Dosenpengampu:
2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4
A. LatarBelakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. TujuanPenulisan....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. Pengertianpluralisme............................................................................5
B. Sikapterhadappluarisme agama............................................................5
C. Cara bertoleransiterhadap orang lain....................................................6
D. Toleransipemahamankeagamaanselainahli sunnah wajama’ah............7
A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pluralisme dan pluralitas merupakan dua tema yang sering digunakan
secara bergantian tanpa ada penjelasan apakah dua kata tersebut memiliki arti
yang sama atau berbeda. Adakalanya, pluralisme dan pluralitas diartikan
sama, yakni sebuah keadaan yang bersifat plural, jamak atau banyak.
Pluralisme sesungguhnya bukan sekedar keadaan bersifat plural, juga bukan
sekedar pengakuan bahwa heterogenitas itu ada dalam realitas. Pluralisme
agama adalah suatu sikap mengakui, menghargai, menghormati, memelihara
dan bahkan mengembangkan atau memperkaya keadaan yang bersifat plural
tersebut. Dalam konteks agama-agama pluralisme mengacu kepada teori atau
sikap bahwa semua agama, meskipun dengan jalan yang berbeda-beda,
menuju kepada satu tujuan yang sama, yang absolut, yang terakhir yakni
Tuhan.
Pluralisme adalah penyebab perubahan sosial sampai ketidak puasan
masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi diri
mereka. Pluralitas, suatu realitas nyata. Sedangkan pluralisme, sebuah
kesadaran akan realitas. Pluralisme mendorong kebebasan, termasuk
kebebasan beragama dan merupakan pilar demokrasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apapengertianpluralisme?
2. Bagaimanasikapterhadappluarisme agama?
3. Bagaimanacarabertoleransiterhadap orang lain?
4. Bagaimanatoleransiterhadappemahamankeagamaanselainahli sunnah
wajama’ah?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapatmengetahuipengertianpluralisme.
2. Dapatmengetahuisikapterhadappluarisme agama.
3. Dapatmengetahuicarabertoleransiterhadap orang lain.
4. Dapatmengetahuitoleransiterhadappemahamankeagamaanselainahli
sunnah wajama’ah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianPluralisme
MenurutM.Shiddiq al-Jawiistilah pluralism sebenarnyamengandung 2
halmaknasekaligus,
pertamayaitugambaranrealitasbahwadisanaadakeanekaragam agama.
Keduayaitupandanganataupendirianfilosofistertentumenyikapirealitaskeaneka
ragaman agama yang ada.1
Sedangkandalamislam yang dimaksuddengan pluralism
merupakanpahamkemajemukan yang berpandangansebagaisuatukenyataan
yang bersifatpositifsebagaikeseharusanbagikeselamatanumatmanusia.2
Menurut The Oxford English Directory, bahwapluralismeyaitu
“sebuahwatakemnjadi plural”, dan dalamilmupolitikdidefinisikansebagai:
1. Sebuahteori yang menentangkekuasaanmonolitik negara dan
bahkanmenganjurkanuntukmeningkatkanpelimpahan dan
otonomiorganisasi-organisasiutama yang
mewakiliketerlibatansesorangdalammasyarakat. Ia juga
percayabahwakekuasaanharusdibagidiantarapartai-partaipolitik yang ada.
2. Keberadaantoleransikegamaankelompok-kelompoketnis dan
budayadalamsuatumasyarakatatau negara,
keragamankepercayaanatausikap yang ada pada sebuah badan
atauinstuisidansebagainya.
1
http:// www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=75&Itemid=47
(diakses pada tanggal 5/11/2020 pukul 08:00)
2
M.Ja’farNashir. Respon Islam Terhadapmulticulturalisme,tt,artikel, tanggal 01-05-2020
3
https://id.m.wikipedia.org(diakses pada tanggal 4/05/2020 pukul 07.00)
4
Moh. Shofan, 2006, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, IRCiSoD, bekerjasama dengan Universitas
Muhammadiyah Gresik-UGM Press Jawa Timur, Yogyakarta, hlm 55
5
keutuhan bumi, dan merupakan salah satu wujud kemurahan Tuhan yang
melimpah kepada umat manusia.
