Anda di halaman 1dari 19

Prinsip Distribusi Pendapatan Pada Produksi Menurut Islam

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mikro Ekonomi Islam
Dosen Pengampu:
Choiril Anam, MEI

Disusun Oleh:
1. Uswatun Chasanah 21401040
2. Fatma Dwi Puspitasari 21401100
3. M. Samsul Ma’arif 21401140

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM


JURUSAN EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga makalah dengan judul “Prinsip Distribusi Pendapatan


Pada Produksi Menurut Islam” ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami juga berharap lebih agar makalah ini dapat
dipraktekkan para pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang
memberikan arahan serta pihak yang telah membantu menelaah sumber-sumber materi
dalam penyusunan makalah ini serta para pembaca yang memberikan kritik dan saran
pada penyusun makalah ini.

Kediri, 10 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
A. Pengertian Distribusi Dalam Islam .................................................................... 3
B. Sektor-Sektor Distribusi Pendapatan ................................................................ 4
1. Distribusi Pendapatan Sektor Rumah Tangga ............................................. 5
2. Distribusi Pendapatan Sektor Negara ........................................................... 7
3. Distribusi Pendapatan Sektor Industri .......................................................... 9
C. Prinsip-Prinsip Distribusi Pendapatan Dalam Islam ....................................... 9
D. Tujuan Distribusi Dalam Islam ........................................................................ 12
BAB III .......................................................................................................................... 14
PENUTUP ..................................................................................................................... 14
1. Kesimpulan......................................................................................................... 14
2. Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu untuk
mensejahterakan dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan
mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum. Bila
hal itu terbaikan, maka akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat,
yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin.
Islam menuntun agar manusia berupaya menjalani hidup secara
seimbang, memperhatikan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Sebagai prasyarat kesejahteraan hidup di dunia adalah bagaimana sumber-
sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan benar dalam
kerangka Islam.
Distribusi merupakan salah satu aktivitas perekonomian manusia, di
samping produksi dan konsumsi. Sebagai salah satu aktivitas perekonomian,
distribusi menjadi bidang kajian terpenting dalam perekonomian. Distribusi
menjadi posisi penting dari teori mikro dan makro Islam sebab pembahasan
dalam bidang disribusi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi
belaka, tetapi juga aspek sosial dan politik sehingga menjadi perhatian bagi
aliran pemikir ekonomi Islam dan Konvensional sampai saat ini.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas bisa dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian distribusi dalam Islam ?
2. Apa sektor-sektor distribusi pendapatan ?
3. Apa saja prinsip-prinsip distribusi pendapatan dalam Islam ?
4. Apa tujuan distribusi dalam Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian distribusi dalam Islam.

1
2. Untuk mengetahui apa sektor-sektor distribusi dalam Islam.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip distribusi pendapatan dalam
Islam.
4. Untuk mengetahui apa tujuan distribusi dalam Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Distribusi Dalam Islam
Distribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta yang
ada, baik dimiliki oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak yang berhak
menerima yang ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan syariat. Fokus dari distribusi pendapatan dalam Islam adalah
proses pendistribusiannya. Secara sederhana bisa digambarkan, kewajiban
menyisihkan sebagian harta bagi pihak surplus (berkecukupan) diyakini sebagai
kompensasi atas kekayaannya dan di sisi lain merupakan insentif (perangsang)
untuk kekayaan pihak defisit (berkekurangan).
Titik berat dalam pemecahan permasalahan ekonomi adalah bagaimana
menciptakan mekanisme distribusi ekonomi yang adil di tengah msyarakat.
Distribusi dalam ekonomi Islam mempunyai makna yang lebih luas mencakup
pengaturan kepemilikan, unsur-unsur produksi, dan sumber-sumber kekayaan.
Dalam ekonomi Islam diatur kaidah distribusi pendapatan, baik antara unsur-
unsur produksi maupun distribusi dalam sistem jaminan sosial.1
Distribusi secara eksplisit telah dijelaskan Allah SWT. dalam Al-Qur’an
sebagai berikut :
1. Q.S Al-Baqarah : 3
﴾٣﴿ ‫ب َويُقِيْ ُم ْو َن الصَّل وةَ َو ِم َّما َر َزقْن ُه ْم يُنْفِقُ ْو َن‬
ِ ْ‫الَّ ِذيْ َن يُؤْ ِمنُ ْو َن ِبالْغَي‬
Artinya :
“(Yaitu)mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan
sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka,”
2. Q.S Al-Hasyr : 7

