Dosen Pengampu :
Musyirna Rahmah Nst., M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Syarifah Lindra Citra 1601054
Bayzhola Ditya Putri 1901045
Destia Rahmadani 1901047
Natasya Astari 1901061
Nurul Huda 1901062
Nurul Ulfa Istiqomah 1901063
Ratih Sri Rezeki 1901068
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yakni dengan judul”
’Uji Cemaran Bakteri Metode ALT dan MPN’’. Dengan membuat makalah ini, kami
berharap, kita semua mampu mengenal dan memahami materi ini lebih dalam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga masih
belum dikatakan sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan kami dalam membuatnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan kualitas makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi
pembaca dalam kehidupannya sehari-hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
2.1.3 Prinsip ALT (Angka Lempeng Total )
Metode ALT merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah
jasad renik karena beberapa hal yaitu:
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membetuksatu koloni.
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda pula.
3. Mikroba yang dibutuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak,jelas,tidak menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama sehingga pertumbuhan
koloni dapat dihitung (Waluyo,2010).
3
2.1.4 Prosedur Uji ALT (Angka Lempeng Total )
Metode ALT dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang (pour plate), dan
metode permukaan (surface / spread plate). Pada metode tuang , sejumlah sampel (1ml
atau 0,1ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan kecawan petri, kemudian
ditambah agar-agar cair steril yang didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20 ml dan
digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Pada pemupukan dengan metode
permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sebanyak 0,1 ml sampel yang
telah diencerkan dipipet pada permukaan agar-agartersebur. Kemudian diratakan
dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam sampel dapat
dihitung sebagai berikut. (Dwidjoseputro, 2005).
Alat : Bahan :
4
Skema Kerja
Tuangkan medium PCA yang telah disterilkan (suhu ± 40°C) kedalam setiap cawan
petri
Inkubasi cawan petri pada suhu 37°C selama 24 jam dalam posisi terbalik
Cara Perhitungan
5
Jumlah koloni = jumlah koloni X 1/factor pengenceran per cawan
= (60 + 64)/2 X 1/10
= 6,2 X 105
Angka lempeng total dapat ditung dengan cara (Anonim, 2016) :
1
Jumlah sel = V ×n ×
f
Dimana : V = volume sampel yang ditambahkan.
N = jumlah kkoloni dalam cawan
F = faktor pengencer
Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dalam tiap gram contoh. Untuk
beberapa kemungkinan, maka diikuti petunjuk sebagai berikut:
1. Bila hanya salah satu diantaranya kadua cawan petri dari pengenceran yang sama
menunjukkan jumlah antara 30–300 koloni, dihitung rata-rata dari kedua cawan
dikalikan dengan faktor pengenceran.
2. Bila pada cawan petri dari kedua tingkat pengenceran yang berurutan
menunjukkan jumlah antara 30–300 koloni, maka dihitung jumlah koloni dan
dikalikan faktor pengencer kemudian diambil angka rata-rata. Jika pada tingkat
pengenceran yang lebih tinggi didapati koloni yang lebih besar dua kali jumlah
koloni pada pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah.
3. Bila dari seluruh cawan petri tidak satupun yang menunjukkan 30–300 koloni,
maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung
sebagai Angka Lempeng total perkiraan.
4. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan petri dan bukan disebabkan karena
inhibitor, maka Angka Lempeng total dilaporkan sebagai kurang dari satu
dikalikan dengan faktor pengencer paling rendah.
5. Bila jumlah koloni per cawan lebih dari 300, maka cawan dengan tingkat
pengenceran tertinggi dibagi dalam beberapa sektor (2, 4 atau 8). Jumlah koloni
dikalikan dengan faktor pembagi dan faktor pengencerannya. Hasil dilaporkan
sebagai Angka Lempeng Perkiraan.
6
6. Bila jumlah koloni lebih dari 200 pada 1/8 bagian cawan, maka jumlah koloni
adalah 200 x 8 x faktor pengenceran. Angka lempeng total perkiraan dihitung
sebagai lebih besar dari jumlah koloni yang diperoleh.
