OBAT
1. Pendahuluan
Metode umum pembuatan obat-obatan selama ini adalah meraciknya dari unsur aktif yang
ada di alam atau dari unsur sintetisnya yang diproduksi secara kimiawi. Akan tetapi kedua
metode ini memiliki keterbatasan, misalnya obat-obatan tidak dapat diproduksi dalam jumlah
banyak secara cepat bahkan obat-obatan tertentu tidak bisa dibuat dengan prosedur tersebut.
Sehubungan itu dalam beberapa tahun belakangan ini dikembangkan metode pembuatan obat-
obatan dengan cara rekayasa genetika.
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk bioteknologi. Secara
umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu
organisme ke organisme lain. Aplikasi dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama, sebagai contoh
100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot
darah pasien bloodletting. Hal ini dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit.
Sekarang sudah ditemukan lintah memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat menghancurkan
gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan strok dan serangan jantung.
Mulai pada tahun 1990 Human Genome Project mengidentifikasi semua gen (genom) yang
terdapat pada DNA dalam sel manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia yang
berjumlah 24. Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan di bidang pendekatan
diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan molekuler untuk menyembuhkan penyakit genetik
manusia.
2. Prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah semua proses yang ditujukan untuk menghasilkan organisme
transgenik. Organisme transgenik merupakan organisme yang urutan informasi genetik dalam
kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki. Ada
beberapa prinsip dasar dalam rekayasa genetika antara lain Rekombinasi DNA, fusi protoplasma,
dan kultur jaringan.
a. Rekombinasi DNA
Proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau mati dan
memasukkannya dalam sel hidup lainnya, itulah rekombinsi DNA. Rekayasa genetika ini
merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan
sifat yang diinginkan atau disebut juga pencangkokan gen. Dalam rekayasa genetika digunakan
DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk
hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA
tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah melakukan perubahan susunan asam
nukleat dari DNA (gen) dan menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima.
Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Pada proses
rekayasa genetika organisme yang sering digunakan adalah bakteri Escherichia coli.
Bakteri Escherichia coli dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler.
Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu
1) Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid atau virus.
Plasmid yaitu lingkaran kecil DNA yang terdapat pada bakteri yang diambil dari bakteri dan
disisipi dengan gen asing. Pemasukannya melalui pemanasan dalam larutanNaCl atau melalui
elektroporasi.
2) Bakteri atau virus berperan dalam memperbanyak plasmid atau DNA virus. Plasmid di dalam
tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang
direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
3) Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut
enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease yang
dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.
b. Teknologi Hibridoma
Teknologi hibridoma adalah suatu cara untuk menyatukan dua sel dari jaringan-jaringan
berbeda suatu organisme yang sama atau bahkan organisme yang berbeda, sehingga diperoleh
satu sel tunggal (sel hibrid). Selanjutnya, sel hibrid dapat dikembangbiakkan,sehingga diperoleh
bertriliun-triliun sel, yang masing-masing mengandung satu set gen komplit dari dua sel aslinya.
Sebagai contoh, salah satu dari dua sel yang asli mungkin berupa sel manusia. Sel tersebut
khusus mensekresikan produk yang berguna seperti antibodi atau hormon. Hormon atau antibodi
disekresikan dalam jumlah sangat sedikit, karena hasil produksi dikendalikan mekanisme
pengaturan sel yang normal. Jika sel tersebut dilebur dengan sel kanker (sel yang tidak memiliki
pengendalian normal terhadap pertumbuhan dan sintesis protein), maka produksi hormone atau
antibodi secara dramatis meningkat.
Peristiwa peleburan dua sel seperti tersebut, menghasilkan sel hibrid dan dikenal sebagai
hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker). Tujuan teknik hibridoma adalah
untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar, sehingga dapat digunakan untuk
diagnostic dan terapeutik. Selain itu, teknik ini merupakan jalan untuk menyilang atau memotong
dalam spesies secara genetik pada sel eukariotik yang tidak dapat diselesaikan dengan cara
peleburan gamet secara seksual. Secara umum sel-sel tidak melebur secara otomatis, sehingga
ilmuwan berusaha merancang teknik laboratorium untuk menstimulir sel-sel tersebut berfusi atau
bergabung.
c. Kultur Jaringan
Teori yang melandasi teknik kultur jaringan ini adalah teori Totipotensi. Setiap sel
tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru bila ditempatkan pada
lingkungan yang sesuai. Individu-individu yang dihasilkan akan mempunyai sifat yang sama
persis dengan induknya.
Tahap-tahap kultur jaringan dalam membentuk embrio dari sel somatik serupa pada tahap
perkembangan zigot menjadi embrio. Kultur jaringan sering disebut sebagai perbanyakan secara
in vitro karena jaringan ditanam (dikultur) pada suatu media buatan (bukan alami). Materi yang
akan dikulturkan dalam kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan dapat diambil dari yang dewasa
ataupun pembenihan (seeding). Pada media yang sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi kalus.
Selanjutnya, kalus akan berkembang menjadi tanaman kecil yang disebut plantlet. Kultur
jaringan merupakan salah satu rangkaian teknik rekayasa genetika karena dapat menumbuhkan
sel-sel transgenik. Oleh karena itu, dapat pula dikatakan bahwa kultur jaringan sebagai alat (tool)
dalam pelaksanaan rekayasa genetika.