‫لِلَف َولِل َّرسُ ْو ِل َولِذِى الْقُ ْربى‬ ِ ‫ّٰللا عَلى َرسُ ْولِ ِه ِم ْن َا ْه ِل ا ْل ُقرى َ ِ ه‬ ُ ‫َمآ اَفَآ َء ه‬
‫اال ْغنِيَآ ِء ِمنْكُ ْۗ ْم‬
َ ْ ‫َوالْيَتمى َوالْ َمس ِكيْ ِن َوابْ ِن السَّ ِبيْ ِۙ ِل كَ ْي الَيَك ُْو َن د ُْولَةً بَيْ َن‬
1 Norhadi https://pa -sampit.go.id/distribusi-dalam-
islam/#:~:text=Distribusi%20dalam%20ekonomi%20 Islam%20mempunyai,distribusi%20dalam%20siste
m%20jaminan%20sosial diakses pada 7 april 2023.

3
َ‫ّٰللا‬ َ‫َو َمآ اتكُمُ ال َّرسُ ْو ُل فَ ُخذُ ْوهُ َو َما نَهكُ ْم عَنْهُ فَانْتَ ُه ْوا َواتَّقُ ْۗ ه‬
‫وّٰللا اِ َّن ه‬
﴾۷﴿ ِ‫شَ ِديْدُ الْ ِعقَاب‬
Artinya :
“Apa saja harta rampasan (fa’i)yang diberikan Allah kepada Rasul-
Nya (yang berasal)dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk
Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin,
dan untuk orang-orang dalam perjalanan, agar harta itu jangan
hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di anatara kamu.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.”

Adapun maksud distribusi ditinjau dari segi bahasa adalah proses


penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan, diantaranya sering kali
melalui perantara. Definisi ini dikemukakan oleh Collins, yang mana definisi
tersebut memiliki kajian yang sempit apabila dikaitkan dengan topik kajian
dalam tulisan ini. Hal ini disebabkan definisi tersebut cenderung mengarah pada
perilaku ekonomi yang bersifat individual. Tapi dari definisi tersbeut juga dapat
ditarik perpaduan, yaitu dalam distribusi terdapat sebuah proses pendapatan dan
pengeluaran dari sumber daya yang dimiliki oleh negara.

Adapun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan Islam


ialah peningkaytan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi kekayaan
dapat ditingkatkan. Dengan demikian, kekayaan yang ada dapat melimpah
secara merata dan tidak hanya beredar di antara golongan tertentu saja. 2

B. Sektor-Sektor Distribusi Pendapatan


Terdapat tiga bentuk sektor-sektor distribusi pendapatan, yaitu: sektor
rumah tangga yang berbasis sebagai kgiatan produksi, sektor negara dan sektor
industri, yang akan dijelaskan dibawah ini:

2Madnasir, Distribusi Dalam Sistem Ekonomi Islam,Jurnal Muqtasid : Perniagaan Online Syariah,
Vol.2, No.1, Juli, 2011, 58-59.

4
1. Distribusi Pendapatan Sektor Rumah Tangga
Nilai-nilai islam merupakan faktor endogen dalam rumah tangga
muslim. Seluruh kegiatan ekonomi didalamnya harus berland askan
nilai-nilai islam. Yang dimulai dari proses produksi, konsumsi,
transaksi, dan investasi. Aktivitas tersebut kemudian menjadi muara
bagaimana seorang muslim melaksanakan proses distribusi
pendapatan yang dimiliki.
Distribusi pendapatan ini dalam konteks rumah tangga tidak akan
terlepas dari shadaqah. Shadaqah dalam konteks terminology Al-
Qur’an bisa dipahami dalam dua aspek, yaitu: shadaqah wajibiah dan
shadaqah nafilah. Berikut ini penguraian dari bentuk-bentuk
distribusi pendapatan pada sector rumah tangga yakni:
Pertama, shadaqah wajibah yang bisa diartikan sebagai bentuk-
bentuk pengeluaran rumah tangga yang memiliki kaitan dengan
instrument distriusi pendapatan berbasis kewajiban. Untuk kategori
ini bisa berarti kewajiban seseorang sebagai muslim dengan muslim
lainnya, seperti:

