilah,
3
busana adalah pakaian yang kita kenakan setiap hari dari ujung rambut hingga
ujung kaki beserta perlengkapannya, seperti tas, sepatu, dan segala aksesoris
yang melekat padanya.
Menurut Quraish Shihab dalam buku jilbab pakaian wanita muslimah,
pakaian adalah produk budaya sekaligus tuntunan agama dan moral. Dari sini
lahir apa yang dinamakan pakaian tradisional, daerah dan nasional, juga pakaian
resmi untuk perayaan tertentu serta pakaian untuk ibadah.Seiring
berkembangnya zaman gaya hidup atau fashion perempuan semakin
berkembang, sehingga aurat tidak menjadi alasan untuk tetap eksis, bahkan ada
kebanggan tersendiri bagi para perempuan yang menampakkan auratnya di
depan umum karena menganggap dirinya lebih mengikuti zaman, dan mampu
menarik simpati bagi semua laki-laki, tanpa menyadari apa yang menjadi
kebanggaannya ternyata hanya beban musibah di dalam hidupnya.
Berkaitan dengan pakaian penutup aurat bagi Muslimah maka disyaratkan
untuk longgar, dan tidak membuka aurat yang diperintah Allah untuk ditutup.
Juga pakaian Muslimah itu harus panjang yang tidak membuka bagian tubuh
Muslimah yang bawah. Kemudian juga bukan merupakan pakaian kebesaran
yang menarik pandangan mata karena modelnya atau karena warna-warni, atau
semisalnya. Dan juga tidak memperlihatkan aurat karena terlalu ketat seperti
celana modern saat ini. Sebab busana Muslimah itu bukan sekadar menutup
seluruh badan dengan kain tanpa memperhatikan bentuk dan modelnya,
sehingga kadang kain telah melilit seluruh tubuh, namun pada dasarnya tidak
menutup aurat, karena bahanya elastis (karet), sehingga mengikuti lekuk-lekuk
anggota badan. Busana yang menutup badan tidak terlalu sempit (ketat), yang
menampakkan bentuk tubuh. Nabi saw. pernah memberikan baju dari kain linen
yang sangat lunak kepada Usamah bin Zaid. Setelah Nabi mengetahui bahwa
kain itu diberikan kepada isterinya, Nabi berkata, suruhlah isterimu memakai
baju dalam yang tebal dibawah baju linen itu, Aku khawatir kalau-kalau baju
tersebut dapat menampakkan bentuk tubuhnya.
4
Busana itu multi fungsi, tidak sekadar aksesoris, pelindung dari cuaca panas
dan dingin, simbol strata sosial, tetapi juga simbol moral untuk proteksi diri
agar terhindar dari fitnah, yang dapat mengundang pihak lain, lawan jenis untuk
melakukan pelanggaran agama, pelecehan seksual, bahkan perbuatan zina.
Perintah jilbab atau busanan muslimah merupakan perintah Allah yang
didalamnya banyak mengandung hikmah ilahiyah dalam perintah tersebut.
.
5
menyebabkan terjadinya fitnah.
Selain kriteria di atas, Syeikh al-Albânî menambahkan syarat lain pada
busana wanita yang dijumpai penjelasannya dari hadis-hadis Nabi saw sebagai
berikut:
1. Pakaian tidak mengandung unsur perhiasan. Hal ini berdasarkan
keumuman lafaz ayat yang tercantum di dalam firman Allah SWT pada
surah an-Nûr: 31:
6
Dari Ibnu „Umar berkata: “Barangsiapa mengenakan pakaian
syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah
mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api neraka”(HR. Abu Daud).
Artinya: “…dan sebahagian dari mereka minta izin kepada nabi (untuk
kembali pulang) seraya berkata: “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka
(tidak ada penjaga)”, padahal rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka,
mereka tidak lain hanya hendak melarikan diri.” (QS. al-Ahzâb [33]: 13)
Adapun aurat dalam pengertian syara‟ menurut Prof. Dr. Wahbah azZuhaily
adalah:
7
Dalam kitab Mu’jam Lughat al-Fuqahâ‟ didefinisikan dengan:
Dapat disimpulkan bahwa aurat merupakan anggota tubuh pada wanita dan
pria yang wajib ditutupi menurut agama dengan pakaian atau sejenisnya sesuai
dengan batasan masing-masing (wanita dan pria). Jika aurat itu dibuka dengan
sengaja maka berdosalah pelakunya. Masing-masing dari wanita dan pria
memiliki batasan aurat yang telah ditetapkan syari’at Islam. Oleh karena itu,
setiap muslim dan muslimah wajib untuk mengetahui batasannya dan kemudian
mentaatinya dengan menjaga auratnya dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini
dikhususkan untuk membahas batasan aurat wanita di dalam dan luar shalat
serta permasalahan berkenaan dengannya.