3. Pemanfaatan Rekayasa Genetik dalam Produksi Obat
a. Pembuatan Insulin
Produksi hormon insulin melalui rekayasa genetika menggunakan teknologi Plasmid yang dilakukan
dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. DNA/gen →
hormon insulin Inang/host → DNA. Gen sumber dari sel Bakteri :
Escherricia coli dan Pancreas manusia isolid plasmid → dipotong dengan enzim endonuklease → isolasi
gen sumber oleh enzim endonuklease Plasmid tunggal → Single gen/gen gabung dengan enzim ligase →
terbentuk DNA rekombinan → dimasukkan ke sel bakteri sebagai vektor → Bakteri menghasilkan
hormone insulin. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia diperoleh melalui bakteri-bakteri yang
tumbuh dengan metode fermentasi. Bakteri
yang digunakan bakteri E.coli dan telah diperdagangkan untuk mengobati penyakit diabetis dengan merek
dagang: Humulin R
b. Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
c. Antibiotik
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
- Penicillium chrysogenum ........... Þ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
- Cephalospurium ………………Þ penisilin N.
- Cephalosporium ………………Þ sefalospurin C. - Streptomyces …………………Þ streptomisin, untuk
pengobatan TBC
d. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses pembentukan
di dalam tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi virus)
karena itu dilakukan rekayasa genetika.
e. Vaksin
Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan
pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau
transplantasi gen dengan menggunakan S.cereviciae dalam skala industri
menggunakan S.cereviciae dalam skala industri
f. Hormon tumbuh manusia (GH) dan Insulin
Hormon ini diproduksi menggunakan E.coli untuk mengobati kelainan pertumbuhan (misal: cebol),
dan insulin untuk penderita diabetes mellitus
DAFTAR PUSTAKA
Campbell dan Reece. (2009). Biology. San Fransisco: Benjamin Cummings
Gerald Karp (2010). Cell Biology. International Student Version : Wiley
Langkah Sembiring dan Sudjino. (2009). Biologi.Jakarta: Depdiknas
Pengertian Rekayasa Genetika, Jenis, Proses, Manfaat dan Dampak Rekayasa
Genetika Lengkap – Rekayasa genetika atau modifikasi genetika adalah manipulasi
langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu set
teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk transfer
gen-gen yang berada dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme
yang meningkat.
Rekayasa genetika adalah suatu bioteknologi yang bisa meliputi manipulasi gen,
cloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern
dengan menggunakan berbagagi macam prosedur. Akan tetapi, istilah rekayasi
genetika secara meluas menggambarkan manipulasi/pemindahan gen dengan
membuat DNA rekombinan melalui penyisipan gen dalam upaya untuk mendapatkan
produk baru yang lebih unggul. DNA rekombinan merupakan hasil penggabungan dua
materi genetik yang berasal dari dua organisme yang berbeda dan memiliki sifat atau
fungsi yang dikehendaki sehingga organisme penerimanya mengekspresikan sifat atau
fungsi sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pada umumnya, obyek yang digunakan dalam rekayasa genetika hampir semua
golongan organisme, mulai dari tingkat sederhana hingga kompleks. Organisme unggul
yang dihasilkan dalam proses rekayasa genetika disebut sebagai organisme transgenik.
Munculnya rekayasa genetika berawal dari usaha untuk menyingkap materi genetik
yang diwarisi dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Saat orang-orang
mengetahui bahwa kromosom merupakan materi genetik yang membawa gen, maka
saat itu rekayasa genetika ini muncul.
Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah teknik pemisahan dan penggabungan DNA dari satu spesies
dengan DNA dari spesies lain dengan tujuan mendapatkan sifat baru yang lebih unggul.
Berikut beberapa produk yang dihasilkan dari rekombinasi gen, diantaranya yaitu:
Pembuatan Insulin
Insulin ini dihasilkan dari rekombinasi DNA sel manusia dengan plasmid bakteri E.Coli.
Insulin yang dihasilkan lebih murni dan baik diterima oleh tubuh manusia karena
mengandung protein manusia dibandingkan dengan insulin yang disintesis dari gen
pankreas hewan.
Pembuatan Vaksin Hepatitis
Vaksin hepatitis dihasilkan dari rekombinan DNA sel manusia dengan sel ragi
Saccharomyces. Vaksin yang dihasilkan tersebut berupa virus yang dilemahkan dan
apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan membentuk antibodi sehingga kebal
terhadap serangan hepatitis.
Fusi Sel
Fusi Sel atau teknologi hibridoma adalah peleburan dua sel yang berbeda menjadi satu
kesatuan menjadi protein yang sangat baik yang mengandung gen asli dari keduanya
yang disebut hibridoma. Hibridoma sering digunakan untuk mendapatkan antibodi
dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Contohnya fusi sel manusia dengan
sel tikus. Tujuan fusi yaitu menghasilkan hibridoma berupa antibodi yang mampu
membelah dengan cepat. Sifat tersebut didapatkan dari sel manusia berupa antibodi
yang difusikan dengan sel kanker tikus berupa mieloma yang mampu membelah
dengan cepat.
Contoh keberhasilan kloning yaitu kloning pada domba dolly. Domba dolly direproduksi
tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari kelenjar susu yang diambil dari
domba betina. Kelenjar susu dari domba finndorset dimanfaatkan sebagai donor inti sel
dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Penggabungan kedua sel tersebut
memanfaatkan tegangan listrik 25 volt yang pada akhirnya terbentuk fusi antara sel
telur domba blackface tanpa nukleus dengan sel kelenjar susu domba finndorsat.
Dalam tabung percobaan hasil fusi ini akan berkembang menjadi embrio yang
selanjutnya akan dipindahkan ke rahim domba blackface, sehingga spesies baru yang
dihasilkan merupakan spesis dengan ciri yang identik dengan domba finndorset.
Kloning Gen
Kloning gen adalah tahapan awal rakayasa genetika. Adapun tahapan dalam kloning
gen diataranya yaitu pemotongan DNA menjadi fragmen dengan ukuran beberapa ratus
hingga ribuan kb (kilobase), selanjutnya fragmen tersebut dimasukkan ke dalam vektor
bakteri untuk kloning. Berbagai macam vektor didesain untuk membawa DNA dengan
panjang yang berbeda. Setiap vektor hanya mengandung satu DNA yang kemudian
teramplifikasi membentuk suatu klon di dalam dinding bakteri. Dari setiap klon sejumlah
fragmen DNA akan diisolasi yang selanjutnya akan diekspresikan. DNA rantai tunggal
akan diubah menjadi rantai ganda dengan bantuan DNA polimerase. Fragmen DNA
yang dihasilkan selanjutnya dikloning ke dalam plasmid untuk menghasilkan bank
cDNA.
Sequensing DNA
Sekuensing adalah teknik penentuan urutan basa suatu fragmen DNA yang
membutuhkan proses dan waktu yang lama. Sekarang proses Sekuensing ini sudah
bersifat automatis, dalam artian sekuensing yang dilakukan memungkinkan dalam skala
industri hingga ribu kilobasa/hari.
Amplifikasi gen secara in-vitro
Proses amplifikasi DNA untuk mensitesis komplementer suatu fragmen DNA yang
dimulai dari suatu rantai primer dikenal dengan teknik PCR (Polimerase Chain
Reaction).
Konstruksi Gen
Setiap gen terdiri dari promotor (yaitu daerah yang bertanggungan jawab untuk transkripsi gen
yang berakhir pada wilayar terminator), gen pendanda dipilih (yaitu gen yang berperan sebagai
resistensi antibiotik yang membantu membedakan perubahan sel), dan terimanator. Konstruksi
gen mengandung sedikitnya daerah promotor, daerah transkrip, dan daerah terminator. Untuk itu,
konstruksi gen disebut vektor ekspresi.
Konstruksi gen mengimplikasikan penggunaan elemen seperti enzim restriksi yang memotong
DNA pada daerah spesifik, sistesis nukleotida secara kimiawi, amplifikasi fragmen DNA secara
in vitro menggunakan teknik PCR (Polimerase Chain Reaction), serta menyambung fragmen
DNA yang berbeda dengan ikatan kovalen menggunakan enzim ligase. Selanjutnya, fragmen
tersebut ditambahkan dalam plasmid yang kemudian ditransfer ke dalam bakteri membentuk
klon bakteri. Klon bakteri ini akan diseleksi dan diamplifikasi. Penambahan elemen dalam
konstruksi gen bergantung pada tujuan eksperimen, terutama dimana jenis sel konstruksi tersebut
akan diekspresikan.
Bidang Industri
Di bidang industri, prinsip rekayasa genetika dimanfaatkan dalam upaya pengkloningan
bakteri untuk beberapa fungsi tertentu seperti melarutkan logam-logam langsung dari
dalam bumi, menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen yang dibutuhkan untuk
pembuatan plastik, menghasilkan bahan kimia yang digunakan sebagai pemanis pada
pembuatan berbagai macam minuman dan lain sebagainya.
Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, rekayasa genetika dimanfaatkan dalam usaha pembuatan
protein yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Protein ini merupakan gen hasil
pengkloningan bakteri yang berperan dalam mengongtrol sintesis obat-obatan yang
apabila diproduksi secara alami akan membutuhkan biaya yang mahal.
Bidang Kedokteran
Manfaat rekayasa genetik dibidang kedokteran diantaranya yaitu:
a. Pembuatan Insulin
Insulin yang dulunya di sintesis hewan mamalia sudah dapat dihasilkan dengan
melakukan pengkloningan bakteri. Insulin yang dihasilkan ini jauh lebih baik dan lebih
bisa diterima oleh tubuh manusia dibandingkan insulin yang di sintesis dari hewan.
c. Terapi Gen
Rekayasa genetika juga dimanfaatkan dalam upaya terapi kelainan genetik dengan
disisipkannya beberapa gen duplikat secara langsung ke dalam sel seseorang yang
mengalami kelainan genetis.
Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, rekayasa genetika banyak dimanfaatkan dalam upaya penyisipan
gen ke dalam sel sel tumbuhan sehingga memberikan banyak keuntungan seperti:
Menghasilkan tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk
meningkatkan efisiensi fotosintesis.
Menghasilkan tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang mahal namun banyak digunakan dengan
melakukan fiksasi nitrogen secara alamiah seperti pada tanaman padi.
Dapat digunakan untuk mendapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan lewat
pencangkokan gen, seperti pada golongan solanaceae.
Bidang Peternakan
Di bidang peternakan, rekayasa genetika banyak dimanfaatkan dalam upaya
penyisipan gen ke dalam sel-sel hewan tertentu dengan menerapkan prinsip rekayasa
genetika. Hewan yang paling banyak digunakan yaitu sapi. Rekayasa di bidang
peternakan memberikan banyak manfaat, diantaranya seperti:
Diperoleh vaksin yang bisa mencegah mencret ganas pada anak babi.
Diperoleh vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yang merupakan
penyakit ganas dan menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
Sedang dilakukan pengujian hormon pertumbuhan tertentu untuk sapi yang diharapkan
dapat meningkatkan produksi susu.
c. Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat, dianggap sebagai
pelanggaran terhadap hukum alam dan masih sulit di terima oleh masyarakat. Untuk itu,
rekayasa genetika yang dilakukan pada manusia dianggap sebagai penyimpangan
moral dan pelanggaran etik.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kemajuan dalam pengetahuan kita mengenai sifat molekuler gen dan aksi gen tidak
saja menarik perhatian masyarakat ilmiah tetapi juga yang bukan ilmuan. Termasuk dalam
pengetahuan bagaimana sel itu berfungsi, adalah potensi untuk mengubah atau
mengendalikan fungsi-fungsi ini. Hingga sekarang, penelitian biologi terbatas terutama pada
pengamatan pengamatan fenomena alami. Sekarang kita menghadapi prospek mampu
mengendalikan dan mengarahkan sistem-sistem hidup. Ini merupakan ilmu yang sebelumnya
belum pernah dijumpai, kecuali mungkin dalam ilmu khayalan, dan sebagai akibatnya,terjadi
perdebatan terhadap kontrol yang bagaimana di inginkan.
Perkembangan bioteknologi secara drastis terjadi sejak ditemukannya struktur helik
ganda DNA dan teknologi DNA rekombinan di awal tahun 1950-an. Penemuan struktur
double heliks DNA oleh Watson dan Cricks (1953) telah membuka jalan lahirnya
bioteknologi modern dalam bidang rekayasa genetika yang merupakan prosedur dasar dalam
menghasilkan suatu produk bioteknologi. Tahap-tahap penting berikutnya adalah
serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) gen
(diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi
genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah.
Secara konvensional, pemuliaan tanaman dan rekayasa genetika sebenarnya telah
dilakukan oleh para petani melalui proses penyilangan dan perbaikan tanaman sejak zaman
dahulu. Misalnya melalui tahap penyilangan dan seleksi tanaman dengan tujuan tanaman
tersebut menjadi lebih besar, kuat, dan lebih tahan terhadap penyakit. Prinsip rekayasa
genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan
menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun
cekaman lingkungan yang kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas nutrisi
makanan. Rekayasa genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional. Dalam arti
paling luas, rekayasa genetika merupakan penerapan genetika untuk kepentingan manusia
akan tetapi masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit,
yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk mengubah susunan genetik dalam
kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan
tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari
virus, bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.
Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini.
Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk
peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk
mengembangkan bidang masing-masing.
Ada dua pendekatan utama yang banyak membantu terhadap pengembangan
rekayasa genetika ini. Yang pertama adalah isolasi enzim-enzim seluler dan meneliti sifat-sifat
yang dapat mempengaruhi struktur dan fungsi gen.
ADN, akhirnya hanya bertindak sebagai acuan bagi transkripsi atau replikasi. Semua
reaksi biologis tergantung pada enzim-enzim, yang merupakan produk aktivitas gen dan
mengkatalisa reaksi-reaksi dan dengan demikian mengontrol metabolisma. Sebab itu, para
ahli biologi dan biokimia berpaling pada isolasi dan identifikasi ratusan enzim guna
menciptakan kembali kejadian-kejadian metabolis pada kondisi eksperimen, yaitu pada suatu
percobaan.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan rekayasa genetika?
2) Bagaimana sejarah dari rekayasa genetika?
3) Apa saja manfaat dari rekayasa genetika?
4) Apa saja perangkat teknologi DNA rekombinan?
5) Bagaimana penerapan rekayasa genetika dalam kehidupan manusia?
6) Apa saja dampak dari penerapan rekayasa genetika?
3. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1) Dapat mengetahui pengertian dari genetika.
2) Dapat mengetahui manfaat genetika.
3) Dapat mengetahui contoh-contoh rekayasa genetika.
4) Dapat mengetahui prinsip dan teknik dasar kloning DNA.
5) Dapat mengetahui tentang enzim restriksi.
6) Dapat mengetahui tentang kloning vektor.
4. MANFAAT
1) Agar kita mengetahui pengawasan terhadap penerapan keilmuan manusia
2) Agar tidak menyimpang dari norma-norma atau etika yang ada dan moral agama yang
memberikan keluasan untuk menetapkan sesuatu berdasarkan undang-undang dan
pandangan agama
3) Mengetahui cara pembuatan Sistematika Makalah
4) Menambah Ilmu pengetahuan kepada penulis dan pembaca
5. SISTEMATIKA PENULISAN
A. REKAYASA GENETIKA
a. Pengertian Rekayasa Genetika
b. Sejarah Rekayasa Genetika
c. Manfaat Rekayasa Genetika
d. Prinsip dan Teknik Dasar Kloning DNA
e. Tahapan – Tahapan Dalam Rekayasa Genetika
f. Perangkat Teknologi DNA Rekombinan
g. Penerapan Rekayasa Genetika Dalam Kehidupan Manusia
h. Dampak Dari Penerapan Rekayasa Genetika
BAB II
PEMBAHASAN
Enzim Restriksi
Enzim restriksi merupakan enzim yang memotong molekul DNA. Karena enzim ini
memotong di bagian dalam molekul DNA, maka enzim ini juga dinamakan endonuklease
restriksi. Enzim ini memotong (menghidrolisis) DNA pada rangka gula-fosfat tepatnya pada
ikatan fosfodiester. Enzim restriksi akan mengenali dan memotong DNA hanya pada urutan
nukleotida tertentu, biasanya sepanjang 4 hingga 6 pasang basa.
B. Enzim restriksi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1. Enzim restriksi mengenali urutan nukleotida spesifik.
2. Enzim restriksi memotong ikatan fosfodiester diantara basa spesifik, satu di setiap helai DNA.
3. Hasil dari masing-masing reaksi tersebut yakni dua buah fragmen DNA untai ganda.
4. Enzim restriksi tidak membeda-bedakan antara DNA yang berasal dari organisme yang
berbeda.
5. Sebagian besar enzim restriksi akan memotong DNA yang mengandung urutan pengenalan
mereka, tidak mempermasalahkan sumber DNA tersebut.
6. Enzim restriksi merupakan bagian alami dari sistem pertahanan bakteri.
Enzim retriksi disebut juga endonuklease. Enzim-enzim ini memotong rantai ganda
DNA pada tempat-tempat tertentu. Cara kerja enzim restriksi adalah dengan mengenal
sekuens (urutan basa) tertentu pada DNA, kemudian baru melakukan pemotongan.
Ada tiga golongan enzim restriksi yang telah diketahui, yaitu enzim restriksi golongan
I, golongan II, dan golongan III. Enzim restriksi golongan I bekerja dengan mengenal sekuens
tertentu pada DNA, tetapi melakukan pemotongan di luar (di sekitar) sekuens pengenal
tersebut. Enzim restriksi yang berguna pada prosedur kloning DNA adalah enzim restriksi dari
golongan II karena golongan ini memotong DNA pada posisi yang tertentu di dalam sekuens
pengenal tadi.Enzim restriksi golongan tiga memiliki cara kerja yang mirip dengan golongan
I, dimana pemotongan yang tidak spesifik dilakukan di sekitar sekuens pengenalnya.
Nama dari suatu enzim restriksi biasanya diambil dari nama bakteri asal enzim
tersebut diisolasi.Bakteria umumnya mensintesis satu atau lebih endonuklease yang dapat
memotong DNA.Endonuklease atau enzim restriksi ini berfungsi terutama mengahalangi
adanya DNA-DNA asing yang masuk ke dalam sel bakteri tersebut. DNA dari sel yang
mensintesis enzim restriksi itu sendiri terlindungi dari aksi enzim restriksinya karena sel
tersebut juga mensintesis enzim modifikasi yang merubah struktur dari sekuens pengenal
enzim restriksi tadi.
C. Enzim DNA Ligase
DNA ligase merupakan enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan fosfodiester
antara ujung 5’-fosfat dan 3’-hidroksil pada DNA saat terjadinya replikasi DNA, rekombinasi
dan kerusakan. Sacara biologis, DNA ligase diperlukan untuk menggabungkan fragmen
okazaki saat proses replikasi, menyambung potongan-potongan DNA yang baru disintesis
serta berperan dalam proses reparasi DNA. DNA ligase merupakan enzim yang sangat
berguna baik di dalam sel maupun di luar sel. Untuk penggunaan di luar sel , penggabungan
dengan enzim restriksi telah membuat terobosan baru di bidang teknologi DNA
rekombinan. Enzim restriksi diibaratkan sebagai gunting yang memungkinkan untuk
memotong DNA di tempat yang spesifik. Kemudian DNA ligase berperan sebagai lem yang
menyambung DNA yang telah terpotong sehingga menjadi DNA yang fungsional.
D. Vektor
Sebagai salah satu cara untuk memanipulasi DNA di luar sel, para ilmuwan dalam
bioteknologi harus bisa membuat suatu tempat yang keadaannya stabil dan cocok dengan
tempat DNA yang dimanipulasi. Vektor disini bisa diartikan sebagai alat yang membawa
DNA ke dalam sel induk barunya. Agar suatu metode dalam rekayasa genetika berhasil maka
di dalam vektor DNA hasil rekombinan hanya membawa DNA rekombinan yang
digabungkan dengan DNA vektor melalui enzim ligase. Namun di dalam vektor, DNA
rekombinan tidak termutasi lagi membentuk DNA dengan sifat baru. Adapun contoh dari
vektor yang terdapat di alam adalah plasmid dan virus atau bacteriophage.
1. Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA yang terpisah dan dapat bereplikasi secara independen dari
DNA kromosom. Di dalam satu sel bakteri, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan
ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting
untuk pertumbuhan sel tersebut. Umumnya, plasmid mengkodekan gen-gen yang
diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan yang kurang menguntungkan sehingga bila
lingkungan kembali normal, DNA plasmid dapat dibuang. Istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh ahli biologi molekuler Amerika Yosua Lederberg pada tahun 1952.
Pada awalnya penamaan plasmid didasarkan pada sifat fenotipe yang dikodekan oleh DNA
plasmid tersebut. Contohnya plasmid ColE1 yang berasal dari E. coli dapat menyandikan
bakteriocin colicin. Banyaknya laboratorium ataupun institusi yang membuat plasmid
kloning membuat sistem penamaan tersebut berubah. Untuk standardisasi penulisan plasmid,
digunakan huruf "p" yang diikuti oleh inisial huruf kapital dan angka. Huruf kapital diambil
dari nama institusi atau laboratorium tempat plasmid tersebut berasal ataupun dari nama
penemu plasmid tersebut. Sedangkan angka yang ada merupakan kode antara dua
laboratorium tempat plasmid tersebut dibuat. Contohnya: pBR322, "p" menyatakan plasmid,
BR merupakan laboratorium tempat plasmid tersebut pertama kali dikonstruksi (BR dari
Bolivar dan Rodriguez, perancang plasmid tersebut), sedangkan 322 menyatakan di
laboratorium mana plasmid ini dibuat, banyak pBR lainnya seperti pBR325, pBR327, dll.
Plasmid berfungsi sebagai alat penting dalam laboratorium genetika dan bioteknologi, di
mana mereka umumnya digunakan untuk memperbanyak (membuat banyak salinan) atau
mengekspresikan gen tertentu. Plasmid banyak tersedia secara komersial untuk penggunaan
tersebut. Gen dapat direplikasi dimasukkan ke salinan gen yang mengandung plasmid yang
membuat sel-sel resisten terhadap antibiotik tertentu dan situs kloning ganda (MCS, atau
polylinker), yang merupakan daerah pendek yang mengandung situs restriksi beberapa yang
umum digunakan memungkinkan penyisipan DNA mudah fragmen di lokasi tersebut.
Selanjutnya, dimasukkan ke dalam plasmid bakteri dengan proses yang disebut transformasi.
Kemudian, bakteri yang terkena antibiotik tertentu. Hanya bakteri yang mengambil salinan
plasmid bertahan hidup, karena plasmid membuat mereka bertahan. Secara khusus, gen
melindungi diekspresikan (digunakan untuk membuat protein) dan protein diekspresikan
memecah antibiotik. Dengan cara ini, antibiotik bertindak sebagai filter untuk bakteri yang
dimodifikasi. Kemudian bakteri tersebut dapat tumbuh dalam jumlah besar, dipanen, dan
segaris (sering menggunakan metode lisis alkali) untuk mengisolasi plasmid.
2. Bacteriophage
Salah satu vektor yang banyak digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah
bacteriophage atau faga yaitu virus yang menginfeksi bakteri. Seperti halnya virus, fage harus
menginfeksi bakteri yang menjadi inangnya. Setelah jumlahnya mencukupi, fage akan melisis
sel inang dan dapat menghasilkan banyak fage untuk setiap sel bakteri yang mengalami lisis.
Oleh karena itu jumlah fage menjadi sangat besar bila yang mengalami lisis adalah kumpulan
bakteri (koloni). Oleh karena itu vektor yang berupa bacteriophage sangat menguntungkan
jika DNA yang disisipkan ingin diperbanyak dalam jumlah besar. Kontruksi pustaka genom
juga banyak menggunakan fage sebagai vektornya. Selain kemampuan membawa DNA
sisipan lebih besar dari plasmid, penyimpanan fage relatif lebih mudah dibandingkan dengan
bakteri. Penggunaan fage sebagai vektor juga menguntungkan dalam proses penapisan untuk
mengisolasi suatu gen atau DNA, karena rasio copy DNA atau gen target terhadap genom
total fage jauh lebih tinggi daripada rasio copy DNA terhadap genom total bakteri bilamana
menggunakan plasmid sebagai vektornua. Selain itu proses purifikasi, denaturasi dan fiksasi
DNA di membrane pada saat persiapan hibridisasi dalam rangka penapisan DNA target, lebih
mudah pada fage yang menginfeksi bakteri sehingga membentuk plak (plaque) daripada
koloni bakteri yang mengandung plasmid.
E. Enzim Transkriptase Balik
Enzim transkriptase-balik adalah enzim yang secara alami digunakan
oleh Retrovirus untuk membuat copy DNA berdasarkan RNA-nya. Enzim transkriptase
balik ditemukan oleh Howard Temin dan David Baltimore secara terpisah pada tahun 1970
tidak lama setelah penemuan enzim restriksi. Enzim transkriptase balik ini kemudian
digunakan untuk mengkonstruksi copy DNA yang disebut cDNA (complementary DNA)
dengan menggunakan mRNA sebagai cetakannya. Tujuan mengkonversi mRNA menjadi
cDNA adalah karena DNA sifatnya lebih stabil dari pada RNA. Setelah dikonversi, untai
cDNA tersebut dapat digunakan untuk PCR, sebagai probe untuk analisis ekspresi dan untuk
perbanyakan/ cloning sekuen mRNA. Jika seorang peneliti ingin mengekspresikan suatu
protein spesifik dalam sel yang tidak lazim memproduksi protein tersebut, satu cara sederhana
adalah dengan mentransfer cDNA yang mengkode protein tersebut ke sel resipien.
Saat ini, enzim transkriptase balik sudah diproduksi secara komersial. Ketersediaan
enzim transkriptase-balik ini telah memberikan kemudahan bagi para peneliti untuk
mempelajari gen yang bertanggung-jawab terhadap sifat-sifat tertentu.
F. Pustaka Genom
Pustaka genom merupakan sekumpulan sekuens (urutan) DNA dari suatu organisme
yang masing-masing telah diklon ke dalam vektor tertentu untuk memudahkan pemurnian,
penyimpanan, dan analisisnya. Pada dasarnya terdapat dua macam perpustakaan gen yang
dapat dikonstruksi, bergantung kepada sumber DNA digunakan. Jika DNA yang digunakan
adalah DNA genomik/kromosom, maka perpustakaan yang dihasilkan disebut perpustakaan
genom. Sementara itu, jika DNA yang digunakan merupakan hasil transkripsi balik suatu
populasi mRNA seperti yang umum dijumpai pada eukariot, maka perpustakaan yang
diperoleh dinamakan perpustakaan cDNA.
G. PENERAPAN REKAYASA GENETIKA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru
dalam berbagai bidang kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen. Penerapan
rekayasa genetika dalam kehidupan manusia menghasilkan berbagai produk yang dapat
meningkatkan kesejahteraan umat manusia sesuai dengan kebutuhannya. Produk teknologi
tersebut berupa organisme transgenik atau organisme hasil modifikasi genetik (OHMG),
yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Genetically Modified Organism (GMO). Namun,
sering kali pula aplikasi teknologi DNA rekombinan bukan berupa pemanfaatan langsung
organisme transgeniknya, melainkan produk yang dihasilkan oleh organisme transgenik.
Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau pun produknya yang dikenal oleh
kalangan masyarakat luas. Beberapa di antaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan
organisme transgenik dan produk yang dihasilkannya dalam berbagai bidang kehidupan
manusia.
1. Bidang pertanian dan perternakan
Pada dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk menciptakan
ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi, kualitas, dan upaya
penanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian. Peningkatkan produksi pangan
melalui revolusi gen ini ternyata memperlihatkan hasil yang jauh melampaui produksi pangan
yang dicapai dalam era revolusi hijau. Di samping itu, kualitas gizi serta daya simpan produk
pertanian juga dapat ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan yang
cukup nyata. Adapun dampak positif yang sebenarnya diharapkan akan menyertai penemuan
produk pangan hasil rekayasa genetika adalah terciptanya keanekaragaman hayati yang lebih
tinggi.
Di bidang peternakan hampir seluruh faktor produksi telah tersentuh oleh teknologi
DNA rekombinan, misalnya penurunan morbiditas penyakit ternak serta perbaikan kualitas
pakan dan bibit. Vaksin-vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada sapi, rabies pada anjing,
blue tongue pada domba, white-diarrhea pada babi, dan fish-fibrosis pada ikan telah
diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Di samping itu, juga telah dihasilkan hormon pertumbuhan untuk sapi (recombinant
bovine somatotropine atau rBST), babi (recombinant porcine somatotropine atau rPST), dan
ayam (chicken growth hormone). Penemuan ternak transgenik yang paling menggegerkan
dunia adalah ketika keberhasilan kloning domba Dolly diumumkan pada tanggal 23 Februari
1997.
2. Bidang Perkebunan, Kehutanan, dan Florikultur
Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit yang kadar karotennya lebih
tinggi saat ini mulai dirintis pengembangannya. Begitu pula, telah dikembangkan perkebunan
karet transgenik dengan kadar protein lateks yang lebih tinggi dan perkebunan kapas
transgenik yang mampu menghasilkan serat kapas berwarna yang lebih kuat dan juga
ketahanan tanaman terhadap hama, dengan mengintroduksi gen Bt yang berhubungan
dengan ketahanan serangga hama hasil isolasi bakteri tanah Bacillus thuringiensis yang dapat
memproduksi protein kristal yang bekerja seperti insektisida (insecticidal crystal protein)
yang dapat mematikan serangga hama (Macintosh et al., 1990). Bacillus thuringiensis (Bt)
adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk spora. Banyak
strain dari bakteri ini yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga. Sejak diketahui
potensi dari protein kristal atau cry Bt sebagai agen pengendali serangga, semakin banyak
dikembangkan isolasi Bt yang mengandung berbagai jenis protein kristal. Dan sampai saat ini
telah diidentifikasi protein kristal yang beracun terhadap larva dari berbagai ordo serangga
yang menjadi hama pada tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal
tersebut lebih ramah lingkungan karena mempunyai target yang spesifik yaitu mematikan
serangga dan mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
Di bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki
struktur kayu lebih baik. Selain itu Fasilitas Uji Terbatas Pusat Penelitian Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghasilkan tanaman sengon (Albazia
falcataria) transgenik pertama di dunia pada tahun 2010 lalu. Kayu sengon bernilai ekonomis
yang digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, perabotan rumah tangga,
pagar, hingga pulp dan kertas. Akar tunggangnya yang kuat, sehingga baik ditanam di tepi
kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah
(Sengonisasi) di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Tanaman sengon transgenik yang
mengandung gen xyloglucanase terbukti tumbuh lebih cepat dan mengandung selulosa lebih
tinggi daripada tanaman kontrol. Tanaman ini berpotensi tumbuh lebih cepat saat dipindah
ke lapangan.
Florikultur merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara budidaya bunga.
Florikultur merupakan praktek budidaya Hortikultura dan tumbuhan atau tanaman untuk
kebun, bunga segar untuk industri potong-Bunga dan dalam pot untuk digunakan dalam
ruangan. Hortikultura melibatkan ilmu bunga dan budidaya tanaman dan
di Floristry dengan menggunakan teknik biokimia, fisiologi, pemuliaan tanaman serta
berbagai produksi hasil tanaman, Florikultur selalu mencari hal-hal baru bagaimana cara
menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan
mereka untuk melawan dampak lingkungan. Di bidang florikultur antara lain telah diperoleh
tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran bunga yang lama serta lebih tahan
terhadap serangan hama. Demikian pula, telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman bunga
transgenik lainnya dengan warna bunga yang diinginkan dan masa kesegaran bunga yang
lebih panjang.
3. Bidang Farmasi dan Industri
Di bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis
obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga memberikan harapan dalam upaya
penyembuhan sejumlah penyakit di masa mendatang. Bahan-bahan untuk mendiagnosis
berbagai macam penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat dihasilkan.
Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri
farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dengan cara
yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggung jawab atas sintesis produk-produk
tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya dan
hanya memerlukan cara kultivasi biasa. Dengan mentransfer gen untuk produk protein yang
dikehendaki ke dalam bakteri, ragi, dan jenis sel lainnya yang mudah tumbuh di dalam kultur
seseorang dapat memproduksi protein dalam jumlah besar, yang secara alami hanya terdapat
dalam jumlah sangat sedikit.
Pembuatan insulin melalui proses rekayasa genetika
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar
Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula
darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal
juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan
sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon
insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai
sebutan insulin eksogen. Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes
mellitus tergantung insulin (diabetes tipe I). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul
insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan disulfida.
Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.
Pada industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang
digunakan juga merupakan produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hard
cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari organisme
transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita rasa makanan,
pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya saat ini banyak
menggunakan produk organisme transgenik.
4. Bidang Lingkungan
Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya
penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang sudah
terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat digunakan untuk membersihkan
lingkungan dari bermacam-macam faktor pencemaran telah ditemukan dan diproduksi
dalam skala industri. Sebagai contoh, sejumlah pantai di salah satu negara industri dilaporkan
telah tercemari oleh metilmerkuri yang bersifat racun keras baik bagi hewan maupun manusia
meskipun dalam konsentrasi yang kecil sekali. Detoksifikasi logam air raksa (merkuri) organik
ini dilakukan menggunakan tanaman Arabidopsis thaliana transgenik yang membawa gen
bakteri tertentu yang dapat menghasilkan produk untuk mendetoksifikasi air raksa organik.
Keragaman metabolisme mikroba juga digunakan dalam menangani limbah dari
sumber-sumber lain. Pabrik pengolahan air kotor mengandalkan kemampuan mikroba
untuk mendegradasi berbagai senyawa organik menjadi bentuk nontoksik. Akan tetapi,
peningkatan jumlah senyawa yang secara potensial berbahaya yang dilepas ke lingkungan
tidak lagi bisa didegradasi oleh mikroba yang tersedia secara alamiah, hidrokarbon klorinasi
merupakan contoh utamanya. Para ahli bioteknologi sedang mencoba merekayasa mikroba
untuk mendegradasi senyawa-senyawa ini. Mikroba ini dapat digunakan dalam pabrik
pengolahan air limbah atau digunakan oleh para manufaktur sebelum senyawa-senyawa itu
dilepas ke lingkungannya.
5. Bidang Hukum dan Forensik
Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dengan jumlah kecil
dapat tertinggal di tempat kejadian perkara atau pada pakaian atau barang-barang lain milik
korban atau penyerangnya. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan
dari tubuh korban. Pengujian yang digunakan biasanya menggunakan antibodi untuk
menguji protein permukaan sel yang spesifik. Namun pengujian ini membutuhkan jaringan
yang agak segar dengan jumlah yang relatif banyak. Pengujian DNA dapat mengidentifikasi
pelaku dengan derajat kepastian yang jauh lebih tinggi karena urutan DNA setiap orang itu
unik. Analisis RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphims) dengan Southern blotting
merupakan metode ampuh untuk pendeteksian kemiripan dan perbedaan sampel DNA dan
hanya membutuhkan darah atau jaringan lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Misalnya
dalam kasus pembunuhan metode ini dapat digunakan untuk membandingkan sampel DNA
dari tersangka, korban, dan sedikit darah yang dijumpai di TKP. Probe radioaktif menandai
pita elektroforesis yang mengandung penanda RFLP tertentu. Biasanya saintis forensik
menguji kira-kira lima penanda, dengan kata lain hanya beberapa bagian DNA yang diuji.
Akan tetapi, rangkaian penanda dari suatu individu yang demikian sedikitpun sudah dapat
memberikan sidik jari DNA atau pola pita spesifik yang berguna untuk forensik karena
probabilitas bahwa dua orang akan memiliki rangkaian penanda RFLP yang tepat sama adalah
kecil. Autoradiografi meniru jenis bukti yang disajikan kepada para juri dalam pengadilan
percobaan pembunuhan.
Seperti yang diungkapkan oleh analisis RFLP, DNA dari noda darah pada pakaian
terdakwa sama persis dengan sidik jari DNA korban tetapi berbeda dari sidik jari terdakwa. Ini
membuktikan bahwa darah dari pakaian terdakwa berasal dari korban bukan dari terdakwa
sendiri.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Rekayasa genetika merupakan penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk
mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang
diarahkan pada kemanfaatan tertentu. Dasar dari pengembangan teknologi DNA
Rekombinan adalah ditemukannya mekanisme seksual pada bakteri. Perangkat yang
digunakan dalam teknik DNA rekombinan diantaranya enzim restriksi, enzim ligase, vektor,
pustaka genom, serta enzim transkripsi balik
Tahapan-tahapan yang umum digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah
isolasi DNA, pemotongan molekul DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor,
transformasi sel inang, pengklonaan vektor pembawa DNA rekombinan, dan identifikasi klon
sel yang membawa gen yang diinginkan.
Adapun perangkat yang digunakan dalam teknik DNA rekombinan diantaranya
enzim restriksi untuk memotong DNA, enzim ligase untuk menyambung
DNA, vektor untuk menyambung dan mengklonkan gen di dalam sel hidup dimana vektor
yang sering digunakan diantarnya plasmid dan bakteriofag, pustaka genom untuk
menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah diklonkan, serta enzim transkripsi balik untuk
membuat DNA berdasarkan RNA (cDNA).
Adapun penerapan rekayasa genetika dalam kehidupan manusia yaitu di bidang
pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, florikultur, farmasi, industri, lingkungan,
hukum dan forensik.
2. SARAN
a. Hendaknya rekayasa genetika dimanfaatkan dan digunakan dengan selayak-layaknya.
b. Rekayasa genetika hendaknya tidak digunakan untuk merusak gen suatu organism
c. Hendaknya rekayasa genetika digunakan untuk memperbaiki keadaan manusia yang semakin
terpuruk
d. Hendaknya masyarakat diberi pengetahuan kembali mengenai rekayasa genetika, karena
banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui apa itu rekayasa genetika.