Manajemen Syariah
Disusun oleh :
1. Azizah Zubaidah S
2. Dafa Faturachman
3. Diyah Anggraeni
4. Frengki Wijaya
5. Jelly Trisnawati
6. Khairunnisaa
Kelas B
TA. 2017/2018
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan........................................................................................................15
c. Daftar Pustaka..............................................................................................16-17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan dalam suatu organisasi atau kelompok memilii peranan penting
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk menjamin dan
mengusahakan agar semua pelaksanaan dapat berlangsung serta berhasil sesuai
dengan apa yang direncanakan diperlukan pengawasan agar tujuan tercapai
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam Islam, pengawasan lebih ditujukan
kepada kesadaran dalam diri sendiri tentang keyakinan bahwa Allah SWT.
Selalu mengawasi kita, sehingga takut untuk melakukan kecurangan. Dan juga
kesadaran dari luar, dimana ada orang lain yang mengawasi kinerja kita,
seorang pemimpin harus mampu mengawasi semua kinerja dari karyawanmya
agar tujuan dari sebuah organisasi dapat tercapai sebagaimana yang telah
direncanakan. Fungsi utama pengawasan ialah untuk memastikan setiap
pegawai yang memiliki tanggung jawab dapat melaksanakannya dengan sebaik
mungkin. Kinerja mereka dikontrol dengan sistem operasional dan prosedur
yang berlaku, sehingga kesalahan dan penyimpangan yang terjadi dapat di
atasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm.708.
5
2
Kadar Nurzaman, Manajemen Perusahaan. (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2013), hlm. 146-
158.
3
Ibid, hlm.160.
6
4
Ahmad Ibrohim Abu sinn, Manajemen syariah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hlm.181.
5
Muh. Zuhri, Potret Keteladanan Kiprah Politik Muhammad Rasulullah, (Yogyakarta: LESFI,
2004), hlm.61.
7
2. Pengawasan Perekonomian
Rasulullah saw sendiri yang langsung turun tangan memberi teladan bagi
semua umatnya, terutama bagi pelaku pasar. Beliau rela keluar masuk pasar
untuk melihat umatnya bertransaksi, bernegosiasi, berbisnis dan sebagainya.
Nabi selalu memberi penyuluhan, motivasi, dan yang terpenting lagi, beliau
tak henti-hentinya mendoakan umatnya.
Salah satu buktinya, pernah suatu hari, Nabi memasuki pasar, tepatnya
menuju ke stand-stand penjualan barang sembako. Tanpa diduga, tiba-tiba
Rasulullah mendekati seorang penjual gandum. Setelah sebentar menyapa,
beliau langsung memasukkan sebelah tangannya ke dalam tumpukan
gandum yang sedang dijual. Betapa terkejutnya beliau tatkala telapak
tangannya menyentuh bagian bawah tumpukan gandum yang telah basah.
Ini artinya, beliau menemukan kecurangan. Tatkala beliau tengah sibuk
dengan adanya kegiatan dakwah dan menerima banyak tamu atau delegasi
dari berbagai kerajaan di luar Madinah, Rasulullah saw tidak serta-merta
mengabaikan pengawasan pasar. Beliau justru menunjuk orang yang tepat
sebagai kepala dan wakil urusan ekonomi pasar. Dengan pengangkatan
Umar sebagai kepala pasar, bisa dikatakan, tidak pernah terjadi kasus
penipuan, penimbunan, pemalsuan, kebohongan dan praktek dhalim lainnya
yang muncul di pasar Madinah. Para pelaku pasar seperti penjual, pembeli,
tengkulak, agen, makelar, semua merasa takut dan menaruh hormat atas
kebijakan Umar. Bahkan, para kafilah atau pedagang importir yang masuk
ke Madinah, tidak ada yang berani menaikkan harga semau mereka, juga
tidak sembarangan memasok barang dalam jumlah besar melebihi
kebutuhan, sebab hal itu akan berakibat jatuhnya harga barang di dalam
negeri Madinah.6
6
http://www.taufiq.net201007pengawasan-pasar-nabawi.html dikutip pada hari Jum’at pada
tanggal 9 November 2018 pukul 21:34.
8
7
Abul fida’ bin Isma’il bin Umar bin Katsir al-Qursyi al-Dimasyqy, Tafsir Ibnu Katsir fi Tafsir al-
Qur’an al-Adhim, juz 3, (Mauqiu Majma' al Mulk littibaat al-Syarifah: dalam Software Maktabah
Samilah, 2005), hlm. 233.
8
Muhammad bin Muhammad al-Imady Abu Su’ud Tafsir Abi Su’ud fi al-Kitab Irsad Al-Aqlu as-
Salim Ila Mazaya, Al-Qur’an Al-Karim, juz 3, (Dar Al-Ihya’ al-Turas al-Araby dalam Software
Maktabah Samilah, 2005), hlm.110.
9
9
Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin farha al-Qurtuby abu Abdullah, Tafsir Al-Qurtuby Juz
13, (Mauqiut Tafaasir Dalam Software Maktabah Samilah, 2005), hlm. 17.
10
Abul fida’ bin Isma’il bin Umar bin Katsir al-Qursyi al-Dimasyqy, Tafsir Ibnu Katsir fi Tafsir
al-Qur’an al-Adhim, juz 7, (Mauqiu Majma' al Mulk littibaat al-Syarifah: dalam Software
Maktabah Samilah, 2005) hlm. 398.
10
11
M. Umer Chapra dan Habib Ahmed, Corporate Governance Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 101.
12
Mal An Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), hlm. 75.
13
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
utama, 2003), hlm. 68.
11
14
Hennie van Grunieng et al., Islamic Finance: The Regulatory Challenge (Singapura: John
Willey & Son, 2007), hlm. 28.
15
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2009), hlm. 590.
12
16
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001),
hlm. 50.
13
5. Dari segi kinerja bisa jadi tugas Dewan Pengawas Syariah lebih berat dari
dewan komisaris. Hal ini bisa dilihat dari jumlah rapat yang wajib dilakukan
oleh Dewan Pengawas Syariah dibandingkan oleh Dewan Komisaris. Dalam
Pasal 49 ayat 1 PBI-2009 disebutkan rapat Dewan Pengawas Syariah wajib
diselenggarakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Sedangkan
bagi dewan komisaris wajib diselenggarakan paling kurang 1 (satu) kali
dalam 2 (dua) bulan.17
17
Ibid, hlm. 50.
18
Didin Hafidhuddin, Manajemen Syaiah Dalam Praktik. (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm.
167.
14
19
http://said-iqbal.blogspot.com/2012/01/fungsi-pengawasan-dalam-islam.html dikutip pada hari
Jum’at tanggal 9 November 2018 pukul 06:40.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengawasan adalah merupakan proses kegiatan yang terus-menerus
dilaksanakan untuk mengetahui pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
kemudian di adakan penilaian serta mengoreksi apakah pelaksanaannya
sesuai dengan semestinya atau tidak. Selain itu Pengawasan adalah suatu
penilaian yang merupakan suatu proses pengukuran dan pembandingan dari
hasil-hasil pekerjaan yang nyata telah dicapai dengan hasil-hasil yang
seharusnya di capai. Dengan kata lain, hasil pengawasan harus dapat
menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan atau ketidak cocokan serta
mengevaluasi sebab-sebabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibrohim Abu sinn. 2006. Manajemen Syariah. Jakarta: Raja Grafindo.
Abul fida’ bin Isma’il bin Umar bin Katsir al-Qursyi al-Dimasyqy. 2005. Tafsir
Ibnu Katsir fi Tafsir al-Qur’an al-Adhim, juz 3. Mauqiu Majma' al Mulk
littibaat al-Syarifah: Dalam Software Maktabah Samilah.
Muhammad bin Muhammad al-Imady Abu Su’ud Tafsir Abi Su’ud fi al-Kitab
Irsad Al-Aqlu as-Salim Ila Mazaya. 2005. Al-Qur’an Al-Karim, juz 3. Dar Al-
Ihya’ al-Turas al-Araby Dalam Software Maktabah Samilah.
Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin farha al-Qurtuby abu Abdullah. 2005.
Tafsir Al-Qurtuby Juz 13. Mauqiut Tafaasir Dalam Software Maktabah
Samilah.
Abul fida’ bin Isma’il bin Umar bin Katsir al-Qursyi al-Dimasyqy. 2005. Tafsir
Ibnu Katsir fi Tafsir al-Qur’an al-Adhim, juz 7. Mauqiu Majma' al Mulk
littibaat al-Syarifah: Dalam Software Maktabah Samilah.
Hennie van Grunieng et al. 2007. Islamic Finance: The Regulatory Challenge.
Singapura: John Willey & Son.
Muhammad Ayub. 2009. Understanding Islamic Finance. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
http://said-iqbal.blogspot.com/2012/01/fungsi-pengawasan-dalam-islam.html
dikutip pada hari Jum’at tanggal 9 November 2018 pukul 06:40.