Anda di halaman 1dari 20

MIKROBIOLOGI DASAR

‘’Uji Cemaran Bakteri Metode ALT dan MPN’’

Dosen Pengampu :
Musyirna Rahmah Nst., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Syarifah Lindra Citra 1601054
Bayzhola Ditya Putri 1901045
Destia Rahmadani 1901047
Natasya Astari 1901061
Nurul Huda 1901062
Nurul Ulfa Istiqomah 1901063
Ratih Sri Rezeki 1901068

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yakni dengan judul”
’Uji Cemaran Bakteri Metode ALT dan MPN’’. Dengan membuat makalah ini, kami
berharap, kita semua mampu mengenal dan memahami materi ini lebih dalam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga masih
belum dikatakan sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan kami dalam membuatnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan kualitas makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi
pembaca dalam kehidupannya sehari-hari.

Pekanbaru, 1 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................1

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................2


2.1 ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT).....................................................2
2.1.1 Definisi ALT..................................................................................2
2.1.2 Tujuan ALT....................................................................................2
2.1.3 Prinsip ALT....................................................................................3
2.1.4 Prosedur Uji ALT...........................................................................4
2.2.............................................................................................................MOST
PROBABLE NUMBER (MPN)....................................................................9
2.2.1 Definisi MPN.................................................................................9
2.2.2 Tujuan MPN...................................................................................9
2.2.3 Prinsip MPN...................................................................................9
2.2.4 Prosedur MPN................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................15


3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran .......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengujian mikrobiologis merupakan salah satu kelompok pengujian yang harus
dilaksanakan oleh seluruh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan. Saat ini masih banyak
masalah yang menghambat, baik untuk pengadaan laboratorium mikrobiologi maupun untuk
pengembangan laboratorium yang sudah ada.
Pemeriksaan obat dan makanan perlu mengadakan suatu prosedur operasional baku
pengujian mikrobiologi yang terarah, dalam hal ini meliputi makanan, minuman, obat
tradisional, sediaan kosmetika, alat kesehatan, antibiotika dan vitamin-vitamin, untuk
digunakan sebagai pedoman oleh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan di seluruh
Indonesia.
Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama. Untuk
produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total merupakan tolak ukur
mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan dan penanganan produk makanan
dan minuman maupun produk lainnya yang juga merupakan suatu indikasi layak atau tidak
layaknya suatu produk untuk digunakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tujuan , prinsip serta teknik dari uji cemaran bakteri metode ALT?
2. Apa saja tujuan , prinsip serta teknik dari uji cemaran menggunakan metode MPN ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menentukan kuantitas
mikroorganisme dengan metode yang meliputi Angka lempeng total (ALT) dan Most
Probable Number (MPN).

1.4 Manfaat Penulisan


Mahasiswa dapat memahami metode penentukan kuantitas mikroorganisme yang
meliputi Angka lempeng total (ALT) dan Most Probable Number (MPN).

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Angka Lempeng Total (ALT)


2.1.1 Definisi ALT (Angka Lempeng Total )
Pertumbuhan bakteri dengan berbagai cara yang salah satunya yaitu uji angka
lempeng total. Pengukuran dengan platting technique (uji angka lempeng total)
merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan didasarkan pada asumsi
bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan memproduksi satu koloni tunggal.
Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (Colony Forming Unit) dengan cara
membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat.
Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300
(Pratiwi, 2008).
ALT (Angka Lempeng Total) atau disebut juga Total Plate Count (TPC)
merupakan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba aerob mesofil,
angka bakteri aerob mesofilik per gram atau per mililiter sampel yang ditentukan
dengan metode standar (SNI, 2009). Angka Lempeng Total (ALT) menunjukkan jumlah
mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung jumlah koloni
bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. Bakteri aerob mesofil dapat tumbuh setelah
sampel diinkubasi dalam pembenihan T (A yang cocok yaitu pada suhu 37 0C selama
24 sampai 48 jam (Pollack dkk, 2016).

2.1.2 Tujuan ALT (Angka Lempeng Total )

Agar dapat melakukan pengenceran serial dan menentukan konsentrasi suspensi


bakteri dengan metode angka lempeng total dengan mengamati pertumbuhan bakteri
mesofil aerob setelah contoh diinkubasi pada suhu 35±1⁰C selama 24-48 jam (SNI,
1992).

