“METABOLISME ENERGI”
Kalorimetri secara tak langsung adalah dengan mengukur konsumsi oksigen dalam waktu
tertentu. Karena energi dalam tubuh hewan berasal dari oksidasi makanan yaitu hidrat arang,
lemak dan protein.
Satu liter oksigen yang terpakai untuk mengoksidasi :
1. Hidrat arang menghasilkan panas 5.0 kalori
2. Lemak menghasilkan panas 4.7 kalori
3. Protein menghasilkan panas 4.6 kalori
Satu kalori adalah banyaknya panas untuk menaikkan suhu satu gram air satu derajat celcius.
1 Kalori = 1000 kalori (1 Kalori = 1 kilokalori).
Untuk mudahnya, telah ditetapkan untuk 1 liter oksigen yang dikonsumsi seekor hewan
menghasilkan panas 4,826 kalori, dari oksidasi campuran makanan. Kesalahan perhitungan
dengan penetapan diatas jarang mencapai 3%. Perlu pula diketahui bahwa dalam setiap
penghitungan volume gas, disini oksigen harus selalu dihitung dalam keadaan suhu dan tekanan
baku (STB) yaitu suhu 00 Celcius dan tekanan barometer 760 mm Hg. Biasa pula dipakai istilah
RQ (respiratory quotient) yaitu perbandingan antara produksi karbondioksida dengan konsumsi
oksigen. RQ untuk hidrat arang, lemak dan protein adalah sebagai berikut :
C₆H₁₂ O + 6 O₂ 6 CO₂ + 6 H₂ O
(glukosa)
RQ = 6/6 = 1.0 dengan nilai kalor 5.0 Kal/lt O₂
2 C₅₁ H₉₈ O + 145 O₂ 102 CO ₂ + 92 H₂ O
(tripalmitin)
RQ = 102/145 = 0.70 dengan nilai kalor 4.7 Kal/lt O₂
2 C₃ H₇ O₂ N + 6 O₂ (NH2)₂ CO + 5. CO₂ + 5 H₂ O
(alanin)
RQ = 5/6 = 0.83 dengan nilai kalor 4.9 Kal/lt O₂
RQ campuran makanan adalah 0.83 dengan nilai kalor 4.826 Kalori/liter oksigen yang
dikonsumsi.
Panas dikeluarkan dari tubuh melalui luas permukaannya dengan cara :
1. Radiasi
2. Konduksi
3. Konveksi
4. Evaporasi
Luas permukaan tubuh = k BB2/3 (BB = bobot badan, k = konstanta). Brody menemukan bobot
metabolik (BM) yaitu BB⁰∙⁷⁵. Dengan BM ini metabolisme menjadi seragam dari tikus sampai
sapi yaitu 70 kalori/kg ⁰∙⁷⁵/hari dalam keadaan basal. Pada manusia biasa dilakukan pengukuran
laju metabolisme basal (LMB) dan dihitung per M2 luas permukaan.
Syarat pengukuran Laju Metabolisme Basal adalah sebagai berikut:
1. Postabsorptive (setelah puasa 12 jam).
2. Istirahat (terbaring telentang dengan tenang), dan
3. Suhu lingkungan termonetral, yaitu suhu nyaman yang tidak merangsang tubuh meningkatkan
metabolismenya.
Pada hewan ruminansi, keadaan basal sulit dicapai karena perlu beberapa hari untuk mencapai
keadaan postabsiorptif.
Oleh karena itu pada hewan seperti ini digunakan laju metabolisme istirahat (LMI), yaitu
pengukuran metabolisme pada :
1. Keadaan istirahat (depa)
2. Pagi hari sebelum makan
3. Suhu lingkungan suhu kandang
Lembar Kerja
1. Volume udara yang dimasukkan = ml
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan sampai cairan di kaki manometer kembali ke keadaan
semula.
3. Volume udara yang dikonsumsi selama percobaan
4. Volume udara yang dikonsumsi/hari
5. Volume udara yang dikonsumsi/hari pada STB
6. Laju metabolisme/hari : Kal./hari
7. Bobot Metabolik : BB0.75
8. Laju metabolism/hari/BM : Kal./kg0.75/hari
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu
Untuk Mengetahui prinsip pengukuran metabolisme secara tak langsung.
BAB II
METODE KERJA
Setelah mematikan katak dan mengikuti langkah-langkah pengerjaan , hasil yang kami
dapatkan yaitu:
Perhitungan laju metaboler
Konsumsi 20 ml O2 = 4’31” = 271 detik
Konsumsi O2 /hari = 24 x 60 x 60 = 86.400 detik
= 86.400 / 276 x 20 =6.376,3 ml = 6,376 L
Diketahui :
P1 = 750 mmHg
P2 = 760 mmHg
T1 = 273 + 26oC = 299 k
T2 =273
V1 =6,376 L
Ditanya V2 = …..? ( konsumsi O2 / hari pada STB)
Jawab:
P1V1 P2. V2
=
T1 T2
V2 = P1.V1.T2
T1.P2
299 x 760
V2 = 1.305,486
227.240
Laju metabolism /hari = kal/hari
= 5,7 x 4,826 / kal/hari
= 27 kal /hari
Laju metabolism /hari /BM = kal /Kg0,75/hari
= 5,7 x 4,826 / (0,0078)0,75
= 27/0,2
= 135 kal/Kg 0,75 / hari
2.2 Pembahasan
katak merupakan salah satu hewan laboratorium yang sering digunakan. Katak adalah
hewan amphibi yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dan dijumpai , variasi
genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju metabolisme adalah aktivitas, suhu lingkungan,
panjang siang hari, musim, umur, jenis kelamin, berat badan, ukuran tubuh, stress,
jenis makanan yang dimetabolisme dan kebuntingan .
Pada Pengukuran laju metabolisme di dapatkan energi yang dihasilkan tubuh berdasarkan
asupan makanan yang masuk dan melibatkan oksidasi oksigen. Pembentukan Untuk
mendapatkan energy perlu adanya aktivitas metabolisme.
Metabolisme itu sendiri merupakan proses reaksi yang terjadi di dalam makhluk hidup mulai
dari makhluk hidup bersel satu sampai yang paling komplokes (manusia) untuk
mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia di sekitar untuk mempertahankan
kelangsungan hidup . Metabolisme adalah proses pembakaran kalori tubuh yang
diperoleh dari asupan makanan, terdiri dari tiga jenis aktivitas; Resting Metabolic Rate (RMR)
, Thermic Effect of Food (TEF), dan aktivitas fisik. RMR adalah energy yang digunakan sebagai
bahan bakar aktivitas dasar tubuh seperti bernafas dan tidur. Thermic Effect of Food (TEF)
adalah energy yang digunakan untuk membakar kalori atau secara eksplisit adalah untuk
mencerna, menyerap, dan mengolahmakanan .
pengukuran panas yang diproduksi oleh seekor hewan dinamakan pengukuran metabolisme.
Pada praktikum kali ini, metabolisme hewan diukur dalam keadaan basal. Metabolisme basal
adalah istilah untuk menunjukan jumlah keseluruhan aktivitas metabolisme dengan tubuh dalam
keadaan istirahat, di tempat tidur, tidak terganggu oleh apapun, dengan pemasukan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida diukur .
Laju metabolisme basal merupakan jumlah energi yang dipergunakan untuk melakukan
fungsi tubuh minimal dalam keadaan istirahat . Kalorimeter secara tak langsung adalah
dengan mengukur konsumsi oksigen dalam waktu tertentu . Konsumsi oksigen pada setiap
jenis hewan berbeda-beda. Konsumsi oksigen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, ukuran tubuh, jenis kelamin, hormon, nutrisi, umur (usia), dan aktivitas yang
dilakukannya. Pada praktikum ini dilakukan pengukuran metabolisme berdasarkan konsumsi
oksigen. Percobaan kali ini menggunakan kalorimeter secara tidak langsung dengan
menggunakan metabolor.
Pada praktikum Metabolisme energy digunakan tabung metabolic yang berfungsi untuk
mengukur komsumsi 20 ml O2/detik. Pada katak konsumsi 20 ml O2/ 271 detik. Dan di dalam
tabung metabolic di berikan NaOH dengan tujuan untuk menyerap CO2 agar hewan coba (katak
tidak keracunan CO2).
Hasil pengukuran yang didapat saat praktikum menunjukan bahwa laju konsumsi oksigen
oleh katak adalah sebesar 135 Kal/kg/hari pada .Berdasakan pembahasan diatas, didapatkan
beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen yaitu spesies hewan, suhu
lingkungan dan aktivitas. Selain ketiga hal tersebut, ukuran tubuh juga menentukan
besarnya laju konsumsi oksigen . Untuk hewan endoterm hewan yang berukuran tubuh kecil
akan memiliki laju konsumsi oksigen per unit masa yang lebih besar dibanding hewan yang
berukuran lebih besar
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Saran untuk praktikum berikutnya yaitu :
- supaya lebih teliti dan sungguh-sungguh melakukan praktikum agar mendapat hasil yang
diinginkan.
- supaya tidak terburu-buru dalam melakukan praktikum.
- agar praktikan tidak mengobrol di laboratorium tempat praktikum agar praktikum yang
dilaksanakan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Nitbani, Heny.2018. Modul Praktikum Fisiologi Veteriner II. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana, Kupang.