PROPOSAL
HAMDAN HAMIDIN
105191103618
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORTIS
A. Pengertian Dakwah..................................................................................6
B. Komponen gerakan jamaah dan dakwah jamaah....................................10
C. Macam-macam Dakwah..........................................................................11
D. Unsur-unsur Dakwah...............................................................................13
E. Metode Dakwah......................................................................................15
F. Bentuk-Bentuk Metode Dakwah.............................................................16
G. Efek Dakwah...........................................................................................17
H. Landasan Gerakan Jamaah……………………………………………..19
I. Dakwah Jamaah……………………………………………………...…23
J. Hakekat Dakwah Jamaah……………………………………………….27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................30
B. Lokasi dan Objek Penelitian....................................................................30
C. Fokus Deskripsi Penelitian......................................................................30
D. Sumber Data............................................................................................31
E. Instrumen Penelitian................................................................................31
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................32
G. Teknik Analisis Data...............................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh nabi Muhammad, sahabat, dan tabi’in sebagai perangkat distribusi paham Islam
mula-mula yang signifikan karena melalui dakwah, Islam dikenal sebagai agama
memaluk agama Islam dan tidak hanya itu, dakwah memberikan kontribusi yang
sosial dan kemasyarakatan dengan dibuktikan dengan dua fakta sejarah yang sangat
negara sebagai wujud adanya sikap penerimaan umat manusia terhadap kebenaran
harkat dan martabat manusia telah berhasil memberantas budaya jahiliyah yang
1
Deasy, dkk, Tuntunan dan Tontonan: Analisi Fenomena Dakwah Dalam Tantangan
Komodifikasi Agama, DOI:http://dx.doi. org/10.21043/at-tabsyir.v7i2.8721. Vol. 7 No. 2, 2020,hlm. 1
2
Khoiro Ummatin, Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 1 Tahun 2014, hlm. 180
1
Islam sebagai agama memang hadir sebagai pondasi kehidupan manusia.
2
2
manusia. Ajaran aqidah, syariah dan akhlak dapat aplikasikan secara utuh, bukan
urusan ukhrowi dengan urusan duniawi. menurut Sayyid Qutub dakwah ini di
Sebagaimana dalam firman Allah surah Al-Imran ayat 104 yang berbunyi:
ٰۤ ُ
ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن _ِ َْو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْالخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو
ف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا
Terjemahannya:
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.4
dakwah maka tidak akan terealisasi nilai-nilai ajaran Islam kepada masyarakat
yaitu untuk setiap diri yang mengaku muslim, baik laki-laki maupun perempuan,
dewasa maupun remaja, kaya ataupun miskin, awam ataupun pelajar. Semua memikul
masing.5
3
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthb Rekontruksi PemikiranDakwah Harakah,
(Jakarta: Penerbit Madani, 2006), hlm. 311-358.
4
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h.196
5
Sudarto, Wacana Islam Pogresif, cet I; Yogyakarta: ircisod, 2014, h.151
3
bisa dilakukan oleh para da’i dalam bentuk khutbah atau ceramah, seorang konselor
kepada kliennya, orang tua kepada anaknya, dan sebagiannya. Proses mengajak
kepada Allah juga bisa dilakukan oleh suatu kelompok atau organisasi, seperti
kelompok seniman yang mengajak kepada jalan Allah dalam bentuk nyayian,
ajaran islam, lembaga pers yang dapat memasukan nilai – nilai Islam dalam
yang mampu memenej gerakan dakwah. Dalam hal ini, di perlukan suatu organisasi
dakwah yang kuat dan mapan sehingga gerakan dan aktivitas dakwah Islamiyah dapat
kunci dasar bagi terlaksananya Gerakan Jamaah Dan Gerakan Jamaah GJDJ. sebagai
Muhammadiyah. Gerakar Jamaah tidak harus dalam skup yang besar secara kuan-
titatif, melainkan lebih pada kualitas para warga jamaah itu sendiri, terlebih bagi inti
6
Basit Abdul, Dakwah Antar Individu teori dan aplikasi, CV. Tretrem Nusa, Porwokerto,
2017, h.15-16
4
Berdasarkan hal ini maka penulis mengkaji lebih lanjut melalui penelitian
yang berjudul “Peran Program Gerakan Jamaah Dan Dakwah Jamaah Dalam
Menyebarkan Spirit Dakwah Amar Ma’ruf Nahil Munkar Di Fakultas Agama Islam”
peneltian ini dilakukan oleh penulis dengan judul tersebut menggunakan metode
penelitian kualitatif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis.
tentang gerekan jamaah dan dakwah jamaah. Selain itu, dapat dijadikan
sebagai acuan referensi yang mendukung bagi peneliti maupun pihak lain
yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama terkhusus mahasiswa dan
Makassar.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN DAKWAH
menggerakkan komunitas masyarakat menjadi lebih baik pada semua sisi: agama,
Makassar tahun 1971, dan akhirnya diputuskan pada muktamar ke-39 di Padang
tanah air, untuk secara serempak, sistematis, teratur, dan terencana. Meningkatkan
keaktifan membina lingkungannya ke arah kehidupan yang sejahtera lahir dan batin.
