Anda di halaman 1dari 13

METODELOGI DAKWAH STRUKTURAL

Diajukan Kepada

Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau

Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Metode Dakwah

OLEH:

Windi Handika

2125.0085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM(PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

BUMI SILAMPARI LUBUKLINGGAU

SELATAN II

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................... 1

C. TUJUAN MASALAH ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. PENGERTIAN DAKWAH STRUKTURAL .................................. 2

B. KONSEP DAKWAH STRUKTURAL ............................................. 4

C. KELEBIHAN & KEKURANGAN DAKWAH STRUKTURAL ... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8

A. KESIMPILAN ..................................................................................... 8

B. SARAN ............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ii

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam adalah salah satu agama Allah SWT yang diturunkan untuk oleh

umat Nabi Muhammad SAW, dengan tujuan untuk membenahi ahlak

manusia supaya berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang benar dan diberikan

Allah SWT.

Kemajuan zaman yang demikian pesat dan maju menuntut dakwah islam

harus terus memformulasi bentuknya yang benar. Hal ini agar pesan-pesan

risalah dari agama terkhir ini dapat diterima oleh seluruh manusia ditengah

globalitas dan kompleksitas masalah modern kini selain itu juga

membuktikan bahwa islam merupakan doktrin yang shahih likulli zaman wa

makan ( islam sesuai dengan setiap masa dan tempat). Jelas doktrin mulai ini

tak pernah luntur ditelan masa itu membutuhkan orientasi dan reformulasi

baru sesuai dengan tuntutan zaman.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan dakwah struktural ?

2. Konsep dakwah struktural ?

3. Kelebihan dan kekurang dakwah struktural ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui apa aitu dakwah structural

2. Mengetahui cara-cara melaksanakan dakwah structural

3. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dakwah struktural

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dakwah struktural

Dakwah strruktural adalah gerakan yang berada dalam kekuasaan. Sesuai

dengan hadis nabi Muhammad saw bahwa Rasul SAW bersabda “siapa yang

melihat kemungkaran diantara kalian, hendaklah ia mengubah dengan

tangannya. Apabila tidak bisa maka rubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa

maka rubahlah dengan hatinya. Itu adalah selemah lemahnya iman. Aktivisi

dakwah struktural mendakwahkan ajaran islam dengan memanfaatkan

struktur sosial, politk maupun ekonomi yang ada guna menjadikan islam

menjadi ideologi negara, nilai-nilai islam mengejawantah dalam kehidupan

berbangsa, dan bernegara. 48 Negara dipandang sebagai alat dakwah yang

paling strategis. Dakwah struktural memegang tesis bahwa dakwah yang

sesungguhnya adalah aktivisme islam yang berusaha mewujudkan negara

bangsa yang berdasarkan islam, para pelaku politik menjunjung tinggi nilai-

nilai keislaman dalam perilaku politik mereka serta penegakkan ajaran

islammenjadi tanggung jawab negara dan kekuasaan. Dalam perspektif

dakwah struktural, negara adalah instrumen penting dalam dakwah. Contoh

dakwah struktural sudah dapat ditemukan pada gerakan politik umat islam

pada zaman klasik.

Gerakan politik berupa penggulingan dinasti Umayyah dari kursi

kekhalifahan yang dilakukan oleh eksponen dinasti Abasiyah, dianggap

sebagai bagian dari gerakan dakwah. Fenomena politik itu dianggap sebagai

2
salah satu realitas dakwah ditandai, antara lain oleh slogan ridha bi Ali

Muhammad yang menjadi penyemangat gerakan itu. Dalam sistem ajaran

Syi’ah Islamiyyah, dakwah antara lain berbentuk pendidikan dan proses

indoktrinasi ajaran dan pemikiran dalam bidang politik, hukum, sistem

kepercayaan maupun filsafat. Secara formal, kegiatan dakwah dikelola oleh

negara, sehingga negara mempunyai hak untuk memaksa rakyat aktif dalam

bentuk kegiatan dakwah, seprti dilembaga “Pusat Dakwah” yang dipimpin

oleh kepala Qadhi, Abdul Aziz bin Muhammad bim An-Nu’man.

Pembahasan tentang dakwah struktural haruslah dimulai dengan

perbincangan hubungan antara agama (din) dan negara (dawlah). Pada

hakikatnya, negara adalah suatu wadah, dimana manusia bebas berkarya

sebagai Khalifah Allah dan hidup secara damai dan sejahtera untuk

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Menurut Mohamad Tarmimie Bin Mazlan dalam skripsinya, Ramli

Ridwan menjelaskan dakwah struktural adalah seluruh aktivitas yang

dilakukan negara atau pemerintah dengan berbagai strukturnya untuk

membangun tatanan masyarakat yang sesuai dengan petunjuk Allah dan

Rasulullah dalam bingkai amar ma’ruf nahi mungkar. Oleh karena itu, segala

aspek kehidupan diatur oleh pemerintah atau negara seperti pendidikan,

ekonomi, politik dan sebagainya yang berasaskan agama merupakan aktivitas

dakwah struktural. Maka dapat disimpulkan bahwa dakwah struktural itu

merupakan pendekatan dakwah Islam dengan memanfaatkan struktur sosial,

politik, maupun ekonomi yang gunanya menjadikan nilai-nilai Islam

teraplikasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3
2. Konsep dakwah struktural

Dakwah struktural yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui pendekatan

kekuasaan dengan memanfaatkan dakwah struktural ini mencakup sosial,

ekonomi, dan politik. Dakwah struktural menurut Din Syamsuddin

menyatakan bahwa dakwah struktural memiliki tiga paradigma yang

menjelaskan korelasi antara agama, Islam dan negara yaitu pertama

Paradigma Integrated yang meyakini bahwa agama, Islam dan negara adalah

satu kesatuan yang tidak dapat dikotomi. Kedua paradigma sibiotic

menyatakan bahwa agama, Islam. dan negara memiliki hubungan yang saling

menguntungkan. Ketiga paradigma sekularistik yang menyatakan bahwa

Islam tidak berbungaan dengan agama. Islam dan Negara.

Dalam hal ini peneliti, lebih cenderung pada paradigma simbiotik yang

suling menguntungkan. Agama mendapatkan perlindungan dari negara

sedangkan negara mendapatkan legitimasi dan pengayoman dari agama,

sehingga agama dan negara dalam posisi saling menguatkan antar satu

dengan yang lainnya

Sedangkan menurut Tata Sukayat dakwah struktural setidaknya

memenuhi beberapa persyaratan berikut pertama, nilai keagamaan

merumuskan dalam nilai yang realisus, kedung, Kemaslahatan umum menjadi

prioritas utama, ketiga problematika yang terjadi dalam masyarakat menjadi

landasan utama pengembangan program yang dilakukan. terumuskan dalam

bentuk yang jelas dan bersifat universal. Jadi, secara fundamental

pelaksanaan dakwah struktural, merupakan hasil kajian mendalam terhadap

kondisi masyarakat dan diaplikasikan dalam bentuk peraturan-peraturan dan

4
program yang melibatkan berbagai unsur yang menidiki kewenangan dan

kepentingan. Oleh karena itu dakwah struktura meninakan hasil dari keria

sama berbagai pihak untuk terlibat dalam pelaksanaan dakwah dan

keefektivitasannya dan bertujuan untuk menjaga stabilitas kehidupan

masyarakatdan kemeslahatan Bersama.

Metode Dakwah dalam Perspektif Al-Quran Konsep metode dakwah

terdapat di dalam al-Quran dalam QS an-Nahl ayat 125. Dalam ayat ini

dijelaskan ada tiga metode dakwah dalam perspektif al-Quran yaitu hikmah,

mauidzah hasanah, dan mujadalah. Hal ini terdapat dalam QS an-Nahl ayat

125."Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan

-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk. (QS An-nahl:125) Ayat ini dijelaskan oleh Quraish Shihab, dalam

Tafsir Al-Misbah, menyatakan bahwa pelaksanaan dakwah harus disesuaikan

dengan kondisi masyarakat sebagai objek dakwah diantaranya metode

dakwah bil hikmah ditujukan untuk kalangan yang berpendidikan. Metode

dakwah al-Mauidzah ditujukan untuk kalangan awam dan masyarakat umum,

dan Metode Dakwah Mujadalah ditujukan kepada penganut agama yang lain.

Metode dakwah ini dilakukan melalui dua pendekatan dakwah yaitu

pendekatan dakwah kultural dan pendekatan dakwah struktural. Selanjutnya

dijabarkan oleh Arkiang bahwa metode dakwah dalam perspektif al-Quran

diantaranya adalah Pertama, hikmah yang maksudnya adalah seorang dai

memiliki kemampuan untuk memahami keadaan objek dakwah dan

5
menyampaikan materi dakwah sesuai dengan kondisi objek dakwah. Kedua,

mauidzah hasanah adalah dai menyampaikan materi dakwah dengan penuh

lemah lembut dan kasih sayang sehingga penyampaian tersebut dapat

memberikan ketenangan dan kedamaian bagi objek dakwah. Ketiga,

mujadalah adalah kemampuan dai untuk bertukar pikiran, berdiskusi dengan

cara yang baik dengan objek dakwah.

3. Kelebihan dan kekurangan dakwah struktural

Dalam struktural adalah gerakan dakwah yang berda pada kekuasaan para

aktivis dakwah struktural bergerak mendakwahkan ajaran islam dengan

memanfaatkan struktural sosial, politik, maupun ekonomi yang ada guna

menjadikan islam sebagai ideologi negara. Nilai-nilai islam menjelama

kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dakwah struktural memegang

tesis bahwah dakwah yang sesungguhnya adalah akitivisme islam yang

berusaha mengwujudkan negara bangsa yang berdasarkan islam, para pelaku

politik menjunjung tinggi nilai keislaman dalam perilaku politik serta

mengakkan ajaran islam menjadi tanggung jawab negara dan kekuasaan.

Dalam persepektif dakwah kultural negara adalah instrumen penting dalam

kegiatan dakwah.Kelebihan dakwah kultural adalah sebuah model

penyampain misi islam yang lebih terbuaka, toleran dengan mengkomodir

budaya dan adat masyarakat setemapat, bisa dijadikan sebagai medium

pembaharuan kehidupan bergama, lebih beriorintasi dan menghargai tradisi

dan mudah diterima oleh banyak masyarakat itu, dakwah kultural memang

kuat dari sisi bagaimana membuat masyarakat itu paham akan islam. Namun

disisi lain tidak kuat secara politik.

6
Apabila hanya mengendalikan pada ukuran kutural saja maka islam tentu

tidak dapat diberlakukan secara kaffah (keseluruhan) hal tersebut merupakan

salah satu kekurangan dakwah kultural.

Dakwah kultural dan struktural merupakan sebuah metode dakwah yang

digunakan dinegri ini yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan dan dicari

kesalahan masing-masing, tentunya masing-masing mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Dakwah kultural tentunya tidak dapat menyalahkan bahwa

syiar islam dengan pendekatan kultural adalah salah namun tidak boleh

mengikuti arus zaman yang justru melupakan esensi dari nilai-nilai keislaman

itu sendiri. Metode dakwah yang digunakan dalam menyiarkan agama

tidakdapat kita memilih hanya satu haluan atau metode saja misalkan memilih

metode pendekatan secara struktural ini tidak bisa. Pemilihan metode

seyogyanya dipilih berdasarkan kass yang ada misalkan jika lebih muda

dengan pendekatan struktural dan juga lebih muda dengan kultural maka

dilakukan dengan kultural tentunya dilakukan dengan cara-cara yang lebih

menyimpang da’i Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Mempelajari karakter siapa yang hendak didakwahi maka akan dapat

memperoleh metode dakwah yang tepat. Dengan demikian kedua hal

tersebuttidak dapat dipisahkan secara persial keduanya memiliki korelasi

yang sangat erat dalam mendakwahi agama ini.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPUAL

Dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang berupaya

menanamkan nilai-nilai islam dan seluruh dimensi dengan memperhatikan

potensi kecenderungan manusia sebagai mahluk budaya, atau dakwah

yang dilakukan dengan cara mengikuti budaya-budaya kultur masyrakat

setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima dilingkungan

setempat.

Sedangkan dakwah struktural adalah kegiatan dakwah yang

menjdikan kekuasaan, birokrasi kekuatan politik sebagai alat untuk

memperjuangkan islam. Dakwah kultural dan struktural masing-masing

berbeda. Masing-masing mempunyai strategi sendiri-sendiri dalam

penguatanya. Jika kedua dakwah ini bergabung maka dakwah akan

melengkapi satu sama lain. Namun dalam kebenaranya kedua dakwah

inipun tidak terlepas dari berbagai maslah. Oleh karena itu para da’i yang

hendak berdakwah terlebih dahulu mengetahui kondisi masyrakat

setempat serta melakukan pemilihan metode dakwah berdasran kasus yang

ada.

B. SARAN

Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

pembelajaran bagi Pembaca dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak

pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

M. Aziz, Ali ilmu dakwa. (Jakarta: Kencana, 2019).

Basyaib, Hamid. Mengapa partai islam kalah. (Jakarta: Alvabet, 1999)

M. Rahman, Taufiq, Haryanti, Eni, Ziaulhaq, Mochamad. Moderasi beragama

penyuluh perempuan konsepsi dan implantasi. (Bandung: Prodi S2 Studi Agama-

agama UIN Sunan Gunung Djati, 2019)

Faizah. Psikologi dakwah. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015)

ii

Anda mungkin juga menyukai