Persyaratan
Jumlah angka lempeng total memenuhi aturan Departemen Kesehatan jika kurang
dari 106.
Setelah dilakukan prosedur sesuai skema kerja dan inkubasi selama 24 jam pada
suhu 37°C dengan tingkat pengenceran yang berbeda, didapatkan hasil sebagai berikut
Terihat pada tingkat pengenceran 10¯², tampak tumbuh > 300 koloni bakteri.
7
3. Cawan Petri Tingkat Pengenceran 10¯³.
Terlihat pada tingkat pengenceran 10¯³, tampak tumbuh +/- 272 koloni
bakteri.
Terihat pada tingkat pengenceran 10¯⁴, tampak tumbuh 264 koloni bakteri.
8
2.2 Most Probable Number (MPN)
Prinsip metode MPN yaitu menggunakan media cair Lactosa Broth di dalam
tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif yaitu
yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Tabung
yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan dan terbentuknya gas
pada tabung Durham (Irianto,2013).
Most Probable Number (MPN) terdiri dari uji penduga dan uji konfirmasi
(peneguhan), dengan menggunakan media cair Lactosa Broth (LB) di dalam tabung
reaksi yang berisi tabung Durham terbalik dan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
positif. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya gas dan kekeruhan
yang berada pada tabung Durham (SNI, 2009).
Most Probable Number (MPN) merupakan suatu prosedur yang melibatkan tiga
tahapan, yaitu :
9
a. Uji Penduga
Uji dugaan merupakan uji yang pertama kali dilakukan, bertujuan untuk
mengetahui apakah sampel terkontaminasi oleh feses. Dalam uji penduga digunakan
media Lactosa Broth (LB). Inkubasi dilakukan pada suhu 37 0C selama 24 jam, dan
dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam
tabung Durham. Tabung yang tidak menunjukkan terbentuknya gas maka
diperpanjang waktu inkubasinya yaitu selama 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas
maka dihitung sebagai hasil yang negatif (Irianto, 2013).
Uji konfirmasi merupakan uji kedua yang dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya bakteri koliform di dalam sampel dengan menggunakan media biakan
Brillian Green Lactosa Bile Broth (BGLB), (Pollack dkk, 2016). Inkubasi dilakukan
pada suhu 440C selama 24 jam untuk mengetahui adanya bakteri koliform fekal
(Escherichia coli), dan dinyatakan positif apabila terbentuk gas sebanyak 10 % atau
lebih dari volume di dalam tabung Durham. Tabung yang tidak menunjukkan
terbentuknya gas maka diperpanjang waktu inkubasinya yaitu selama 48 jam. Jika
tetap tidak terbentuk gas maka dihitung sebagai hasil yang negatif.
c. Uji Pelengkap
Terbentuknya gas pada media Brillian Green Lactosa Bile Broth (BGLB)
menunjukkan hasil yang positif, oleh karena itu perlu 15 dilakukkan uji pada media
Endo Agar. Inokulasi dilakukkan dengan menggunakan jarum ose. Tabung MPN yang
menunjukkan hasil positif diinokulasikan 1-2 ose pada cawan Endo Agar, kemudian
diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam. Pertumbuhan koloni pada media Endo
Agar kemudian dilakukan identifikasi menggunakan uji Biokimia (Nuria, 2009).
10
Prosedur Kerja
11
Persiapan Pemeriksaan Pengenceran bertingkat dibuat dengan cara sebagai berikut :
a. Disiapkan tabung reaksi dengan masing-masing diberi label 10-1 , 10- 2 , dengan
masing-masing tabung diisi 9 ml aquadest steril.
b. Dipipet 1 ml sampel dan dimasukan ke dalam tabung pengenceran yang berlabel
10-1 , kemudian diambil 1 ml dengan pipet ukur steril dan dimasukan ke dalam
tabung pengencer 10-2 kemudian diambil 1 ml dari pengencer 10-2.
a. Uji Penduga
1. Diipipet masing-masing 10 ml, 1 ml, 0,1 ml sampel dengan menggunakan
pipet ukur steril, kemudian dimasukkan ke dalam 3 seri tabung Lactosa Broth
(LB) yang berisi tabung Durham terbalik.
2. Tabung-tabung tersebut diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
3. Hasil uji dinyatakan positif apabila terjadi kekeruhan dan terbentuknya gas
pada tabung Durham.
b. Uji Konfirmasi
1. Setiap tabung Lactosa Broth pada uji penduga yang positif dipindahkan 1-2
ose ke dalam tabung yang berisi media Brilliant Green Bile Broth (BGLB)
yang didalamnya terdapat tabung Durham terbalik.
2. Untuk bakteri E.coli diinkubasi pada suhu 440 C selama 24-48 jam
3. Hasil dinyatakan positif apabila terjadi kekeruhan dan terbentuk gas dalam
tabung Durham terbalik.
4. Banyaknya kandungan bakteri E.coli dapat dilihat dengan menghitung
tabung yang positif pada media BGLB dan kemudian dibandingkan dengan
tabel MPN.
c. Uji Pelengkap
1. Diinokulasikan 1-2 ose dari setiap tabung BGLB positif pada media Endo
Agar dalam cawan petri
12
2. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam
3. Diamati adanya koloni spesifik dan lakukan identifikasi (uji biokimia) serta
pewarnaan Gram (Nuria dkk, 2009)
1. Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung berisi LBSS (9 ml
tiap tabung) lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan tabung menjadi 3
seri (seperti di gambar).
2. Kocok botol yang berisi air sampel.
3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung seri
pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.
4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
6. Inkubasi semua tabung pada suhu 37º C selama 48 jam.
7. Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada keduanya), lalu hitung tabung
positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung positif tiap seri (misal : 3 2 1).
Kombinasi angka tersebut lalu dicocokkan dengan tabel MPN untuk seri 3
13
Contoh hasil analisis data
Perhitungan
Perhitungan Media LB (lactose Borth)
MPN Count : Nilai MPN Tabel x 10 (pengenceran tabung tengah)
: 33 x 1010-1 : 3300 Cfu/100 ml
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah satu uji yang sangat penting untuk
mengetahui kualitas suatu sediaan. Makanan, minuman, obat tradisional berasal dari alam
yaitu dari hewan, tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam
pengadaannya bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan
dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan mikroba didalamnya.
Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun sediaan jadi tidak
mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji
mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri /
kapang. Jika telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang
sesuai standar SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Sedangkan prinsip dari metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah
mikroba yang menggunakn tiga tahap uji yaitu uji penduga , uji penegas/konfirmasi dan uji
pelengkap yang didasarkan untuk mengetahui jumlah dari mikroba coliform.
Fungsi dari media Eosin Methylene blue agar (EMBA) iaalh sebagi indikator untuk
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang memefermentasikan laktosa dan yang
tidak. Sedangkan fungsi dari media brilliant green laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai
pengkonfirmasi hasil tes positif uji penduga. Dan media lactose borth (LB) berfungsi
sebagai media untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform dalam air.
Proses terjadinya gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya fermentasi
laktosa yang di lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga terbentuk asam pada media
yang tedapat laktosa, yang dapat di lihat dengan kekeruhan sehingga menghsilkan gas atau
gelembung dara pada tabung durham.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penjelasan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik para pembaca
untuk memperbaiki makalah yang penulis buat ini.
15
Semoga makalah yang telah penulis sampaikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
baik yang mendengarkan dan yang melihat presentase dari kami sebagai penyaji.
16
DAFTAR PUSTAKA
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2973-1992. Syarat Mutu dan Cara Uji
Biskuit. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.
[BSN]. Badan Standardisasi Nasional . 2009. SNI 7474-2009 Tentang Rendang Daging
Sapi. Jakarta: BSN.
Jawetz, E., J.L. Melnick., E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N. Ornston. 1995.
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20 (Alih bahasa : Nugroho & R.F.Maulany).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal. 211,213,215.
17