a) Nafkah, yaitu kewajiban untuk menyediakan kebutuhan yang


diberikan kepada orang-orang yang menjadi tanggungannya.
b) Zakat,merupakan kewajiban seorang muslim untuk
menyisishkan sebagian hartanya, untuk nantinya akan
didistribusi kepad pihak yang berhak menerimanya.3
c) Waris, yaitu pembagian harta yang ditinggalkan oleh orang
yang sudah meninggal kepada ahli warisnya.
Kedua, shadaqah nafilah (sunnah) yang berarti bentuk-bentuk
pengeluaran rumah tangga yang berkaitan dengan instrument
distribusi pendapatan berbasis amalan sunat, seperti:

3 Muhammad Zen. Zakat Sebagai Distribusi Pendapatan Ekonomi Islam. Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis
Islam. Vol.1 No.1 (2014) hlm.66 http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/view/164 (Diakses
pada tanggal 8 April 2023)

5
a) Infak, yaitu sedekah yang diberikan kepada orang lain jika
kondisi keuangan rumahtangganya sudah melebihi batas
kebutuhan dasarnya.
b) Aqiqah, yakni kegiatan pemotonngan kambing untuk anak
yang dilahirkannya, ketentuannya dua ekor untuk anak
laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.
c) Wakaf, yakni menahan harta milik guna diambil
manfaatnya untuk kepentingan umum sesuai dengan
ajaran islam.
Ketiga, hudud (hukuman) adalah instrument yang besifat
aksidental dan merupakan konsekuensi dari berbagai tindakan.
Atau dengan kata lain, instrumen ini tidak bisa berdiri sendiri,
tanpa adanya tindakan illegal yang dilakukan sebelumnya, di
antaranya adalah:
a) Kafarat, yakni tebusan terhadap dosa yang dilakukan oleh
seorang muslim, misalnya melakukan hubungan suami
istri pada siang hari di bulan Ramadhan. Salah satu pilihan
dari hukuman yang diberikan adalah memberi makan fakir
miskin sebanyak 60 orang.
b) Dam/diyat, yakni tebusan atas tidak dialkukannya suatu
syarat dalam pelaksanaan ibadah, seperti tidak
melaksanakan puasa tiga hari pada saat melaksanakan
ibadah haji.
c) Nazar, yakni perbuatan untuk menafkahkan atau
mengorbankan sebagian harta yang dimiliki untuk
mendapatkan keridhaan allah SWT. Atas keberhasilan
mencapai sesuatau yang diinginkannya.
Dari uraian di atas, yang menjadi penekanan dalam
konsep distribusi pendapatan adalah adanya hak Allah Swt dan
Rasul-Nya serta muslim lainnya dari setiap pendapatan seorang
muslim. Hal ini juga diarahkan sebagai bentuk takaful ijtima’I

6
(jaminan sosial) seorang muslim dengan keluarga dan dengan
orang lain, sehingga menjamin tidak terjadinya ketidak
seimbangan pendapatan.4
Berbeda dengan ajaran ekonomi manapun, ajaran Islam
dalam menegaskan bahwa distribusi pendapatan rumah tangga
ada skala prioritas harus diperhatikan. Indikator kebutuhan dan
Batasan yang mendasari distribusi pendapatan dalam islam
adalah maqasid al-syariah. Secara umum tujuan syariat islam itu
adalah mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat,
secara berurutan tingkatankemaslahhatan itu ada tiga yaitu
dharuriyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat.
Dari seluruh kepemilikan asset, pertama yang harus
dikeluarkan atau didistribusikan adalah kebutuhan keluarga. Jika
masih surplus dahulukan membayar uang. Kemudian, dari sisa
asset yang ada, skala yang harus diprioritaskan adalah
membayarkan zakat ketika aset tersebut sudah memenuhi syarat,
baik nisab maupun haulnya. Sedangkan pendistribusian lain
seperti infaq, udhiyah, wakaf, dan lain-lain, dilakukan setelah
terpenuhinya kewajiban-kewajiban. Pelaksanaannya sepenuhnya
diserahkan kepada keleluasaan setiap muslim.
2. Distribusi Pendapatan Sektor Negara
Prinsip-prinsip ekonomi yang dibangun di atas nilai moral islam
mencanangkan kepentingan distribusi pendapatan secara adil. Sarjana
muslim banyak membicarakan objektivitas perekonomian berbasis
islam pada level negara terkait dengan penjaminan level minimum
kehidupan bagi mereka yang berpendapat di bawah kemampuan
pemenuhan kebutuhan dasar. Negara wajib bekerja untuk
meningkatkan kesejahteraan materi bgi lingkungan sosial maupun

