Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN HUKUM ISLAM

Disusun oleh : Kelompok 2

1. Reynaldi Sastriawan Npm. 2274201047


2. Sastrio Ramadhani Npm. 2274201110
3. Fahri Kurniawan Npm. 2274201117
4. Kaka Triyudisthira Npm. 2274201017
5. Maikel Jhordan Rix Npm. 2274201076
6. Ahmad Pramaja Npm. 2274201026

Dosen Pengajar: Ahmad Dasan, Drs. SH. MA

FAKULTAS HUKUM
PRODI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Hukum
Islam ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Hukum Islam di program studi Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum pada Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ahmad Dasan, S.H. M.A
selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Islam dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya penulis menyadari
bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita
semua.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A.    Latar Belakang.......................................................................................
B.     Rumusan Masalah.................................................................................
C.     Tujuan Penulisan....................................................................................
D.    Manfaat Penulisan..................................................................................
BAB II PEMABAHASAN...........................................................................................
A.    Pengertian Hukum Islam..........................................................................
B.     Ruang Lingkup Hukum Islam..................................................................
C.     Bagian-Bagian Hukum Islam...................................................................
D.    Tujuan Hukum Islam................................................................................
E.     Sumber Hukum Islam................................................................................
F.      Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan dan Penegakan Hukum Islam...
G.    Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
A.    Kesimpulan
B.     Saran..........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang hukum, yang terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-
peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat,
yang dibuat dan ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri seperti hukum adat, hukum
pidana dan sebagainya.
Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil
pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa tetapi
dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan
oleh Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam kitab
hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental dengan hukum yang lain. 
Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum
tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat,
tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta alam
sekitarnya.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.       Bagaimana ruang lingkup hukum Islam sebagai bagian dari Agama Islam di Indonesia ?
2.       Sejauh manakah penerapan Hukum Islam diberlakukan di Indonesia?
3.       Apa manfaat dari adanya Hukum Islam?
4.       Apa sajakah sumber Hukum Islam?
5.       Bagaimana kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan hukum islam?
6.       Apa fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui ruang lingkup hukum Islam sebagai bagian dari Agama Islam di Indonesia
2.      Agar tatanan hukum di Indonesia bisa didasarkan atas syariat islam.
3.      Untuk memperjelas dan memberikan pemahaman pentingnya hukum islam.

D.    Manfaat Penulisan
Sebagai bahan yang dapat memberikan suatu wacana bagi kita agar dapat mengenal berbagai
macam landasan hukum yang berkaitan dengan Syari’at Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku
manusia, baik norma atau peraturan itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarkat maupun peraturana atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh
penguasa. Bentuknya bisa berupa hukum yang tidak tertulis, seperti hukum adat, bisa juga berupa
hukum tertulis dalam peraturan perundangan-undangan. Hukum sengaja dibuat oleh manusia untuk
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan harta benda.
Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut
tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi juga
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda
alam sekitarnya.

B.     Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syaariatr maupun fikih di bagi menjadi dua bagian besar,
yaitu:
1.      Ibadah (mahdhah)
Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan oleh seoraang muslim dalam
menjalankan hubingan kepada Allah, seperti shalat, membayar zakat, menjalankan ibadah haji.  Tata
caara dan upacara ini tetap, tidak ditambah-tambah maupun dikurangi. Ketentuannya telah di atur
dengan pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh RasulNya. Dengan demikian tidak mungkin ada proses
yang membawa perubahan dan perombakan secaara asasi mengenai hukum, susunan dan tata cara
beribadat. Yang mungkin berubah hanyalah penggunaan aalat-alat modern dalam pelaksanaannya.
2.      Muamalah (ghairu mahdhah)
Adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun
ketetapan tersebut terbatas pada pokok-pokok saja. Karena itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan
melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat melakukan usaha itu.

C.    Bagian-Bagian Hukum Islam


1.      Munakahat
Hukum yang mengatur sesuatau yang berhubunngan dengan perkawinan, perceraian dan akibat-
akibatnya.
2.      Wirasah
Hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta warisan
daan cara pembagian waarisan.
3.      Muamalat
Hukum yang mengatur masalah kebendaan daan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam
persoalan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan dan lain-lain.
4.      Jinayat
Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam
jarimah hudud atau tindak pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al quran
daan sunah nabi maupun dalam jarimah ta’zir atau perbuatan yang bentuk dan batas hukumnya
ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya.
5.      Al-ahkam as-sulthaniyah
Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan pusat
maupun daerah, tentara, pajak daan sebagainya.
6.      Siyar
Hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan negara
lain.
7.      Mukhassamat
Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum acara.
Sistematika hukum islam daapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum perorangan)
2.      Al-ahkam al-maadaniyah (hukum kebendaan)
3.      Al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata, pidana, dan peradilan tata usaha)
4.      Al ahkam al-dusturiyah (hukum tata negara)
5.      Al-ahkam ad-dauliyah (hukum internasional)
6.      Al-ahkam al-iqtishadiyah wa-almaliyah (hukum ekonomi dan keuangan)

D.    Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi (mencegah
terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima
tujuan hukum islam:
1.      Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh martabatnyadapat
terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi
perlindungan kepada pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
2.      Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara hak manusia
untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai penghilangan
jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk
mempertahankan kemaslahatannya hidupnya (Qs.6:51,17:33)
3.      Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal mempunyai peranan
sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum
islam dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
4.      Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Karena itu,
meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan Yang ada dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perzinahaan. (Qs.4:23)
5.      Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk kelangsungan
hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi haknya untuk memperoleh
harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi huku
slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat
primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).

E. Sumber Hukum Islam


Di dalam hukum islam rujukan-rujukan dan dalil telah ditentukan sedemikian rupa oleh
syariat, mulai dari sumber yang pokok maupun yang bersifat alternatif. Sumber tertib hukum Islam
ini secara umumnya dapat dipahami dalam firman Allah dalam QS. An-nisa: 59:
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara
kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia pada Allah (al quran)
dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kapada Allah dan hari akhir. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik (akibatnya)".(QS. An-nisa: 59)
Dari ayat tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam menjalankan hukum
agamanya harus didasarkan urutan:
1.      Selalu menataati Allah dan mengindahkan seluruh ketentuan yang berlaku dalam alquran.
2.      Menaati Rasulullah dengan memahami seluruh sunnah-sunnahnya
3.      Menaati ulil amri (lembaga yang menguasai urusan umat islam).
4.      Mengenbalikan kepada alquran dan sunah jika terjadi perbedaan dalam menetapkan hokum
Secara lebih teknis umat islam dalam berhukum harus memperhatikan sumber tertib hukum:
1.      Al Quran
2.      Sunah atau hadits Rasul
3.      Keputusan penguasa; khalifah (ekseklutif), ahlul hallli wal‘aqdi (legislatif), amupun qadli (yudikatif)
baik secara individu maupun masing- masing konsensus kolektif (ijma’)
4.      Mencari ketentuan ataupun sinyalemen yang ada dalam al quran kemmbali jika terjadi kontroversi
dalam memahami ketentuan hukum.
Dengan komposisi itu pula hukum islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1.      Dalil Naqli yaitu Al Quran dan as sunah
2.      Dalil Aqli yaitu pemikiran akal manusia

F. Kontribusi Umat Islam Dalam Perumusan Dan Penegakan Hukum Islam


Hukum islam ada dua sifat, yaitu:
1.      Al- tsabat (stabil), hukum islam sebagai wahyu akan tetap dan tidak berubah sepanjang masa
2.      At-tathawwur (berkembang), hukum islam tidak kaku dalam berbagai kondisi dan situasi sosial.
Dilihat dari sketsa historis, hukum islam masuk ke indonesia bersama masuknya islam ke
Indonesia pada abad ke 1 hijriyah atau 7/8 masehi. Sedangkan hukum barat baru diperkenalkan VOC
awal abad 17 masehi. Sebalum islam masuk Indonesia, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang
bermacam-macam sistemnya dan sangat majemuk sifatnya. Namun setelah islam datang dan menjadi
agama resmi di berbagai kerajaan nusantara, maka hukum islam pun munjadi hukum resmi kerajaan-
kerajaan tersebut dan tersebar menjadi hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Secara yuridis formal, keberadaan negara kesatuan Indonesia adalah diawali pada saat
proklamasi 17 Agustus 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 kemudian diakui berlakunya Undang-
Undang Dasar 1945. Pada saat itulah keinginan para pemimpin islam untuk kembali menjalankan
hukum islam bagi umat islam berkobar.
Dalam pembentukan hukum islam di indonesia, kesadaran berhukum islam untuk pertama
kali pada zaman kemeerdekaan adalah di dalam Piagam Jakarta 22 juni 1945 , yang di dalam dasar
ketuhanan diikuti dengan pernyataan “dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Tetapi dengan pertimbangan untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akhirnya
mengalami perubahan pada tanggal 18 Agustus 1945 yang rumusan sila pertamanya
menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Meskipun demikian, dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan, hukum islam telah
benar-benar memperoleh tempat yang wajar secara kontitusional yuridis.
Dengan demikian kontribusi umat islam dalam petrumusan dan penegakan hukum sangat
besar. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk penegakan hukum dalam praktek bermasyarakat
dan bernegara yaitu melalui proses kultural dan dakwah. Apabila islam telah menjadikan suatu
keebijakan sebagai kultur dalam masyarakat, maka sebagai konsekuensinyahukum harus ditegakkan.
Bila perlu “law inforcement” dalam penegakkan hukum islam dengan hukum positif yaitu melalui
perjuangan legislasi. Sehingga dalam perjaalananya suatu ketentuan yang wajib menurut islam
menjadi wajib pula menurut perundangan.

G. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia membutuhkan
pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam memperoleh kemajuan dan dinamika
kehidupannya. Setiap individu dan kelompok sosial memiliki kepentingan. Namun demikan
kepentingan itu tidak selalu sama satu saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal itu
mengandung potensi terjanya benturan daan konflik. Maka hal itu membutuhkan aturan main. Agar
kepentingan individu dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakan aturan main tersebut.
Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam yang dan menjadi pedoman setiap
pemeluknya.
Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga orientasi, yaitu:
a.       Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi sumber kebaikan,
b.      Menegakkan keadilan (iqamat al-‘adl),
c.       Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).
Orientasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka pendek dalam
kehidupan duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan kehidupan di akherat yang kekal abadi,
baik yang berupa hukum-hukum untuk menggapai kebaikan dan kesempurnaan hidup (jalbu al
manafi’), maupun pencegahan kejahatan dan kerusakan dalam kehidupan (dar’u al-mafasid). Begitu
juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan antara Allah dengan makhluknya maupun
kepentingan orientasi hukum itu sendiri.
Sedangkan fungsi hukum islam dirumuskan dalam empat fungsi, yaitu:
1.      Fungsi ibadah
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepadaKu". Maka dengan daalil ini fungsi ibadah tampak palilng
menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
2.      Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan kemungkaran).
Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun berorientasi membentuk mannusia
yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah kemungkaran.

3.      Fungsi zawajir (penjeraan)


Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia, tetapi juga
dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat jera dan takut melakukan kejahatan.

4.      Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)


Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan untuk menakut-
nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan pengorganisasian umat mrnjadi leboh
baik. Dalam literatur ilmu hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi enginering social.
Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang hukum tertentu
tetapi satu dengan yang lain juga saling terkait.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum hukum Islam berorientasi pada perlindungan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan
dan harta. Artinya hukum Islam bertujuan pada pemeliharaan agama, menjamin, menjaga dan
memelihara kehidupan dan jiwa, memelihara kemurnian akal sehat dan menjaga ketertiban keturunan
manusia serta menjaga hak milik harta kekayaan untuk kemaslahatan hidup umat manusia.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Sebagai umat Islam hendaknya memahami hukum Islam dengan baik, karena hukum ini mengatur
berbagai kehidupan umat manusia untuk mencapai kemaslahatan.
2.      Setiap manusia hendaknya menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia, karena hak ini sebagai dasar
yang melekat pada diri tiap manusia.
3.      Dalam mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh, baik dibidang hukum, hak dan kewajiban
asasi manusia, serta kehidupan berdemokrasi hendaknya berdasarkan prinsip-prinsip yang diajarkan
Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghani Abdullah, Pengantar Komopilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia
Jakarta, Gema Insani Press, 1994.
Dahlan Idhamy, Karakteristik Hukum Islam, Jakarta, Media Sarana Press, 1987
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001.
Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004.
http://blumewahabi.wordpress.com/2007/06/12/hukum-islam-di-indonesia-dulu-dan-
sekarang-2/
Hasby Asy-Shidiqiy, Falsafah Hukum Islam, Yogyakarta Bulan Bintang 1975.
http://kwalitaspemuda.com/pengertian-hukum-islam-tujuan-dan-sumbernya/
Ilyas, Muhtarom. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2009
Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta: GagasMedia 2004.
http://sovasakina.blogspot.com/2012/06/makalah-hukum-islam.html

Anda mungkin juga menyukai