Disusun
Oleh:
Sultan Fajiran
Dosen Pengampu :
Nilawati, MA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah pada masa yang akan datang.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................7
B. Kritik dan Saran.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam: Buku Referensi Program Studi Ekonomi
Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 92.
1
1. Apa pengertian distribusi dalam Islam?
2. Apa sajakah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang distribusi?
3. Bagaimana tafsir Al-Qur’an tentang distribusi tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian dari ayat-ayat distribusi
2. Agar memahami ayat apa sajakah yang membahas tentang distribusi?
3. Agar mengetahui bagaimana tafsir Al-Qur’an tentang ayat-ayat distribusi
BAB II
2
PEMBAHASAN
2
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fungsi-fungsi-kegiatan.html?m=1,
24/10/2015.
3
Menurut bahasa adalah “wadh’u syaiin ‘ala mahaliha” yaitu meletakan sesuatu
pada tempatnya, konsep keadilan haruslah diterapkan dalam mekanisme pasar untuk
menghindarikecurangan yang dapat mengakibatkan kedzaliman bagi satu pihak.
Fiman Allah dalam surat al-Muthafifin ayat 1-3 yang artinya: “kecelakaan besarlah
bagi orang-orang curang, yang apabilamenerima takaran dari orang lain mereka
meminta dipenuhi, apabila mereka menakar untuk orang lain mereka kurangi”
3. Kejujuran dalam bertransaksi
Syariat islam sangat konsen terhadap anjuran dalam berpegang teguh
terhadap nilai-nilaikejujuran dalam bertransaksi. Firman Allah dalam surah al-
Ahzab ayat 70 dan 71:Maksudnya: "Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang tepat – benar (dalam
segala perkara). Supaya Ia memberi taufik denganmenjayakan amal-amal kamu,
dan mengampunkan dosa-dosa kamu.
َم ا َأَفاء ُهَّللا َع َلٰى َر ُسوِلِه ِم ْن َأْهِل اْلُقَر ٰى َفِلَّلِه َو ِللَّرُسوِل َو ِلِذ ي اْلُقْر َبٰى َو اْلَيَتاَم ٰى َو اْلَم َس اِكيِن َو اْبِن الَّس ِبيِل
ۚ َو الَّساِئِليَن َو الَّناِص ِريَن َو الَّس ِبيِل ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َو اْلُم ْؤ ِمِنيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِتۖ َو َك اَن َٰذ ِلَك َفْض َل ِهَّللا ُيْؤ ِتيِه َم ن َيَش اُء
َو ُهَّللا ُذ و اْلَفْض ِل اْلَعِظ يِم
Artinya:
"Tiada kewajiban atas orang-orang kota itu yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, dan tidak (pula kewajiban bagi mereka) terhadap orang-orang yang mempunyai
hubungan kerabat (dengan Rasulullah) dan (orang-orang) yang datang kepada rasul itu
agar diberikan suatu harta rampasan (perang), sedang tidak (pula kewajiban bagi mereka)
terhadap orang-orang yang (sejak dahulu) telah ada di kota itu, kecuali untuk keperluan-
keperluan tertentu, yaitu (hanya) bagi orang-orang miskin di antara mereka dan (yang
sedang dalam perjalanan) dan tidak bersegera kembali (ke tempat asal) nya."
3
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam: Jilid II, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), h.
93.
4
Pada ayat tersebut diterangkan bahwa harta fa‟i berasal dari orang kafir, seperti pada kasus
harta Bani Quraizhah, Bani Nadhir, penduduk Fadak dan Khaibar, kemudian diserahkan
kepada Allah dan Rasulullah SAW, digunakan untuk kepentingan publik, tidak dibagi-
bagikan kepada kaum muslimin. Diterangkan pembagian harta fa‟i untuk Allah, untuk
Rasulullah SAW, kerabat-kerabat Rasulullah SAW dari Bani Hasyim dan Bani Muththalib,
anak-anak yatim yang fakir, orang-orang miskin yang memerlukan pertolongan dan orang-
orang yang kehabisan perbekalan dalam perjalanan di jalan Allah. Setelah Rasulullah SAW
wafat, maka bagian Rasulullah SAW sebesar empat perlima dan seperlima dari seperlima
digunakan untuk keperluan orang-orang yang melanjutkan tugas beliau,
seperti pejuang dimedan perang, para da‘i dan baitul mal.4
Al-Qur‘an telah menetapkan langkah-langkah tertentu untuk mencapai pemerataan
pembagian kekayaan dalam masyarakat secara obyektif. Al- Qur‘an juga melarang adanya
bunga dalam bentuk apapun, disamping itu memperkenalkan hukum waris yang memberikan
batasan kekuasaan bagi pemilik harta untuk suatu maksud dan membagi kekayaannya
diantara kerabat dekat apabila meninggal. Tujuan dari hukum-hukum ini adalah untuk
mencegah pemusatan kekayaan kepada golongan-golongan tertentu. Selanjutnya langkah-
langkah positif yang diambil untuk membagi kekayaan kepada masyarakat yaitu dengan
melalui kewajiban mengeluarkan zakat, infaq dan pemberian bantuan kepada orang-orang
miskin dan yang menderita akibat pajak negara.5
4
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam: Buku Referensi Program Studi Ekonomi
Islam. op.cit. h.94
5
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam: Jilid II, op.cit., h. 94
5
Ada kumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Didapati kumpulan penafsiran dari
kalangan pakar tafsir mengenai kandungan surat At-Taubah ayat 9, di antaranya sebagaimana
berikut:
BAB III
PENUTUP
6
https://tafsirweb.com/3025-surat-at-taubah-ayat-9.html
6
A. Kesimpulan
Dalam rangka memahami distribusi pendapatan dalam perspektif Islam, penelitian ini
menyajikan analisis mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan, khususnya Surah
Al-Hashr ayat 7 dan Surah At-Tawbah ayat 60. Dari analisis ini, kesimpulan dapat ditarik
bahwa distribusi pendapatan dalam Islam berkaitan erat dengan prinsip-prinsip tauhid,
keadilan, dan kejujuran. Tauhid menegaskan eksklusivitas penyembahan kepada Allah, yang
membentuk dasar moralitas dan etika dalam transaksi ekonomi. Keadilan, seperti tercermin
dalam Surah Al-Hashr ayat 7, menggarisbawahi pentingnya adanya distribusi yang merata
dan seimbang dalam masyarakat, mencerminkan ketundukan seluruh alam semesta kepada
Sang Pencipta. Sementara itu, Surah At-Tawbah ayat 60 menunjukkan pentingnya ketulusan
iman dan kejujuran dalam bertransaksi serta peringatan terhadap bahaya kemunafikan. Oleh
karena itu, untuk memastikan distribusi pendapatan yang adil dan berkelanjutan, penting bagi
masyarakat Muslim untuk menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam kebijakan ekonomi yang diterapkan.
Berdasarkan analisis ayat-ayat Al-Qur'an, penelitian ini menyimpulkan bahwa distribusi
pendapatan dalam Islam berkaitan erat dengan prinsip-prinsip tauhid, keadilan, dan kejujuran.
Prinsip tauhid menegaskan eksklusivitas penyembahan kepada Allah, membentuk dasar
moralitas dalam transaksi ekonomi. Surah Al-Hashr ayat 7 menekankan perlunya distribusi
yang merata dalam masyarakat, mencerminkan ketundukan alam semesta kepada Sang
Pencipta. Sementara itu, Surah At-Tawbah ayat 60 memperingatkan tentang bahaya
kemunafikan dan menekankan pentingnya ketulusan iman dan kejujuran dalam bertransaksi.
Oleh karena itu, untuk memastikan distribusi pendapatan yang adil dalam konteks ekonomi
Islam, penting bagi masyarakat Muslim untuk mengamalkan dan memahami prinsip-prinsip
ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kebijakan ekonomi yang diterapkan.
B. Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah melakukan peningkatan dalam
pemahaman prinsip-prinsip ekonomi Islam, menggalakkan edukasi ekonomi Islam,
mendorong praktik zakat dan sedekah, serta melanjutkan penelitian lebih lanjut untuk
memperkuat dasar kebijakan distribusi pendapatan yang berfokus pada keadilan dan
keberlanjutan dalam konteks ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
7
Ash Shadr, Muhammad Baqir, Buku Induk Ekonomi Islam: Iqtishaduna, Cet. 1, Jakarta,
Zahra, 2008.
Hamka, Tafsir Al Azhar Juz III, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1982.
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam: Jilid II, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an
Volume 2, Jakarta, Lentera Hati, 2011.