4Anita Rahmawaty. Distribusi dalam Ekonomi Islam Upaya Pemerataan Kesejahteraan Melalui Keadilan
Distribusi. Jurnal Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Kudus. Vol.1 No.1 (2013) hlm.12
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/198/pdf (Diakses pada tanggal 8 April
2023)

7
individu dengan memaksimalkan pemanfaatan atas sumber daya
yang tersedia. Karena itu, negara wajib mengeluarkan kebijakan yang
mengupayakan stabilitas ekonomi, pembangunan sosial ekonomi,
pertumbuhan ekonomi yang merata dan lain sebgainya. Negara juga
bertanggung jawab atas manajemen kepemilikan public yang
pemanfaatannya diarahkan untuk seluruh anggota masyarakat. Dalam
pengelolaan sumber daya, negara harus mampu mendstribusikan
sumber daya yanga ada dengan baik. Artinya, kesempatan tidak
hanya diberikan kepada sekelompok tertentu saja. Kebijakan
distribusi menganut kesamaan dalam kesempatan kerja, pemerataan
kesejahteraan dan pemanfaatan lahan yang menjadi hak publik,
pembelaan kepentingan ekonomi untu kelompok miskin, menjaga
keseimbangan sosial dan investasi yang adil dan merata. 5
Ajaran islam memberikan otoritas kepada pemerintah dalam
mengatur pendapatan dan pengeluaran negara. Pemerintah diberikan
kewenangan mengatur pendapatan dan pengeluaran negara.
Pemerintah diberikan kewenangan mengatur pendapatan negara
melalui penarikan pajak BUMN dan sebagainya. Disamping itu
pemerintah juga diberikan kewenangan untuk membelanjakan
anggaran untk kepentingan bangsa dan negara misalnya, pemberian
subsisdi, pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya. Semua
keistimewaan tersebut harus diarahkan untuk mememnuhi
kepentingan bangsa dan negara.
Kebijakan ekonomi politik diarahkan untuk melayani
kepenntingan individu dan umum sekaligus. Model ini memfkuskan
kepada keseimbangan, dan harmonisasi kedua kepentingan tersebut.
Kebijakan politik ekonomi islam juga melayani kesejahteraan
materiil dan kebutuhan sepiritual. Aspek ekonomi politik islam yang
dilakukan oleh para penguasa adalah dalam rangka mengurusi dan
5Ummi Kalsum. Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam. Jurnal Studi Ekonomi dan
Bisnis Islam. Vol.3 No.1 (2018).hlm. 50 https://ejournal.iainkendari.ac.id/lifalah/article/view/1187
(Diakses pada tangga l 6 April 2023)

8
melayani umat. Seperti yang dinyatakan dalam kaidah fiqih “
Tindakan seorang penguasa terhadap rakyatnya harus senantiasa
mengacu kepada kemaslahatan”
3. Distribusi Pendapatan Sektor Industri
Distribusi pendapatan sektor industri terdiri dari mudharabah,
musyarakah, upah maupun sewa. Mudharabah merupakan bentuk
kerjasama antara pihak pemodal (shohibul maal) dengan pengusaha
(mudharib) dengan sistem bagi hasil. Pemodal, sebagai pihak yang
mempunyai kelebihan harta namun, tidak punya kesempatan ataupun
waktu untuk mengembangkan hartanya. Ia mendistribusikan sebagian
kekayaanya kepada pengusaha dala bentuk investasi jangka pendek
ataupun jangka panjang secara mudharabah (bagi hasil). Musyarakah
merupakan kerja sama beberapa pemodal dalam mngelola suatu
usaha dengan sistem bagi hasil. Distribusi kekayaan seperti ini
merupakan bentuk distribusi dalam bentuk investasi , baik jangja
pendek maupun jangka panjang. Dengan berhimpunnya beberapa
pemodal dalam mendirikan suatu prusahaan seperti PT ataupun CV
tentu akan memberikan peluang kepada masyarakat menjadi tenaga
kerja pada perusahaan tersebut dan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mendapat pendapatan dalam bentuk upah/gaji. Di
samping itu, rumah tangga yang mempunyai lahan ataupun bangunan
yang digunakan perusahaan juga akan mendapatkan pendapatan
dalam bentuk sewa.
C. Prinsip-Prinsip Distribusi Pendapatan Dalam Islam
Pada dasarnya selama ini prinsip distribusi secara umum bisa dibilang
belum berhasil memberikan pemerataan kepada seluruh lapisan masyarakat,
terutama kelas bawah dan menengah, membenarkan prinsip distribusi umum
hanya untuk menguntungkan sebagian orang saja dalam distribusi tersebut.
Berikut adalah beberapa prinsip distribusi secara umum:6

