Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Coronavirus

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi
saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus
ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.

Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:

 Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).

 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

 Pneumonia.

SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain.
Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss,
Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu
menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa
akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.

Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:

 HCoV-229E.

 HCoV-OC43.

 HCoV-NL63.

 HCoV-HKU1.

 SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).

 MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).

 2019-nCoV atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah


pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara
lainnya hingga Januari 2020.

Virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang
sistem pernapasan. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.

Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal dengan nama virus
Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular
dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

Faktor Risiko Infeksi Coronavirus


Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan
kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim
juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum
terjadi pada musim gugur dan musim dingin.

Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus
corona, juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota
Wuhan, yang pernah menjadi wabah 2019-nCoV pada Desember 2019 hingga Januari 2020.

Penyebab Infeksi Coronavirus


Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:

 Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).

 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.

 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
liur pengidap virus corona.

 Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk, novel coronavirus atau 2019-nCoV, masa inkubasi belum diketahui secara pasti.
Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam
tubuh. Di samping itu, metode transmisi 2019-nCoV juga belum diketahui dengan
pasti. Awalnya, virus corona jenis 2019-nCoV diduga bersumber dari hewan. Virus
corona 2019-nCoV merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta,
kucing, dan kelelawar.
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke
individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.

Gejala Infeksi Coronavirus


Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini
bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:

 Hidung beringus.

 Sakit kepala.

 Batuk.

 Sakit tenggorokan.

 Demam.

 Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang
parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh 2019-
nCoV) , yang menyebabkan gejala seperti:

 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.

 Batuk dengan lendir.

 Sesak napas.

 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya orang dengan
penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

Diagnosis Infeksi Coronavirus


Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk
membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau
spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan
melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

Komplikasi Infeksi Coronavirus


Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia, dan
masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS
juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.

Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius.
Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.

Pengobatan Infeksi Coronavirus


Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan
gejala infeksi virus corona. Contohnya:

 Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di
bawah empat tahun.

 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.

 Perbanyak istirahat.

 Perbanyak asupan cairan tubuh.

 Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi novel coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah
ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa
alasan, dokter akan melakukan:

 Isolasi

 Serial foto toraks sesuai indikasi.


 Terapi simptomatik.

 Terapi cairan.

 Ventilator mekanik (bila gagal napas)

 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

Pencegahan Infeksi Coronavirus


Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya ada
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya
yang bisa dilakukan:

 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.

 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.

 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.

 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.

 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.

 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu
dan cuci tangan hingga bersih.

 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.

Kapan Harus ke Dokter?


Jika gejala-gejala infeksi virus corona tak kunjung membaik dalam hitungan hari, atau
gejalanya semakin berkembang, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang
tepat. Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, bisa meningkatkan peluang kesembuhan
infeksi virus tersebut.
Gejala Virus Corona
Infeksi virus Corona bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti
hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau
gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu:

 Demam
 Batuk
 Sesak napas.

Menurut penelitian, gejala infeksi virus Corona muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu
setelah paparan virus Corona.

Penyebab Virus Corona


Infeksi virus Corona disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS, dan
pneumonia.
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa coronavirus juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat terinfeksi coronavirus melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita virus Corona.
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh
benda yang terkena air liur penderita.
 Kontak jarak dekat dengan penderita, seperti bersentuhan atau berjabat tangan.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi lebih berisiko menyerang orang tua,
serta orang yang sedang sakit atau memiliki kekebalan tubuh lemah.

Diagnosis Virus Corona


Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan
gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian ke
wilayah endemik virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis virus Corona, dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan berikut:

 Uji sampel darah.


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak.
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru.

Pengobatan Virus Corona


Infeksi virus Corona belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya, yaitu:

 Memberikan obat pereda demam dan nyeri. Namun, dokter tidak akan memberikan
aspirin pada penderita infeksi virus Corona yang masih anak-anak.
 Menganjurkan penderita untuk mandi air hangat dan
menggunakan humidifier (pelembab udara), untuk meredakan batuk dan sakit
tenggorokan.
 Menganjurkan penderita untuk istirahat yang cukup dan jangan keluar rumah untuk
mencegah penyebaran virus.
 Menganjurkan dan mengharuskan penderita untuk minum banyak air putih guna
menjaga kadar cairan tubuh.

Komplikasi Virus Corona


Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi
serius berikut ini:

 Pneumonia
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian

Pencegahan Virus Corona


Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah virus Corona. Oleh sebab itu,
cara pencegahan virus corona yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Hindari bepergian ke Cina atau ke negara lain yang telah ditemukan adanya penularan
virus Corona.
 Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama bila Anda beraktivitas di
tempat umum.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol setelah beraktivitas di luar ruangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan,
cuci tangan setelahnya.
 Pastikan Anda memasak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari berdekatan dengan seseorang yang sedang sakit.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.

Untuk seseorang yang diduga terinfeksi virus Corona, ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan agar virus tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.


 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan
orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu buang tisu ke
tempat sampah.

11 Juta Penduduk kota Wuhan, Tiongkok, dibuat panik setelah banyak orang jatuh sakit
sesudah berkunjung ke pasar seafood Huanan. Anehnya, jumlah korban semakin
cepat. Padahal, sebagian besar dari mereka tak pernah berkunjung ke pasar tersebut.

Fenomena apa yang terjadi? Setelah diselidiki secara mendalam, virus corona menjadi
biang keladi utama dari kepanikan tersebut. Hal yang perlu digarisbawahi, virus ini bisa
menular dengan cepat, hingga menimbulkan kematian.

Lalu, bagaimana perkembang kasus virus corona secara global? Bagaimana respons
pemerintah Indonesia terhadap kondisi ini? Lalu, apa kata Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) terhadap virus misterius ini?

Nah, berikut data dan fakta yang Halodoc himpun dari berbagai sumber internasional
maupun nasional.

1. Menyebar ke Negara Lain

Virus yang dapat menyebabkan pneumonia tersebut pertama kali muncul di kota
Wuhan, Tiongkok. Pemerintah Tiongkok mengatakan virus corona ini berasal dari
hewan liar yang dijual di pasar seafood Huanan.

Sejak itu, para pelancong yang terinfeksi dari Wuhan telah menularkan virus tersebut ke
negara-negara lain. Sampai saat ini, virus corona sudah menyebar ke tujuh negara.
Mulai dari Thailand, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Vietnam, dan Amerika
Serikat.

2. Diduga dari Kelelawar


Virus Corona merupakan penyakit zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan
manusia. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika juga telah
menegaskan mengenai hubungan antara kelelawar dan virus Corona. Menurut ahli di
sana, virus corona merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk
unta, kucing, dan kelelawar.

Sebenarnya virus corona jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan
menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau
virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia.

3. Kerabat dekat SARS dan MERS

Menurut para pakar di WHO, virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit flu, hingga penyakit yang lebih parah. Misalnya, Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

Kilas balik ke belakang, SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok,
menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura,
Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat.

Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di
berbagai negara. Bagaimana dengan jumlah korbannya? Setidaknya 774 orang mesti
kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.

4. Misterius, Belum Ada Vaksinnya

Virus yang menyebabkan wabah pneumonia di Wuhan, Tiongkok ini terbilang misterius.
Para ahli mengidentifikasi sebagai virus corona jenis baru. Virus yang menyerang
pernapasan itu dinamai dengan novel coronavirus atau 2019-nCoV.

Sebenarnya terdapat beberapa vaksin pneumonia yang ditujukan untuk mencegah


pneumonia. Akan tetapi, vaksin tersebut tak bisa mencegah pneumonia yang sedang
mewabah saat ini karena virus corona jenis baru. Oleh sebab itu, pemerintah Tiongkok
mengkarantina kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang.

5. Sudah Memakan Korban

Hingga saat ini belum ada kasus virus corona yang masuk ke Indonesia. Akan tetapi,
kita tak boleh abai dengan serangan virus misterius ini. Sebab, virus ini setidaknya
sudah menjangkiti 830 orang yang sebagian besar terjadi di Wuhan. Menurut
pemerintah, setidaknya 25 orang telah meninggal akibat serangan virus corona.

6. Dari Demam Sampai Nyeri Dada

Virus corona bisa menimbulkan beragam keluhan pada pengidapnya. Mulai dari
demam, batuk, sulit bernapas, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Selain itu, menurut
ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus, virus yang menginfeksi saluran
pernapasan atas ini juga bisa menyebabkan gejala yang parah. Infeksi virus ini bisa
berubah menjadi pneumonia dengan beragam gejala.
Contohnya, demam yang tinggi, batuk dengan lendir, sesak napas, hingga nyeri dada.
Gejala-gejala ini bisa semakin parah bila terjadi pada pengidap penyakit jantung atau
paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

7. Risikonya Bisa Diminimalisir

Meski kini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona, setidaknya ada
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini.
Melansir National Institutes of Health - Coronavirus, ada beberapa tips yang bisa kita
lakukan.

 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.

 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.

 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.

 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.

 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu
dan cuci tangan hingga bersih.

 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

Hal yang perlu digarisbawahi, ketika mengalami gejala-gejala infeksi virus corona,
segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok
bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai virus corona dan
cara mencegahnya

8. Menggelontorkan Dana 1,9 Triliun

Mau tahu berapa banyaknya dana yang mesti dikeluarkan oleh untuk memerangi
wabah virus corona? Pemerintah tiongkok setidaknya mesti mengeluarkan kocek
sedalam 1 miliar RMB (US$ 144 juta) atau sekitar Rp 1,9 triliun. Pernyataan ini
dikeluarkan langsung oleh Kementerian Keuangan Tiongkok pada Kamis, 23 Januari.

9. Pintu Masuk Indonesia Diperketat

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI,


mengatakan, ada satu pasien yang terduga tertular virus corona. Pasien yang kini di
rawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, memiliki riwayat perjalanan dari China. Sampai
saat ini, pihak rumah sakit masih melakukan observasi lebih lanjut.

Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto, dalam rilis di Sehatnegeriku -


Kemenkes, mengatakan pemerintah memperketat pintu masuk negara dengan
menyiagakan alat deteksi berupa thermo scanner.
Tujuannya jelas, guna mencegah masuknya Novel Coronavirus (2019-nCoV) ke
Indonesia. Melalui alat tersebut, nantinya para penumpang bisa dideteksi sejak dini
apakah ada potensi gejala terjangkit virus tertentu.

Sampai saat ini, sebanyak 135 thermo scanner telah diaktifkan di 135 pintu masuk
negara, baik darat, laut maupun udara. Tak cuma itu saja, pemerintah juga memberikan
health alert card, hingga menyiapkan 100 RS rujukan infeksi emerging.

10. Apa Kata WHO?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan virus corona sebagai “public
health emergency”. Ketetapan ini dinilai sementara karena virus ini merupakan kasus
baru. Menurut Direktur Jenderal WHO, penetapan darurat kesehatan global ini akan
terus berkembang sesuai dengan informasi baru yang diterima.

Saat ini, dunia sedang digemparkan oleh mewabahnya virus corona. Sejauh ini, wabah
ini telah merenggut 82 nyawa dengan total orang yang terkontaminasi sebanyak 2.900
di berbagai negara.

Virus yang belum ditemukan obatnya ini telah menyebar ke kurang lebih 20 negara.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada kabar jika penyakit tersebut telah memasuki
Indonesia. Di negara sekitar, seperti Singapura dan Malaysia tercatat ada 4 dan 3
kasus secara berurut.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui cara mencegah penyebaran virus
corona. Salah satu hal yang sangat disarankan untuk dilakukan adalah penggunaan
masker, terutama masker N95. Selain itu, kamu juga harus tahu cara menggunakannya
dengan benar agar virus tidak masuk ke tubuh. Berikut bahasannya!

Cara Pemakaian Masker untuk Mencegah Virus Corona


Virus corona adalah gangguan yang terjadi akibat terjadinya infeksi pada hidung, sinus,
dan tenggorokan bagian atas. Umumnya, virus ini tidak menimbulkan hal yang
berbahaya, tetapi pada kasus yang jarang dapat menyebabkan dampak serius.
Penyebab dari penyakit ini diidentifikasi sebagai virus 2019-nCoV.

Hal yang harus kamu ketahui pasti adalah penyebaran penyakit tersebut agar dapat
mencegah penyebarannya. Gangguan ini dapat menyebar layaknya influenza.
Seseorang yang terinfeksi dapat menyebarkannya jika batuk atau bersin. Selain itu,
sentuhan langsung dan tidak langsung juga memungkinkan untuk menjangkiti orang
lain.
Salah satu hal yang wajib kamu lakukan agar tidak mudah terserang virus tersebut
adalah dengan menggunakan masker. Terdapat beberapa jenis masker yang dapat
digunakan, tetapi yang terbukti efektif adalah masker N95. Kamu dapat menutup
seluruh saluran pernapasan dari masuknya virus yang berbahaya.

Setelah pembahasan tentang pentingnya menggunakan masker N95 untuk mencegah


virus menyerang, kamu juga harus tahu cara mengenakannya dengan tepat. Dengan
begitu, virus akan kesulitan untuk masuk ke tubuh karena tertutupi masker. Berikut cara
untuk mengenakan masker yang harus kamu ketahui:

1. Menentukan Ukuran yang Sesuai

Cara pemakaian masker untuk mencegah virus corona menyerang yang pertama
adalah dengan menentukan ukuran yang sesuai. Ukuran dari masker N95 berkisar dari
ekstra kecil hingga besar. Pastikan kamu membelinya sesuai ukuran agar pas dan tidak
mudah lepas saat dikenakan.

2. Memastikan Kondisi Pernapasan

Hal lain yang harus diperhatikan untuk mencegah virus corona adalah memastikan
kondisi pernapasan. Masker ini dapat membuat seseorang lebih sulit untuk bernapas.
Maka dari itu, harus pastikan tipe masker yang dikenakan dan cara yang efektif agar
tidak terserang gangguan tersebut.

3. Cuci Tangan Sebelum Mengenakan

Kamu harus mencuci tangan sebelum menggunakan masker tersebut agar terjaga
kebersihannya. Gunakanlah sabun dan air, serta keringkan tangan agar masker tidak
basah. Hal ini dapat mencegah terjadinya kontaminasi tidak sengaja sebelum
menggunakan masker.

4. Cara Pemakaian Masker N95

Langkah pertama adalah letakkan masker di satu tangan dan tempelkan di atas mulut
dan hidung dengan bagian depan di telapak tangan. Pastikan tepat di hidung dan mulut,
serta bagian bawah harus berada di bawah dagu. Pastikan hanya menyentuh bagian
luar dan tepi masker agar tetap bersih.

Setelah itu, tarik tali bagian bawah dan atas melewati kepala. Tali bagian bawah harus
disesuaikan dengan leher dan tepat di bawah telinga. Setelah itu, tarik tali bagian atas
dan letakkan di atas telinga. Jika masker memiliki nosepiece, rekatkan di bagian
jembatan hidungmu.

Sekarang kamu tahu tentang pentingnya menggunakan masker N95 untuk mencegah
virus corona menyerang. Jika kamu ingin membeli masker tersebut tanpa perlu ke luar
dari rumah, kamu bisa memesannya melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah, kamu
hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan!

Dapatkah Masker N95 Digunakan Kembali?


Pertanyaan yang banyak muncul adalah soal penggunaan kembali masker N95.
Apakah masker yang sama boleh digunakan lebih dari satu kali? Sebenarnya, lebih
disarankan untuk menggunakan masker satu kali dalam jangka waktu panjang,
misalnya 6-8 jam.

Hal itu lebih baik daripada melepas pasang masker yang sama. Sebab, risiko
pencemaran masker menjadi lebih besar akibat sentuhan atau kontak pada respirator.
Kalau sudah begitu, keampuhan masker dalam melindungi pun mungkin berkurang.

Selain itu, belum ada cara yang dapat menentukan batas maksimum penggunaan
kembali yang aman untuk masker ini agar dapat mencegah virus corona menyerang.
Walau begitu, produsen masker ini mempunyai panduan khusus pada penggunaan
yang terletak pada label bungkusnya. Cobalah untuk membaca hal tersebut sebelum
menggunakan.

Jika ingin mengenakan kembali, hal yang perlu diperhatikan adalah membatasi potensi
kontaminasi pada permukaan masker. Kamu harus benar-benar meminimalisir kontak
yang tidak diinginkan pada bagian dalamnya. Dengan begitu, tidak ada virus yang
menempel sehingga tidak terjadi gangguan.

Anda mungkin juga menyukai