2.4 Dalil Kewajiban Menutup Aurat atas Wanita Menurut Al-Qur’an Dan
Sunnah
8
Allah SWT menganugerahkan kepada para wanita keindahan tubuh dan
paras yang tidak dimiliki oleh pria. Setiap lekuk tubuh wanita adalah
kehormatannya yang wajib ditutupi dari pandangan agar tidak menimbulkan
birahi yang berujung pada pelecehan seksual, kekacauan dan pelanggaran
terhadap norma-norma yang telah ditetapkan ajaran agama Islam. Oleh karena
itu, menutup aurat baik bagi wanita maupun pria hukumnya wajib baik di luar
maupun dalam shalat. Bahkan Ibnu al-Mundzir dan al-Imam an-Nawawi
menegaskan bahwa para ulama (sunni-syi‟ah) telah sepakat menutup aurat
adalah wajib. Namun sebelum dipaparkan pendapat ulama berkenaan dengan
batasan aurat wanita, maka terlebih dahulu akan dikemukan dalil-dalil dari al-
Qur'an dan Hadis Nabi saw yang yang menegaskan kewajiban menutup aurat
atas kaum wanita sebagai berikut:
9
Para sahabat Nabi saw dan ulama telah menafsirkan maksud dari
firmanNya: “kecuali yang biasa nampak”, berikut ini beberapa pendapat
mereka; Menurut Ibnu Umar yang biasa nampak adalah wajah dan telapak
tangan. Begitu pula menurut Ibnu Abbas dan Imam al-Auzâ‟î, hanya saja Ibnu
Abbas menambahkan cincin dalam golongan ini. Ibnu Mas'ud mengatakan
maksud kata tersebut adalah pakaian dan jilbab. Said bin Jubair mengatakan
maksudnya adalah pakaian dan wajah.
Artinya: “Dari riwayat Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakr masuk
menjumpai Rasulullah saw dengan pakaian yang tipis, lalu Rasulullah saw
berpaling darinya dan berkata: “Hai Asma‟, sesungguhnya jika seorang
wanita sudah mencapai usia haid (akil-baligh) maka tidak layak terlihat kecuali
ini dan ini” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan”. (HR. Abu
Daud)
Artinya: dari Abdullah bin Mas‟ud ra dari Nabi saw bersabda: “wanita itu
adalah aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya), maka setan akan
mengikutinya” (HR. at-Tirmidzi)
Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh
tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Namun sebagian para ulama
10
berpendapat bahwa pada kondisi tidak aman dari fitnah dan banyaknya orang
fasik, maka sebaiknya bagi seorang wanita untuk tetap menutupi wajahnya.9
Sebab, pada wajah juga dapat menampakkan kecantikan seorang wanita yang
dapat menimbulkan birahi orang-orang fasik itu. Jadi, dari dalil tersebut pula kita
memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Kewajiban menutup aurat ini
tidak hanya berlaku pada saat shalat saja, namun juga pada semua tempat yang
memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.
11
Gambar 1.2 benar dan salah
menutup aurat
Batas aurat laki-laki dan perempuan berbeda. Oleh karena itu, sangat
penting untuk kita mengetahui apa saja batasan aurat. Sebagaimana yang telah
dijelaskan bagi siapapun yang sudah baligh wajib hukumnya untuk menutup
semua aurat.Menutup aurat yang baik adalah dengan menggunakan pakaian
yang tidak memperlihatkan kulit bagian aurat, tidak memperlihatkan betuk
tubuh yang menarik bagi lawan jenis, tidak tembus pandang, desainnya tidak
menarik perhatian orang lain dan yang tidak kalah penting adalah nyaman
digunakan. Untuk laki-laki tutuplah bagian pusar sampai ke lutut. Sedangkan
untuk perempuan hanya boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangan.
2.5.1 Batas Aurat Wanita dalam Shalat
Aurat wanita dalam shalat tidaklah sama dengan diluar shalat. Menutup
aurat dalam shalat merupakan syarat diterimanya shalat seseorang. Bila
auratnya terbuka maka shalatnya tidak sah. Beberapa Hadist Rasulullah SAW
menjelaskan bahwa shalat wanita haruslah menutup auratnya. Diantara hadist-
hadist tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hadist Aisyah yang diriwayatkan oleh Abu Daud
12
Artinya, dari Safiah binti al-Harist dari Aisyah beliau bersabda: “Tidaklah
diterima shalat seseorang wanita yang telah tiba masa haidhnya kecuali
dengan memakai kudung.” (HR. Abu Daud)
Hadist ini sudah jelas dan tegas menunjukkan keharusan seorang wanita
memakai kudung dalam shalatnya sehingga bila ia tidak memakainya maka
tidaklah diterima shalatnya oleh Allah SWT.
