Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INSTRUMEN PEMBIAYAAN SYARI'AH BAGI EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM


Dosen Pengampu :
Nur Rahcmat Arifin, M.SE.I

Disusun Oleh : kelompok

Nur Hasanah 98

Riska Nur Rohmah

Siti Nur Kholisah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS ISLAM
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji
bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu/bapak pengampuyaitu Nur
Rahcmat Arifin, M.SE.I yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung
kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “INSTRUMEN PEMBIAYAAN
SYARI'AH BAGI EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM” dan juga terima kasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil,
terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian.

Kraksaan, 06 juli 2021


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB 1..............................................................................................................................................5

PENDAHULUAN...........................................................................................................................5

A. LatarBelakang...................................................................................................................5

B. RumusanMasalah..............................................................................................................6

C. Tujuan Masalah.................................................................................................................6

BAB II..............................................................................................................................................7

PEMBAHASAN..............................................................................................................................7

A. Zakat..................................................................................................................................7

B. Pajak................................................................................................................................10

C. Wakaf...................................................................................................................................11

D. Sukuk....................................................................................................................................12

E. kebijakan Utang Publik.......................................................................................................12

F. Pengelolaan Aset Strategi...................................................................................................13

BAB III..........................................................................................................................................16

PENUTUP......................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pembangunan ekonomi perspektif Islam adalah pembangunan manusia secara utuh bukan
sekedar kebutuhan jasmani, tetapi lebih dari itu adalah pembangunan mental spritual. Pandangan
Islam terhadap pembangunan ekonomi difokuskan pada (a) kemaslahatan umat manusia dari
kepunahan; (b) sumber daya manusia (SDM yang baik, mencerminkan Sumber Pendapatan yang
Halal (SPH); (c) menjaga dan memelihara ekosistem alam dari kerusakan; (d) pemanfaatan lahan
secara maksimal dan membayar pajak kepada negara. Hasil interprestasi menunjukkan, bahwa
pesan al-Qur’an tentang pembangunan ekonomi perspektif Islam belum banyak mendapat
perhatian terutama pada negara-negara Islam. Salah satu indikator pembangunan yang dijelaskan
adalah tingkat ketimpangan dan kemiskinan yang melanda berbagai Negara Sedang
Berkembang. Beberapa solusi yang perlu mendapat perhatian yaitu (1) kurangi belanja rutin, dan
menambah kuantitas fiskal; (2) pembangunan ekonomi lebih diarahkan pada peningkatan
kualitas pembangunan dipedesaan; (3) ketersediaan lapangan kerja dan peningkatan SDM sektor
pertanian.
Peran ekonomi Islam dalam ekonomi Indonesia khususnya ekonomi rakyat pada dasarnya
memiliki posisi yang cukup penting, terutama ketika melihat mayoritas penduduknya Indonesia
adalah muslim (88,8 %). Dari jumlah yang sangat besar tersebut, umat Islam memiliki potensi
besar untuk berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun sebaliknya, dengan
jumlah yang mayoritas umat Islam akan menjadi beban untuk Indonesia, jika tidak dikelola
dengan baik, terutama disebabkan oleh banyaknya penduduk miskin yang sebagian besar adalah
muslim.
Sistem keuangan Islam yang berpihak pada kepentingan kelompok mikro sangat penting.
Berdirinya bank syari‟ah yang terus mengalami perkembangan pesat membawa andil yang
sangat baik dalam tatanan sistem keuangan di Indonesia. Peran ini tentu saja sebagai upaya untuk
mewujudkan sistem keuangan yang adil. Oleh karenanya, keberadaannya perlu mendapat
dukungan dari segenap lapisan masyarakat muslim.
Bagaimanapun, lembaga keuangan bank, memiliki sistem dan prosedur yang baku
sehingga tidak mampu menjangkau masyarakat lapis bawah dan kelompok mikro. Dengan
prosedur yang panjang dan terkesan rumit, pengusaha mikro dan sektor informal tidak dapat
mengakses sumber pendanaan dari bank. Sehingga potensi besar yang dimiliki oleh sektor mikro,
tidak berkembang.

