Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN APLIKASI

ROCK CLIMBING ANGKATAN WALLACEA DAN AURORA


DI DESA MARANTALE

MAHASISWA PENCINTA ALAM MARABUNTA


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

i
LAPORAN APLIKASI
ROCK CLIMBING ANGKATAN WALLACEA DAN AURORA
DI DESA MARANTALE

Oleh:

Tufail Ahmet (warlus)


Andi Afan (nhort)
Khairul Anwar (kutub)
Moh. Riski fauzan (hero)
Moh. Batir (puffin)
Deni Wirawan (herkules)
Rian (rabun)
Aahrul (ruba)
Lalu Rasyid (tema)
Andri (kukang)
Zulfikar (muara)
Edwin J. W Manu (matul)
Nini Sholatiah (salju)
Lilis (senja)
Indah Wahyuni (unicorn)
Putri Paulina (mino)
Verna Intan S (indigo)

MAHASISWA PENCINTA ALAM MARABUNTA


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Kegiatan : Aplikasi Rock Climbing MAPALA MARABUNTA

Panitia Pelaksana
Diklatsar Mapala MARABUNTA
Fakultas Peternakan Dan Perikanan
Universitas Tadulako
2019

Mengetahui

Ketua panitia Badan Diklat

Fahri Hidayat “otan” Dzulkifly”kabut”


MRB/05/12/035 MRB/04/12/026

Menyetujui

Ketua Umum MAPALA MARABUNTA


Fakultas Peternakan Dan Perikanan

William”cepot”
MRB/05/12/031

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya karena atas izinNya sehingga kami diberikan

kesehatan dan kesempatan serta kemudahan dalam menyelesaikan laporan

aplikasi Rock Climbing

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimah kasih kepada:

1. Kedua orang tua kami yang selalu mendukung serta mendoakan kami dalam

kegiatan ini

2. Senior-senior kami di MAPALA MARABUNTA yang telah memberikan

kami banyak ilmu dan pengalaman serta nasehat sehingga kami bisa

melewati semua prosedur aplikasi rocklimbing dengan baik

Kami menyadari dalam penyusunan laporan aplikasi ini jauh dari kata

sempurna

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan aplikasi rocklimbing dapat berjalan

dengan lancar dan baik ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

beberapa pihak

i
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................................i
JUDUL SAMPUL.................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Landasan pelaksanaan..............................................................................1
1.3 Tujuan kegiatan........................................................................................1
1.4 Manfaat kegiatan......................................................................................1
BAB 2 METODE APLIKASI
2.1 Waktu dan Tempat..................................................................................2
2.2 Perencanaan kegiatan..............................................................................2
2.2.1 Alat.......................................................................................................2
2.2.2 Logistik.................................................................................................2
2.3 agenda kegiatan.......................................................................................3
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 kronologi kegiatan dilapangan ................................................................
BAB 4 TEORI DASAR
3.1 sejarah panjat tebing indonesia................................................................4
3.2 Jenis-Jenis pemanjatan............................................................................5
3.3 Peralatan panjat tebing............................................................................6
3.4 vertical rescue...........................................................................................
3.5 jummar......................................................................................................
BAB 5 PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................9
4.2 Saran........................................................................................................9
LAMPIRAN

i
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mendengar kata Rock Climbing (panjat tebing), kita seperti dikenalkan pada

suatu jenis olahraga baru. Pada dasarnya Rock Climbing adalah bagian dari

Mountaineering (kegiatan mendaki, suatu perjalanan petualangan ke tempat-

tempat yang tinggi), hanya disini kita menghadapi medan yang khusus. Dengan

membedakan daerah atau medan yang dilalui, Mountaineering dapat dibagi

menjadi. Hill Walking merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan

dan perbukitan dengan berbekal pengetahuan peta/kompas dan survival. Kekuatan

kaki menjadi faktor utama suksesesnya suatu perjalanan.

Panjat Tebing merupakan olahraga ekstrim dan penuh tantangan, namun

dibalik itu olahraga ini banyak penggemarnya dan sampai sekarang olahraga ini

terus mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka dari itu kita selaku team

yang melaksanakan aplikasi Rock Climbing (panjat tebing) ingin menambah

wawasan lagi dalam olahraga ini.

