Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II

“METABOLISME ENERGI”

NAMA : MICHAELA MARISA DAEL


NIM : 1709010048
KELOMPOK : B5

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Dasar Teori
Hewan dalam hidupnya selalu memerlukan energi untuk pertumbuhan, produksi, bekerja dan
mempertahankan suhu tubuh agar kehidupannya berlangsung optimal. Semua energi tersebut
berasal dari oksidasi zat makanan. Yang dimaksud dengan pengukuran metabolisme energi
adalah pengukuran panas yang diproduksi oleh seekor hewan.
Ringkasnya:
Energi makanan = Energi Kerja + Energi Disimpan + Energi Panas Tubuh.
Bila hewan dalam keadaan istirahat dan postabsorptif maka energi makanan dan energi kerja
dihilangkan dari persamaan diatas, dan persamaan tersebut menjadi:
Energi panas = - energi disimpan
Artinya energi makanan diambil dari zat makanan tersimpan, yaitu terjadi oksidasi zat makanan
yang disimpan tubuh. Energi panas yang diproduksi hewan dapat diukur secara langsung dengan
menempatkan seekor hewan dalam ruang tertutup yang diselimuti dengan jaket air yang suhunya
selalu disamakan dengan suhu ruangan hewan agar tidak ada panas yang bocor keluar. Di bagian
atas ruangan tersebut dialirkan air dalam pipa tipis yang menjadi panas karena pengaruh panas
hewan. Dengan menghitung perbedaan suhu air yang masuk dan air yang keluar dan banyaknya
air yang keluar tersebut dalam waktu yang diketahui maka dapat diketahui metabolisme energy
hewan tersebut dalam waktu tertentu.
Pengukuran di atas disebut Kalorimetri secara langsung. Kesulitan dalam kalorimetri langsung
adalah
1. Alatnya rumit dan mahal
2. Selalu ada panas yang bocor
3. Panas penguapan dari keringat dan pernafasan sulit ditentukan pada alat ini.

Kalorimetri secara tak langsung adalah dengan mengukur konsumsi oksigen dalam waktu
tertentu. Karena energi dalam tubuh hewan berasal dari oksidasi makanan yaitu hidrat arang,
lemak dan protein.
Satu liter oksigen yang terpakai untuk mengoksidasi :
1. Hidrat arang menghasilkan panas 5.0 kalori
2. Lemak menghasilkan panas 4.7 kalori
3. Protein menghasilkan panas 4.6 kalori

Satu kalori adalah banyaknya panas untuk menaikkan suhu satu gram air satu derajat celcius.
1 Kalori = 1000 kalori (1 Kalori = 1 kilokalori).
Untuk mudahnya, telah ditetapkan untuk 1 liter oksigen yang dikonsumsi seekor hewan
menghasilkan panas 4,826 kalori, dari oksidasi campuran makanan. Kesalahan perhitungan
dengan penetapan diatas jarang mencapai 3%. Perlu pula diketahui bahwa dalam setiap
penghitungan volume gas, disini oksigen harus selalu dihitung dalam keadaan suhu dan tekanan
baku (STB) yaitu suhu 00 Celcius dan tekanan barometer 760 mm Hg. Biasa pula dipakai istilah
RQ (respiratory quotient) yaitu perbandingan antara produksi karbondioksida dengan konsumsi
oksigen. RQ untuk hidrat arang, lemak dan protein adalah sebagai berikut :
C₆H₁₂ O + 6 O₂ 6 CO₂ + 6 H₂ O
(glukosa)
RQ = 6/6 = 1.0 dengan nilai kalor 5.0 Kal/lt O₂
2 C₅₁ H₉₈ O + 145 O₂ 102 CO ₂ + 92 H₂ O
(tripalmitin)
RQ = 102/145 = 0.70 dengan nilai kalor 4.7 Kal/lt O₂
2 C₃ H₇ O₂ N + 6 O₂ (NH2)₂ CO + 5. CO₂ + 5 H₂ O
(alanin)
RQ = 5/6 = 0.83 dengan nilai kalor 4.9 Kal/lt O₂
RQ campuran makanan adalah 0.83 dengan nilai kalor 4.826 Kalori/liter oksigen yang
dikonsumsi.
Panas dikeluarkan dari tubuh melalui luas permukaannya dengan cara :
1. Radiasi
2. Konduksi
3. Konveksi
4. Evaporasi

Luas permukaan tubuh = k BB2/3 (BB = bobot badan, k = konstanta). Brody menemukan bobot
metabolik (BM) yaitu BB⁰∙⁷⁵. Dengan BM ini metabolisme menjadi seragam dari tikus sampai
sapi yaitu 70 kalori/kg ⁰∙⁷⁵/hari dalam keadaan basal. Pada manusia biasa dilakukan pengukuran
laju metabolisme basal (LMB) dan dihitung per M2 luas permukaan.
Syarat pengukuran Laju Metabolisme Basal adalah sebagai berikut:
1. Postabsorptive (setelah puasa 12 jam).
2. Istirahat (terbaring telentang dengan tenang), dan
3. Suhu lingkungan termonetral, yaitu suhu nyaman yang tidak merangsang tubuh meningkatkan
metabolismenya.

Pada hewan ruminansi, keadaan basal sulit dicapai karena perlu beberapa hari untuk mencapai
keadaan postabsiorptif.
Oleh karena itu pada hewan seperti ini digunakan laju metabolisme istirahat (LMI), yaitu
pengukuran metabolisme pada :
1. Keadaan istirahat (depa)
2. Pagi hari sebelum makan
3. Suhu lingkungan suhu kandang

Perbedaan antara LMB dan LMI tidak terlalu besar.


Kalorimetri tidak langsung dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Cara terbuka, dengan mengkonsumsi volume udara luar kemudian menghitung volume udara
pernafasannya dan menganalisa kandungan oksigen udara pernafasan tersebut.
2. Cara tertutup, dengan mengkonsumsi oksigen dari ruang tertutup terpisah dari udara luar dan
kemudian menghitung volume oksigen yang dikonsumsi.

Faktor koreksi untuk STB dengan rumus Boyle-Gay Lussac :


P₁ V₁ /T₁ = P₂ V₂ /T₂
indeks 1 : Keadaan yang diamati
indeks 2 : Keadaan baku
Ket: P1 : Barometer yang diamati
P2 : Tekanan udara baku 76o mmHg
V1 : Volume udara yang dikonsumsi selama 1 hari
V2 : Volume udara yang diamati
T1 : Suhu udara yang diamati
T2 : Suhu udara baku = 273

Lembar Kerja
1. Volume udara yang dimasukkan = ml
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan sampai cairan di kaki manometer kembali ke keadaan
semula.
3. Volume udara yang dikonsumsi selama percobaan
4. Volume udara yang dikonsumsi/hari
5. Volume udara yang dikonsumsi/hari pada STB
6. Laju metabolisme/hari : Kal./hari
7. Bobot Metabolik : BB0.75
8. Laju metabolism/hari/BM : Kal./kg0.75/hari

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu
Untuk Mengetahui prinsip pengukuran metabolisme secara tak langsung.
BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat Dan Bahan


 Ruang tertutup kedap udara (metabolor stoples), bersaluran untuk mengisi oksigen dan
manometer air dan dilengkapi dengan termometer.
 Persediaan oksigen.
 Pencatat waktu.
 Spuite 20 cc
 Hewan percobaan (ayam, ayam broiler, tikus putih, katak).
 Penyerap karbondioksida (NaOH).

1.3 Langkah Kerja

1) Menyiapkan metabolor stoples, kemudian memeriksa apakah semua sistem


persambungan selang dan tutup toples sudah rapat.dan memastikan sistem tidak bocor.
2) Menimbang hewan percobaan dan catat beratnya.
3) Mencatat suhu dan tekanan udara.
4) Memasukkan hewan percobaan ke dalam stoples.
5) Menarik pendorong spuite sehingga spuite terisi dengan udara 10 atau 20 ml.
sambungkan spuite dengan salah satu selang karet pada tutup stoples.
6) Kemudian mendorong udara tadi sehingga cairan di kaki manometer menjadi terdorong
(permukaan menjadi tidak sama).
7) Perhatikan jam, lalu menunggu sampai permukaan cairan di kaki manometer kembali
seperti semula. Dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh air di kaki manometer itu
untuk kembali ke keadaan semula (air di pipa sama tingggi).
8) Setelah selesai melakukan langkah ke-7, mengeluarkan hewan percobaan dari stoples
dan biarkan beberapa menit supaya keadaannya pulih kembali.
9) Mengulangi pengukuran sebanyak dua kali. Rata-ratakan waktu tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil

Setelah mematikan katak dan mengikuti langkah-langkah pengerjaan , hasil yang kami
dapatkan yaitu:
Perhitungan laju metaboler
Konsumsi 20 ml O2 = 4’31” = 271 detik
Konsumsi O2 /hari = 24 x 60 x 60 = 86.400 detik
= 86.400 / 276 x 20 =6.376,3 ml = 6,376 L
Diketahui :
P1 = 750 mmHg
P2 = 760 mmHg
T1 = 273 + 26oC = 299 k
T2 =273
V1 =6,376 L
Ditanya V2 = …..? ( konsumsi O2 / hari pada STB)
Jawab:
P1V1 P2. V2
=
T1 T2

V2 = P1.V1.T2

T1.P2

V2 = 750 x 6,376 x 273

299 x 760

V2 = 1.305,486

227.240
Laju metabolism /hari = kal/hari
= 5,7 x 4,826 / kal/hari
= 27 kal /hari
Laju metabolism /hari /BM = kal /Kg0,75/hari
= 5,7 x 4,826 / (0,0078)0,75
= 27/0,2
= 135 kal/Kg 0,75 / hari
2.2 Pembahasan
katak merupakan salah satu hewan laboratorium yang sering digunakan. Katak adalah
hewan amphibi yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dan dijumpai , variasi
genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju metabolisme adalah aktivitas, suhu lingkungan,
panjang siang hari, musim, umur, jenis kelamin, berat badan, ukuran tubuh, stress,
jenis makanan yang dimetabolisme dan kebuntingan .
Pada Pengukuran laju metabolisme di dapatkan energi yang dihasilkan tubuh berdasarkan
asupan makanan yang masuk dan melibatkan oksidasi oksigen. Pembentukan Untuk
mendapatkan energy perlu adanya aktivitas metabolisme.
Metabolisme itu sendiri merupakan proses reaksi yang terjadi di dalam makhluk hidup mulai
dari makhluk hidup bersel satu sampai yang paling komplokes (manusia) untuk
mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia di sekitar untuk mempertahankan
kelangsungan hidup . Metabolisme adalah proses pembakaran kalori tubuh yang
diperoleh dari asupan makanan, terdiri dari tiga jenis aktivitas; Resting Metabolic Rate (RMR)
, Thermic Effect of Food (TEF), dan aktivitas fisik. RMR adalah energy yang digunakan sebagai
bahan bakar aktivitas dasar tubuh seperti bernafas dan tidur. Thermic Effect of Food (TEF)
adalah energy yang digunakan untuk membakar kalori atau secara eksplisit adalah untuk
mencerna, menyerap, dan mengolahmakanan .
pengukuran panas yang diproduksi oleh seekor hewan dinamakan pengukuran metabolisme.
Pada praktikum kali ini, metabolisme hewan diukur dalam keadaan basal. Metabolisme basal
adalah istilah untuk menunjukan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme dengan tubuh dalam
keadaan istirahat, di tempat tidur, tidak terganggu oleh apapun, dengan pemasukan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida diukur .
Laju metabolisme basal merupakan jumlah energi yang dipergunakan untuk melakukan
fungsi tubuh minimal dalam keadaan istirahat . Kalorimeter secara tak langsung adalah
dengan mengukur konsumsi oksigen dalam waktu tertentu . Konsumsi oksigen pada setiap
jenis hewan berbeda-beda. Konsumsi oksigen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, ukuran tubuh, jenis kelamin, hormon, nutrisi, umur (usia), dan aktivitas yang
dilakukannya. Pada praktikum ini dilakukan pengukuran metabolisme berdasarkan konsumsi
oksigen. Percobaan kali ini menggunakan kalorimeter secara tidak langsung dengan
menggunakan metabolor.
Pada praktikum Metabolisme energy digunakan tabung metabolic yang berfungsi untuk
mengukur komsumsi 20 ml O2/detik. Pada katak konsumsi 20 ml O2/ 271 detik. Dan di dalam
tabung metabolic di berikan NaOH dengan tujuan untuk menyerap CO2 agar hewan coba (katak
tidak keracunan CO2).
Hasil pengukuran yang didapat saat praktikum menunjukan bahwa laju konsumsi oksigen
oleh katak adalah sebesar 135 Kal/kg/hari pada .Berdasakan pembahasan diatas, didapatkan
beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen yaitu spesies hewan, suhu
lingkungan dan aktivitas. Selain ketiga hal tersebut, ukuran tubuh juga menentukan
besarnya laju konsumsi oksigen . Untuk hewan endoterm hewan yang berukuran tubuh kecil
akan memiliki laju konsumsi oksigen per unit masa yang lebih besar dibanding hewan yang
berukuran lebih besar
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan

3.2 Saran
Saran untuk praktikum berikutnya yaitu :
- supaya lebih teliti dan sungguh-sungguh melakukan praktikum agar mendapat hasil yang
diinginkan.
- supaya tidak terburu-buru dalam melakukan praktikum.
- agar praktikan tidak mengobrol di laboratorium tempat praktikum agar praktikum yang
dilaksanakan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Nitbani, Heny.2018. Modul Praktikum Fisiologi Veteriner II. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana, Kupang.

Anda mungkin juga menyukai