2
2.1.3 Prinsip ALT (Angka Lempeng Total )

Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa


kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang
tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.
Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Titik
angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan dengan faktor pengenceran. Jumlah angka lempeng total memenuhi aturan
Departemen Kesehatan RI jika kurang dari 106  (Jawetz dkk., 1995).

Metode ALT merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah
jasad renik karena beberapa hal yaitu:

1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung.


2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikas mikroba. Karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari suatumikroba yang mempunyai penampakan
pertumbuhan sensitive (Waluyo,2010)

Selain keuntungan keuntungan tersebut, metode ALT juga mempunyai


kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membetuksatu koloni.
2. Medium dan  kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda pula.
3. Mikroba yang dibutuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak,jelas,tidak menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung (Waluyo,2010).

3
2.1.4 Prosedur Uji ALT (Angka Lempeng Total )

Metode ALT dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang (pour plate), dan
metode permukaan (surface / spread plate). Pada metode tuang , sejumlah sampel (1ml
atau 0,1ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan kecawan petri, kemudian
ditambah agar-agar cair steril yang didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan
digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Pada pemupukan dengan metode
permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sebanyak 0,1 ml sampel yang
telah diencerkan dipipet pada permukaan agar-agartersebur. Kemudian diratakan
dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam sampel dapat
dihitung sebagai berikut. (Dwidjoseputro, 2005).

Alat dan Bahan

Alat     :                                                                         Bahan   :

1.Petri Disk                                                                  Media PCA


2.Ose                                                                             Media PDA
3.Spreader Glass                                                         Obat Jamu
4.Pembakar Spiritus                                                  Pelarut ASA
5.Label
6.Inkubator
7.Mikropipet
8.Blue tip
9.Gram Balance

4
 Skema Kerja

Angka Lempeng Total

Timbang 1 gr sampel yang akan diuji

Larutkan dalam 10 ml larutan pengencer (Akuades)

Lakukan pengenceran hingga 10-5

Tuang 1 ml suspensi hasil pengenceran pada cawan petri

Tuangkan medium PCA yang telah disterilkan (suhu ± 40°C) kedalam setiap cawan
petri

Inkubasi cawan petri pada suhu 37°C selama 24 jam dalam posisi terbalik

Lakukan penghitungan koloni bakteri yang tumbuh pada cawan petri

Cara Perhitungan

Faktor pengenceran = pngncrn X 1/factor pengenceran per cawan


= 10-4 X 1.0
= 104

5
Jumlah koloni = jumlah koloni X 1/factor pengenceran per cawan
= (60 + 64)/2 X 1/10
= 6,2 X 105
Angka lempeng total dapat ditung dengan cara (Anonim, 2016) :
1
Jumlah sel = V ×n ×
f
Dimana : V = volume sampel yang ditambahkan.
N = jumlah kkoloni dalam cawan
F = faktor pengencer

Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram contoh. Untuk
beberapa kemungkinan, maka diikuti petunjuk sebagai berikut:

1. Bila hanya salah satu diantaranya kadua cawan petri dari pengenceran yang sama
menunjukkan jumlah antara 30–300 koloni, dihitung rata-rata dari kedua cawan
dikalikan dengan faktor pengenceran.
2. Bila pada cawan petri dari kedua tingkat pengenceran yang berurutan
menunjukkan jumlah antara 30–300 koloni, maka dihitung jumlah koloni dan
dikalikan faktor pengencer kemudian diambil angka rata-rata. Jika pada tingkat
pengenceran yang lebih tinggi didapati koloni yang lebih besar dua kali jumlah
koloni pada pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah.
3. Bila dari seluruh cawan petri tidak satupun yang menunjukkan 30–300 koloni,
maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung
sebagai Angka Lempeng total perkiraan.
4. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan petri dan bukan disebabkan karena
inhibitor, maka Angka Lempeng total dilaporkan sebagai kurang dari satu
dikalikan dengan faktor pengencer paling rendah.
5. Bila jumlah koloni per cawan lebih dari 300, maka cawan dengan tingkat
pengenceran tertinggi dibagi dalam beberapa sektor (2, 4 atau 8). Jumlah koloni
dikalikan dengan faktor pembagi dan faktor pengencerannya. Hasil dilaporkan
sebagai Angka Lempeng Perkiraan.

6
6. Bila jumlah koloni lebih dari 200 pada 1/8 bagian cawan, maka jumlah koloni
adalah 200 x 8 x faktor pengenceran. Angka lempeng total perkiraan dihitung
sebagai lebih besar dari jumlah koloni yang diperoleh.

Persyaratan

Jumlah angka lempeng total memenuhi aturan Departemen Kesehatan jika kurang
dari 106.

Data Hasil Pengamatan

Angka Lempeng Total

Setelah dilakukan prosedur sesuai skema kerja dan inkubasi selama 24 jam pada
suhu 37°C dengan tingkat pengenceran yang berbeda, didapatkan hasil sebagai berikut

1. Cawan Petri Sebelum Diinkubasi tingkat Pengenceran Bebas

Sebelum dilakukan inkubasi, tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh.


Belaku untuk semua tingkat pengenceran.

2. Cawan Petri Tingkat Pengenceran 10¯².

Terihat pada tingkat pengenceran 10¯², tampak tumbuh > 300 koloni bakteri.

7
3. Cawan Petri Tingkat Pengenceran 10¯³.

Terlihat pada tingkat pengenceran 10¯³, tampak tumbuh +/- 272 koloni
bakteri.

4. Cawan Petri Tingkat Pengenceran 10¯⁴ .

Terihat pada tingkat pengenceran 10¯⁴, tampak tumbuh 264 koloni bakteri.

8
2.2 Most Probable Number (MPN)

2.2.1 Definisi Most Probable Number (MPN)

MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data


dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung
yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau
diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah
mikroorganisme yang diuji dalam MPN/satuan volume atau massa sampel.

2.2.2 Tujuan Most Probable Number (MPN)

Untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti


Nitrosomonas dan Nitrobacter. Metode MPN juga digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba berbentuk cair atau pun padatan yang dilakukan pengenceran terlebih dahulu.

2.2.3 Prinsip Most Probable Number (MPN)

Prinsip metode MPN yaitu menggunakan media cair Lactosa Broth di dalam
tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif yaitu
yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Tabung
yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan dan terbentuknya gas
pada tabung Durham (Irianto,2013).

2.2.4 Teknik Most Probable Number (MPN)

Most Probable Number (MPN) terdiri dari uji penduga dan uji konfirmasi
(peneguhan), dengan menggunakan media cair Lactosa Broth (LB) di dalam tabung
reaksi yang berisi tabung Durham terbalik dan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas dan kekeruhan
yang berada pada tabung Durham (SNI, 2009).

Most Probable Number (MPN) merupakan suatu prosedur yang melibatkan tiga
tahapan, yaitu :

9
a. Uji Penduga

Uji dugaan merupakan uji yang pertama kali dilakukan, bertujuan untuk
mengetahui apakah sampel terkontaminasi oleh feses. Dalam uji penduga digunakan
media Lactosa Broth (LB). Inkubasi dilakukan pada suhu 37 0C selama 24 jam, dan
dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam
tabung Durham. Tabung yang tidak menunjukkan terbentuknya gas maka
diperpanjang waktu inkubasinya yaitu selama 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas
maka dihitung sebagai hasil yang negatif (Irianto, 2013).

b. Uji Penguat (Uji konfirmasi)

Uji konfirmasi merupakan uji kedua yang dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya bakteri koliform di dalam sampel dengan menggunakan media biakan
Brillian Green Lactosa Bile Broth (BGLB), (Pollack dkk, 2016). Inkubasi dilakukan
pada suhu 440C selama 24 jam untuk mengetahui adanya bakteri koliform fekal
(Escherichia coli), dan dinyatakan positif apabila terbentuk gas sebanyak 10 % atau
lebih dari volume di dalam tabung Durham. Tabung yang tidak menunjukkan
terbentuknya gas maka diperpanjang waktu inkubasinya yaitu selama 48 jam. Jika
tetap tidak terbentuk gas maka dihitung sebagai hasil yang negatif.

c. Uji Pelengkap

Terbentuknya gas pada media Brillian Green Lactosa Bile Broth (BGLB)
menunjukkan hasil yang positif, oleh karena itu perlu 15 dilakukkan uji pada media
Endo Agar. Inokulasi dilakukkan dengan menggunakan jarum ose. Tabung MPN yang
menunjukkan hasil positif diinokulasikan 1-2 ose pada cawan Endo Agar, kemudian
diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam. Pertumbuhan koloni pada media Endo
Agar kemudian dilakukan identifikasi menggunakan uji Biokimia (Nuria, 2009).

10
Prosedur Kerja

a. Media Nutrien Agar (NA)


1. Ditimbang 6 gr media NA kemudian dimasukan ke dalam beaker glass 500 ml.
2. Ditambahkan aquadest sebanyak 300 ml
3. Bahan dipanaskan dengan stering hotplate sampai mendidih
4. Setelah dipanaskan dan larut media dibagi ke dalam tabung reaksi masing-
masing 10 ml lalu ditutup dengan kapas.
5. Disterilisasi dengan Autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit.

b. Media Lactose Broth (LB)


1. Ditimbang sebanyak 8,19 gr media Lactose Broth kemudian dimasukan ke
dalam beaker glass 1000 ml.
2. Ditambahkan aquadest sebanyak 630 ml.
3. Dipanaskan dengan menggunakan stering hotplate sampai larut.
4. Setelah larut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil, besar dan sedang yang
berisi tabung Durham terbalik masing-masing sebanyak 7 ml atau sampai
tabung Durham tenggelam.
5. Lalu ditutup dengan kapas dan diikat dengan karet.
6. Disterilisasi dengan Autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit. 18

c. Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)


1. Ditimbang sebanyak 21,6 gr media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)
kemudia dimasukan ke dalam beaker glass 1000 ml.
2. Ditambahkan aquadest sebanyak 540 ml.
3. Dipanaskan dengan menggunakan stering hotplate sampai larut.
4. Setelah larut dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham
terbalik masing-masing sebanyak 6 ml atay sampai tabung Durham tenggelam.
5. Lalu ditutup dengan kapas dan diikat dengan karet.
6. Media disterilisasi dengan Autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit.

11
Persiapan Pemeriksaan Pengenceran bertingkat dibuat dengan cara sebagai berikut :

a. Disiapkan tabung reaksi dengan masing-masing diberi label 10-1 , 10- 2 , dengan
masing-masing tabung diisi 9 ml aquadest steril.
b. Dipipet 1 ml sampel dan dimasukan ke dalam tabung pengenceran yang berlabel
10-1 , kemudian diambil 1 ml dengan pipet ukur steril dan dimasukan ke dalam
tabung pengencer 10-2 kemudian diambil 1 ml dari pengencer 10-2.

Cara Kerja Most Probable Number

a. Uji Penduga
1. Diipipet masing-masing 10 ml, 1 ml, 0,1 ml sampel dengan menggunakan
pipet ukur steril, kemudian dimasukkan ke dalam 3 seri tabung Lactosa Broth
(LB) yang berisi tabung Durham terbalik.
2. Tabung-tabung tersebut diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
3. Hasil uji dinyatakan positif apabila terjadi kekeruhan dan terbentuknya gas
pada tabung Durham.

b. Uji Konfirmasi
1. Setiap tabung Lactosa Broth pada uji penduga yang positif dipindahkan 1-2
ose ke dalam tabung yang berisi media Brilliant Green Bile Broth (BGLB)
yang didalamnya terdapat tabung Durham terbalik.
2. Untuk bakteri E.coli diinkubasi pada suhu 440 C selama 24-48 jam
3. Hasil dinyatakan positif apabila terjadi kekeruhan dan terbentuk gas dalam
tabung Durham terbalik.
4. Banyaknya kandungan bakteri E.coli dapat dilihat dengan menghitung
tabung yang positif pada media BGLB dan kemudian dibandingkan dengan
tabel MPN.

c. Uji Pelengkap
1. Diinokulasikan 1-2 ose dari setiap tabung BGLB positif pada media Endo
Agar dalam cawan petri

12
2. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam
3. Diamati adanya koloni spesifik dan lakukan identifikasi (uji biokimia) serta
pewarnaan Gram (Nuria dkk, 2009)

Tahapan Pengujian MPN

Prosedur pengujian MPN adalah sebagai berikut:

1. Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung berisi LBSS (9 ml
tiap tabung) lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan tabung menjadi 3
seri (seperti di gambar).
2. Kocok botol yang berisi air sampel.
3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung seri
pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.
4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
6. Inkubasi semua tabung pada suhu 37º C selama 48 jam.
7. Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada keduanya), lalu hitung tabung
positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung positif tiap seri (misal : 3 2 1).
Kombinasi angka tersebut lalu dicocokkan dengan tabel MPN untuk seri 3

13
Contoh hasil analisis data

Tabel Hasil Pengamatan Metode MPN


Media Seri Pengamata Nilai MPN
n MPN
10 1 10-1 10-2 Tabel
LB 4 4 3 1 33 3300
GLBB 3 4 1 2 26 2600
EMBA 0 0 0 0 - -

Perhitungan
Perhitungan Media LB (lactose Borth)
MPN Count : Nilai MPN Tabel  x  10 (pengenceran tabung tengah)
: 33  x  1010-1 : 3300  Cfu/100 ml

Perhitungan Media GLBB (green lactose bile borth)


MPN Count : Nilai MPN Tabel  x  10 (pengenceran tabung tengah)
: 26  x  10 10-1 : 2600  Cfu/100 ml

Perhitungan Media EMBA (eosin methylene blue agar)


MPN Count : Nilai MPN Tabel  x 10 (pengenceran tabung tengah)
: 0  x  Cfu100 ml
: 0  Cfu/100 ml

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah satu uji yang sangat penting untuk
mengetahui  kualitas suatu sediaan. Makanan, minuman, obat tradisional berasal dari alam
yaitu dari hewan, tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam
pengadaannya bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan
dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan mikroba didalamnya.
Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun sediaan jadi tidak
mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji
mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri /
kapang. Jika telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang
sesuai standar SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Sedangkan prinsip dari metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah
mikroba yang menggunakn tiga tahap uji yaitu uji penduga , uji penegas/konfirmasi dan uji
pelengkap yang didasarkan untuk mengetahui jumlah dari mikroba coliform.
Fungsi dari media Eosin Methylene blue agar (EMBA) iaalh sebagi indikator untuk
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang memefermentasikan laktosa dan yang
tidak. Sedangkan  fungsi dari media brilliant green laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai
pengkonfirmasi hasil tes positif uji penduga. Dan media lactose borth (LB) berfungsi
sebagai media untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform dalam air.
Proses terjadinya gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya fermentasi
laktosa yang di lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga terbentuk asam pada media
yang tedapat laktosa, yang dapat di lihat dengan kekeruhan sehingga menghsilkan gas atau
gelembung dara pada tabung durham.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penjelasan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik para pembaca
untuk memperbaiki makalah yang penulis buat ini.

15
Semoga makalah yang telah penulis sampaikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
baik yang mendengarkan dan yang melihat presentase dari kami sebagai penyaji.

16
DAFTAR PUSTAKA

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2973-1992. Syarat Mutu dan Cara Uji
Biskuit. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

[BSN]. Badan Standardisasi Nasional . 2009. SNI 7474-2009 Tentang Rendang Daging
Sapi. Jakarta: BSN.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Irianto K. (2013). Mikrobiologi Medis. Bandung: Alfabeta. pp: 415-419.

Jawetz, E., J.L. Melnick., E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N. Ornston. 1995.
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20 (Alih bahasa : Nugroho & R.F.Maulany).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal. 211,213,215.

Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

Pollack, Robert A., Findlay, Lorraine, Mondschein, Walter., Modesto. R. Ronald.


2016;2.26;3.35-41. Praktikum LaboratoriumMikrobiologi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Waluyo, L. 2010. Teknik Dasar Metode Mikrobiologi. UMM Press. Malang.

17

Anda mungkin juga menyukai