Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TENTANG ISLAM DAN PLURALISME

Disusun untukmemenuhitugas Mata Kuliah Peradaban Islam dan Islam Nusantara

Dosenpengampu:

Dr. Gunawan, M.Pd.I.

Disusun oleh kelompok 10:

1. Aklisa Nova Alfianti (T20194081)


2. Devi Damayanti (T20194085)
3. Musarrofah (T20194101)
4. Rohimawati Nor Rosyidah (T20194112)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Segalapujibagi Allah SWT yang telahmemberikan kami


kemudahansehingga kami dapatmenyelesaikanmakalahinidengantepatwaktu.
Tanpapertolongan-Nya tentunya kami
tidaksanggupmenyelesaikanmakalahinidenganbaik.
Sholawatsertasalamtetaptercurahlimpahkankepadabagindakitatercinta Nabi
Muhammad SAW, yang kitananti-nantikansyafa’atnyadiakhiratnanti.

PenulisMengucapkansyukurkepada Allah SWT ataslimpahannikmatsehat-Nya


baikituberupasehatakalpikirangmaupunsehatfisik,
sehinggapenulismampuuntukmenyelesaikanmakalahdarimatakuliah “Peradaban
Islam dan Islam Nusantara” denganjudul “Islam dan Pluralisme”.

Kami menyadaribahwamakalah kami inimasihjauhdari kata sempurna dan


masihbanyakterdapatkesalahansertakekurangan di dalamnya. Untukitu, kami
mengharapkankritik dan saran daripembacauntukmakalahini,
supayamakalahininantinyadapatmenjadimakalah yang lebihbaiklagi.
Kemudianapabilaterdapatbanyakkesalahan pada makalahini kami mohonmaaf
yang sebesar-besarnya. Kami juga
mengucapkanterimakasihkepadasemuapihakkhususnyakepadaDosenmatakuliah
“Peradaban Islam dan Islam Nusantara” yang telahmembimbing kami. Demikian,
semogamakalahinidapatbermanfaat Amin.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Jember, 1 Meil 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

A. LatarBelakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. TujuanPenulisan....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5

A. Pengertianpluralisme............................................................................5
B. Sikapterhadappluarisme agama............................................................5
C. Cara bertoleransiterhadap orang lain....................................................6
D. Toleransipemahamankeagamaanselainahli sunnah wajama’ah............7

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pluralisme dan pluralitas merupakan dua tema yang sering digunakan
secara bergantian tanpa ada penjelasan apakah dua kata tersebut memiliki arti
yang sama atau berbeda. Adakalanya, pluralisme dan pluralitas diartikan
sama, yakni sebuah keadaan yang bersifat plural, jamak atau banyak.
Pluralisme sesungguhnya bukan sekedar keadaan bersifat plural, juga bukan
sekedar pengakuan bahwa heterogenitas itu ada dalam realitas. Pluralisme
agama adalah suatu sikap mengakui, menghargai, menghormati, memelihara
dan bahkan mengembangkan atau memperkaya keadaan yang bersifat plural
tersebut. Dalam konteks agama-agama pluralisme mengacu kepada teori atau
sikap bahwa semua agama, meskipun dengan jalan yang berbeda-beda,
menuju kepada satu tujuan yang sama, yang absolut, yang terakhir yakni
Tuhan.
Pluralisme adalah penyebab perubahan sosial sampai ketidak puasan
masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi diri
mereka. Pluralitas, suatu realitas nyata. Sedangkan pluralisme, sebuah
kesadaran akan realitas. Pluralisme mendorong kebebasan, termasuk
kebebasan beragama dan merupakan pilar demokrasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apapengertianpluralisme?
2. Bagaimanasikapterhadappluarisme agama?
3. Bagaimanacarabertoleransiterhadap orang lain?
4. Bagaimanatoleransiterhadappemahamankeagamaanselainahli sunnah
wajama’ah?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapatmengetahuipengertianpluralisme.
2. Dapatmengetahuisikapterhadappluarisme agama.
3. Dapatmengetahuicarabertoleransiterhadap orang lain.
4. Dapatmengetahuitoleransiterhadappemahamankeagamaanselainahli
sunnah wajama’ah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PengertianPluralisme
MenurutM.Shiddiq al-Jawiistilah pluralism sebenarnyamengandung 2
halmaknasekaligus,
pertamayaitugambaranrealitasbahwadisanaadakeanekaragam agama.
Keduayaitupandanganataupendirianfilosofistertentumenyikapirealitaskeaneka
ragaman agama yang ada.1
Sedangkandalamislam yang dimaksuddengan pluralism
merupakanpahamkemajemukan yang berpandangansebagaisuatukenyataan
yang bersifatpositifsebagaikeseharusanbagikeselamatanumatmanusia.2
Menurut The Oxford English Directory, bahwapluralismeyaitu
“sebuahwatakemnjadi plural”, dan dalamilmupolitikdidefinisikansebagai:
1. Sebuahteori yang menentangkekuasaanmonolitik negara dan
bahkanmenganjurkanuntukmeningkatkanpelimpahan dan
otonomiorganisasi-organisasiutama yang
mewakiliketerlibatansesorangdalammasyarakat. Ia juga
percayabahwakekuasaanharusdibagidiantarapartai-partaipolitik yang ada.
2. Keberadaantoleransikegamaankelompok-kelompoketnis dan
budayadalamsuatumasyarakatatau negara,
keragamankepercayaanatausikap yang ada pada sebuah badan
atauinstuisidansebagainya.

B. Sikap terhadap Pluralitas Agama


Pluralisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mengajarkan bahwa
semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah
relatif. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa
hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah.3
Dalam kitab suci disebutkan bahwa Allah menciptakan mekanisme
pengawasan dan pengimbangan antara sesama manusia 4 guna memelihara

1
http:// www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=75&Itemid=47
(diakses pada tanggal 5/11/2020 pukul 08:00)
2
M.Ja’farNashir. Respon Islam Terhadapmulticulturalisme,tt,artikel, tanggal 01-05-2020
3
https://id.m.wikipedia.org(diakses pada tanggal 4/05/2020 pukul 07.00)
4
Moh. Shofan, 2006, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, IRCiSoD, bekerjasama dengan Universitas
Muhammadiyah Gresik-UGM Press Jawa Timur, Yogyakarta, hlm 55

5
keutuhan bumi, dan merupakan salah satu wujud kemurahan Tuhan yang
melimpah kepada umat manusia.
Pertama, meyakini bahwa pluralisme agama (perbedaan agama, bukan
pluralisme meyakini kebenaran semua agama) di dunia merupakan
sunnatullah. Ini seharusnya yang menjadi asas dalam amr ma’ruf nahi
munkar, sehingga jelas tujuannya untuk melakukan perintah Allah, bukan
untuk benar-benar berhasil menghilangkan semua kemungkaran dari muka
bumi yang justru dalam prosesnya sering melanggar prinsip-prinsipnya.
...‫ت إِلى هللا َمرْ ِج ُع ُك ْم‬ ِ ‫َيرا‬ َ ‫َولَوْ َشا َء هللاُ لَ َج َعلَ ُك ْم أُ َّمةً َوا ِح َدةً َولَ ِكن لَّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما اَتَا ُك ْم فَا ْستَبِقُوا الخ‬
)48 :‫ (المائدة‬. َ‫َج ِميعًا فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُون‬
Kedua, memperkuat keyakinan atas kebenaran ajaran Islam, tidak
mengikuti ajaran agama lain dan menghindari memaki-maki penganutnya.
‫َير ِع ْل ٍم َك َذالِكَ َويَّنَّا لِ ُكلِّ أُ َّم ٍة َع َملَهُ ْم ثُ َّم إِلَى‬
ِ ‫َواَل تَ ُسبُّوا الَّ ِذ ْينَ يَ ْد ُعونَ ِم ْن دُو ِن هللاِ فَيَ ُسبُّوا هللاَ َع ْد ًوابِغ‬
)108 :‫ (االنعام‬. َ‫َربِّ ِه ْم َّمرْ ِج ُعهُ ْم فَيُنَبِّئُهُ ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُون‬
Ketiga, menolak dakwah yang bertentangan dengan Islam dengan cara
terbaik dan bijaksana, serta menunjukkan kebaikan ajaran Islam.
Keempat, amr ma’ruf nahi munkar dengan arif dan bijaksana. Allah Swt
berfirman:
)44 :‫َاب أفَاَل تَ ْعقِلُونَ (البقرة‬ َ َّ‫أَتَأْ ُمرُونَ الن‬
َ ‫اس بِ ْالبِ ِّر َوتَ ْن َسوْ نَ أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم تَ ْتلُونَ ال ِكت‬
(referensi: Mafatih al-Ghaib, XIII/114-116, III/ 44 dan 193, VIII/145,
XX/112-114).

C. Toleransi terhadap Agama Lain


Toleransi terhadap agama lain yang berkembang di masyarakat
merupakan keniscayaan, demi terbangunnya kerukunan antar umat beragama
di tengah pluralitas. Bahkan islam mengajarkan agar berbudi pekerti baik
terhadap semua manusia tanpa memilih-milih, terhadap orang yang seagama
maupun tidak, dan terhadap orang shalil maupun sebaliknya. Keberadaan
toleransi dalam kehidupan beragama adalah hal yang sangat utama.
Hubungan antar umat beragama yang didasarkan pada toleransi akan menjalin
rasa persaudaraan yang baik, rasa kerjasama, dan membela golongan yang
menderita. Sikap toleransi akan dapat melestarikan persatuan dan kesatuan
bangsa, mendukung dan menyukseskan pembangunan, serta menghilangkan
kesenjangan sosial.
Dalam rangka mendakwahkan agama Islam sebagai rahmat bagi semesta
alam, toleransi dapat dipraktikkan dengan menjalin mu’amalah dzahirah yang
baik antar umat beragama, memberi jaminan keselamatan jiwa dan harta,
serta tidak mengganggu pengalaman keyakinan lain selama tidak

6
didemonstrasikan secara provokatif di kawasan yang mayoritas penduduknya
adalah umat Islam.
Namun demikian, penerapan toleransi kaum muslimin terhadap agam
lain perlu memperhatikan batas-batasnya sebagaimana berikut:
1. Tidak melampaui batas akidah sehingga terjerumus dalam kekufuran,
contohnya seperti rela dengan kekufuran, ikut meramaikan hari raya
agama lain dengan tujuan ikut mensyiarkan kekufuran dan semisalnya,
kecuali dalam kondisi darurat.
2. Tidak melampui batas syariah sehingga terjerumus dalam keharaman,
contohnya seperti ikut datang ke tempat ibadah agama lain saat perayaan
hari rayanya, mengundang pemeluk agama lain untuk menghadiri
perayaan hari raya umat Islam, mengucapkan selamat hari raya kepada
mereka dan semisalnya, kecuali dalam kondisi darurat.5
(referensi: Faidh al-Qadir, III/71, Mafatih al-Ghaib, VIII/10-11, Hasyim al-
Bujairami, V/183)
Hubunganislamdenganpluralismememilikidasarargumentasi yang
dapatmenurutNurcholis Majid halituberangkatdarisemangat humanism dan
universitasislam.6Humanismeadalahislammerupakan agama
kemanusiaanataudengan kata lain cita-citaislamislamsejalandengancita-
citasebelumnya. Sedangkanuniversalitasmerupakanislam yang
dapatdilacakdari term al islam yang berartisikappasrah pada tuhan.
D. Toleransi terhadap Pemahaman Keagamaan Selain Ahlu sunnah wal
Jama’ah
Secara prinsip toleransi dalam konteks ini tetap mengedepankan
semangat Islam sebagai agama yang merahmati semesta alam dan al-akhlak
al-karimah, seperti halnya dalam toleransi antarumat beragama. Begitu pula
dalam tatanan praktiknya, batas-batas toleransi terhadap kelompok umat
Islam yang tidak berpaham Ahlussunnah wal jama’ah sama dengan batas-
batas dengan toleransi antarumat beragama, yaitu tidak boleh melampui batas
akidah dan syariat.
Toleransi dalam konteks ini tidak menafikan semangat dakwah untuk
menunjukkan kebenaran (al-haqq) dan menghadapi berbagai syubhat
(propaganda) yang mereka sebarkan, terlebih yang bersifat provokatif,
mengancam kesatuan umat Islam, integritas bangsa secara lebih luas.7
Selain itu, dalam menyikapi umat Islam yang tidak berpaham
Ahlussunnah wal jama’ah perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
5
https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/840564989664825(diakses pada tanggal
2/05/2020 pukul 19.00)
6
Ahmad amiraziz. 1999. Neo-modernismeislam di Indonesia. Jakarta:PTrinekacipta. hlm 50.
7
https://emka.web.id/NU/2016/islam-nusantara-toleransi-terhadap-pemahaman-keagamaan-
selain-aswaja/(diakses pada tanggal 3/05/2020 pukul 14.30)

7
a) Dalam melakukan amr ma’ruf nahi munkar kepada mereka tidak boleh
sampai menimbulkan fitnah yang lebih besar, terlebih di daerah yang
jumlah mereka seimbang dengan jumlah orang Islam Sunni. Dalam
kondisi seerti ini amr makruf nahi munkar wajib dikoordinasikan dengan
pemerintah.
b) Tidak mengganggu kufur mereka selama tidak terang-terangan
menampakkan hal-hal yang telah disepakati (jima’) atas kekufurannnya.
c) Meskipun salah dalam sebagian aqidahnya, selama tidak sampai kufur
mereka masih mungkin diampuni Allah Swt.
d) Dalam ranah individu, penganut paham Ahlussunnah wal jama’ah tidak
boleh beranggapan pasti masuk surga karena amalnya, sedangkan yang
lainn masuk neraka. Sebab sekecil apapun setiap individu mempunyai
dosa dan jika tidak diampui bisa saja kelak masuk neraka.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pluralisme dan pluralitas merupakan dua tema yang sering digunakan


secara bergantian tanpa ada penjelasan apakah dua kata tersebut memiliki
arti yang sama atau berbeda. Adakalanya, pluralisme dan pluralitas diartikan
sama, yakni sebuah keadaan yang bersifat plural, jamak atau banyak.
Pluralisme agama adalah suatu sikap mengakui, menghargai, menghormati,
memelihara dan bahkan mengembangkan atau memperkaya keadaan yang
bersifat plural tersebut. Pluralisme didefinisikan sebagai suatu paham yang
mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran
setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak
boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah.

B. Saran

Dengan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, kita dapat


memahami bahwa mempelajari sejarah peradaban islam dan islam nusantara
hukumnya wajib bagi umat islam agar lebih memahami sejarah islam. Olleh
karena itu, kami sangat mengharap kritik dan saran dari siapapun yang
sifatnya membanagaun. Agar kedepannya kami dapat menghasilkan
makalah yang lebih baik dan benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Shofan, Moh. 2006, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, IRCiSoD, bekerjasama


dengan Universitas Muhammadiyah Gresik-UGM Press Jawa Timur,
Yogyakarta.

https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/840564989664825

https://emka.web.id/NU/2016/islam-nusantara-toleransi-terhadap-pemahaman-
keagamaan-selain-aswaja

http:// www.khilafah1924.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=75&Itemid=47 (diakses pada tanggal
5/11/2020 pukul 08:00)
M.Ja’farNashir. Respon Islam Terhadapmulticulturalisme,tt,artikel, tanggal 01-
05-2020
https://id.m.wikipedia.org(diakses pada tanggal 4/05/2020 pukul 07.00)
Moh. Shofan, 2006, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, IRCiSoD, bekerjasama
dengan Universitas Muhammadiyah Gresik-UGM Press Jawa Timur,
Yogyakarta, hlm 55

https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/840564989664825(diakses
pada tanggal 2/05/2020 pukul 19.00)
Ahmad amiraziz. 1999. Neo-modernismeislam di Indonesia.
Jakarta:PTrinekacipta. hlm 50.
https://emka.web.id/NU/2016/islam-nusantara-toleransi-terhadap-pemahaman-
keagamaan-selain-aswaja/(diakses pada tanggal 3/05/2020 pukul 14.30)

10

Anda mungkin juga menyukai