Pertama, meyakini bahwa pluralisme agama (perbedaan agama, bukan
pluralisme meyakini kebenaran semua agama) di dunia merupakan
sunnatullah. Ini seharusnya yang menjadi asas dalam amr ma’ruf nahi
munkar, sehingga jelas tujuannya untuk melakukan perintah Allah, bukan
untuk benar-benar berhasil menghilangkan semua kemungkaran dari muka
bumi yang justru dalam prosesnya sering melanggar prinsip-prinsipnya.
...ت إِلى هللا َمرْ ِج ُع ُك ْم ِ َيرا َ َولَوْ َشا َء هللاُ لَ َج َعلَ ُك ْم أُ َّمةً َوا ِح َدةً َولَ ِكن لَّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما اَتَا ُك ْم فَا ْستَبِقُوا الخ
)48 : (المائدة. ََج ِميعًا فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُون
Kedua, memperkuat keyakinan atas kebenaran ajaran Islam, tidak
mengikuti ajaran agama lain dan menghindari memaki-maki penganutnya.
َير ِع ْل ٍم َك َذالِكَ َويَّنَّا لِ ُكلِّ أُ َّم ٍة َع َملَهُ ْم ثُ َّم إِلَى
ِ َواَل تَ ُسبُّوا الَّ ِذ ْينَ يَ ْد ُعونَ ِم ْن دُو ِن هللاِ فَيَ ُسبُّوا هللاَ َع ْد ًوابِغ
)108 : (االنعام. ََربِّ ِه ْم َّمرْ ِج ُعهُ ْم فَيُنَبِّئُهُ ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُون
Ketiga, menolak dakwah yang bertentangan dengan Islam dengan cara
terbaik dan bijaksana, serta menunjukkan kebaikan ajaran Islam.
Keempat, amr ma’ruf nahi munkar dengan arif dan bijaksana. Allah Swt
berfirman:
)44 :َاب أفَاَل تَ ْعقِلُونَ (البقرة َ َّأَتَأْ ُمرُونَ الن
َ اس بِ ْالبِ ِّر َوتَ ْن َسوْ نَ أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم تَ ْتلُونَ ال ِكت
(referensi: Mafatih al-Ghaib, XIII/114-116, III/ 44 dan 193, VIII/145,
XX/112-114).
6
didemonstrasikan secara provokatif di kawasan yang mayoritas penduduknya
adalah umat Islam.
Namun demikian, penerapan toleransi kaum muslimin terhadap agam
lain perlu memperhatikan batas-batasnya sebagaimana berikut:
1. Tidak melampaui batas akidah sehingga terjerumus dalam kekufuran,
contohnya seperti rela dengan kekufuran, ikut meramaikan hari raya
agama lain dengan tujuan ikut mensyiarkan kekufuran dan semisalnya,
kecuali dalam kondisi darurat.
2. Tidak melampui batas syariah sehingga terjerumus dalam keharaman,
contohnya seperti ikut datang ke tempat ibadah agama lain saat perayaan
hari rayanya, mengundang pemeluk agama lain untuk menghadiri
perayaan hari raya umat Islam, mengucapkan selamat hari raya kepada
mereka dan semisalnya, kecuali dalam kondisi darurat.5
(referensi: Faidh al-Qadir, III/71, Mafatih al-Ghaib, VIII/10-11, Hasyim al-
Bujairami, V/183)
Hubunganislamdenganpluralismememilikidasarargumentasi yang
dapatmenurutNurcholis Majid halituberangkatdarisemangat humanism dan
universitasislam.6Humanismeadalahislammerupakan agama
kemanusiaanataudengan kata lain cita-citaislamislamsejalandengancita-
citasebelumnya. Sedangkanuniversalitasmerupakanislam yang
dapatdilacakdari term al islam yang berartisikappasrah pada tuhan.
D. Toleransi terhadap Pemahaman Keagamaan Selain Ahlu sunnah wal
Jama’ah
Secara prinsip toleransi dalam konteks ini tetap mengedepankan
semangat Islam sebagai agama yang merahmati semesta alam dan al-akhlak
al-karimah, seperti halnya dalam toleransi antarumat beragama. Begitu pula
dalam tatanan praktiknya, batas-batas toleransi terhadap kelompok umat
Islam yang tidak berpaham Ahlussunnah wal jama’ah sama dengan batas-
batas dengan toleransi antarumat beragama, yaitu tidak boleh melampui batas
akidah dan syariat.
Toleransi dalam konteks ini tidak menafikan semangat dakwah untuk
menunjukkan kebenaran (al-haqq) dan menghadapi berbagai syubhat
(propaganda) yang mereka sebarkan, terlebih yang bersifat provokatif,
mengancam kesatuan umat Islam, integritas bangsa secara lebih luas.7
Selain itu, dalam menyikapi umat Islam yang tidak berpaham
Ahlussunnah wal jama’ah perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
5
https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/840564989664825(diakses pada tanggal
2/05/2020 pukul 19.00)
6
Ahmad amiraziz. 1999. Neo-modernismeislam di Indonesia. Jakarta:PTrinekacipta. hlm 50.
7
https://emka.web.id/NU/2016/islam-nusantara-toleransi-terhadap-pemahaman-keagamaan-
selain-aswaja/(diakses pada tanggal 3/05/2020 pukul 14.30)
7
a) Dalam melakukan amr ma’ruf nahi munkar kepada mereka tidak boleh
sampai menimbulkan fitnah yang lebih besar, terlebih di daerah yang
jumlah mereka seimbang dengan jumlah orang Islam Sunni. Dalam
kondisi seerti ini amr makruf nahi munkar wajib dikoordinasikan dengan
pemerintah.
b) Tidak mengganggu kufur mereka selama tidak terang-terangan
menampakkan hal-hal yang telah disepakati (jima’) atas kekufurannnya.
c) Meskipun salah dalam sebagian aqidahnya, selama tidak sampai kufur
mereka masih mungkin diampuni Allah Swt.
d) Dalam ranah individu, penganut paham Ahlussunnah wal jama’ah tidak
boleh beranggapan pasti masuk surga karena amalnya, sedangkan yang
lainn masuk neraka. Sebab sekecil apapun setiap individu mempunyai
dosa dan jika tidak diampui bisa saja kelak masuk neraka.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/840564989664825
https://emka.web.id/NU/2016/islam-nusantara-toleransi-terhadap-pemahaman-
keagamaan-selain-aswaja
http:// www.khilafah1924.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=75&Itemid=47 (diakses pada tanggal
5/11/2020 pukul 08:00)
M.Ja’farNashir. Respon Islam Terhadapmulticulturalisme,tt,artikel, tanggal 01-
05-2020
https://id.m.wikipedia.org(diakses pada tanggal 4/05/2020 pukul 07.00)
Moh. Shofan, 2006, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, IRCiSoD, bekerjasama
dengan Universitas Muhammadiyah Gresik-UGM Press Jawa Timur,
Yogyakarta, hlm 55
https://m.facebook.com/portalmuslimberiman/posts/840564989664825(diakses
pada tanggal 2/05/2020 pukul 19.00)
Ahmad amiraziz. 1999. Neo-modernismeislam di Indonesia.
Jakarta:PTrinekacipta. hlm 50.
https://emka.web.id/NU/2016/islam-nusantara-toleransi-terhadap-pemahaman-
keagamaan-selain-aswaja/(diakses pada tanggal 3/05/2020 pukul 14.30)
10