6Nasution Edwin Mustafa, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia GROUP,
2015), hlm. 131

9
1. Tidak ada larangan riba dan gharar.
2. Mekanisme distribusi dibiarkan berjalan sendiri tanpa keuntungan
apapun.
3. Dapat menumpuk kekayaan.
Sistem ekonomi yang berdasarkan Islam berharap dalam hal distribusi
harus didasarkan pada dua simpul, yaitu simpul kebebasan dan kepemilikan
yang adil.7 Proses distribusi ekonomi Islam yang lahir dalam QS Al-Hasyr (59)
memiliki beberapa prinsip: 7 artinya “agar harta itu jangan hanya beredar di
antara golongan kaya diantara kamu”, prinsip tersebut memiliki beberapa
makna, yaitu:8
1. Tidak ada riba dan gharar
Secara terminologi, riba didefinisikan sebagai melebih-lebihkan
keuntungan salah satu pihak atas pihak lain dalam transaksi jual beli, tukar
menukar barang dengan tanpa imbalan atas melebihkan suatu keuntungan
tersebut. Larangan riba merupakan perkara penting dalam ekonomi Islam,
karena dalam Al-Qur'an telah dijelaskan larangan riba. Riba mempengaruhi
dua hal dalam pendistribusiannya, yaitu yang pertama menyangkut distribusi
pendapatan antara bankir dengan masyarakat umum dan nasabah tertentu
serta kaitannya dengan bunga bank. Kedua munculnya riba menyangkut
distribusi pendapatan di antara berbagai kelompok masyarakat.
2. Distribusi yang adil
Keadilan distributi adalah ketidakberpihakan pada satu pihak atau
kelompok tertentu dalam hal meyalurkan ekonomi, sehingga menciptakan
kondisi yang adil.
3. Larangan menumpuk harta
Islam membolehkan hak atas kepemilikan pribadi, tetapi bukan
penumpukan harta benda kepemilikan pribadi hingga terjadinya
penimbunan yang dapat mempengaruhi faktor sosial dan perekonomian,
seperti timbulnya tidak pemerataan ekonomi masyarakat serta kurangnya
7Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), hlm. 47
8Zainuddin Ahmad, Kemiskinan Dan Pemerataan Pendapatan, (Jogjakarta:Dana Bakti Prima Yasa,
1998), hlm. 7

10
kesadaran akan kebutuhan orang lain yang tergolong perekonomiannya
menengah kebawah. Karena penumpukan harta yang berlebihan
bertentangan dengan kepentingan publik, hal itu menyebabkan runtuhnya
prinsip sosial dan munculnya kelas-kelas yang mementingkan diri sendiri.
Selain itu, penumpukan harta yang berlebihan melemahkan daya beli
masyarakat dan menghambat mekanisme operasi pasar yang adil karena
aset tidak tersebar di masyarakat.
Namun secara garis besar menurut hukum Islam, prinsip ekonomi dalam
kegiatan distributif dibagi menjadi beberapa unsur, yaitu :
1. Prinsip penggunaan
Segala sesuatu diciptakan oleh Allah untuk penggunaan dan
pelayanan manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat
An-Nahl ayat 116 :
ِ‫اّلل‬
ٰ ‫َتْوا َعلَى‬ ِ َ ‫ْسَن تُ ُك ْم الْ َك ِذ‬
ِ ‫ف اَل‬ ِ َ‫والَتَ ُقولُوا لِمات‬
ُ َ ‫ب ٰه َذا َح ٰللٌ َّو ٰه َذا َح َرامٌ لَت ْف‬ ُ ‫ص‬ َ ْْ َ
َۗ
﴾١١٦﴿ ‫ب الَيُ ْفلِ ُح ْو َن‬ َ ‫اّللِ الْ َك ِذ‬
ٰ ‫َتْو َن عَلَى‬َُ ‫ب اِ َّن الَّ ِذيْ َن يَ ْف‬َ ‫الْ َك ِذ‬
Artinya :
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-
sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini Halal Ini Haram”, untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan
beruntung.”
2. Prinsip abad pertengahan
Islam memang mengajarkan kita untuk menyukai cara tengah dan
tidak berlebihan pula
3. Mengutamakan persaudaraan dan persatuan
Dalam masyarakat Islam, tidak ada kelas yang saling
bertentangan antara kaya dan miskin. Terlepas dari ketidaksetaraan
kekayaan, masyarakat Islam tidak terbagi dalam perseteruan atas
perbedaan ntara si kaya dan si miskin.

11
4. Pengembangan moral dan material
Dengan mendorong seseorang untuk menggunakan kekayaan
mereka untuk membayar zakat dan sedekah, Islam mendorong
semangat pengorbanan, kebajikan, kebaikan dan kerja sama.
D. Tujuan Distribusi Dalam Islam
Ekonomi Islam memiliki sistem distribusi untuk mencapai berbagai tujuan
yang mencakup semua bidang kehidupan, distribusi dibagi menjadi empat
bagian, antara lain:9
1. Tujuan dakwah
Di sini dakwah berarti mendakwahkan Islam dan mendekatkan hati
kepada Allah. Misalnya, bagian muallaf dalam zakat. Muallaf dapat
diartikan sebagai orang kafir yang diharapkan masuk Islam.
2. Tujuan pendidikan
a) Pendidikan kebajikan seperti suka memberi sedekah, hadiah , dan
mengutamakan orang lain
b) Menghindari perilaku buruk seperti kekikiran dan keegoisan
3. Tujuan Sosial
a) Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan dan membuka
prinsip solidaritas dalam masyarakat Muslim.
b) Memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang antara individu dan
kelompok orang.
c) Menghilangkan akar penyebab kebencian sosial yang akan
berdampak pada tercapainya keamanan dan ketentraman masyarakat.
d) Keadilan distributif, meliputi pendistribusian sumber-sumber
kekayaan.
4. Tujuan Ekonomi
a) Pengembangan dan mensucikan harta, karena ketika seorang pemilik
harta membelanjakan sebagian hartanya kepada orang lain, baik itu
infak wajib maupun sunnat, maka mendorongnya untuk
menginvestasikan hartanya agar tidak habis karena telah zakat.

9 Madnasir. 2010. “Distribusi Dalam Islam”. Volume 2, No. 1, Januari 2010

12
b) Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan
melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi permintaan aset atau
mepersiapkan realisasinya.
c) Ikut serta dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat
kesejahteraan ekonomi berhubungan dengan tingkat konsumsi, dan
tingkat konsumsi tidak hanya berhubungan dengan bentuk
pendapatan, tetapi juga berhubungan dengan distribusi pendapatan
setiap individu masyarakat.
Secara garis besar, tujuan nilai-nilai Islam dalam kegiatan distribusi
adalah sebagai berikut:10
1. Pemenuhan falah merupakan tujuan Islam bagi setiap manusia dan
mencakup aspek kehidupan manusia yang utuh dan menyeluruh.
2. Distribusi yang adil dan merata melalui lembaga zakat dan sedekah,
hukum waris dan wasiat, penghapusan bunga, larangan perolehan
kekayaan dengan cara yang haram dan larangan penimbunan.
3. Terjaminnya kebutuhan dasar adalah menjamin terpenuhinya
kebutuhan dasar setiap orang yang membutuhkan melalui sistem
jaminan sosial yang sehat.
4. Menjunjung tinggi keadilan sosial berarti jika semua ajaran
ekonomi Islam dilaksanakan, maka distribusi ekonomi akan
terpenuhi dengan sendirinya.

10 Anita Rahmawati. 2013. “Distribusi dalam Ekonomi Islam”. Volume 1, No. 1, Juni 2013

13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Distribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta
yang ada, baik dimiliki oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak
yang berhak menerima yang ditunjukkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan syariat. Distribusi dalam
ekonomi Islam mempunyai makna yang lebih luas mencakup pengaturan
kepemilikan, unsur-unsur produksi, dan sumber-sumber kekayaan.
Adapun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan Islam
ialah peningkaytan dan pembagian bagi hasil kekayaan agar sirkulasi
kekayaan dapat ditingkatkan.
Terdapat tiga bentuk sektor-sektor distribusi pendapatan, yaitu:
sektor rumah tangga yang berbasis sebagai kgiatan produksi, sektor
negara dan sektor industri. Distribusi pendapatan dalam konteks rumah
tangga tidak akan terlepas dari shadaqah. Shadaqah dalam konteks
terminology Al-Qur’an bisa dipahami dalam dua aspek, yaitu: shadaqah
wajibiah dan shadaqah nafilah. Dalam distribusi pendapatan sector
negara, negara wajib mengeluarkan kebijakan yang mengupayakan
stabilitas ekonomi, pembangunan sosial ekonomi, pertumbuhan ekonomi
yang merata dan lain sebagainya. Distribusi pendapatan sektor industri
terdiri dari mudharabah, musyarakah, upah maupun sewa.
Beberapa prinsip distribusi dalam Islam yaitu tidak ada riba dan
gharar, distribusi yang adil, larangan menumpuk harta. Secara garis
besar menurut hukum Islam, prinsip ekonomi dalam kegiatan distributif
dibagi menjadi beberapa unsur yaitu prinsip penggunaan, prinsip abad
pertengahan, menggunakan prinsip persaudaraan dan persatuan , serta
pengembangan moral dan material. Ekonomi Islam memiliki sistem
distribusi untuk mencapai berbagai tujuan yang mencakup semua bidang
kehidupan

14
2. Saran
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam memahami materi-materi yang telah di uraikan di atas. Dengan
berbagai keterbatasan sumber dan bahan yang dikumpulkan, sehingga
tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan. Oleh karenanya, kritik
dan saran sangat kami perlukan agar kedepannya dalam menyusun karya
tulis ilmiah yang lain dapat meminimalisir kesalahan. Sebagai
pertimbangan, penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari
berbagai literatur lain demi melengkapi materi terkait yang belum secara
sempurna di bahas dalam makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zainuddin. 1998. Kemiskinan Dan Pemerataan Pendapatan. Jogjakarta:Dana


Bakti Prima YasaMadnasir. 2010. Distribusi Dalam Islam. Volume 2, No. 1

Kalsum ,Ummi. 2018. Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam.
Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.3 No.1
https://ejournal.iainkendari.ac.id/lifalah/article/view/1187 (Diakses pada tanggal
6 April 2023)

Madnasir. 2011. Distribusi Dalam Sistem Ekonomi Isla..Jurnal Muqtasid : Perniagaan


Online Syariah, Vol.2. No.1.

Mustafa, Nasution Edwin. 2015. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:


Prenadamedia GROUP.

Norhadi.https://pa-sampit.go.id/distribusi-dalam-
islam/#:~:text=Distribusi%20dalam%20ekonomi%20Islam%20mempunyai,distr
ibusi%20dalam%20sistem%20jaminan%20sosial diakses pada 7 april 2023.

Qardhawi, Yusuf. 2001. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Rahmawaty, Anita. 2013 . Distribusi dalam Ekonomi Islam Upaya Pemerataan


Kesejahteraan Melalui Keadilan Distribusi. Jurnal Ekonomi Syariah
Pascasarjana IAIN Kudus. Vol.1 No.1
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/198/pdf
(Diakses pada tanggal 8 April 2023)

Rahmawati, Anita. 2013. Distribusi dalam Ekonomi Islam. Volume 1, No. 1

Zen ,Muhammad. 2014. Zakat Sebagai Distribusi Pendapatan Ekonomi Islam. Jurnal
Studi Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.1 No.1
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/view/164 (Diakses pada
tanggal 8 April 2023)

16

Anda mungkin juga menyukai