B. RumusanMasalah
1. bagaimana definisi zakat ?
2. Bagaimana definisi pajak ?
3. Bagaimana definisi wakaf ?
4. Bagaimana definisi sukuk ?
5. Bagaimana kebijakan utang public ?
6. Bagaimana pengelolaan aset strategi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi zakat !
2. Untuk mengetahui definisi pajak !
3. Untuk mengetahui definisi wakaf !
4. Untuk mengetahui definisi sukuk !
5. Untuk mengetahui kebijakan utang public !
6. Untuk mengetahui pengelolaan aset strategi !
D.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Zakat
1. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa yaitu tumbuh dan tambah. Kata ‘ zakat’ juga di gunakan untuk
ungkapan pujian, suci, keshalehan, dan berkah. Secara terminologis zakat yang berarti hak yang
wajib di ambil dari harta yang banyak (yaitu harta yang mencapai nishab) untuk di berikan
kepada kelompok tertentu, yaitu mereka yang berhak mendapatkan sebagian dari harta tersebut.
Mazhab maliki mendefenisikan dengan mengeluarkan sebagian yang khusus pula yang telah
mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada oeang orang yang berhak
menerimanya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai hawl (setahun), bukan
barang tambang dan bukan juga pertanian.
Zakat adalah harta yang dimiliki orang muslim yang apa bila apa bila sudah mencapai
nasabnya maka wajib di keluarkan zakatnya dan diberikan kepada mustahik sesuai dengan
perintah Allah SWT, hal ini di jelaskan dalam al-Qur’an bahwa dalam harta orang orang kaya
terdapat bagian yang merupakan bagian hak orang miskin, Islam telah memberi tuntunan kepada
umat manusia, dan ini salah satu bentuk cara hidup sosial yang peduli sesama manusia, dimana
zakat merupakan jambatan untuk memperdekat hubungan kasih sayang antara umat manusia dan
membuktikan bahwa Islam itu bersaudara dan saling tolong menolong.
Seorang muslim yang mengeluarkan zakat akan dapat membersihkan dirinya dari sifat kikir
dan dosa, dia akan mendapat berkah dalam hartanya, keluarga dan peninggalannya. Begitu juga
orang muslim yang memberikan zakat, dia akan membersihkan dirinya dari dosa dan dari harta
yang haram.
2. Dasar hukum zakat
Dasar hukum zakat atau dalil dalil yang berkenaan dengan zakat banyak terdapat di dalam
Al qur’an dan hadist , di antaranya:
Artinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At Taubah 71).
Di samping ayat alquran ada juga hadist menjelaskan masalalah kewajiban zakat.
Artinya : Ibnu Abbas r.a berkata, aku diberi tau oleh Abu Sofyan r.a, lalu menyebutkan hadis
nabi ia mengatakan, nabi menyuruh supaya kita mendirikan shalat, menunaikan zakat,
sillaturrahmi (hubungan keluarga dan afaf, menahan diri dari perbuatan buruk. ( HR. Bukhori).
3. Macam-macam zakat
a. Zakat fitrah
Zakat fitrah merupakan zakat jiwa ( Zakat Al-Nafs ), yaitu kewajiban berzakat bagi setiap
individu baik untuk orang yang sudah dewasa maupun yang belum dewasa, dan di
bareingi dengan ibadah puasa (Shaum).
b. Zakat Maal
Seperti diuraikan terdahulu bahwa zakat sepadan dengan kata shadaqah, juga bahkan
dengan kata infaq. Ketiga istilah tersebut merupakan kata yang mengindikasikan adanya
ibadah maliyah, ibadah yang berkaitan dengan harta konsep ini sudah di sepakati oeh
para ahli Islam.
4. syarat wajib zakat
a. Merdeka
b. Islam
c. Baligh- berakal
d. Kodisi harta itu dapat berkembang
e. Kondisi harta sampai nishab
f. Kepemilikan yang sempurna terhadap harta
g. Berlalu selama satu tahun, genapnya satu tahu adalah syarat untuk zakat tanaman dan
buah buahan.
h. Tidak ada utang
i. Lebih dari kebutuhan pokok
5. harta yg wajib dizakati
a. Barang dagangan
b. Emas dan perak serta harta yang disamakan dengan emas dan perak.
c. Hasil pertanian dan buah-buahan
d. Hewan ternak
e. Hasil tambang
6. orang yg berhak menerima zakat
a. Orang fakir
Orang orang fakir adalah orang orang yang tidak mempunyai sesuatu untuk mencukupi
kebutuhan hidup mereka dan mereka tidak mampu berusaha. Atau, mereka adalah orang
orang hanya memiliki sedikt harta untuk memenuhi kebutuhan mereka.
b. Orang orang miskin.
Orang orang miskin adalah orang yang mempunyai harta yang hanya cukup untuk
memenuhi setengah atau lebih dari kebutuhan mereka. Dan, mereka diberi bagian dari
zakat yang dapat menutupi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan mereka selama satu
tahun
c. Para amil zakat
Mereka adalah para petugas yang ditunjuk oleh pemimpin kaum muslimin untuk
mengumpulkan zakat dari para pembayarnya, menjaganya dan membaginya kepada
orang orang yang berhak menerimanya.
d. Orang orang muallaf.
Orang orang muallaf ada dua macam yaitu orang orang kafir dan orang orang muslim.
Orang kafir di beri bagian zakat apa bila dengannya, maka kemmungkinan besar ia akan
masuk islam. Jadi pemberian zakat kepadanya adalah untuk menguatkan niat dan
keinginannya dalam masuk Islam. Atau juga apabila diberi bagian zakat, maka ia akan
menghentikan kejahatan terhadap orang lain. Adapun muallaf muslim maka diberi bagian
zakat untuk menguatkan imannya atau untuk menarik temannya agar masuk Islam.
e. Ar-Riqaab.
Ar-Riqaab adalah para budak yang ingin memerdekakan diri namun tidak memiliki uang
tebusan untuk membayarnya.
f. Al-Ghaarim.
Al-Gharim adalah orang yang menanggung hutang.
g. Fii Sabiilillah.
Fii Sabiilillah adalah orang orang yang berada di jalan allah.
h. Ibnus Sabiil.
Ibnus sabiil adalah musafir yang terlantar dalam perjalanannya karena bekal yang ia
miliki telah habis atau hilang.

B. Pajak
Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri,
menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum".Sedangkan menurut P. J.
A. Andriani dalam bukunya Waluyo, (2009 : 2) :
“Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.”
Dari kedua definisi di atas terdapat persamaan pandangan atau prinsip mengenai pajak.
Perbedaan mengenai kedua definisi tersebut hanya pada penggunaan gaya bahasa atau
kalimatnya saja. Kedua pendapat tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
1) Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang.
2) Tidak ada timbal jasa (Kontraprestasi) secara langsung.
3) Dapat dipaksakan.
4) Hasilnya untuk membiayai pembangunan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dan tidak mendapatkan
prestasi-prestasi kembali yang secara langsung dapat ditunjuk.
C. Wakaf
1. Pengertian Wakaf
Kata wakaf sendiri berasal dari bahasa Arab waqf, yang memiliki arti menahan,
berhenti, atau diam. Dalam istilah lain, wakaf juga diartikan sebagai suatu ungkapan
penahanan harta milik seseorang kepada orang lain atau lembaga lain dengan cara
menyerahkan hal yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya demi kebaikan.
Wakaf merupakan salah satu bentuk sedekah yang paling beda dari sedekah pada umumnya.
Amalan ini seringkali disebut investasi akhirat karena manfaat di dunia dan pahalanya kekal
hingga jasadnya sudah tak berada di Bumi
2. Rukun dan Syarat Wakaf
Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun wakaf ada 4,
a. Wakif (pemberi wakaf). Seorang wakif di-syaratkan orang yang mampu untuk
melakukan transaksi, diantaranya usia balig, berakal dan tidak dalam keadaan terpaksa.
Dalam fiqh Islam dikenal balig dan rasyid. Balig lebih dominan kepada factor usia,
sedangkan rasyid dititik beratkan pada kematangan pertimbangan akal. Oleh karena itu,
dipandang tepat bila dalam bertransaksi disyaratkan bersifat rasyid.16
b. Mauquf (yang diwakafkan). Harta yang diwakafkan me rupa-kan barang yang jelas
wujudnya, milik orang yang mewakafkan, serta manfaatnya yang bertahan lama untuk
digunakan
c. Mauquf ‘alaihi (yang diberi wakaf).
d. Highah wakaf (pernyataan pemberian wakaf dan pe nerima-annya).
3. Hikmah Wakaf
Tujuan wakaf bukan sekadar mengumpulkan harta sumbangan, tetapi mengandung
banyak segi positif bagi umat manusia, di antaranya: (1) Menunjukkan kepedulian terhadap
kebutuhan masyarakat. (2) Pembinaan hubungan kasih sayang antara Wakif dengan dengan
anggota masyarakat. (3) Keuntungan moril bagi Wakif, yaitu kucuran pahala, secara terus
menerus selama wakafnya dimanfaatkan penerima wakaf. Pahala,yang dalam istilah Al
Quran “tsawab” ialah kenikmatan abadi di akhirat kelak. (4) Sumber pengadaan sarana
Ibadat, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lain sebagainya untuk masa yang lama.
D. Sukuk
Sukuk adalah surat berharga yang merepresentasikan kepemilikan aset oleh investor lewat
penerbitan surat utang dengan berbasiskan syariah. Sukuk bisa diterbitkan oleh negara,
perusahaan BUMN, maupun swasta. Itu sebabnya, sukuk sering disebut sebagai obligasi
syariah. Keistimewaan Sukuk terletak pada sifatnya yang dapat diperjual belikan, dapat
diperingkat, dan memiliki fleksibilitas hukum.Keistimewaan lain Sukuk adalah dapat ditawarkan
kepada investor baik nasional maupun global dengan akad yang disesuaikan dengan kebutuhan
serta dengan pengenaan pajak yang berbeda-beda (Huda, 2008)
sukuk pertama kali diterbitkan pada tahun 2001 oleh Bahrain Monetery Agency (BMA).
Selanjutnya pada tahun 2002 Pemerintah Malaysia turut serta menerbitkan Sukuk. Pada tahun
yang sama Sukuk korporasi diterbitkan di Indonesia. Setahun kemudian beberapa negara seperti
Arab Saudi, Bahrain, Qatar, United Arab Emirates (UAE), United of Kingdom (UK), Jerman,
dan Pakistan menerbitkan sovereign Sukuk atau Sukuk pemerintahIndonesia sebagai negara
dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki catatan penerbitan Sukuk yang
menggembirakan. Sejak tahun 2017 Kementerian Keuangan Republik Indonesia mulai
mengenalkan adanya ide green Sukuk.
Sukuk ini merupakan adaptasi dari adanya green bond yang sudah ada sebelumnya. Green
Sukuk dimaksudkan untuk membiayai proyek-proyek yang ramah lingkungan, untuk mengurangi
efek global warming, termasuk proyek-proyek yang bertujuan mengurangi emisi karbon (green
infrastructure), seperti pembangunan proyek pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi
terbarukan, seperti tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga panas bumi. Juga termasuk proyek
pembangunan sistem transportasi massal untuk para komputer.

E. kebijakan Utang Publik


utang publik atau Utang negara adalah utang yang diterbitkan atau dijamin oleh
pemerintah suatu negara, sering disebut sebagai utang luar negeri.
Utang luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para
kreditor di luar negara tersebut.
Pemerintah dapat menciptakan utang dengan penerbitan obligasidan tagihan
pemerintah .Utang pemerintah, yang identik dengan utang negara, dapat diterbitkan baik
dalam mata uang domestik maupun asing. Investor dalam obligasi negara dalam mata
uang asing memiliki risiko nilai tukar: mata uang asing mungkin terdepresiasi terhadap
mata uang investor lokal. Pemerintah yang menerbitkan dalam mata uang asing mungkin
selanjutnya tidak dapat memperoleh uang asing tersebut untuk membayar utang.
Sebelum tahun 2010 sebagian besar orang di negara maju tidak mengetahui soal krisis
utang karena mereka tidak pernah mengalaminya secara langsung
Krisis utang merupakan masalah ekonomi dan keuangan yang disebabkan oleh
ketidakmampuan suatu negara untuk membayar utang publik. Hal ini biasanya terjadi
ketika suatu negara mencapai tingkat utang yang tinggi kritis dan mengalami
pertumbuhan ekonomi yang rendah.
Jenis Utang Negara
1. Utang Negara Domestik
2. Utang Negara Internasional
F. Pengelolaan Aset Strategi
Strategi adalah rencana tingkat umum yang ditetapkan oleh manajemen sebagai
panduan bagaimana organisasi bermaksud untuk mencapai tujuan-tujuannya. Sedangkan
strategi manajemen aset adalah proses yang berkelanjutan untuk menentukan rentang dan
tingkat aset yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis (Clarence Valley Council,
2007). Review manajemen aset strategis adalah awal dari sebuah proses peningkatan
manajemen aset yang berkelanjutan untuk memastikan manajemen yang mampu
memberikan layanan yang berkualitas. Hal ini dapat dibangun secara efektif dengan
manajemen aset yang mengkombinasikan manajemen, keuangan, ekonomi, teknik dan
praktek lainnya untuk aset tersebut.
Government of South Australia (1999) menyebutkan bahwa keputusan dan praktek
pengelolaan aset harus ditentukan oleh fakta bahwa aset yang diperoleh untuk
mendukung penyediaan layanan kepada pelanggan. Menurut Pass 55-1 (2008) bahwa
organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara strategi
manajemen aset jangka panjang yang akan disahkan oleh manajemen puncak. Strategi
manajemen aset harus melingkupi:
1. Berasal dari kebijakan pengelolaan aset dan rencana strategis organisasi;
2. Konsisten dengan kebijakan dan strategi organisasi;
3. Mengidentifikasi dan mempertimbangkan persyaratan stakeholder yang relevan;
4. Mempertimbangkan persyaratan manajemen siklus hidup aset;
5. Memperhitungkan risiko aset aset terkait dan criticalities sistem aset;
6. Mengidentifikasi fungsi, kinerja dan kondisi sistem existing asset dan important
asset;
7. Menyatakan fungsi, kinerja dan kondisi sistem aset yang ada, baru dan aset penting
yang diinginkan di masa depan, pada rentang waktu sejalan dengan sumberdaya
manusia dari rencana strategis organisasi;
8. Jelas menyatakan metode pendekatan dan prinsip dimana aset dan sistem aset akan
dikelola;
9. Memberikan informasi, arahan dan bimbingan yang cukup agar tujuan pengelolaan
aset dan rencana pengelolaan aset yang akan diproduksi;
10. Termasuk kriteria untuk mengoptimalkan dan memprioritaskan tujuan pengelolaan
aset dan rencana;
11. Dikomunikasikan kepada semua pihak terkait, termasuk penyedia layanan kontrak, di
mana ada persyaratan bahwa orang-orang ini dibuat sadar manajemen aset kewajiban
strategi terkait;
Strategi manajemen aset akan menentukan wewenang dan tanggung jawab untuk
tindakan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan aset. Strategi manajemen aset
menyediakan pendekatan yang komprehensif untuk pengelolaan aset infrastruktur dan
lahan dengan mengidentifikasi dan menanggapi sejumlah driver bisnis internal dan
eksternal yang dihadapi manajemen.
Kerangka strategi manajemen aset bertujuan untuk memastikan informasi
pengambilan keputusan oleh manajer yang berinvestasi dan mengelola aset yang
membantu mencapai tujuan penyampaian layanan dari sebuah instansi. Keputusan
manajemen aset harus didasarkan pada evaluasi yang tepat yang memperhitungkan
semua biaya dan manfaat selama umur aset, dan menggabungkan analisis eksplisit dan
penentuan tingkat risiko yang dapat diterima.
Kerangka strategi manajemen aset termasuk beberapa perubahan signifikan untuk
kebijakan dan praktek yang saat ini, tanpa terlalu memperbaiki laporan unit atau bagian
yang diperlukan atau prosedur birokrasi. Perubahan-perubahan yang dari kebijakan dan
praktek tersebut adalah:
a) Strategic Asset Plan
Strategic Asset Plan akan dihubungkan dengan keberadaan yang diperlukan untuk
unit atau bagian yang memberikan capital investment plans dan asset disposal plans
dan termasuk suatu pelaporan yang diperlukan untuk menjaga pengeluaran. Gambar
merupakan asset planning process yang diadaptasi dari buku bahan ajar strategi
pengelolaan aset, Priyatiningsih (2012).
b) Maintenance Plan
Perhatian yang besar diberikan pada isu pengeluaran pemeliharaan dalam
pengembangan anggaran tahunan, unit atau bagian akan memerlukan informasi
termasuk pada pengeluaran pemeliharaan dalam strategic property plan.
c) Asset Condition Assesment
Memberi unit atau bagian data-data yang diperlukan guna mengevaluasi kinerja aset
dan mengembangkan rencana pemeliharaan yang di teliti.
d) Project Definition Plans
Mekanisme untuk meningkatkan ketelitian dalam proses investasi modal.
e) Asset Disposal
Penghapusan properti yang nyata akan dikoordinasikan melalui administrasi clearing
house dengan departemen dari perencanaan dan infrastruktur.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zakat adalah harta yang dimiliki orang muslim yang apa bila apa bila sudah mencapai
nasabnya maka wajib di keluarkan zakatnya dan diberikan kepada mustahik sesuai dengan
perintah Allah SWT, hal ini di jelaskan dalam al-Qur’an bahwa dalam harta orang orang kaya
terdapat bagian yang merupakan bagian hak orang miskin.

menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :


“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

wakaf diartikan sebagai suatu ungkapan penahanan harta milik seseorang kepada orang lain
atau lembaga lain dengan cara menyerahkan hal yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya
demi kebaikan. Wakaf merupakan salah satu bentuk sedekah yang paling beda dari sedekah
pada umumnya. Amalan ini seringkali disebut investasi akhirat karena manfaat di dunia dan
pahalanya kekal hingga jasadnya sudah tak berada di Bumi.
Sukuk adalah surat berharga yang merepresentasikan kepemilikan aset oleh investor lewat
penerbitan surat utang dengan berbasiskan syariah.
sukuk sering disebut sebagai obligasi syariah. Keistimewaan Sukuk terletak pada sifatnya yang
dapat diperjual belikan, dapat diperingkat, dan memiliki fleksibilitas hukum.Keistimewaan lain
Sukuk adalah dapat ditawarkan kepada investor baik nasional maupun global dengan akad yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta dengan pengenaan pajak yang berbeda-beda.
utang publik atau Utang negara adalah utang yang diterbitkan atau dijamin oleh
pemerintah suatu negara, sering disebut sebagai utang luar negeri. Utang luar negeri adalah
sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut.

strategi manajemen aset adalah proses yang berkelanjutan untuk menentukan rentang dan
tingkat aset yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis
manajemen aset strategis adalah awal dari sebuah proses peningkatan manajemen aset yang
berkelanjutan untuk memastikan manajemen yang mampu memberikan layanan yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=makalah+instrumen+pembiayaan+syariah+bagi+ekonomi+pembangunan+islam&oq=
&aqs=chrome.0.69i59i450l5.355674j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/amal/article/download/1711/898
http://repository.radenintan.ac.id/1946/3/Bab_I-V.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/7179/4/BAB%20III.pdf
https://eprints.uny.ac.id/7889/3/BAB%202-09409134015.pdf
https://www.google.com/search?
q=ekonomi+pembangunan+islam+pdf&oq=ekonomi+pembangunan+islam&aqs=chrome
.1.69i57j0j0i22i30l8.11193j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
file:///C:/Users/LIBRA/Downloads/25-104-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai