Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ECONOMY PREACHER
Dosen Pengampu : Muhlasin, S.Ag., M.Pd.I

Disusun sebagai tugas terstruktur


Mata kuliah Sosiologi dan Antropologi Dakwah

DISUSUN OLEH :

LUAT MAHKOTA HASIBUAN


PANDU DWI YUDAKUSUMA
RIYADUS SHALIHIN NAIR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ekonomi
Proacher” ini tepat pada waktunya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang cara memotivasi diri bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhlasin, S.Ag., M.Pd.I selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berkontribusi dan sumbangsinya baik berupa pemikiran dan materi sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Penegasan Istilah .......................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
D. Tujuan Permasalahan ................................................................................................... 5

BAB II RANGKA TEORI ..................................................................................................... 6


A. Konsep Dasar Kepemimpinan...................................................................................... 6
B. Tipe dan Kualifikasi Pemimpin ................................................................................... 8
C. Qq ................................................................................................................................. 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 12


BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 13
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 14
B. Saran............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan dakwah dalam Islam menduduki posisi yang sangat penting dan
strategis. Dakwah berfungsi dan bertujuan sebagai upaya merekonstruksi masyarakat
muslim sesuai dengan cita-cita sosial Islam melalui pelembagaan ajaran Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil ‘alamin). Sosialisasi Islam
melalui dakwah diharapkan akan memungkinkan proses islamisasi nilai-nilai
sehingga dihayati dan diamalkan dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat
dan negara untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat.

Pemahaman yang demikian menempatkan dakwah sebagai program besar dan


penting atau azmil umur sebagaimana termaktub dalam Alquran Surah Lukman ayat
17:
ُۡ َ َ َ َ َ ٓ ََ َ ۡ َ ۡ ۡ ۡ ۡ َ َ َ
‫وف َوٱ َ ِ ٱ ُ ِ َوٱ ۡ ِ ۡ ٰ َ أ َ َ ۖ إِن ٰ ِ ِ ۡ ۡ ِم ٱ ُ ِر‬
ِ ُ َ ِ ۡ ُ ‫ٰ ة َوأ‬ ‫ٰ ُ َ أ ِ ِ ٱ‬ َ

Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).
Dari ayat tersebut tersirat bahwa aktivitas dakwah menuntut keterlibatan semua
umat Islam dalam berbagai profesi dan keahlian, untuk selalu berbuat kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Hal ini menegaskan bahwa Agama Islam tidak hanya
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya secara vertikal dalam konteks
shalat dalam ayat tersebut (ibadah), tetapi secara horizontal juga mengatur hubungan
antar sesama manusia termasuk dalam kegiatan muamalah. Muamalah adalah salah
satu aspek dari ajaran yang telah melahirkan peradaban

1
2

Islam yang maju di masa lalu hingga masa sekarang. Muamalah merupakan
satu bagian dari syariat Islam, yaitu mengatur kehidupan manusia dengan manusia,
masyarakat dan alam. Oleh karena itu muamalah juga mengandung aspek teologis
dan spiritual.

Kegiatan transaksi dalam muamalah dinamakan kegiatan ekonomi. Oleh karena


itu ekonomi sebagai satu aspek kehidupan, tentu juga sudah diatur oleh Islam.
Ekonomi Islam merupakan konsekuensi logis dari kesempurnaan ajaran agama Islam.
Ajaran Islam haruslah dijalankan secara kafah dan komprehensif oleh umatnya. Islam
menuntut kepada umatnya untuk mewujudkan keislamannya dalam seluruh aspek
kehidupan agar tidak menyimpang dari ajaran Islam, khususnya dalam muamalah,
seperti jual beli, gadai, sewa-menyewa kerjasama dan interaksi muamalah lainnya
yang sesuai dengan konsep ekonomi Islam yang sesuai ajaran Islam.

Berdasarkan tujuan ekonomi Islam yaitu mencapai falah, demi kesejahteraan


umat Islam dan menghindari terjadinya penyimpangan dalam muamalah, Allah SWT
telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga dapat
memberikan keuntungan kepada satu individu tanpa mengorbankan hak-hak individu
lainnya. Hal tersebut termuat dalam asas ekonomi Rabbani dan Insani yang semuanya
itu juga bersumber dari Alquran dan hadis. Secara tegas ajaran Islam dalam
muamalah mengatur kegiatan ekonomi berdasarkan ajaran Islam yang juga disebut
ekonomi Islam.

Dari hal tersebut dapat dikonseptualkan bahwa tujuan dari ekonomi Islam dan
dakwah bertujuan agar manusia memperoleh kebahagian dunia dan akhirat (Falah).
Ekonomi Islam dan dakwah merupakan sarana untuk menyeru manusia agar dalam
tindak tanduknya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

B. Penegasan Istilah
Untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini, perlu penegasan beberapa
kata kunci yang pengertiannya dan pembatasannya perlu dijelaskan.
3

1. Ekonomi
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u,
da’wan, du’a. Dalam ilmu bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim
mashdar” kata ini berasal dari fi’il (kata kerja) ”da’a-yad’u” yang diartikan
sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.
Menurut pendapat ulama Bashrah, dasar pengambilan kata dakwah itu
adalah dari kata mashdar yakni da’watan yang artinya panggilan. Sedangkan
menurut ulama Kuffah perkataan dakwah itu diambil dari akar kata da’aa yang
artinya telah memanggil.
Adapun definisi Dakwah secara istilah menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Syekh Ali Mahfudz
“Dakwah adalah mendorong manusia kepada kebaikan dan petunjuk,
memerintahkan perbuatan yang diketahui kebenarannya, melarang perbuatan
yang merusak individu dan orang banyak agar mereka memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
2. Menurut Muhammad Kidr Husain dalam bukunya Dakwah Ila Ishlah
“Dakwah adalah upaya memotivasi seseorang agar berbuat baik dan mengikuti
jalan petunjuk dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan
mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
3. Menurut Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Ma’allah:” Bahwa dakwah
adalah program pelengkap yang meliputi semua pengetahuan yang dibutuhkan
manusia untuk memberikan penjelasan tentang tujuan hidup.”
Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa dakwah
adalah segala usaha yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil,
membimbing manusia baik secara perorangan, maupun kelompok dalam
mengaktualisasaikan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam
untuk tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, dengan menggunakan
4

berbagai media maupun cara yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan
kondisi mad’u atau sasaran dakwah.
Tujuan dakwah secara umum menurut Munir adalah mengubah perilaku
sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi,
keluarga maupun sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari
Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan
perumusan tujuan umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah.

2. Preacher (Pendakwah)
Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan
makin luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan.
Sehingga membuat kita kadang tidak tau maksud dari kata-kata tersebut.
Seperti penggunaan kata pendakwah.
Penggunaan kata-kata tersebut bisa saja Anda lihat di dunia nyata maupun
di dunia maya seperti di sosial media Instagram, Facebook, Twitter atau di
aplikasi berbasis chat seperti Line, BBM, WhatsApp dan lain sebagainya.
Arti kata pendakwah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah pen.dak.wah [n] orang yg berdakwah; dai. Jadi pendakwah adalah orang
yang mengajak, menyampaikan pesan kebaikan dan kebenaran (agama) sesuai
yang diajarkan. Pesan yang disampaikan tidak selamanya dilakukan dengan
metode berceramah, bisa berdialog mengajak berfikir logis tenetang agama,
mengajak dalam arti mengingatkan jangan melakukan perbuatan maksiat
berupa memasang spanduk peringatan, membuat komik, membuat famplet,
stiker dan lain-lain yang isinya memberi pesan kebaikan.

C. Rumusan Masalah
1) Bagaimana integrasi dakwah islam dengan ekonomi?
2) Bagaimana dakwah dapat membangun ekonomi?
5

3) Bagaimana peran pendakwah sebagai model aktiviti ekonomi islam?


D. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui integrasi dakwah islam dengan ekonomi
2) Mengetahui bahwa dakwah dapat membangun ekonomi
3) Mengetahui peran pendakwah sebagai model aktiviti ekonomi islam
BAB II

RANGKA TEORI

A. Integrasi Dakwah dengan Ekonomi

Pengintegrasian dakwah dengan ekonomi Islam diharapkan agar terjadinya


perubahan dalam kegiatan perkonomian dalam diri manusia, baik kelakuan adil
maupun aktual, baik pribadi (character building) maupun keluarga masyarakat, way
of thinking atau cara berpikirnya berubah, way of life atau cara hidupnya berubah
menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas. Yang dimaksud
adalah nilai-nilai agama sedangkan kualitas adalah bahwa kebaikan yang bernilai
agama itu semakin dimiliki banyak orang dalam segala situasi dan kondisi.

Ketika merumuskan pengertian dakwah, Amrullah Ahmad menyinggung tujuan


dakwah adalah untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak
manusia pada dataran individual dan sosiokultural dalam rangka terwujudnya ajaran
Islam dalam semua segi kehidupan.

Tanpa adanya dakwah, maka masyarakat muslim tidak akan ada. Dengan
demikian, dakwah merupakan pergerakan yang berfungsi mentransformasikan Islam
sebagai ajaran (doktrin) menjadi kenyataan tata masyarakat dan peradabannya yang
mendasarkan pada pandangan dunia Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan al-
Sunnah. Dakwah merupakan aktualisasi atau realisasi salah satu fungsi kodrati
seorang muslim, yaitu fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian agar seseorang
atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan Islam
sebagai ajaran dan pandangan hidup (way of life).

Kedua pendapat di atas menekankan bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah


sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau
meningkatkan kualitas iman dan Islam seseorang secara sadar dan timbul dari
kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh apa dan siapapun.

6
7

Salah satu tugas pokok dari Rasulullah adalah membawa mission sacre
(amanah suci) dengan menanamkan akhlak yang mulia bagi manusia. Akhlak yang
dimaksudkan tidak lain adalah Alquran itu sendiri. Atas dasar ini tujuan dakwah
secara luas, dengan sendirinya adalah menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan
baik individu maupun masyarakat sehingga ajaran tersebut mampu mendorong suatu
perbuatan sesuai dengan ajaran Islam.

Sepanjang perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan


agama Islam, penerapan nilai dan praktik ekonomi Islam juga menjadi perhatian
besar bagi nabi mengingat di daerah Makkah merupakan daerah perdagangan terbesar
saat itu. Hal ini untuk menghindari terjadinya berbagai macam kecurangan dalam
transaksi perdagangan. Banyak Sunnah dan hadits nabi Muhammad SAW yang
menjelaskan tentang petunjuk dalam bermuamalah (berdagang) dan mengelola negara
ketika nabi menjadi khalifah.

Sedangkan dalam konteksnya dengan ekonomi Islam, bahwa ekonomi Islam


merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Alquran
dan as-sunah dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan atas dasar-dasar
tersebut sesuai dengan lingkungan dan masanya.

Dalam berbagai pengertian ekonomi, baik yang dikemukakan oleh para pakar
ekonomi Barat maupun oleh para pakar ekonomi Islam sendiri menempatkan individu
(manusia) sebagai obyek kajian ekonomi. Namun demikian, konsep ekonomi Islam
tidak hanya mengkaji individu sebagai makhluk sosial, sebagaimana yang menjadi
kajian ekonomi Barat, tapi lebih dari itu. Konsep ekonomi Islam juga menempatkan
individu sebagai mahluk yang mempunyai potensi religius.

Oleh sebab itu, dalam pemenuhan kebutuhannya, atau aktifitas ekonomi


lainnya, ekonomi Islam menempatkan nilai-nilai Islam sebagai dasar pijakannya.
Berbeda dengan konsep ekonomi Barat yang menempatkan kepentingan individu
sebagai landasannya. Nilai-nilai Islam tidak hanya berkaitan dengan proses ekonomi,
8

tapi juga berkaitan dengan tujuan dari kegiatan ekonomi. Islam menempatkan bahwa
tujuan ekonomi tidak hanya kesejahteraan duniawi saja, tapi juga untuk kepentingan
yang lebih utama, yaitu kesejahteraan ukhrawi. Dengan demikian ekonomi Islam dan
dakwah bertujuan agar manusia memperoleh kebahagian dunia dan akhirat (Falah).
Ekonomi Islam dan dakwah merupakan sarana untuk menyeru manusia agar dalam
tindak tanduknya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

B. Dakwah Ekonomi Islam dalam membangun Ekonomi Umat

Pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam menggalakkan setiap anggota


masyarakat untuk dapat menjalin kerjasama antara satu dengan yang lain. Semangat
jihad perlu ditanamkan dan dihidupkan semula dalam setiap jiwa dan individu
masyarakat Islam. Hal tersebut hanya dapat dilaksanakan melalui pendidikan Islam
yang dijalankan secara menyeluruh dan berterusan. Proses bagi menerapkan
pembangunan ekonomi yang berteraskan Islam di sebuah kawasan hendaklah dimulai
di sektor pendidikan bagi melahirkan generasi yang cekap dan berdisiplin pada masa
hadapan. Usaha membangun kekuatan ekonomi umat Islam adalah suatu usaha yang
berterusan. Tanpa kekuatan ekonomi umat Islam akan pincang dan akan
dipinggirkan.

Agenda pembangunan ekonomi umat Islam mestilah difahami dan diyakini


sebagai suatu tuntutan keagamaan terhadap umat Islam itu sendiri. Pembangunan
ekonomi mengambil pendekatan pembangunan manusia secara syumul dalam semua
aspek seperti, aspek rohani dan kebendaan, individu dan masyarakat, menghayati
akhlak dan kegiatan ekonomi dan sebagainya. Pembangunan manusia yang seimbang
antara jasmani dan rohani sudah pasti akan lebih peka kepada nilai-nilai murni dan
etika yang mulia yang seharusnya mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan.
9

Dalam era semasa di mana setiap negara begitu ghairah membangunkan


ekonomi negara masing-masing, permasalahan kemanusiaan seperti keruntuhan
akhlak, kemiskinan, ketidakadilan, sosial dalam masyarakat, kadar jenayah yang
meningkat, keruntuhan institusi keluarga, ketidakseimbangan sistem ekologi dan
sebagainya turut sama berkembang dengan kadar yang membimbangkan. Jika
persoalan yang ada hubungkaitnya dengan manusia ini turut terjejas maka hasil dari
pembangunan ekonomi, kesejahteraan masyarakat lambat laun akan mengalami krisis
yang ketara.

Dakwah secara umumnya bermaksud mengajak manusia kepada kebaikan


dalam semua aspek kehidupannya. Dakwah bukan semata-mata menyeru kepada
manusia menganut agama Islam, tetapi dakwah juga merupakan kegiatan untuk
membangunkan manusia supaya mampu untuk menunaikan tanggungjawabnya
sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang syumul dan
relevan dengan zaman, sentiasa menggalakkan manusia untuk mempertingkatkan
kualiti dan potensi diri melalui konsep pembangunan. Bagi mencapai kemakmuran
negara melalui pembangunan, manusia itu sendiri perlu di bangunkan dan
dipertingkatkan keupayaannya baik dari segi rohani, emosi, mental dan fizikal. Itulah
sebabnya konsep pembangunan ekonomi dalam Islam amat menitikberatkan tentang
konsep pembangunan insan di samping pembangunan material. Atas dasar bahawa
betapa pentingnya peranan manusia yang merupakan teraju utama untuk
melaksanakan pembangunan dalam negara.

Sebagaimana kita ketahui bahawa ekonomi mampu meraih rasa hormat dan
kagum manusia memandangkan ianya adalah perkara pertama yang dilihat oleh
masyarakat dunia dewasa ini. Rasa kagum dan hormat ini sebenarnya memberi laluan
yang mudah bagi dakwah Islam kerana ia menjinakkan manusia untuk menghampiri
Islam.
10

Dalam konteks perkembangan dan penyebaran dakwah Islamiah pula,


perdagangan merupakan media yang menyebar dan memperkembangkan Islam ke
seluruh dunia, Islam telah dibawa ke Asia dan Afrika melalui perdagangan.
Perniagaan jugalah yang menyebarkan dakwah ke seluruh pelosok dan ceruk rantau
dunia ini. Oleh itu, perdagangan dan perniagaan amat penting dalam konteks
penyebaran dan perkembangan dakwah Islamiah.

Ekonomi adalah aset utama dalam meningkatkan taraf hidup dan sosial
masyarakat. Ini adalah kerana asas penting dalam sistem ekonomi Islam adalah
keadilan pengagihan dan seterusnya membentuk keadilan dan keseimbangan sosial.
Ini bukan bermakna menghapuskan golongan miskin kerana perkara itu adalah
mustahil, tetapi nikmat kekayaan dan kesenangan itu tidak dibolot oleh individu
tertentu sahaja sebaliknya ia turut dirasai oleh semua. Pelaksanaan sistem zakat,
pengharaman riba dan seumpamanya adalah wasilah kepada pembentukan ekonomi
yang stabil dan sihat. Di sini amat diperlukan peranan tokoh-tokoh Islam seperti
pendakwah dalam mengelola pelaksanaan zakat, memberi penjelasan tentang
pengharaman riba dan mengajak umat Islam untuk menghindari aktiviti-aktiviti
ekonomi yang mengandung unsur riba. Peranan ini amat penting dimainkan oleh
pendakwah, kerana ianya akan menjadi wadah bagi masyarakat dalam memahami
persoalan-persoalan ekonomi.

C. Peranan Pendakwah sebagai Model Aktiviti yang Bersih

Seorang muslim yang berjaya di dalam dunia dan akhirat adalah orang yang
lebih teguh di dalam ekonomi untuk kepentingan diri sendiri dan memberi
sumbangan kepada masyarakat. Bahkan untuk urusan ibadah yang menjadi rukun
agama seperti zakat, haji dan kebajikan am lainnya, tidak dapat ditunaikan tanpa
memiliki ekonomi yang mapan, hanya sahaja cara untuk memperolehnya perlu
menepati tuntutan syariah.
11

Pendakwah merupakan pemimpin umat, secara tidak langsung mereka


merupakan teladan dalam masyarakat Islam, oleh itu setiap tindakan dan aktiviti yang
dilakukan menjadi ikutan bagi masyarakat umum, maka pendakwah perlu mencebur
diri dalam aktiviti ekonomi, memberikan contoh kepada masyarakat dalam
pelaksanaan aktiviti ekonomi yang bersih.

Aktiviti ekonomi yang dijalankan oleh orang-orang beriman melahirkan


masyarakat yang soleh dan dihormati, ini kerana segala sifat-sifat mulia seperti belas
kasihan, kerja sama, persaudaraan, jujur dan amanah menjadi asas pengisian terhadap
aktiviti yang diamalkan sehingga melahirkan keimanan.

Islam telah merestui semua aktiviti-aktiviti ekonomi yang halal, iaitu selari
dengan ajaran agama Islam. Perdagangan, usaha perniagaan, koperasi dan lain-lain
adalah halal dari segi operasinya. Walau bagaimanapun agama Islam telah
menggariskan undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan segala usaha
perniagaan. Undang-undang dan peraturan ini digariskan dengan tujuan untuk
memastikan bahawa perniagaan-perniagaan tersebut dijalankan dengan jujur, amanah
dan bermanfaat.

Kehadiran pendakwah dalam aktiviti ekonomi boleh menjadi role model dalam
menjayakan ekonomi umat Islam, ini kerana aktiviti ekonomi yang dijalankan
pendakwah adalah aktiviti ekonomi yang berlandaskan syariah, yang jauh dari
unsurunsur riba dan kebathilan. Oleh itu, keterlibatan pendakwah dalam ekonomi ini
akan menjadi contoh dalam masyarakat dan pengusaha-pengusaha lainnya, juga
sebagai teladan dalam menjalankan aktiviti ekonomi yang bersih.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tulisan ini termasuk kajian pustaka, sehingga metode pendekatan dilakukan


berdasarkan pada kaidah-kaidah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian
kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan-bahan pustaka atau
literatur kepustakaan sebagai sumber tertulis. Pendekatan tersebut adalah pendekatan
kontekstual dan melalui pendekatan konseptual.

Kajian ini juga dijalankan dengan menggunakan metode deskriftif, iaitu dengan
mengumpulkan data tentang aktiviti ekonomi pendakwah. Data-data tersebut
dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, observasi dan temu bual. Hasil kajian
mendapati bahawa peranan pendakwah dalam aktiviti ekonomi telah mampu menjadi
role model dalam aktiviti bisnes, membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan
juga mampu membantu masyarakat dalam menjana pendapatan. Walaupun terdapat
beberapa kelemahan, seperti kekurangan modal, pengalaman dan sokongan, akan
tetapi peranan ini dilihat cukup penting bagi meningkatkan pembangunan ekonomi
ummat.

12
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi dakwah dan ekonomi Islam
bertujuan agar manusia memperoleh kebahagian dunia dan akhirat (Falah). Ekonomi
Islam dan dakwah merupakan sarana untuk menyeru manusia agar dalam tindak
tanduknya dalam kegiatan muamalah terutama dalam kegiatan perekonomian agar
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Selanjutnya dakwah ekonomi islam dalam membangun ekonomi umat


dilaksanakan dengan cara mengubah pola pikir masyarakat yang berideologi
konsumtif menjadi produktif agar bisa menggerakaan roda perekonomian.
Pengembangan teknologi meyesuiakan dengan kebutuhan zaman penting dilakukan
agar tidak tertinggal, serta pengembangan keterampilan agar mampu bersaing.
Selanjutnya agar memanfaatkan dengan benar lembaga dakwah, sehingga lembaga
tersebut benar-benar optimal dalam membangun ekonomi umat. peranan pendakwah
dalam aktiviti ekonomi telah mampu menjadi role model dalam aktiviti bisnes,
membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan jugamampu membantu masyarakat
dalam menjana pendapatan. Walaupun terdapat beberapa kelemahan, seperti
kekurangan modal, pengalaman dan sokongan, akan tetapi peranan ini dilihat cukup
penting bagi meningkatkan pembangunan ekonomi ummat.

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Integrasi dakwah dan ekonomi Islam bertujuan agar manusia memperoleh
kebahagian dunia dan akhirat (Falah). Ekonomi Islam dan dakwah merupakan
sarana untuk menyeru manusia agar dalam tindak tanduknya dalam kegiatan
muamalah terutama dalam kegiatan perekonomian agar sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam. Integrasi ini diharapkan agar terjadinya perubahan dalam
kegiatan perkonomian dalam diri manusia, baik kelakuan adil maupun aktual,
baik pribadi (character building) maupun keluarga masyarakat, way of thinking
atau cara berpikirnya berubah, way of life atau cara hidupnya berubah menjadi
lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dakwah ekonomi Islam dalam membangun ekonomi umat dilaksanakan
dengan cara mengubah pola pikir masyarakat yang berideologi konsumtif
menjadi produktif agar bisa menggerakaan roda perekonomian. Pengembangan
teknologi menyesuaikan dengan kebutuhan zaman penting dilakukan agar tidak
tertinggal, serta pengembangan keterampilan agar mampu bersaing. Selanjutnya
agar memanfaatkan dengan benar lembaga dakwah sehingga lembaga tersebut
benar-benar optimal dalam membangun ekonomi umat.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat dan sampaikan. Mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan, ataupun ada refrensi yang kurang benar dalam pembahasan, kami
mohon maaf yang sebesar- besarnya. Dan kami menerima saran dan kritikan
dari pembaca demi kebaikan kami untuk selanjutnya. Tiada kesempurnaan bagi
kita, kecuali kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. Saefudin. 2005. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam.


Jakarta: Rajawali.

Muhammad, Munir, Wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

Muhammad. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wordpress. Pengaruh Dakwah dalam Membangun Ekonomi Umat


Https://lengkas.wordpress.-com/2012/04/03/pengaruh-dakwah-dalam-
membangun-ekonomi-umat/

Agustianto (2008), Ekonomi Syariah dan Revitalisasi Enterpenership Umat Islam.


Artikel Yang Dimuat di http://www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai