Anda di halaman 1dari 5

Kom pasiana

Kom pas.com

Berita

Home

Politik

Teknologi

Cetak

Humaniora

Terapan

ePaper

Ekonomi

Kom pas TV

Hiburan

Bola

Olahraga

Entertainm ent

Lifestyle

Tekno

Wisata

Otom otif

Kesehatan

Fem ale

Tekno

Health

Media

Properti

Muda

Urbanesia

Green

Im ages

Jakarta

More

Fiksiana

Freez

REGISTRASI | MASUK

Artikel

Terapan
Ratna Eka Putri
undergraduate microbiology student

Jadikan Tem an | Kirim Pesan

Biomining : Ekstraksi Bahan Tambang


Menggunakan Bakteri
REP | 02 January 2014 | 15:02

Dibaca: 154

Komentar: 3

Kegiatan pertambangan adalah usaha untuk memeroleh bahan mineral


berharga dan penting bagi manusia yang berasal dari permukaan ataupun bagian
dalam bumi yang dapat melalui proses ekstraksi lebih lanjut. Kegiatan pertambangan
umumnya identik dengan kerusakan lingkungan yang dihasilkannya baik itu berupa
degradasi sumber air dan tanah, polusi udara hingga pencemaran yang terjadi akibat
kebocoran tailing. Namun, tahukah Anda bahwa Hal itu saya rasa tidak berlaku untuk
tambang Batu hijau ? Ya, Batu Hijau adalah salah satu lahan tambang terbesar yang
memiliki program pengelolaan lingkungan paling baik di Indonesia bahkan dapat
dikatakan di tingkat dunia.
Batu Hijau adalah kawasan pertambangan yang dimiliki oleh PT Newmont Nusa
Tenggara atau PTNNT. Pantaslah jika kawasan Batu Hijau memiliki sistem tata
lingkungan yang baik karena salah satu misi PTNNT adalah menjadi perusahaan
tambang yang terdepan dalam bidang perlindungan lingkungan. PT Newmont Nusa
Tenggara memiliki keyakinan bahwa sistem pengelolaan yang disertai tata kerja
lingkungan yang baik akan mampu mewujudkan perusahaan yang efektif dan sukses
sesuai dengan visi PTNNT itu sendiri.
PTNNT telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan(SML) ISO 14001
yang merupakan komitmen terhadap setiap operasi dan fasilitas tambang Newmont di
wilayah Asia Pasifik. SML ini merupakan bagian dari kegiatan operasi yang terdiri dari
pengelolaan hidrokarbon, bahan kimia, batuan sisa hingga pengelolaan limbah dan air
dan masih banyak lagi yang kesemuanya dianggap mampu membuat PTNNT
mewujudkan komitmennya.
Namun, dari berbagai strategi pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
PTNNT , saya merasakan ada satu hal yang kurang karena semua metode yang
dilakukan masih menitikberatkan pada teknik secara fisika dan kimia. Padahal di
masa sekarang, kegiatan pertambangan yang berbasis pengelolaan lingkungan
secara berkelanjutan sudah dapat dilakukan dengan pendekatan biologis untuk
mewujudkan penerapan dari Green Technology atau Teknologi Hijau.

FEATURED ARTICLE
Indonesia, Negara Mayoritas
Muslim, Perlu Belajar
Ilyani Sudardjat

HEADLINE ARTICLES
Pembakar Lahan Dapat
Dipenjara 15 Tahun,
Mustafa Kam al| 3 March 2014 06:57

Melalui artikel ini saya hendak memberikan gambaran mengenai salah satu
pendekatan secara biologis yang dapat meningkatkan teknologi pertambangan untuk
mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan yakni dengan menggunakan
mikroorganisme berupa bakteri yang dapat memecah material batuan dan
mengekstraksi mineral dari bijihnya maupun tailing sisa peleburan batuan tambang
sehingga dapat diperoleh peningkatan keuntungan dan manfaat hasil yang lebih besar
dibanding teknologi pertambangan konvensional. Teknologi ini disebut Biomining.
Definisi Biomining secara utuh adalah proses ekstraksi mineral berharga dari

