FIQIH POLITIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok mata kuliah
“HUKUM ISLAM”
Di susun
oleh :
KELOMPOK 10
ANDIKA DIAN SAPUTRA (13810078)
BAGAS ADITIA ARJUNA (13810008)
FATHUR ROSYID (13810017)
RIZKI AMPUSA DEPARISTA (13810043)
M.NOVRI PRATAMA (13810098)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"FIQIH POLITIK". Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas
dalam mata kuliah Agama Islam pada Fakultas hukum semester tiga.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Metro,28-Oktober-2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Di kalangan umat islam ada yang berpendapat bahwa Islam adalah agama
yang komprehensif. Di dalamnya terdapat sistem politik dan ketatanegaraan,
sistem ekonomi, sistem sosial dan sebagainya. Misalnya Rasyid Ridha, Hasan Al-
Banna dan Al-Maududi meyakini bahwa ”Islam adalah agama yang serba
lengkap”. Di dalam ajarannya antara lain terdapat sistem ketatanegaraan atau
politik. Oleh karenanya dalam bernegara umat Islam hendaknya kembali kepada
sistem ketatanegaraan Islam, dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru sistem
ketatanegaraan barat. Sistem ketatanegaraan atau politik Islami yang harus
diteladani adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Besar Muhammad
SAW dan oleh empat Khulafa al-Rasyidin.
Untuk melakukan kajian tentang fiqih Siyasah secara luas dan mendalam
dalam hubungannya sebagai ilmu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
yang muncul seiring perkembangan zaman, tentunya harus memahami secara
benar tentang konsep dasar fiqih siyasah dari berbagai sudut pandang. Oleh
karena itu, penulis merasa penting mengangkat masalah kajian Fiqih Siyasah
dalam sebuah makalah yang berjudul “fiqih syiasah ( politik dalam islam)”
1.2 Rumusan Masalah
1.4.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fiqih syiasah ( politik islam
).
1.4.2 Untuk mengetahui apa saja kaidah-kadiah fiqih.
1.4.3 Untuk mengetahui bagaimana kedudukan fiqih siyasah dalam sistematika
hukum islam.
1.4.4 Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian fiqih siyasah.
1.4.5 Untuk mengetahui hubungan antara fiqih syiasah dengan islam.
1.4.6 Untuk mengetahui manfaat mempelajari fiqih syiasah.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kata “fiqih siyâsah” yang tulisan bahasa Arabnya adalah “”الفقه السياسي
berasal dari dua kata yaitu kata fiqih ( )الفقهdan yang kedua adalah al-siyâsî
()السياسي.
Kata fiqih secara bahasa adalah faham. Ini seperti yang diambil dari ayat Al-
Qur’an {}قالوا يا شعيب ما نفقه كثيرا مما تقول, yang artinya “kaum berkata: Wahai
Syu’aib, kami tidak memahami banyak dari apa yang kamu bicarakan”.
Secara istilah, menurut ulama usul, kata fiqih berarti: { العلم باألحكام الشرعية
}العملية المكتسب من أدلتها التفصيليةyaitu “mengerti hukum-hukum syariat yang
sebangsa amaliah yang digali dari dalil-dalilnya secara terperinci
Sedangkan al-siyâsî pula, secara bahasa berasal dari “ ”ساس – يسوس – سياسةyang
memiliki arti mengatur (دبّر/)أمر, seperti di dalam hadis: “ كان بنو إسرائيل يسوسهم
”أنبياؤهم أي تتولى أمورهم كما يفعل األمراء والوالة بالرعية, yang berarti: “Adanya Bani Israil
itu diatur oleh nabi-nabi mereka, yaitu nabi mereka memimpin permasalahan
mereka seperti apa yang dilakukan pemimpin pada rakyatnya”. Bisa juga seperti
kata-kata “ ”ساس زيد األمر أي يسوسه سياسة أي دبره وقام بأمرهyang artinya: “Zaid
mengatur sebuah perkara yaitu Zaid mengatur dan mengurusi perkara tersebut”.
Sedangkan kata mashdar-nya yaitu siyâsah itu secara bahasa bermakna: “ القيام على
”الشيء بما يصلحهyang artinya “bertindak pada sesuatu dengan apa yang patut
untuknya”.
Secara terminologis dalam lisan Al-Arab, Siasah adalah mengatur atau
memimpin sesuatu dengan cara membawa kepada kemaslahatan. Sedangkan di
dalam Al-Munjid di sebutkan, Siasah adalah membuat kemaslahatan manusia
dengan membimbing mereka ke jalan yang menyelamatkan. Dan siasah adalah
ilmu pemerintahan untuk mengendalikan tugas dalam negeri dan luar negeri,
yaitu politik dalam negeri dan pilitik luar negeri serta kemasyarakatan, yakni
mengatur kehidupan atas dasar keadilan dan istiqomah.
Sementara itu secara etimologi, mengenai asal kata siyasah terdapat
beberapa pendapat yang berbeda dikalangan ahli fiqih, diantaranya:
1). sebagaimana dianut Al Maqrizy mengatakan bahwa kata siyasah
berasal dari bahasa mongol yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan sin
berbaris kasra diawalnya sehingga dibaca siayasah. Pendapat tersebut didasarkan
pada sebuah kitab undang- undang milik Jenghis Khan yang berjudul
ilyasa yang berisi panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk
hukuman berat bagi pelaku pindak pidana tertentu.
2). sebagaimana yang dianut Ibn Taghri Birdi, Siyasah berasal dari
campuran dari tiga bahasa, yakni bahasa Persia, Turki dan Mongol.
Partikel Si dalam Bahasa Persia berarti 30, yasa dalam bahasa Turki dan
Mongol berarti larangan dan karena itu ia dapat juga dimaknai sebagai
hukum atau aturan.
3). sebagaimana dianut Ibnu Manzhur menyatakan siyasah berasal dari
Bahasa Arab, yakni bentuk mashdar dari tashrifan kata sasa-yasusu-siyasatan,
yang semula berarti mengatur, memelihara, atau melatih binatang, khususya
kuda. (“Mujar Ibnu Syarif dan KhamamiZada;2008”).
3. Menurut Ibnu ’Abidin yang dikutip oleh Ahmad Fathi adalah Kesejahteraan
manusia dengan cara menunjukkan jalan yang benar (selamat) baik di dalam
urusan dunia maupun akhirat. Dasar-dasar siyasah berasal dari Muhammad saw,
baik tampil secara khusus maupun secara umum, datang secara lahir maupun
batin.
Sifat terbuka Islam dalam masalah politik ini tidak terlepas dari
kenyataan bahwa Islam tidaklah menetapkan konsep politiknya secara amat rinci
dalam segenap masalahnya. Ketidakrincian itu sendiri merupakan bagian dari
kebijaksanaan Allah agar Islam bisa mengembangkan konsep politiknya dari
waktu ke waktu tanpa harus terkungkung oleh rincian-rincian yang sangat
mengikat, sementara kondisi zaman senantiasa berubah dan berkembang. Akan
tetapi, tidak pula berarti bahwa Islam sama sekali tidak memiliki rincian dalam
masalah-masalah politik. Ada masalah-masalah tertentu yang telah ditetapkan
secara rinci dan tidak boleh berubah kapanpun juga, meskipun zamannya
berubah. Dalam hal ini, tidaklah benar pandangan sebagian kalangan yang
mengatakan bahwa dalam masalah politik, Islam hanya memiliki nilai-nilai
normatif saja, yang bisa diturunkan seluas-luasnya tanpa batasan-batasan yang
berarti.
2.6.3). Mengatur hubungan antara pengusaha dan rakyat serta hak dan kewajiban
masing-masing dalam usaha mencapai tujuan Negara.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
fiqh siyâsah memainkan peranan penting di dalam hukum Islam. Ini
dikarenakan, fiqh siyâsah-lah sebuah disiplin ilmu yang akan mengatur
pemerintah dalam menjalankan hukum Islam itu sendiri bagi masyarakatnya.
Tanpa keberadaan pemerintah yang Islami (dalam hal ini pemerintah yang
menjalankan konsep fiqh siyâsah), maka sangat sulit terjamin keberlakuan
hukum Islam itu sendiri bagi masyarakat muslimnya.Imam al-Ghazâlî juga secara
tegas menjelaskan ini di dalam kitabnya yang berjudul al-`Iqtishâd fî al-`I’tiqâd.
Buktinya, tanpa pemerintah yang minimal peduli dengan fiqh siyâsah,
tidak mungkin akan mengeluarkan salah satu produk hukum Islam sebagai
hukum positif untuk rakyatnya yang muslim. Indonesia misalnya, pada tahun
1974 telah berhasil melahirkan undang-undang No. 1, tahun 1974 tentang
Perkawinan yang mengatur bahwa semua penduduk asli Indonesia yang
beragama Islam untuk mematuhi peraturan pernikahan tersebut yang terbentuk
dari dasar-dasar Islami. Tanpa ini, tentu konsep fiqh munâkahah tidak dapat
diaplikasikan secara positif di Indonesia.
Setelah membahas secara mendalam, maka kesimpulan yang didapatkan
adalah sebagai berikut:
1. Fiqh siyâsah adalah sebuah disiplin ilmu yang isinya adalah membahas hukum-
hukum pemerintahan dan konsep menjalankan pemerintahan yang berlandaskan
syariat Islam dengan tujuan memberi kemaslahatan bagi rakyatnya.
2. Ruang lingkup fiqh siyâsah secara keseluruhan dan secara umum, dapat
dikelompokan kepada empat (4) kelompok: 1. Siyâsah dustûriyyah;
2. Siyâsah khârijiyyah; 3. Siyâsah mâliyyah; 4. Siyasah Harbiyah
3. Kedudukan fiqh siyâsah di dalam sistematika hukum Islam adalah berada di
bawah fiqh mu’âmalat yang diartikan secara luas, sedangkan peranannya
jelasnya adalah sangat penting bagi masyarakat muslim, karena ia adalah kunci
dapat dijalankannya hukum Islam di dalam sebuah negara yang mayoritas
rakyatnya adalah beragama muslim, selain di satu sisi fiqh siyâsah sendiri sangat
mementingkan kemaslahatan untuk rakyat dan berusaha menghilangkan
kemudaratan.
DAFTAR PUSTAKA
4. http://makalahchayya.blogspot.com/2011/10/fiqih-siyasah-politik.html
(diakses Maret 2013)
5. http://menaraislam.com/content/view/73/40 (diakses Maret 2013)
6. http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02/siyasah-politik-islam.html
(diakses Maret 2013)
7. http://www.aminazizcenter.com/2010/12/kuliah-fiqh-siyasah-politik-
islam (diakses Maret 2013)
8. Pulungan, Dr. J. Suyuthi, Fiqih Siyasah; Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,
Rajawali Pers, Jakarta;1993