13
2. Menghindari fitnah, tuduhan atau pandangan negatif
Orang-orang yang gemar membuka auratnya secara terang-terangan
bisa saja dituduh sebagai wanita nakal, pelacur, cewek penggoda,
wanita murahan, tukang rebut suami orang, perempuan eksperimen,
dan lain-lain. Untuk itu hindari memakai pakaian minim yang
memperlihatkan bagian tubuh yang dapat merangsang lawan jenis
untuk meredam berbagai fitnah.
3. Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis
Secara umum, laki-laki normal akan terangsang jika melihat wanita
yang memakai pakaian ketat, modis, celana pendek atau rok mini ketat,
rambut disalon, wajah di makeup seksi, dan lain sebagainya. Banyak
lelaki yang ingin menzinahi perempuan yang seperti itu baik secara
paksa maupun tanpa paksaan.
4. Menunjukkan diri sebagai bukan perempuan/laki-laki murahan
Menutup aurat adalah suatu identitas orang-orang yang baik. Ditambah
lagi dengan perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin ada
orang yang mengatakan kita sebagai perempuan murahan atau pria
murahan.
5. Melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan
Dengan pakaian yang menutupi tubuh secara sempurna maka kita tidak
akan merasakan kepanasan saat mentari bersinar terik, tidak merasakan
kedinginan saat suhu sedang dingin. Begitu pun dengan debu dan
kotoran akan terhalang mengenai kulit kita langsung sehingga
kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.
6. Mencegah rasa cemburu pasangan hidup kita
Jika suami atau istri suka tampil seksi maka pasangannya bisa saja
merasa cemburu jika ada orang yang menggoda atau bahkan hanya
sekedar melihat dengan pandangan penuh nafsu syahwat. Jangan
biarkan rasa cemburu muncul dalam kehidupan rumahtangga kita,
14
karena hal itu merupakan awal dari kehancuran sebuah keluarga yang
bahagia.
7. Mencegah terkena penyakit dan gangguan kesehatan
Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka auratnya
di ruang terbuka adalah bisa seperti kanker kulit, kulit terbakar, kulit
menjadi hitam, noda flek di kulit, dan lain sebagainya. Cegah penyakit
dan gangguan kesehatan tersebut dengan memakai pakaian yang
tertutup yang dapat melindungi tubuh dari faktor-faktor penyebab
penyakit atau gangguan kesehatan tersebut.
8. Memberikan sesuatu yang spesial bagi suami atau isteri kita
Buka-bukaanlah pada saat di depan suami atau istri kita saja. Orang
yang demikian biasanya akan sangat dihargai dan disayangi oleh
pasangan hidupnya. Terlebih lagi bisa menjaga kesucian dirinya hingga
adanya pernikahan. Di depan orang lain yang bukan mahwam, aurat
selalu terjaga dengan baik.
9. Melindungi diri kita dari berbagai tindak kejahatan
Biasanya wanita yang auratnya terbuka adalah yang paling sering
menjadi korban perkosaan maupun tindak kriminal lainnya seperti
perampokan, penjambretan, hipnotis, dan lain sebagainya. Bandingkan
dengan wanita bercadar yang tampil tidak menarik di mata penjahat
karena penampilannya yang misterius membuat pelaku kejahatan
enggan menjahatinya.
10. Menutupi aib rahasia yang ada pada diri kita
Jika ada cacat pada tubuh maupun kulit kita bisa kita tutupi dengan
menggunakan pakaian yang tertutup sehingga tidak ada seorang pun
yang tahu kecacatan yang terjadi pada diri kita. Jika diumbar di depan
orang banyak ya sudah pasti orang-orang akan tahu cacat yang kita
punya.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Busana adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam
Bahasa Indonesia, busana juga disebut pakaian. Jadi, busana muslimah artinya
busana yang dipakai oleh perempuan yang beragama Islam. Berdasarkan makna
tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakain wanita Islam yang
dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, guna
kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana dia
berada.
Terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan sebagai wanita sesuai
syari’at. Menjaga martabat sebagai wanita adalah hal penting untuk
menghindari dari fitnah dan nafsu lelaki yang bukan mahramnya. Terdapat dalil
sebagaimana
3.2 Saran
16
Penyusun menyarankan kepada semua pembaca khususny wanita untuk
mempelajari kriteria berbusana muslimah. Dengan mempelajari materi ini
diharapkan pembaca memiliki kesadaran akan aturan berbusana sesuai syari’ah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18