Kom pas.com
Berita
Home
Politik
Teknologi
Cetak
Humaniora
Terapan
ePaper
Ekonomi
Kom pas TV
Hiburan
Bola
Olahraga
Entertainm ent
Lifestyle
Tekno
Wisata
Otom otif
Kesehatan
Fem ale
Tekno
Health
Media
Properti
Muda
Urbanesia
Green
Im ages
Jakarta
More
Fiksiana
Freez
REGISTRASI | MASUK
Artikel
Terapan
Ratna Eka Putri
undergraduate microbiology student
Dibaca: 154
Komentar: 3
FEATURED ARTICLE
Indonesia, Negara Mayoritas
Muslim, Perlu Belajar
Ilyani Sudardjat
HEADLINE ARTICLES
Pembakar Lahan Dapat
Dipenjara 15 Tahun,
Mustafa Kam al| 3 March 2014 06:57
Melalui artikel ini saya hendak memberikan gambaran mengenai salah satu
pendekatan secara biologis yang dapat meningkatkan teknologi pertambangan untuk
mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan yakni dengan menggunakan
mikroorganisme berupa bakteri yang dapat memecah material batuan dan
mengekstraksi mineral dari bijihnya maupun tailing sisa peleburan batuan tambang
sehingga dapat diperoleh peningkatan keuntungan dan manfaat hasil yang lebih besar
dibanding teknologi pertambangan konvensional. Teknologi ini disebut Biomining.
Definisi Biomining secara utuh adalah proses ekstraksi mineral berharga dari
material berharga.
Biomining ini merupakan penerapan dari proses bioleaching dan/atau
biooksidasi. Keduanya memberikan pengertian berupa konversi mineral/logam yang
berasal dari bijih mineralnya (ores) menjadi bentuk yang lebih larut dalam air
(bioleaching) ataupun dalam wujud residu berupa padatan (biooksidasi) yang
TRENDING ARTICLES
Syahwat Musik Ahmad Dhani di
Indonesian Idol
Arief Firhanusa| 3 March 2014 08:48
diaplikasikan dalam skala operasi yang lebih besar oleh industri pertambangan.
Dalam kegiatan industri pertambangan, Biomining ini dapat digunakan untuk
memeroleh berbagai logam mineral seperti seng (Zn), kobalt (Co), tembaga (Cu),
Emas (Au) dan masih banyak lagi. Namun dalam artikel ini saya akan lebih fokus
membahas tentang penerapan Biomining untuk memeroleh logam tembaga (Cu) dan
emas (Au) yang menggunakan bijih kualitas rendah (Low grade ores) maupun tailing
sisa untuk mendapatkan persen hasil logam yang lebih banyak dibandingkan dengan
menggunakan teknik tambang konvensional
Biomining pada Tembaga
Teknologi Biomining untuk memeroleh tembaga menggunakan prinsip dari
proses bioleaching yang mengubah bijih tembaga yang umumnya berbentuk tembaga
sulfida tak larut menjadi bentuk tembaga sulfat yang lebih larut dalam air. Proses ini
bertujuan untuk menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi
sehingga dapat menghasilkan logam terlarut tembaga yang diinginkan untuk diproses
KONTAK KOMPASIANA
INDEX
lebih lanjut dalam proses smelting. Mikroba yang digunakan adalah bakteri
Acidithiobacillus ferrooxidans yang secara alami hidup dan terdapat di dalam bijih
mineral hasil tambang dan melalui biomining populasi bakteri tersebut ditingkatkan dan
digunakan dalam reaksi berbasis microbial leaching.
TERAKTUAL
INSPIRATIF
Sely Martini, Aktivis Antikorupsi Indonesia, Raih
Honesty
Teruntuk Indonesiaku (Dalam 3 Waktu)
Tujuan
Ngarep
Pesta Demokrasi Jalan Menuju Korupsi dan
Solusinya
Ketika Air Kobokan Masuk ke Gelas
Si Jalak: Petisi Jelata Kota
Air Kemasan Haram, Bagaimana dengan AFTA
2015?
Ratapan Mobil Korupsi
Kepala Berkerudung, Pikiran Harus Tetap Terbuka
BERMANFAAT
MENARIK
Subscribe and Follow Kompasiana:
.
Proses reaksi utama pada bioleaching pada tembaga dimulai ketika terjadi
oksidasi spontan dari sulfida oleh ion Fe(III) yang dihasilkan dari proses oksidasi ion
Fe(II) oleh bakteri A. ferrooxidans. Fe(II) yang dioksidasi oleh bakteri ini terkandung
secara alami dalam bijih tembaga. Reaksi oksidasi spontan CuS dengan ion Fe(III)
berlangsung dalam kondsi anaerob (tidak ada O2) sehingga dihasilkan ion Cu(II) serta
ion Fe(II) pada akhir reaksinya. Efisiensi dari proses leaching ini dapat dilakukan
dengan menggunakan tempat pembuangan seperti kolam besar yang dalam untuk
menciptakan kondisi anoksigenik.
Proses berikutnya adalah tahapan yang disebut Metal Recovery dari Ion Cu(II)
yang terbentuk dari reaksi awal. Potongan besi (scrap steel ion) atau (Fe0)
ditambahkan ke dalam kolam pengendapan untuk memeroleh kembali tembaga dari
cairan leaching melalui proses reaksi kimia sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar 1 sehingga dihasilkan mineral tembaga yang lebih murni (Cu0). Selain itu
reaksi ini menghasilkan larutan kaya ion Fe(II) yang selanjutnya akan dipompa kembali
menuju kolam oksidasi yang tidak terlalu dalam untuk selanjutnya dioksidasi kembali
menjadi ion Fe(III) oleh bakteri pengoksidasi besi. Larutan asam yang mengandung ion
Fe (III) ini lalu dipompa kembali kebagian atas pengumpulan untuk selanjutnya ion
Fe(III) ini digunakan mengoksidasi kembali CuS untuk menghasilkan logam tembaga
yang lebih larut dalam air.
Kolam leaching yang digunakan dalam proses bimining tembaga ini juga diatur
sedemikian rupa mengalami kenaikan temperatur pada tiap prosesnya yang juga
memengaruhi jenis populasi mikroba yang berperan untuk mengoksidasi besi (ion
Fe(II)). Dimulai dari A. ferrooxidans yang aktif mengoksidasi dan hidup pada kisaran
suhu 30 oC, kemudian pada suhu yang lebih tinggi digantikan oleh Leptospirilum
ferrooxidans dan Sulfobacillus, lalu pada suhu 60-80 oC proses oksidasi besi
dilakukan oleh Arkea (Organisme yang hidup dalam lingkungan ekstrim dan berbeda
dengan bakteri) seperti Sulfolobus.
Biomining pada Emas
Selain tembaga, salah satu mineral berharga yang menjadi komoditi utama
dalam industri pertambangan adalah emas seperti yang dilakukan oleh PTNNT yang
merupakan perusahaan tambang yang fokus terhadap penambangan emas dan
tembaga. Emas dalam bahasa latin atau dalam bentuk mineralnya disebut Au dapat
diperoleh kembali dari bijihnya dengan cara melarutkannya dengan larutan sianida. Di
dalam bijih atau yang biasa disebut refraktori, partikel-partikel emas biasanya tertutupi
oleh sulfida tak larut. Kemudian melalui proses yang didasarkan pada prinsip
biooksidasi, bakteri akan mengoksidasi sulfida yang menutupi mikropartikel emas
dalam bijih maupun konsentratnya.
Pada tahap pertama, bakteri berperan dalam mempercepat proses pemecahan
mineral arsenopirit (FeAsS) pada bijih yang mengandung deposit emas. Bakteri
pengoksidasi ini adalah bakteri A. ferrooxidans yang akan mengoksidasi sulfur dan ion
logam arsen (As) ke tingkat oksidasi yang lebih tinggi melalui proses reduksi oksigen
oleh H2 dan ion Fe (III). Proses ini terjadi di membran sel bakteri A. ferrooxidans
tersebut.
Pada tahap kedua, bakteri kemudian mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
(dengan mereduksi O2). Lalu logam emas akan dioksidasi ke tingkat yang lebih tinggi
dari yang semula memiliki bilangan oksidasi 3 (Au3+) menjadi 5 (Au5+) dan terlepas
menjadi mineral bebas Au dengan menggunakan elektron yang diperoleh dari hasil
reduksi kembali Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga siklus akan berlanjut dan Fe2+ ini
dioksidasi kembali.
Emas atau Au yang sudah terlepas ini berikutnya akan dikomplekskan dengan
larutan sianida (CN-) dengan menggnakan metode tradisional untuk memeroleh emas
murni. Namun tidak seperti proses leaching pada tembaga yang menggunakan kolam
atau dump yang besar, proses leaching pada emas ini dilakukan dalam tangki
bioeaktor kecil. Proses perolehan kembali mineral emas (Recovery) dengan
menggunakan Biomining ini akan meningkatkan hasil emas yang diperoleh hingga
mencapai lebih dari 95%. Selain itu efek toksik dari residu As dan CN- yang dihasilkan
dalam proses penambangan akan dihilangkan di dalam bioreaktor leaching emas
Arsen atau As akan dihilangkan dalam bentuk endapan bersama besi
sedangkan CN- dihilangkan melalui oksidasi bakteri yang pada proses akhirnya akan
menghasilkan CO2 dan urea melalui proses perolehan kembali mineral Au lebih lanjut.
Bioreaktor mikroba skala kecil seperti yang digunakan dalam Biomining emas ini telah
cukup populer di beberapa negara seperti di Ghana, Afrika (gambar 2) karena
merupakan teknologi penambangan emas yang lebih ramah lingkungan.
Recommend
18
48
Laporkan Tanggapi
erwan
saripudin
Bermanfaat
wah, tulisannya sudah bagus, tapi mungkin kalau orang awam yang baca agak
kebingungan dengan istilah2nya..
Laporkan Komentar
0
Balas
Balas
Submit
Cancel
About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar
2008-2011