Sely Martini, Aktivis


Antikorupsi Indonesia,
Ahm ad Syam | 3 March 2014 07:47

RS Mewah Ini Tidak Berfungsi


karena Terkait
Ilyani Sudardjat| 3 March 2014 08:05

Ingin Tahu Jakarta di Tahun


2030? Datanglah
Christie Dam ayanti| 3 March 2014 07:16

bijihnya ataupun dari sisa tailing pertambangan dengan menggunakan bantuan


mikroorganisme khususnya bakteri. Biomining ini merupakan teknologi yang efektif
sekaligus ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk menambang logam maupun

Mandiri e-Cash Blog


Competition
Kom pasiana| 24 February 2014 07:16

material berharga.
Biomining ini merupakan penerapan dari proses bioleaching dan/atau
biooksidasi. Keduanya memberikan pengertian berupa konversi mineral/logam yang
berasal dari bijih mineralnya (ores) menjadi bentuk yang lebih larut dalam air
(bioleaching) ataupun dalam wujud residu berupa padatan (biooksidasi) yang

TRENDING ARTICLES
Syahwat Musik Ahmad Dhani di
Indonesian Idol
Arief Firhanusa| 3 March 2014 08:48

diaplikasikan dalam skala operasi yang lebih besar oleh industri pertambangan.
Dalam kegiatan industri pertambangan, Biomining ini dapat digunakan untuk
memeroleh berbagai logam mineral seperti seng (Zn), kobalt (Co), tembaga (Cu),
Emas (Au) dan masih banyak lagi. Namun dalam artikel ini saya akan lebih fokus
membahas tentang penerapan Biomining untuk memeroleh logam tembaga (Cu) dan

Kebodohan Wamen Denny


Indrayana
Pakde Kartono| 3 March 2014 08:02

Wawan Sekali Pesta 200 Juta


Ifani| 3 March 2014 07:36

emas (Au) yang menggunakan bijih kualitas rendah (Low grade ores) maupun tailing
sisa untuk mendapatkan persen hasil logam yang lebih banyak dibandingkan dengan
menggunakan teknik tambang konvensional
Biomining pada Tembaga
Teknologi Biomining untuk memeroleh tembaga menggunakan prinsip dari

Air Kemasan Haram, Bagaimana


dengan AFTA
Hanny Setiaw an| 3 March 2014 05:53

Menunggu Hancurnya Dahlan

Moch Soim | 3 March 2014 05:43

proses bioleaching yang mengubah bijih tembaga yang umumnya berbentuk tembaga
sulfida tak larut menjadi bentuk tembaga sulfat yang lebih larut dalam air. Proses ini
bertujuan untuk menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi
sehingga dapat menghasilkan logam terlarut tembaga yang diinginkan untuk diproses

INFO & PENGUMUMAN

KONTAK KOMPASIANA
INDEX

lebih lanjut dalam proses smelting. Mikroba yang digunakan adalah bakteri

Andai Jadi Presiden, Apa yang Kamu

Acidithiobacillus ferrooxidans yang secara alami hidup dan terdapat di dalam bijih

Inilah Pemenang Kompetisi Blog

mineral hasil tambang dan melalui biomining populasi bakteri tersebut ditingkatkan dan
digunakan dalam reaksi berbasis microbial leaching.

Mandiri e-Cash Blog Competition

TERAKTUAL
INSPIRATIF
Sely Martini, Aktivis Antikorupsi Indonesia, Raih
Honesty
Teruntuk Indonesiaku (Dalam 3 Waktu)
Tujuan
Ngarep
Pesta Demokrasi Jalan Menuju Korupsi dan
Solusinya
Ketika Air Kobokan Masuk ke Gelas
Si Jalak: Petisi Jelata Kota
Air Kemasan Haram, Bagaimana dengan AFTA
2015?
Ratapan Mobil Korupsi
Kepala Berkerudung, Pikiran Harus Tetap Terbuka
BERMANFAAT
MENARIK
Subscribe and Follow Kompasiana:

.
Proses reaksi utama pada bioleaching pada tembaga dimulai ketika terjadi
oksidasi spontan dari sulfida oleh ion Fe(III) yang dihasilkan dari proses oksidasi ion
Fe(II) oleh bakteri A. ferrooxidans. Fe(II) yang dioksidasi oleh bakteri ini terkandung
secara alami dalam bijih tembaga. Reaksi oksidasi spontan CuS dengan ion Fe(III)
berlangsung dalam kondsi anaerob (tidak ada O2) sehingga dihasilkan ion Cu(II) serta
ion Fe(II) pada akhir reaksinya. Efisiensi dari proses leaching ini dapat dilakukan
dengan menggunakan tempat pembuangan seperti kolam besar yang dalam untuk
menciptakan kondisi anoksigenik.
Proses berikutnya adalah tahapan yang disebut Metal Recovery dari Ion Cu(II)
yang terbentuk dari reaksi awal. Potongan besi (scrap steel ion) atau (Fe0)
ditambahkan ke dalam kolam pengendapan untuk memeroleh kembali tembaga dari
cairan leaching melalui proses reaksi kimia sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar 1 sehingga dihasilkan mineral tembaga yang lebih murni (Cu0). Selain itu

reaksi ini menghasilkan larutan kaya ion Fe(II) yang selanjutnya akan dipompa kembali
menuju kolam oksidasi yang tidak terlalu dalam untuk selanjutnya dioksidasi kembali
menjadi ion Fe(III) oleh bakteri pengoksidasi besi. Larutan asam yang mengandung ion
Fe (III) ini lalu dipompa kembali kebagian atas pengumpulan untuk selanjutnya ion
Fe(III) ini digunakan mengoksidasi kembali CuS untuk menghasilkan logam tembaga
yang lebih larut dalam air.
Kolam leaching yang digunakan dalam proses bimining tembaga ini juga diatur
sedemikian rupa mengalami kenaikan temperatur pada tiap prosesnya yang juga
memengaruhi jenis populasi mikroba yang berperan untuk mengoksidasi besi (ion
Fe(II)). Dimulai dari A. ferrooxidans yang aktif mengoksidasi dan hidup pada kisaran
suhu 30 oC, kemudian pada suhu yang lebih tinggi digantikan oleh Leptospirilum
ferrooxidans dan Sulfobacillus, lalu pada suhu 60-80 oC proses oksidasi besi
dilakukan oleh Arkea (Organisme yang hidup dalam lingkungan ekstrim dan berbeda
dengan bakteri) seperti Sulfolobus.
Biomining pada Emas
Selain tembaga, salah satu mineral berharga yang menjadi komoditi utama
dalam industri pertambangan adalah emas seperti yang dilakukan oleh PTNNT yang
merupakan perusahaan tambang yang fokus terhadap penambangan emas dan
tembaga. Emas dalam bahasa latin atau dalam bentuk mineralnya disebut Au dapat
diperoleh kembali dari bijihnya dengan cara melarutkannya dengan larutan sianida. Di
dalam bijih atau yang biasa disebut refraktori, partikel-partikel emas biasanya tertutupi
oleh sulfida tak larut. Kemudian melalui proses yang didasarkan pada prinsip
biooksidasi, bakteri akan mengoksidasi sulfida yang menutupi mikropartikel emas
dalam bijih maupun konsentratnya.
Pada tahap pertama, bakteri berperan dalam mempercepat proses pemecahan
mineral arsenopirit (FeAsS) pada bijih yang mengandung deposit emas. Bakteri
pengoksidasi ini adalah bakteri A. ferrooxidans yang akan mengoksidasi sulfur dan ion
logam arsen (As) ke tingkat oksidasi yang lebih tinggi melalui proses reduksi oksigen
oleh H2 dan ion Fe (III). Proses ini terjadi di membran sel bakteri A. ferrooxidans
tersebut.
Pada tahap kedua, bakteri kemudian mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
(dengan mereduksi O2). Lalu logam emas akan dioksidasi ke tingkat yang lebih tinggi
dari yang semula memiliki bilangan oksidasi 3 (Au3+) menjadi 5 (Au5+) dan terlepas
menjadi mineral bebas Au dengan menggunakan elektron yang diperoleh dari hasil
reduksi kembali Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga siklus akan berlanjut dan Fe2+ ini
dioksidasi kembali.
Emas atau Au yang sudah terlepas ini berikutnya akan dikomplekskan dengan
larutan sianida (CN-) dengan menggnakan metode tradisional untuk memeroleh emas
murni. Namun tidak seperti proses leaching pada tembaga yang menggunakan kolam
atau dump yang besar, proses leaching pada emas ini dilakukan dalam tangki
bioeaktor kecil. Proses perolehan kembali mineral emas (Recovery) dengan
menggunakan Biomining ini akan meningkatkan hasil emas yang diperoleh hingga
mencapai lebih dari 95%. Selain itu efek toksik dari residu As dan CN- yang dihasilkan
dalam proses penambangan akan dihilangkan di dalam bioreaktor leaching emas
Arsen atau As akan dihilangkan dalam bentuk endapan bersama besi
sedangkan CN- dihilangkan melalui oksidasi bakteri yang pada proses akhirnya akan
menghasilkan CO2 dan urea melalui proses perolehan kembali mineral Au lebih lanjut.
Bioreaktor mikroba skala kecil seperti yang digunakan dalam Biomining emas ini telah
cukup populer di beberapa negara seperti di Ghana, Afrika (gambar 2) karena
merupakan teknologi penambangan emas yang lebih ramah lingkungan.

Penggunaan teknologi Biomining ini menjadi sangat beralasan dan dapat


menjadi sebuah alternatif karena saat ini bijih mineral berharga yang berkualitas tinggi
sudah berkurang secara drastis akibat tingginya permintaan dunia terhadap logam dan
mineral, khususnya tembaga dan emas. Hal ini menyebabkan hanya tersisa bijih
kualitas rendah yang untuk mengolahnya diperlukan energi tinggi dan bahan baku yang
memakan biaya tinggi jika menggunakan teknik tambang konvensional. Selain itu
terdapat biaya lingkungan tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tambang
akibat tingginya polusi udara berupa emisi gas SO2 yang berbahaya akibat kegiatan
pertambangan. Ditambah pula dengan semakin ketatnya standar lingkungan yang
mengatur tentang tata kelola limbah berbahaya hasil kegiatan pertambangan akan
menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tambang terhadap
perlindungan lingkungan semakin tinggi.
Kelebihan Biomining dibanding teknik penambangan konvensional maupun
tradisional yang biasa digunakan yang paling utama adalah mampu menghasilkan
mineral dari bijih mineral kualitas rendah maupun sisa tailing penambangan sekalipun
dengan hasil yang lebih banyak secara signifikan. Biomining yang diterapkan untuk
memeroleh mineral tembaga dan emas juga memberikan manfaat berupa cara
pengoperasian yang mudah, hanya membutuhkan sedikit bahan baku (low capital),
minim biaya operasi, memerlukan waktu konstruksi infrastruktur pertambangan yang
lebih singkat, menghasilkan tailing yang jauh lebih tidak aktif secara kimiawi sehingga
tidak berbahaya terhadap lingkungan, mengurangsi emisi gas berbahaya yang dapat
menyebabkan polusi dan hujan asam, serta biaya yang jauh lebih murah dalam
perawatan karena hanya berupa biaya pemberian nutrisi yang berguna untuk
pertumbuhan mikroba di dalam tangki bioreaktor ataupun dump/kolam leaching
dibanding dengan biaya yang dikeluarkan dari proses pirometalurgi secara
konvensional.
Secara ekonomis, industri tambang yang menerapkan teknologi Biomining ini
akan mendapatkan keuntungan berupa efisiensi biaya produksi karena hanya
membutuhkan infrastruktur yang lebih sedikit serta membutuhkan sedikit tenaga kerja
dengan sedikit keluaran biaya lingkungan atau environmental cost karena hanya
menghasilkan emisi gas B3 yang lebih rendah dan tailing yang lebih bersih.
Pada akhirnya, tidak dapat diragukan lagi bahwa Biomining merupakan salah
satu terobosan Green Technology yang mampu menghasilkan dan mengekstraksi
logam atau mineral berharga dengan meminimalkan efek buruk yang dihasilkan
terhadap lingkungan. Semakin menipisnya kandungan bijih mineral kualitas tinggi pada
bumi, memberikan konsekuensi bahwa cara paling ekonomis untuk tetap memeroleh
mineral berharga yang penting adalah dengan menggunakan bijih kualitas rendah yang
jumlahnya masih cukup melimpah ataupun tailing sisa pertambangan. Proses fisikakimia atau yang biasa disebut pirometaurgi dan teknologi tambang konvensional
haruslah diakui tidak lagi efektif akibat biaya yang mahal, energi yang diperlukan dan
polusi yang dihasilkan sedangkan Biomining adalah jawaban yang tepat untuk
meningkatkan hasil tambang seperti emas maupun tembaga hingga mencapai nilai
dua kali lipat dari hasil pertambangan biasa dan sudah dapat diterapkan dalam
berbagai kegiatan industri pertambangan yang memerhatikan pengelolaan lingkungan
di dalam sistemnya seperti PTNNT. Jadi, apakah PTNNT seharusnya juga sudah mulai
memikirkan dan mau menerapkan Biomining dalam kegiatan pertambangannya ?
Menurut saya jawabannya adalah Ya.
Sumber :
Appanna, V., Lemire, J., Hnatiuk, R. 2013. Biomining A Green Technology to Mine Valuable Metals.

Canada : Departement of Chemistry Laurentian University of Sudbury.


Devasia, P. dan Natarajan, K. A. 2004. Bacterial Leaching : Biotechnology in the Mining Industry. New
Delhi : Resonance Press.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., Clark, D.P. 2012. Brock Microbiology of Microorganism.
San Fransisco : Pearson Benjamin cummings. Hal : 710
Siddiqui, M.H., Kumar, A., Kesari, K. K., Arif, J.M. 2009. Biomining - A Useful Approach Toward Metal
Extraction. American-Eurasian Journal of Agronomy, 2(2) : 84-88.
Willey, J.M., Sherwood, L.M., Woolverton, C.J. 2008. Prescott, Harley and Kleins Microbiology 7th
Edition. New York : McGraw-Hill Companies. Hal : 1101
Tags: biomining new montnusatenggara smbootcamp
Tw eet

Recommend

18

48

Laporkan Tanggapi

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana


menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

erwan
saripudin
Bermanfaat

Lowongan Kerja Terbaru


www.berniaga.com/lowongan-kerja
Ribuan Lowongan Kerja Dibuka Gaji Menarik, Asuransi Terjamin

KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGAL

3 January 2014 06:27:59


Riza A

wah, tulisannya sudah bagus, tapi mungkin kalau orang awam yang baca agak
kebingungan dengan istilah2nya..
Laporkan Komentar
0

Balas

14 January 2014 03:41:40


Casmudi

Bagus tulisannya, jangan sungkan2 mampir ke esaiku ya:


http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/27/good-mining-practice-pt-newmontnusa-tenggara-ptnnt-menepis-stigma-negatif-industri-pertambangan-620148.html
Laporkan Komentar
0

Balas

Tulis Tanggapan Anda

Submit

Cancel

About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar
2008-2011

Anda mungkin juga menyukai