1.2 Landasan Pelaksanaan

Adapun landasan pelaksanaan kegiatan ini:

1. Berdasarkan ketentuan AD/ADRT

i
2. Program kerja pengurus MAPALA MARABUNTA

3. Mengembangkan bakat dari anggota itu sendiri

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan aplikasi Rock Climbing ini :

1. Untuk mengetahui lebih luas tentang panjat tebing

2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi Anggota khusunya

dibidang Rock Climbing

1.4 Manfaat Kegiatan

1. Memberi pengalaman kepada Anggota yang mengikuti aplikasi Rock

Climbing

2. Mampu membawa prestasi yang di targetkan

3. Memperkenalkan salah satu kegiatan atau salah satu minat yang ada di

MAPALA MARABUNTA Fakultas Peternakan dan Perikanan

Universitas Tadulako

i
BAB II METODE APLIKASI

2.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan kegiatan Rock Climbing (panjat tebing) aplikasi ke

VII MAPALA MARABUNTA selama 3 hari. Yang dilaksanakan pada hari jumat,

11 oktober s/d minggu, 13 oktober 2019. Di Desa UWE VOLO.

2. 2 Perencanaan Kegiatan

Kegiatan pengaplikasian Rock Climbing ini dilakukan berdasarkan

keputusan bersama dewan pengurus MAPALA MARABUNTA pada tanggal 11-

13 oktober 2019

2.2.1 Alat

NO ALAT

1. Ceril
2. Tenda dum
3. Ponco
4. Matras
5. Buku dan pulpen
6. Kompor portable
7. Tali rafiah
8. Terpal
9. P3k
10. Magnesium
11. Tabung gas
12. Alat makan
13. Botol dan jergen
14. Plastic nener
15. Head leam
16. Nesting
17. Baju kaos merah hijau

i
2.2.2 Logistik

NO LOGISTIK
1. Beras
2. Gula
3. Susu dan kopi
4. Barito
5. Ikan
6/ Minyak goreng
7. Tempe
8. Mie
9. Rono
10. Coll
11. Masako
12. Garam
13. Micin

2.3.2 Kegiatan

Hari jumat 11-oktober -2019

WAKTU AGENDA KEGIATAN

16.00-17.00 Upacara pembukaan

17.00-20.00 Waktu keberangkatan


20.00-21.00 Pembuatan tenda
21.00-22.00 Makan
22.00-23.00 Briving
23.00-04.30 Istirahat

Sabtu 12-oktober-2019

WAKTU AGENDA KEGIATAN


08.00-09.00 Masak
09.00-09.30 Senam pagi
09.30-10.00 Pemberitahuan kegiatan
10.00-11.50 Pengaplikasian
11.50-14.00 Isomah
14.00-17.00 Lanjut pengaplikasian
17.00-18.00 Isomah

i
18.00-20.00 Makan
20.00-00.13 Evaluasi
00.13-05.30 Istirahat

Minggu 13-oktober-2019

WAKTU AGENDA KEGIATAN


05.30-07.00 Masak
07.00-08.00 Makan
08.00-09.00 Senam pagi
09.00-12.00 Pengaplikasian
12.00-13.00 Isomah
13.00-17.30 Lanjut pengaplikasian
17.30-18.00 Packing
18.00-21.30 Pulang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kronologi kegiatan dilapangan

Kronologi kegitan yang kami lakukan selama melaksanakan kegiatan

pengaplikasian Rock Clingbing.

N HARI DAN WAKTU KEGIATAN

i
O

1. Jumat-16.00-17.00 Waktu pembukaan upacara pelepasan peserta

aplikasi Rock Climbing MAPALA

MARABUNTA
17.00-20.00 Keberangkatan peserta aplikasi kegiatan Rock

Climbing di desa Owe Volo selama kurang

lebih dua jam perjalanan


20.00-21.00 Waktu tiba peserta di tempat kegiatan yang

bertepat didesa Owe Volo dan sekaligus

dilanjutakan dengan pembuatan tenda beserta

api unggun
21.00-22.00 peserta aplikasi masak dan makan
22.00-23.00 Uvaluasi peserta
23.00-04.30 Istirahat
2. Sabtu-08.00-09.00 Peaserta mulai memasak untuk makan pagi dan

sekaligus pembersihan tenda dum


09.00-09.30 Peserta setelah melakukan makan pagi dan

pembersihan tenda, dilanjutakan dengan senam

pagi untuk pemanasan dan pelemasan badan

untuk pengaplikasian selama kurang lebih 30

menit
09.30-10.00 Pemberitahuan mengenai kegiatan

pengaplikasian Rock Climbing yang akan

dilaksanakan
10.00-11.50 Waktu pengaplikasian Rock Climbing oleh

peserta anggota muda MAPALA

MARABUNTA
11.50-14.00 Waktu isomah

i
14.00-17.00 Lanjut kegiatan pengaplikasian oleh peserta

MAPALA MARABUNTA selama selama 4

jam lebih
17.00-18.00 Waktu isomah
18.00-20.00 Waktu masak dan sekaligus makan malam

peserta aplikasi
20.00-00,13 Evaluasi peserta aplikasi mengenai materi dan

perkenalan alat yang dilakukan saat melakukan

pengaplikasin
00.13-05.30 Waktu istirahat
3. Minggu-05.30-07.00 Setelah istirahat malam di lanjut waktu masak

untuk makan pagi selama kurang lebih 2 jam


07.00-08.00 Waktu Makan dan skaligus pembersihan tenda
08.00-09.00 Senam pagi peserta aplikasi Rock Climbing

selama kurang lebih 30 menit lebih sebagai

pemanasan dan pelenturan badan


09.00-12.00 Pengaplikasian pamjat tebing dan di tambah

dengan agenda aplikasi vertical Rescu


12.00-13.00 Waktu isomah
13.00-17.30 Lanjut pengaplikasian dengan aplikasi vertical

rescu dan panjat tebing oleh peserta muda

MAPALA MARABUNTA
17.30-18.00 Waktu packing peralatan dan pembersihan

tempat di sekliling tenda


18.00-21.30 Waktu pulang perjalanan aplikasi menuju

sekrettarian MAPALA MARABUNTA

i
BAB IV TEORI DASAR

3.1 Sejarah Panjat Tebing Indonesia

Pada dasarnya panjat tebing merupakan bagian dari olahraga mendaki

(naik) gunung, saat melakukan kegiatan naik gunung tujuan utama dari pendaki

adalah puncak gunung. Namun tidak selamnya pendaki perjalanan pendaki mulus

terkadang ada tebing didepan jalur pendakian yang harus dilewati untuk sampai

dipuncak gunung, pada awal awal tahun 1910, panjat tebing mulai dikenal

dikawasan eropa tepatya dipegunungan alpen, namun pada waktu itu panjat tebing

masih menggunakan cara-cara premitif (tanpa bantuan alat). Panjat tebing

menggunakan tali dan alat lainya sekitar tahun 1920-an, sebagian besar peminat

olahraga ekstrim ini dari kalangan militer.

Olahraga ini mengalami kemajuan pesat pada tahun 1930, dimana para

pemanjat banyak melakukan kegiatan menaiki tebing-tebing kecil, menengah

hingga besar, dikawasan pegunungan Alpen. Olahraga ini kemudian terganggu

saat terjadi PD II jumlah pemanjat mengalami penurunan drastic, namun setelah

PD II usai, olahraga ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan hal

i
tersebut ditandai dengan semakin banyaknya peralatan yang tersedia dipasaran

dan bagian pemanjat yang butuh peralatan panjat tebing tidak mengalami

kesullitan untuk mendapatkanya.

Sampai pada tahun 1970 olahraga panjat tebing terus mengalami

perkembangan kebanyakan pemanjat dari negara amerika dan inggris yang

sebelumnya meggunakan teknik dan sistem yang berbeda-beda tiap negara namun

akhirnya merekan saling bertukar sistem dan teknik yang kemudian digunakan

secara bersama. Teknik lain yang digunakan pemanjat adalah teknik yang

diperkenalkan oleh pemanjat dari negara prancis. Teknik ini lebih mengarah pada

seni olahraga panjat tebing murni yang kemudian teknik ini banyak digunakan

dalam olahraga-olahraga panjat tebing atau panjat tebing .

PERKEMBANGAN PANJAT TEBING INDNESIA

Panjat tebing mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1960-an yang

kemudian berdiri beberapa kelompok pecinta alam Universitas Indonesia dan

Wanadri yang pada awalnya berpokok pada kegiatan mendaki Gunung.

Baru sekitar tahun 1975-an Panjat Tebing resmi berdiri sendiri. Beberapa orang

penting yang berpengaruh dalam tonggak kebangkitan Panjat Tebing Indonesia

antara lain : Harry Suliztiarto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy

Hikmat.

3.2 Jenis-jenis Pemanjatan

3.2.1 Pendakian bebas 

i
Panjat tebing bebas adalah panjat tebing yang dilakukan di alam terbuka

misalnya di gunung-gunung, di tebing-tebing curam. Dalam menempuh rutenya

pendakian bebas tidak mempunyai tim keselamatan khusus yang dapat dihubungi

jika sewaktu-waktu ada masalah. Metode panjat tebing yang digunakan sama

dengan yang lainnya. Yaitu mengandalkan kekuatan fisik, ketrampilan dan

kecerdikan. Sistem keamanan menggunakan tali dan jangkar. 

3.2.2 Pendakian Bouldering 

Pendakian Bouldering adalah panjat tebing dengan tebing yang pendek,

Rutenya pun tidak panjang. Sistem pengamanan tidak menggunakan tali. Sistem

pengamanan yang digunakan adalah dengan menggunakan papan yang empuk

yang diletakkan di bawah panjat tebing. Jika ada peserta yang jatuh, maka ia akan

jatuh ke papan yang empuk itu. Meski demikian rute pendakian bouldering

biasanya dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Sehingga jarang ada orang

yang dapat menyelesaikanya dalam sekali memanjat.

3.1.3 Pendakian Solo 

Mirip dengan pendakian bebas. Pada pendakian solo dalam pendaki tidak

dilindungi tali, Namun di bawah pendakian ada kolamnya. Jika sewaktu-waktu

ada pendaki yang jatuh maka akan jatuh keair.

3.1.4 Pendakian Solo Bebas

Pendakian solo bebas adalah mendaki tanpa menggunakan tali atau apapun

system perlindungan. Jika terjadi jatuh dan pendaki tidak di atas air (seperti dalam

i
kasus solo air). Pendaki mungkin akan terbunuh atau terluka parah. Meskipun

secara teknis mirip dengan bouldering, solo climbing bebas biasanya mempunyai

rute yang jauh lebih tinggi dan / atau jauh lebih mematikan daripada bouldering.

Istilah "wiski" digunakan untuk merujuk pada pendakian di perbatasan antara solo

bebas dan bouldering, dimana yang biasanya naik sebagai masalah batu mungkin

cukup tinggi untuk jatuh menyebabkan cedera serius, (20 ft dan lebih tinggi) dan

kerananya bisa juga dianggap solo bebas.

3.1.5 Pendakian Solo climbing Menggunakan Tali

Pendakian solo menggunakan tali adalah pendakian yang dilakukan

dengan menggunakan tali yang mengikat tubuh untuk pengamanan. Bentuk

memanjat dapat dilakukan bebas atau dengan menggunakan bantuan alat.

3.1.6 Pendakian Lead climbing 

Pendakian lead climbing adalah pendakian yang dilakukan selama berhari-

hari. Panjat tebing pendakian jenis lead climbing dilakukan pada perjalanan

pendakian gunung atau kemping. Sehingga dalam pendakian lead climbing

peserta harus membawa tenda dan bekal untuk istirahat, tidur, dan makan.

3.3 Peralatan Panjat Tebing

3.2.1 Rope ( tali )

i
Rope ini adalah alat panjat tebing yang wajib karena fungsi 

utamanya sebagai pengaman apabila pemanjat terjatuh. Panjang maksimal sebuah

tali untuk memanjat adalah 50 meter.

3.2.2  Carabiner ( snapling atau cicin kait )

Alat panjat ini digunakan sebagai penghubung antara tali dengan

pemanjat, tali dengan tali, pemanjat dengan anchor sebagai pengaman untuk

panjat tebing. Sebaiknya terbuat dari alumunium alloy  yang ringan tapi

mempunyai kekuatan tinggi. UIAA mengharuskan carabiner dapat menahan

beban minimal 1200 kg force / 2700 pounds. Sedangkan carabiner yang terbuat

dari baja mempunyai kekuatan 10.000 pounds namun relative lebih berat.

berdasakan bentuknya carabiner dibagi menjadi 2 yaitu Non Screw Gate

Carabiner dan Srew Gate Carabiner.

3.2.3. Sling

adalah alat panjat tebing yang terbuat dari tabular webbing atau dari

prusik yang berfungsi sebagai penghubung, pengaman pada anchor, mengurangi

gaya gesek dengan memperpanjang point, dan mengurangi gerakan yang akan

menambah beban. Dalam penggunaannya sling digabungkan dengan carabiner

dengan menggunakan simpul jangkar.

i
3.2.4 Harness

Adalah alat panjat yang berfungsi sebagai pengaman pemanjat saat

di tebing, yang terikat pada pinggang pemanjat. Dengan menahan beban tubuh

pemanjat ketika terjatuh supaya beban terdistribusi ke tali dan tidak mematahkan

pinggang.

3 jenis harness, yaitu :

 Chest harness

 Seat harness dan

 Full body harness

3.2.5 Helmet

Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga pemanjat

perlu mengenakan helmet salah satu  atau Rock Climbing  untuk melindungi

kepala dari benturan tebing saat pemanjat terjatuh atau bila ada batu yang

berjatuhan. Meskipun helmet agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari

kemungkinan terluka atau keadaan fatal

.
3.2.6 Sepatu Panjat

Sepatu panjat adalah alat panjat yang berfungsi sebagai pengaman

kaki saat melakukan pemanjatan. Konstruksi sepatu terdiri dari 2 macam board –

lasted dan slip – lasted. Dari segi kecocokan dengan kaki yaitu terstruktur dan

tidak terstruktur.

i
3.2.7 Descender

Alat panjat tebing ini merupakan alat bantu untuk turun sebagai
media utamanya adalah tali. Jenis Descender seperti :
1.    Figur Of Eight
2.    Auto Stop
3.    Grigri
4.    Shunt

3.2.8Ascendeur

Alat ini merupakan alat panjat tebing yang bertuggas untuk

membantu pemanjat naik dengan menggunakan tali sebagai media utamanya.

Ascendeur mempunyai prinsip kerja yaitu akan semakin menggigit apabila di beri

beban dan akan melonggar apabila tidak dibebani.

3.2.8 Phiton

Phiton atau paku tebing merupakan alat panjat tebing dengan

fungsi pengaman yang paling klasik. Melihat jenisnya ada 2 jenis phiton yang

masing-masing mempunyai ukuran bervariasi. Phiton jenis blade berbentuk pipih

menyerupai pisau. Jenis ini efektif untuk celah-celah sempit. Phiton jenis angle

digunakan untuk celah yang lebih besar. Cara menggunakan phiton adalah dengan

menyelipkannya pada celah tebing dan memukul-mukul phiton dengan hammer

seperti paku.

3.2.9 Hanger

i
Berbentuk pipih kupingan yang di pasang pada tebing yang sudah

di bor yang berfungsi sebagai anchor untuk pengaman pada waktu pemanjatan.

Biasanya digunakan untuk tebing yang blank, artinya tebing yang akan dipanjat

sedikit memilki natural anchor.

3.4 Vertical Rescue

Vertical Rescue yaitu bagian operasi dari SAR dengan teknik evakuasi
seperti memindahkan kelokasi yang lebih aman, dan objek maupun barang
ataupun manusia atau korban dari titik rendah ketitik yang lebih tiggi atau
sebaliknya, pada medan yang terjal baik kering maupun basah.

i
BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam kegiatan pengaplikasian Rock Climbing didesa Uwe Volo

dilakkukan oleh anggota muda MAPALA MARABUNTA berjalan cukup baik,

kegiatan aplikasi Rock Climbing ini dilakukan karena menjadi salah satu devisi di

MAPALA MARABUNTA. Rock Climbing sendiri merupakan salah satu kegiatan

olahraga ekstrim yang sekarang banyak diminati dan digeluti oleh atlit-atlit di

seluruh dunia, olagraga panjat tebing ini terus megalami perkembangan yang

cukup pesat terkusus dikalangan pemuda, ataupun organisasi-organisasi pecinta

alam, dan atlit-atlit. Teknik lain yang dikenal pada olahraga panjat tebing ini

adalah teknik yang diperkenalkan oleh pemanjat dari negara prancis, teknik ini

lebih mengarah pada seni olahraga murni panjat tebing.

4.2 Saran

Waktu pengaplikasian kiranya dilakukan lebih lama lagi, sehingga peserta

aplikasi dapat lebih mengetahui lagi cara tata laksana dan urutan teknik

i
pengaplikasiannya. sebaiknya saat melakukan aplikasi Rock Climbing lagi panitia

sudah dapat menyiapkan alat yang dibutuhkan peserta saat aplikasi.

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

 pemberian materi

i
 Perkenalan alat

i
 Pengaplikasian

i
i
i

Anda mungkin juga menyukai