Jamaah yang menjadi objek dakwah adalah sekelompok orang atau keluarga yang
6
7
tempat tinggalnya saling berdekatan atau saling terjalin dalam suatu wadah bersama.
hidangan. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. Agama Islam
disebarkan melalui jalur dakwah. Dikutip dari buku Dakwah dalam Al Quran oleh
Yuli Umro'atin, Islam adalah agama dakwah. Agama ini disebarluaskan dan
diperkenalkan kepada umat manusia melalui aktivitas dakwah, tanpa kekerasan, tanpa
paksaan, atau kekuatan senjata. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Ada banyak ayat dalam Al Quran yang menerangkan tentang dakwah. Salah satunya
ع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َربِّكَ بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َربَّكَ ه َُو َأ ْعلَ ُم بِ َمن ُ ٱ ْد
َض َّل عَن َسبِيلِِۦه ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِدين َ
Terjemahannya :
7
Muhammad Ridha Basri,Suara Muhammadiyah, Edisi 20 Tahun 2019
8
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, h.196
8
Menurut pendapat ulama basrah dasar pengambilan kata dakwah itu adalah dari
kata mashdar yakni da’watan yang artinya panggilan. Sedangkan menurut ulama kufa
perkataan dakwah itu diambil dari akar kata da’aa yang artinya telah memanggil.
pemakaiannya dalam kalimat. Namun dalam hal ini yang dimaksud adalah dakwah
dalam arti seruan,ajakan atau panggilan. Panggilan itu adalah panggilan kepada Allah
Swt.9
a) Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya
mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dan Rasul-Nya.
9
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam membentuk Da’I dan Khotib Profesional
(Jakarta:kalam mulia, 2005), h.2
9
mungkar.
jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaan kepada
Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat buruk
dakwah menjadikan prilaku Muslim dalam menjalankan Islam dalam rahmatan lil
alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, dan tujuan dakwah Islam
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratus” yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin.11Strategi pada hakekatnya adalah
perencanaan (Planing) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
10
Drs. Wahidin Saputra, MA, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), cet. 2. h. 1-2.
11
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2010),
h.61
10
operasionalnya.12
tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan Jadi, merumuskan strategi
dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas atau mencapai tujuan. Dengan
strategi dakwah, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara
sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.13
didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
2. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat
diukur keberhasilannya.
12
Ibid, h.65.
13
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 227
11
Komponen Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) terdiri dari pamong
jamaah, inti jamaah, jamaah, dan dakwah jamaah. Pamong jamaah bertindak sebagai
jamaah. Adapun jamaah merupakan sekelompok orang yang membina hidup bersama
dalam suatu lingkungan. Diibaratkan sebuah kapal, maka dakwah jamaah adalah
mesin penggerak, pamong sebagai nahkoda, inti jamaah sebagai awak kapal, dan
Para jamaah yang dibina, tidak selalu ada hubungan dengan Muhammadiyah;
prinsip inklusivitas, memandang orang lain sebagai bagian dari kita dan ingin maju
luas, berakhlak karimah dan menjadi uswah hasanah, serta mengenal peta
menggerakkan perasaan dan batin mitra dakwah. Member mitra dakwah nasehat yang
dianggap lemah, seperti kaum perempuan, anak-anak orang masih awam, mualaf
sentimental ini diterpkan oleh Nabi SAW saat menghadapi kaum musyrik mekkah.
Ternyata para pengikut nabi SAW pada masa itu umumnya berasal dari golongan
lemah, denan strategi ini, kaum lemah merasa dihargai dan kaum mulia merasa
dihormati.
pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk berfikir,
pengambilan contoh dan bukti sejarah merupakan beberapa metode dari strategi
rasional.
ilmiah. Ia didefinisikan sebagai sistem dakwah atau kumpulan metode dakwah yang
berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh pada hasil penelitian. Diantara
Nabi SAW mempratikan islam sebagi perwujudan strategi indrawi yang disaksikan
oleh para sahabat dapat menyaksikan mukzijat Nabi SAW secara lagsung seperti
penelitian ilmiah.14
D. Unsur-Unsur Dakwah
kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra
14
Badarudin, Strategi Dakwah Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin Dalam Pemberdayaan
Komunikasi Sosial Pada Kelurahan Kota Baru Tanjung Karang Timur Bandar Lampung (Bandar
Lampung: IAIN Raden Intan Lampung,2016),h.14
14
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun
perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi
/lembaga. Da’i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah,
alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan
Mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima
dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang
beragama islam maupun tidak; atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.
kepada manusia yang belum beragama islam, dakwah bertujuan untuk mengajak
mereka untuk mengikuti agama islam; sedangkan kepada orang-orang yang telah
3. Maddah (Materi)
Dakwah maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan Da’i
kepada Mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah
4. Wasilah (media)
(ajaran islam) kepada mad’u. untuk menyampaiakan materi islam kepada umat,
dakwah menjadi lima macam, yaitu : lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.
15
5. Thariqoh (metode)
Dakwah suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas
untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencanasistem, tata piker manusia.
6. Atsar Dakwah
Dakwah dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya
jika dakwah telah dilakukan oleh seorang dai dengan materi dakwah, wasilah,dan
thariqoh tertentu. Maka akan timbuln respons dan efek pada mad’u(penerima
dakwah).15
E. Metode Dakwah
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani Metodos yang artinya
cara atau jalan, jaddi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan
diterima. Metode dakwahmenggunakan metode yang tepat dan sesuai situasi dan
15
M, Munir, Manajemen Dakwah (Jakarta : kencana, 2009), h. 34
16
orang atau kelompok manusia dengan ketelatenan dan amal perbuatan yang konkrit.
Dan untuk mengemban diri serta masyarakat dalam rangka mewujudkan tata
Artinya :
16
Ibid. h. 36
17
Muslim Bin Al Hajjaj Al Qusyairy, Shahih Muslim, No. 3088 (Daru Ihya Al Kutub Al Arabiyyah)
17
Dari ayat tersebut dapat di ambil pemahaman bahwa metode dakwah itu ada
1. Al-Hikmah
Kata “hikmah” dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak dua puluh kali dalam
bentuk naqiroh maupun ma’rifat. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari
kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakh maka berarti mengindari hal-hal yang
2. Al-Mau’idza Al-Hasannah
pesa-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar
jim yang mengikuti wazan Faa ala “jaa dala” dapat bermakna berdebat, dan
“mujadalah” perdebatan.18
18
Munzier Supatra, Metode Dakwah (Jakarta : kencana, 2006), h. 13
18
G. Efek Dakwah
Efek dakwah, bukan hanya sekedar umpan balik dan reaksi individu-individu
sebagai khalayak (mad’u) terhadappesan yang dilontarkan oleh da’i atau mubalig
melalui media massa atau pidaato. Akan tetapi efek itu merupakan paduan sejumlah
kekuatan yang bekerja dalam masyarakat, dimana da’i atau mubalig sebagai
komunikator dakwah hanya dapat menguasai beberapa kekuatan saja, yaitu pesan
atau isi, metode dan media yang digunakan. da’i atau mubalig tidak mampu
mengontrol kekuatan lain yang berpengaruh pada diri individu, seperti filter
konseptual individu, klompok rujukan, pemimpin pendapat, dan pesan lain yang
Bentuk konkrit dari efek (atsar) dalam dakwah itu adalah terjadinya penerimaan
den pelaksananan pesan dakwah bagi individu-individu khalayak (public) yaitu al-
khayr, amr ma’ruf dan nahy munkar. Dakwah yang lebih efektif yang lebih dari itu
yang sebenar-benarnya, sehingga dakwah memperoleh citra yang baik dan dukungan
opini publik.20
19
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2011), h. 180
20
Ibid. h. 181
19
Dapat penulis simpulkan bahwa efek dakwah adalah umpan balik dan reaksi
da’i, dan menimbulkan terjadinya penerimaan den pelaksananan pesan dakwah bagi
َص ُموْ ا_ بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْيعًا َّواَل تَفَ َّرقُوْ ا ۖ َو ْاذ ُكرُوْ ا_ نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْعد َۤا ًء فَاَلَّفَ بَ ْينَ قُلُوْ بِ ُك ْ_م
ِ َوا ْعت
هّٰللا
ك يُبَيِّنُ ُ لَ ُك ْم ٰا ٰيتِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم َ ِار فَا َ ْنقَ َذ ُك ْ_م ِّم ْنهَا ۗ َك ٰذل ٰ ۚ
ِ َّفَاَصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم عَلى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِّمنَ الن
َتَ ْهتَ ُدوْ ن
Terjemahannya :
ٰۤ ُ
َول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن _ِ َْو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْالخَ ي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو
ف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا
21
Dahlan Lama Bawa, Gerakan Jamaah Dan Dakwah Jamaah,(Makassar: Unismuh
Makassar, 2014),h.5
22
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h.63
20
Terjemahannya:
ٰۤ ُ
ِ ول ِٕىكَ لَهُ ْم َع َذابٌ ع
َظ ْي ٌم ُ اختَلَفُوْ ا ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْالبَي ِّٰن
ت ۗ َوا ْ ۙ َواَل تَ ُكوْ نُوْ ا َكالَّ ِذ ْينَ تَفَ َّرقُوْ ا َو
Terjemahannya :
َف َوتَ ْنهَوْ َ_ن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ ۗ َولَوْ ٰا َمن ِ ْاس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو ِ َّت لِلن ْ ُك ْنتُ ْم خَ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج
َب لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن ِ اَ ْه ُل ْال ِك ٰت
Terjemahannya :
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
(selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.25
23
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h.63
24
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h.63
25
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h. 64
21
Terjemahannya :
Mereka tidak sama. Di antara Ahlul kitab ada golongan yang lurus. Mereka
membaca ayat-ayat Allah pada malam hari dalam keadaan bersujud (salat).26
_ِ ِْ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو يُْؤ منُوْ نَ باهّٰلل
ِ ۗ ار ُعوْ نَ فِى ْال َخي ْٰر
ت ِ ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َويُ َس ِ ِ
ٰۤ ُ
ّ ٰ ال
َصلِ ِح ْين َك ِمن _َ ول ِٕى َوا
Terjemahannya :
Mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang
makruf, mencegah dari yang mungkar, dan bersegera (mengerjakan) berbagai
kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang saleh.27
4. At Taubah 71
َف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِ ْي ُموْ ن ِ ْْض يَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو ۤ ُ َو ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َو ْال ُمْؤ ِم ٰن
ٍ ۘ ضهُْ_م اَوْ لِيَا ُء بَع
ُ ت بَ ْع
هّٰللا هّٰللا ٰۤ هّٰللا ٰ
ِ الصَّلوةَ َويُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َويُ ِط ْيعُوْ نَ َ َو َرسُوْ لَهٗ ۗاُول ِٕىكَ َسيَرْ َح ُمهُ ُم ُ ۗاِ َّن َ ع
َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم
Terjemahannya :
26
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h.64
27
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h.64
28
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. h.198
22
dan menjaga suatu jamaah. Demikian halnya agar menghindari segala bentuk
perpecahan dan atau perselisihan. Dari beberapa landasan yang mendasari pentingnya
menjadi hal yang merugikan. Perselisihan telah terjadi dalam sejarah dan tidak
4. Agenda pokok dalam jamaah bukanlah bentuk negatif melainkan segala hal
yang positif sesuai dengan koridor agama islam, Secara umum hal tersebut
5. Dalam sebuah jamaah, selain daripada agenda pokok di atas, perlu juga
rutinitas saling menasehati satu sama lain sebagai bentuk evaluasi dan
yang memang perlu dibentuk dan dibina bersama-sama. Hal tersebut dalam rangka
kita lihat salah satu poin Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM:
islamiah”.
I. Dakwah Jamaah
untuk bisa bersama-sama menjalani kehidupan lebih baik. Agama islam mengjarkan
kepada kita bahwa tatanan sosial masyarakat yang rapi dan teratur merupakan
kebutuhan bersama. Oleh karena itu, kita sering mendengar dalam QS. Ali Imran 103
teguhlah kamu semua pada tali Allah); dan (2) Wa laa tafarraqu (dan janganlah
kalian bercerai berai). Dua hal tersebut menunjukkan, bahwa wujud persatuan dan
kebersamaan menjadi faktor penting dalam kehidupan manusia. Inilah yang menjadi
29
Dahlan Lama Bawa, Gerakan Jamaah Dan Dakwah Jamaah,(Makassar: Unismuh
Makassar, 2014),h.12
24
Jamaah adalah suatu kelompok atau komunitas yang secara sederhana terdiri
memiliki aktivitas yaitu membina hidup secara berjamaah. Tujuannya sederhan, yaitu
kehidupan yang sejahtera secara lahir dan batin. Untuk itulah, Rasulullah SAW
mengawali syiar dakwah Islamnya untuk dengan suatu binaan jamaah. Kita sering
mendengar, bahwa beliau mula-mula membimbing dari yang terdekat, baik sahabat
ataupun keluarga, kemudian dibina lebih dalam lagi dirumah sahabat beliau, Al
Arqam bin Abil Arqam. Tidak berbeda dengasn Ahmad Dahlan yang memulai
kelompok orang yang diberikan dakwah (diajak dan diseru) untuk hidup sejahtera
Ajakan atau seruan kepada sekelompok orang tersebut untuk hidup sejahtera
bersama-sama kemudian disebut dengan suatu istilah dakwah jamaah. Hal ini
melebihkan derajat ibadat shalat yang dilakukan secara berjamaah daripada sendiri
yang sudah disebutkan diatas, agar saling berpegang erat pada prinsip-prinsip ajaran
Allah dan jangan sampai terjadi perpecahan antara satu dengan yang lain.
berarti mengajak atau menyeru. Arti yang lebih luas dari dakwah itu sendiri memiliki
banyak pendapat. dari sekian pendapat tersebut bahwa dakwah merupakan proses
penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan
1. Mengajak orang untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau memeluk
Agama islam;
Jadi, dakwah merupakan suatu proses dimana segala hal yang mengandung
nasehat dan ajakan kebaikan itu ada. Dakwah itu sendiri juga merupakan perintah
yang ditujukan kepada umat Islam yang perlu dan harus diupayakan aktivitasnya.
Karena itu, Miuhammadiyah menjadi garda depan dalam upaya dakwah Islam
dengan konsep jamaah. Dakwah yang dimaksud disini memiliki kelompok sasaran:
1. Seseorang yang sudah memeluk agama islam. Dakwah kepada golongan ini
2. Seseorang yang belum memeluk agama islam. Dakwah kepada golongan ini
bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam, beriman dan
mengamalkan ajarannya.
Atas dasar itu, suatu kelompok yang disebut jamaah menjadi subjek dakwah
sejahtera. Begitu juga seperti apa yang ditujukan Muhammadiyah dalam mewujudkan
masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Apabila
subjek dan dakwah sebagai alat, maka hal tersebut akan menjadi kekuatan umat yang
patut dijunjung.
Adanya jamaah sebagai subjek dan dakwah sebagai alat dicanangkan oleh
menjadi objek perubahan sosial, tetapi juga sebagai subjek perubahan sosial. Sebagai
jalannya perubahan sosial kea rah masyarakat yang maju, beriman dan berperadaban.
27
Namun, perpaduan antara dakwah dan jamaah memiliki maksud lain yang
lebih jauh. Dakwah seperti ini dikerjakan oleh sekelompok dai sebagai sebuah tim
yang memang berdomisili di daerah mereka. Kelompok kecil dai ini kemudian
bahkan mungkin ada yang belum beragama Islam. Karena itu, pada dasarnya aktivitas
ini bersifat informal. Artinya tidak ada hubungan organisatoris antara jamaah dengan
Jamaah merupakan inti penting dari suatu gerakan. Hal ini dikarenakan
mencapai kebahagiaannya tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Ahamd Dahlan
melihat bahwa “jamaah” memiliki kemampuan bergerak yang luar biasa, karena
terhadap surah Ali Imran ayat 104 menggugahnya untuk menampung jamaah
binaannya dalam organisasi. Dalam ayat tersebut terdapat kata ummatun yang berarti
sekelompok manusia. Kata ummatun didahului dengan kata waltakun minkum yang
Dari jamaah pulalah gerakan itu muncul menjadi gerakan yang terarah dan
yang diajarkan dalam Islam adalah gerakan yang mengantarkan kepada suatu
kebaikan, peningkatan, dan pengembangan, bukan gerakan kea rah kebatilan dan
kezaliman. Oleh karenanya itu, lanjutan dari waltakun minkum ummatun adalah.30
Poin poin diatas merupakan rentetan aktivitas gerakan yang seharusnya ada pada
suatu jamaah. Aktivitas tersebut merupakan faktor yang mengantarkan kita kepada
kesejahteraan. Barangkali perlu diperhatikan pula apa apa yang pernah dikatakan oleh
Ali bin Abi Thalib, “Kebenaran yang tidak konsisten dengan baik akan dikalahkan
oleh kebatilan yang tersistem dengan baik.” Pesan tersebut memiliki sifat positif,
terutama penegakan kebaikan, kebenaran dan amar makruf nahi munkar memerlukan
kerjasama tim adalah sebuah jamaah agar tidak terkalahkan oleh sifat negatif.
30
Dahlan Lama Bawa, Gerakan Jamaah Dan Dakwah Jamaah,(Makassar: Unismuh
Makassar, 2014),h.17
29
akan tetapi yang paling penting adalah nasehat-menasehati pada setiap orang yang
Hal tersebut akan menjadi penguat untuk selanjutnya memberikan nasehat, seruan
dan atau ajakan kebaikan kepada orang lain. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran
QS. Al Ashr, “Wa tawashahu bil haqqi wa tawashau bi al shabri” (dan saling
menasehatilah kalian dengan suatu kebenaran dan kesebaran). Dalam surat Al Balad
ayat 17, “Wa tawashahu bi al shabri wa tawashahu bil marhamah” (dan saling
menasehatilah kalian dengan kesabaran dan saling menasehatilah kalian dengan kasih
saying).
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Pendayagunaan jamaah ini tidak hanya
terbatas pada pengajian semata, tetapi bisa meliputi bidang ekonomi, kesehatan.
pembinaan dan pendampingan secara terusa menerus. Terutama bagi inti jamaah yang
pelatihan serta pendidikan khusus agar mereka mampu mengelola jamaah dengan
baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
permasalahan dan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada efek Gerakan Jamaah Dan
30
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek penelitian(informan) yang
berkenan dengan variabel yang diteliti. Adapun sumber data primer dalam
2. Data sekunder
3. Data Tersier
Data tersier merupakan data penunjang dari kedua data di atas yakni data
primer dan data sekunder. Data ini diperoleh melalui kamus, insiklopedia dan lain
E. Instrumen Penelitian
Instrumen ini dapat berbentuk dalam angket, daftar observasi, tes dan lain-
lain.31
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara
lisan, dan pertanyaan yang di ajukan dalam wawancara itu telah disiapkan
31
Suharmisi Arikunto, Proses Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h.203
32
Muh.khalifah Mustami, Metedologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015), h.143
gerakan dakwah dan dakwah jamaah di Fakultas Agama Islam Unismuh
Makassar.
2. Dokumentasi
3. Observasi
mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk
mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari sebuah desain
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI;
Jakarta: Rineka Cipta,2006),h.68
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan Kombinasi, h.326
35
Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi, Metedologi Penelitian (Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2007), h.70
berdasarkan pengetahuan dan ide-ide yang sudah diketahui sebelumnya, untuk
1. Reduksi Data
maka dari itu perlu di catat secara rinci. Untuk itu perlu digunakan analisis
data melalui reduksi data. Menurut Sugiyono reduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
2. Penyajian Data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori dan
penjelasan, alur sebab akibat dan proposisi. Sedangkan verifikasi adalah penarikan
tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan dan meminta responden yang telah
37
Matthew B Miles dan A Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep
Rohendi Rohadi, (Jakarta: UI Pres,1992), h.16-17
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al Karim. 2014. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Institut Ilmu Al-
Qur’an.
Abdul, Basit . 2017. Dakwah Antar Individu teori dan aplikasi. Porwokerto:CV.
Tretrem Nusa
Badarudin. 2016. Strategi Dakwah. Bandar Lampung : IAIN Raden Intan Lampung
Deasy, dkk, Tuntunan dan Tontonan: Analisi Fenomena Dakwah Dalam Tantangan
Komodifikasi Agama, DOI:http://dx.doi.org/10.21043/at-tabsyir.v7i2.8721. Vol.
7 No. 2, 2020,hlm. 1
Imam Alwisral Zaidallah.2005. Strategi Dakwah dalam membentuk Da’I dan Khotib
Profesional . Jakarta: kalam mulia
Lama, Dahlan Bawa. 2014. Gerakan Jamaah Dan Dakwah Jamaah, Makassar:
Unismuh Makassar
Matthew B Miles dan A Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif, (Jakarta:
UI Pres)
Munir Muhammad. 2009. Manajemen Dakwah .Jakarta : kencana
Nurboko , Cholid Dan Abu Achmadi. 2007. Metedologi Penelitian. Jakarta: PT.Bumi
Aksara
Ridha Muhammad Basri. 2019. Suara Muhammadiyah, Edisi 20
Saputra Wahidin . 2012. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada