Anda di halaman 1dari 22

KRITERIA BUSANA MUSLIMAH DAN BATAS AURAT

DISUSUN OLEH:

Siska Anggraeni 2001020002

Pahrizal 2001020004

Hengki Ardiyanto 2001020006

Kurrata Aini 2001020008

Dosen Pengampu:

Siti Habiba, Lc, M.Ag

Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucapkan syukur kepada-
Nya atas segala limpahan karunia-Nya, kami diberikan kekuatan untuk menyusun
makalah yang berjudul “Kriteria Busana Muslimah dan Batas Aurat”. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama dari
dosen ibu Siti Habiba, Lc, M.Ag bidang studi Agama di Universitas Maritim Raja
Ali Haji Tanjungpinang.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga bisa selesai pada tepat waktunya, kita memiliki harapan
yang sangat besar bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak khususnya para pembaca untuk memperluas wawasan dan juga pengetahuan
terkait kriteria busana muslimah dan batas aurat.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki, oleh karena itu
berbagai bentuk kritikan dan juga saran akan sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.

Tanjungpinang, 23 Maret 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB 2 ............................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Busana Muslimah .................................................................................. 3
2.2 Kriteria Busana Muslimah ....................................................................................... 5
2.3 Pengertian Aurat...................................................................................................... 7
2.4 Dalil Kewajiban Menutup Aurat atas Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Sunnah ...... 8
2.4.1 Firman Allah SWT:........................................................................................... 9
2.4.2 Hadis Muhammad saw: ...................................................................................10
2.5 Batas Aurat Perempuan Dalam Islam .....................................................................11
2.5.1 Batas Aurat Wanita dalam Shalat ....................................................................12
2.6 Manfaat yang Bisa Didapatkan dari Menutup Aurat ..............................................13
BAB 3 ..............................................................................................................................16
PENUTUP .......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 menutup aurat sesuai syari’ah………………………….……. 8

Gambar 1.2 benar dan salah menutup aurat………………………..……... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Busana atau pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.


Sementara Ilmuwan berpendapat bahwa manusia baru mengenal pakaian sekitar
72.000 tahun lalu. Menurut mereka, nenek moyang kita homo sapiens berasal
dari Afrika yang gerah. Sebagian mereka berpindah dari satu daerah ke daerah
lain, dan bermukim di daerah dingin. Sejak itulah mereka berpakaian dari kulit
hewan guna menghangatkan badan mereka. Sekitar 25.000 tahun yang lalu,
barulah ditemukan cara menjahit kulit, dan dari sana pakaian semakin
berkembang. Banyak sekali kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana
muslimah, namun masih dalam keadaan ketat. Kadang yang ditutup hanya
kepala, namun ada yang mengenakan lengan pendek. Beberapa muslimah hanya
berpikir bahwasanya hijab itu cuma untuk menutupi kepalanya saja, sedangkan
hijab itu ialah seluruh pakaian yang menutup tubuh mereka, pakaian muslimah
sudah digariskan dalam Al Qur’an dan Al Hadits, sehingga kita pun harus
mengikuti tuntunan tersebut.
Busana muslimah tidak identik dengan busana wanita Arab, sebab Islam
tidak menentukan model busana muslimah tertentu. Karena itu, segala model
busana cocok untuk Islam, sepanjang memenuhi kriteria menutup ‘aurat.
Oleh karena itu, makalah ini membahas tentang kriteria busana muslimah
dan batas aurat karena kebiasaan berpakaian yang baik harus ditanamkan sejak
dini agar para muslimah terbiasa dan menjadikan aturan berpakaian Islami
berbudaya di masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan busana muslimah?
2. Apa saja kriteria busana muslimah?
3. Apa yang dimaksud dengan aurat?
4. Bagaimana dalil kewajiban untuk menutup aurat wanita menurut Al-
Qur’an dan Sunnah?
5. Apa saja batas aurat perempuan dalam Islam?
6. Apa saja manfaat yang bisa didapatkan dari menutup aurat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari busana muslimah
2. Untuk mengetahui kriteria busana muslimah
3. Untuk mengetahui pengertian dari aurat
4. Untuk mengetahui dalil kewajiban menutup aurat wanita menurut Al-
Qur’an dan Sunnah
5. Untuk mengetahui manfaat yang bisa didapatkan dari menutup aurat

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Busana Muslimah

Busana adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam
Bahasa Indonesia, busana juga disebut pakaian. Jadi, busana muslimah artinya
busana yang dipakai oleh perempuan yang beragama Islam. Berdasarkan makna
tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakain wanita Islam yang
dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, guna
kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana dia
berada.
Busana muslimah adalah bahasa populer di Indonesia untuk menyebut
pakaian perempuan muslimah. Secara bahasa menurut W. J. S Poerwadarminta
pakaian merupakan busana yang indah-indah serta perhiasan. Menurut John M
Echols dan Hasan Shadily sebagaimana dikutip oleh Juneman dalam buku
Psychology of Fashion, fashion diartikan sebagai “cara” atau “mode” dan cloth
diterjemahkan “kain”. Pakaian merupakan busana yang disamping berfungsi
sebagai penutup aurat (badan) juga berfungsi untuk keindahan. Ulama sepakat
bahwa semua pakaian adalah halal bagi pria dan wanita, selagi bukan sutera,
tenunan yang ada suteranya, pakaian ghashaban (rampasan), pakaian yang
dicelupkan kedalam air kencing, pakaian yang dibuat dari kulit bangkai atau
bulunya atau lainnya.
Busana Muslimah atau yang lebih dikenal pakaian (sandang) adalah salah
satu kebutuhan pokok manusia disamping makanan (pangan) dan tempat tinggal
(papan). Selain berfungsi sebagai penutup tubuh pakaian juga merupakan
pernyataan status dalam masyarakat. Sebab berpakaian merupakan perwujudan
dari sifat dasar manusia yang memiliki rasa malu sehingga berusaha selalu
menutupi tubuhnya.busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang
menempel pada tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Menurut istilah,

3
busana adalah pakaian yang kita kenakan setiap hari dari ujung rambut hingga
ujung kaki beserta perlengkapannya, seperti tas, sepatu, dan segala aksesoris
yang melekat padanya.
Menurut Quraish Shihab dalam buku jilbab pakaian wanita muslimah,
pakaian adalah produk budaya sekaligus tuntunan agama dan moral. Dari sini
lahir apa yang dinamakan pakaian tradisional, daerah dan nasional, juga pakaian
resmi untuk perayaan tertentu serta pakaian untuk ibadah.Seiring
berkembangnya zaman gaya hidup atau fashion perempuan semakin
berkembang, sehingga aurat tidak menjadi alasan untuk tetap eksis, bahkan ada
kebanggan tersendiri bagi para perempuan yang menampakkan auratnya di
depan umum karena menganggap dirinya lebih mengikuti zaman, dan mampu
menarik simpati bagi semua laki-laki, tanpa menyadari apa yang menjadi
kebanggaannya ternyata hanya beban musibah di dalam hidupnya.
Berkaitan dengan pakaian penutup aurat bagi Muslimah maka disyaratkan
untuk longgar, dan tidak membuka aurat yang diperintah Allah untuk ditutup.
Juga pakaian Muslimah itu harus panjang yang tidak membuka bagian tubuh
Muslimah yang bawah. Kemudian juga bukan merupakan pakaian kebesaran
yang menarik pandangan mata karena modelnya atau karena warna-warni, atau
semisalnya. Dan juga tidak memperlihatkan aurat karena terlalu ketat seperti
celana modern saat ini. Sebab busana Muslimah itu bukan sekadar menutup
seluruh badan dengan kain tanpa memperhatikan bentuk dan modelnya,
sehingga kadang kain telah melilit seluruh tubuh, namun pada dasarnya tidak
menutup aurat, karena bahanya elastis (karet), sehingga mengikuti lekuk-lekuk
anggota badan. Busana yang menutup badan tidak terlalu sempit (ketat), yang
menampakkan bentuk tubuh. Nabi saw. pernah memberikan baju dari kain linen
yang sangat lunak kepada Usamah bin Zaid. Setelah Nabi mengetahui bahwa
kain itu diberikan kepada isterinya, Nabi berkata, suruhlah isterimu memakai
baju dalam yang tebal dibawah baju linen itu, Aku khawatir kalau-kalau baju
tersebut dapat menampakkan bentuk tubuhnya.

4
Busana itu multi fungsi, tidak sekadar aksesoris, pelindung dari cuaca panas
dan dingin, simbol strata sosial, tetapi juga simbol moral untuk proteksi diri
agar terhindar dari fitnah, yang dapat mengundang pihak lain, lawan jenis untuk
melakukan pelanggaran agama, pelecehan seksual, bahkan perbuatan zina.
Perintah jilbab atau busanan muslimah merupakan perintah Allah yang
didalamnya banyak mengandung hikmah ilahiyah dalam perintah tersebut.
.

2.2 Kriteria Busana Muslimah

Busana yang dipakai oleh wanita haruslah memenuhi kriteria sebagai


berikut:
1. Pakaian hendaklah menutup seluruh aurat wanita.
2. Pakaian tidak tipis sehingga membayang warna kulit.
3. Longgar sehingga tidak membentuk anggota tubuh. Sebab, ketika
kriteria tersebut tidak dipenuhi maka fungsi pakaian itu tidak
tercapai. Dengan kata lain sekalipun kelihatannya wanita itu
berpakaian, sebenarnya ia telanjang.
4. Pakaian tidak menyerupai lawan jenis, prinsipnya adalah
pakaian/busana yang dipergunakan bukan yang khusus dan biasa
dipakai lawan jenisnya. Dalam hal ini Nabi saw bersabda:

Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw melaknat pria


yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian
pria.” (HR. Abu Dawud)
5. Warna atau bentuk pakaian tidak mencolok sehingga menarik
perhatian. Sebab, warna dan bentuk yang mencolok itu
mengundang perhatian lawan jenis dan laki-laki fasik dan dapat

5
menyebabkan terjadinya fitnah.
Selain kriteria di atas, Syeikh al-Albânî menambahkan syarat lain pada
busana wanita yang dijumpai penjelasannya dari hadis-hadis Nabi saw sebagai
berikut:
1. Pakaian tidak mengandung unsur perhiasan. Hal ini berdasarkan
keumuman lafaz ayat yang tercantum di dalam firman Allah SWT pada
surah an-Nûr: 31:

2. Pakaian yang dipergunakan tidak diberi parfum/wangi-wangian,


berdasarkan hadis Nabi saw:

3. Dari Abu Musa al-„Asy‟ari berkata: Rasulullah saw


bersabda:“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia
melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia
adalah pezina.”(HR. Tirmidzi).
4. Pakaian tidak menyerupai pakaian wanita kafir. Karena pada umumnya
pakaian wanita kafir itu tidak memperhatikan kriteria busana
sebagaimana yang diajarkan Islam. Oleh karena itu, ketika wanita
muslimah mengikuti tradisi mereka dalam berpakaian, maka akan
kesulitan mengikuti hukum syara‟. Bahkan dalam banyak hadis Nabi
saw memerintahkan kita untuk tampil berbeda dari kaum Yahudi dan
Nashrani.
5. Bukan pakaian untuk mencapai popularitas. Hal ini berdasarkan hadis
Nabi saw:

6
Dari Ibnu „Umar berkata: “Barangsiapa mengenakan pakaian
syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah
mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api neraka”(HR. Abu Daud).

2.3 Pengertian Aurat

Menurut bahasa kata berasal dari kata berarti


kekurangan, kosong dan `aib pada sesuatu Disebut jelek
atau aib dikarena jelek dipandang mata dan `aib manakala terlihat. Demikian
juga kata ini dipergunakan untuk menunjukkan setiap tempat atau rumah
kosong dan dikhawatirkan akan dimasuki pencuri atau musuh disebut “aurat”
sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “…dan sebahagian dari mereka minta izin kepada nabi (untuk
kembali pulang) seraya berkata: “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka
(tidak ada penjaga)”, padahal rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka,
mereka tidak lain hanya hendak melarikan diri.” (QS. al-Ahzâb [33]: 13)

Adapun aurat dalam pengertian syara‟ menurut Prof. Dr. Wahbah azZuhaily
adalah:

Artinya: “Aurat menurut syara‟ adalah anggota tubuh yang wajib


menutupnya dan apa-apa yang diharamkan melihat kepadanya”. Jadi, aurat
adalah bagian tubuh wanita atau laki-laki yang wajib ditutupi dan haram untuk
dibuka atau diperlihatkan kepada orang lain.

7
Dalam kitab Mu’jam Lughat al-Fuqahâ‟ didefinisikan dengan:

Artinya: “Segala perkara yang menimbulkan rasa malu dan diwajibkan


agama menutupnya dari anggota tubuh pria maupun wanita”.

Dapat disimpulkan bahwa aurat merupakan anggota tubuh pada wanita dan
pria yang wajib ditutupi menurut agama dengan pakaian atau sejenisnya sesuai
dengan batasan masing-masing (wanita dan pria). Jika aurat itu dibuka dengan
sengaja maka berdosalah pelakunya. Masing-masing dari wanita dan pria
memiliki batasan aurat yang telah ditetapkan syari’at Islam. Oleh karena itu,
setiap muslim dan muslimah wajib untuk mengetahui batasannya dan kemudian
mentaatinya dengan menjaga auratnya dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini
dikhususkan untuk membahas batasan aurat wanita di dalam dan luar shalat
serta permasalahan berkenaan dengannya.

2.4 Dalil Kewajiban Menutup Aurat atas Wanita Menurut Al-Qur’an Dan
Sunnah

Gambar 1.1 menutup aurat


sesuai syari’ah

8
Allah SWT menganugerahkan kepada para wanita keindahan tubuh dan
paras yang tidak dimiliki oleh pria. Setiap lekuk tubuh wanita adalah
kehormatannya yang wajib ditutupi dari pandangan agar tidak menimbulkan
birahi yang berujung pada pelecehan seksual, kekacauan dan pelanggaran
terhadap norma-norma yang telah ditetapkan ajaran agama Islam. Oleh karena
itu, menutup aurat baik bagi wanita maupun pria hukumnya wajib baik di luar
maupun dalam shalat. Bahkan Ibnu al-Mundzir dan al-Imam an-Nawawi
menegaskan bahwa para ulama (sunni-syi‟ah) telah sepakat menutup aurat
adalah wajib. Namun sebelum dipaparkan pendapat ulama berkenaan dengan
batasan aurat wanita, maka terlebih dahulu akan dikemukan dalil-dalil dari al-
Qur'an dan Hadis Nabi saw yang yang menegaskan kewajiban menutup aurat
atas kaum wanita sebagai berikut:

2.4.1 Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah


mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan khumurnya ke dadanya…” (QS. an-Nûr
[24]:31)
Dalam riwayat Bukhari disebutkan dari „Aisyah ra berkata: “Sungguh Allah
merahmati para wanita Muhajirin pertama, ketika Allah menurunkan ayat: “Dan
hendaklah mereka menutupkan khumurnya ke dadanya…”. Mereka langsung
merobek kainnya, lalu mengerudungkannya ke kepala mereka”. Demikian cepat
mereka menjalankan perintah Allah SWT dan rasul-Nya untuk segera menutup
aurat mereka.

9
Para sahabat Nabi saw dan ulama telah menafsirkan maksud dari
firmanNya: “kecuali yang biasa nampak”, berikut ini beberapa pendapat
mereka; Menurut Ibnu Umar yang biasa nampak adalah wajah dan telapak
tangan. Begitu pula menurut Ibnu Abbas dan Imam al-Auzâ‟î, hanya saja Ibnu
Abbas menambahkan cincin dalam golongan ini. Ibnu Mas'ud mengatakan
maksud kata tersebut adalah pakaian dan jilbab. Said bin Jubair mengatakan
maksudnya adalah pakaian dan wajah.

2.4.2 Hadis Muhammad saw:

Artinya: “Dari riwayat Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakr masuk
menjumpai Rasulullah saw dengan pakaian yang tipis, lalu Rasulullah saw
berpaling darinya dan berkata: “Hai Asma‟, sesungguhnya jika seorang
wanita sudah mencapai usia haid (akil-baligh) maka tidak layak terlihat kecuali
ini dan ini” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan”. (HR. Abu
Daud)

Artinya: dari Abdullah bin Mas‟ud ra dari Nabi saw bersabda: “wanita itu
adalah aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya), maka setan akan
mengikutinya” (HR. at-Tirmidzi)

Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh
tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Namun sebagian para ulama

10
berpendapat bahwa pada kondisi tidak aman dari fitnah dan banyaknya orang
fasik, maka sebaiknya bagi seorang wanita untuk tetap menutupi wajahnya.9
Sebab, pada wajah juga dapat menampakkan kecantikan seorang wanita yang
dapat menimbulkan birahi orang-orang fasik itu. Jadi, dari dalil tersebut pula kita
memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Kewajiban menutup aurat ini
tidak hanya berlaku pada saat shalat saja, namun juga pada semua tempat yang
memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.

2.5 Batas Aurat Perempuan Dalam Islam

Aurat perempuan atau wanita berbeda dengan laki-laki. Bagi perempuan,


semua anggota tubuhnya adalah aurat yang tidak boleh diperlihatkan. Dalam Al
Quran, Allah Ta’ala memerintahkan semua umat islam untuk mengulurkan
jilbab dan menutupi seluruh tubuhnya. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan


isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)

11
Gambar 1.2 benar dan salah
menutup aurat

Batas aurat laki-laki dan perempuan berbeda. Oleh karena itu, sangat
penting untuk kita mengetahui apa saja batasan aurat. Sebagaimana yang telah
dijelaskan bagi siapapun yang sudah baligh wajib hukumnya untuk menutup
semua aurat.Menutup aurat yang baik adalah dengan menggunakan pakaian
yang tidak memperlihatkan kulit bagian aurat, tidak memperlihatkan betuk
tubuh yang menarik bagi lawan jenis, tidak tembus pandang, desainnya tidak
menarik perhatian orang lain dan yang tidak kalah penting adalah nyaman
digunakan. Untuk laki-laki tutuplah bagian pusar sampai ke lutut. Sedangkan
untuk perempuan hanya boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangan.
2.5.1 Batas Aurat Wanita dalam Shalat

Aurat wanita dalam shalat tidaklah sama dengan diluar shalat. Menutup
aurat dalam shalat merupakan syarat diterimanya shalat seseorang. Bila
auratnya terbuka maka shalatnya tidak sah. Beberapa Hadist Rasulullah SAW
menjelaskan bahwa shalat wanita haruslah menutup auratnya. Diantara hadist-
hadist tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hadist Aisyah yang diriwayatkan oleh Abu Daud

12
Artinya, dari Safiah binti al-Harist dari Aisyah beliau bersabda: “Tidaklah
diterima shalat seseorang wanita yang telah tiba masa haidhnya kecuali
dengan memakai kudung.” (HR. Abu Daud)

Hadist ini sudah jelas dan tegas menunjukkan keharusan seorang wanita
memakai kudung dalam shalatnya sehingga bila ia tidak memakainya maka
tidaklah diterima shalatnya oleh Allah SWT.

b. Hadist Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh Abu Daud

Artinya, dari Ummu Salamah bahwa ia pernah bertanya kepada


Rasulullah: “Bolehkah seorang wanita shalat dengan memakai baju kudung
kepalanya saja tanpa memakai kain sarung?” Nabi menjawab: “boleh, bila
baju panjang hingga menutupi bagian atas telapak kaki”. (HR Abu Daud)
Hadist ini menyatakan bahwa nabi membolehkan wanita shalat tanpa kain
sarung bila memakai kudung dan baju panjang yang menutup bagian atas telapa
kaki. Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar dan pokok
persoalan bukanlah jenis pakaiannya, melainkan menutup aurat.

2.6 Manfaat yang Bisa Didapatkan dari Menutup Aurat


Ada beberapa manfaat dari menutup aurat yaitu sebagai berikut:
1. Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat
Salah satu yang menyebabkan banyak wanita masuk neraka adalah
karena mereka tidak menutup aurat mereka di mata orang-orang yang
bukan mahramnya. Dari begitu besarnya mudharat yang bisa didapat
dari membuka aurat, maka Tuhan melarang kita membuka aurat.

13
2. Menghindari fitnah, tuduhan atau pandangan negatif
Orang-orang yang gemar membuka auratnya secara terang-terangan
bisa saja dituduh sebagai wanita nakal, pelacur, cewek penggoda,
wanita murahan, tukang rebut suami orang, perempuan eksperimen,
dan lain-lain. Untuk itu hindari memakai pakaian minim yang
memperlihatkan bagian tubuh yang dapat merangsang lawan jenis
untuk meredam berbagai fitnah.
3. Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis
Secara umum, laki-laki normal akan terangsang jika melihat wanita
yang memakai pakaian ketat, modis, celana pendek atau rok mini ketat,
rambut disalon, wajah di makeup seksi, dan lain sebagainya. Banyak
lelaki yang ingin menzinahi perempuan yang seperti itu baik secara
paksa maupun tanpa paksaan.
4. Menunjukkan diri sebagai bukan perempuan/laki-laki murahan
Menutup aurat adalah suatu identitas orang-orang yang baik. Ditambah
lagi dengan perilaku yang baik dan sopan maka tidak mungkin ada
orang yang mengatakan kita sebagai perempuan murahan atau pria
murahan.
5. Melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan
Dengan pakaian yang menutupi tubuh secara sempurna maka kita tidak
akan merasakan kepanasan saat mentari bersinar terik, tidak merasakan
kedinginan saat suhu sedang dingin. Begitu pun dengan debu dan
kotoran akan terhalang mengenai kulit kita langsung sehingga
kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.
6. Mencegah rasa cemburu pasangan hidup kita
Jika suami atau istri suka tampil seksi maka pasangannya bisa saja
merasa cemburu jika ada orang yang menggoda atau bahkan hanya
sekedar melihat dengan pandangan penuh nafsu syahwat. Jangan
biarkan rasa cemburu muncul dalam kehidupan rumahtangga kita,

14
karena hal itu merupakan awal dari kehancuran sebuah keluarga yang
bahagia.
7. Mencegah terkena penyakit dan gangguan kesehatan
Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka auratnya
di ruang terbuka adalah bisa seperti kanker kulit, kulit terbakar, kulit
menjadi hitam, noda flek di kulit, dan lain sebagainya. Cegah penyakit
dan gangguan kesehatan tersebut dengan memakai pakaian yang
tertutup yang dapat melindungi tubuh dari faktor-faktor penyebab
penyakit atau gangguan kesehatan tersebut.
8. Memberikan sesuatu yang spesial bagi suami atau isteri kita
Buka-bukaanlah pada saat di depan suami atau istri kita saja. Orang
yang demikian biasanya akan sangat dihargai dan disayangi oleh
pasangan hidupnya. Terlebih lagi bisa menjaga kesucian dirinya hingga
adanya pernikahan. Di depan orang lain yang bukan mahwam, aurat
selalu terjaga dengan baik.
9. Melindungi diri kita dari berbagai tindak kejahatan
Biasanya wanita yang auratnya terbuka adalah yang paling sering
menjadi korban perkosaan maupun tindak kriminal lainnya seperti
perampokan, penjambretan, hipnotis, dan lain sebagainya. Bandingkan
dengan wanita bercadar yang tampil tidak menarik di mata penjahat
karena penampilannya yang misterius membuat pelaku kejahatan
enggan menjahatinya.
10. Menutupi aib rahasia yang ada pada diri kita
Jika ada cacat pada tubuh maupun kulit kita bisa kita tutupi dengan
menggunakan pakaian yang tertutup sehingga tidak ada seorang pun
yang tahu kecacatan yang terjadi pada diri kita. Jika diumbar di depan
orang banyak ya sudah pasti orang-orang akan tahu cacat yang kita
punya.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Busana adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam
Bahasa Indonesia, busana juga disebut pakaian. Jadi, busana muslimah artinya
busana yang dipakai oleh perempuan yang beragama Islam. Berdasarkan makna
tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakain wanita Islam yang
dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, guna
kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana dia
berada.
Terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan sebagai wanita sesuai
syari’at. Menjaga martabat sebagai wanita adalah hal penting untuk
menghindari dari fitnah dan nafsu lelaki yang bukan mahramnya. Terdapat dalil
sebagaimana

Artinya: “Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah


mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan khumurnya ke dadanya…” (QS. an-Nûr
[24]:31)
Sebagai muslimah memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga
kehormatannya dengan menutup aurat. Tidak ada usaha yang tidak memberikan
manfaat. Begitu pula dengan manfaat menutup aurat sebagaimana mestinya.

3.2 Saran

Tim penyusun mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam


menulis pengetahuan Kriteria Busana Muslimah dan Batas Aurat. Tim

16
Penyusun menyarankan kepada semua pembaca khususny wanita untuk
mempelajari kriteria berbusana muslimah. Dengan mempelajari materi ini
diharapkan pembaca memiliki kesadaran akan aturan berbusana sesuai syari’ah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. 2016. Mukhtasar Syahih Muslim. Jakarta:


Gema Insani Press.
Ardiansyah. 2014. Analytica Islamica. Dalam Konsep Aurat Menurut Ulama
Klasik dan Kontemporer; suatu perbandingan pengertian dan batasannya di
dalam dan luar Shalat, 3(2), hlm. 258-273.
Nuraini & Dhiauddin. 2013. Islam & Batas Aurat Wanita. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara
Yanggo, Huzaemah Tahido. 2010. Fiqh Perempuan Kontemporer. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Yanggo, Huzaemah Tahido. Fiqh Perempuan Kontemporer. [Online]. Tersedia di:
https://medicalzone.org/manfaat-menutup-aurat-secara-sempurna-bagi-laki-
laki-dan-perempuan/ Diakses 25 Maret 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai