”MIKROBA RUMEN”
OLEH
ISMI WARDANI
ISNAYANTI
FRISKA ROYANI
DHARMA SANJAYA
RIVO KURNIAWAN
ALWIN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
KENDARI
2018
MM
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena karunia dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia.
dalam ternak ruminansia (sapi, kerbau dan kambing). Penulisan Makalah ini tidak
lepas dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan,
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu perbaikan untuk
bantuan, serta kerjasamanya
menjadi lebih hingga
sempurna. Oleh terselesaikannya
karena makalahsaran
itu, kami mengharap ini. dan kritik yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan....................................................................................................... 1
1.4 Manfaat..................................................................................................... 1
BAB II2.1 Mikroba Rumen........................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA 2
2.2 Bakteri ..................................................................................................... 3
2.3 Protozoa ................................................................................................... 7
2.4 Fungi atau Jamur ...................................................................................... 9
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Populasi Mikroba Rumen ........................... 10
3.1 Mikroba Rumen .......................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN
3.2 Bakteri dalam Rumen...............................................................................12
3.3 Protozoa dalam Rumen ............................................................................15
3.4 Jamur atau Fungi dalam Rumen...............................................................19
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................20
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran ........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................21
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada ternak ruminansia, baik ruminansia besar (sapi dan kerbau) maupun
ruminansia kecil (kambing dan domba), terdapat rumen dengan berbagai jenis
mikroba di dalamnya. Mikroba ini disebut mikroba rumen. Fungsi dari mikroba
dalamnya atau pakan yang berserat tinggi. Kemampuan mikroba rumen dalam
dicerna dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ternak dan juga
mikrobaBerdasarkan
di dalamnyafungsi
ini merupakan salah satu
dan jenisnya keuntungan adanya
masing-masing, mikroba
mikroba yang rumen
paling
banyak terdapat
dalam sistem dalam rumen
pencernaan diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu bakteri,
ternak ruminansia.
protozoa dan fungi/jamur. Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih rinci
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih rinci tentang mikroba rumen dan faktor-faktor
dalam rumen.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah populasi
mikroba rumen
1.3.Manfaat
Manfaat yang dapat diambil adalah mempelajari mikroba yang terdapat
makanan apa saja yang digunakan oleh bakteri untuk hidup, sehingga pakan yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lainnya seperti virus. Penghuni rumen yang 9fungsional 10paling penting adalah
bakteri, dalam 1 ml getah rumen terkandung 10 sampai 10 sel dan merupakan 5-
10% massa kering isi perut besar (Schlegel, 1994). Jumlah protozoa dalam rumen
6
lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah bakteri yaitu sekitar 10 sel/ml.
Ukuran tubuhnya lebih besar dengan panjang tubuh berkisar antara 20-200
mikron, oleh karena itu biomassa total dari protozoa hampir sama dengan
mereka dapat memanfaatkan nutrisi tanaman secara efisien sebagai sumber energi
(Das dan Qin, 2012). Pakan hijauan dan bahan berserat sebagai pakan basal bagi
lemak terbang sebagai sumber energi dan pasokan rantai karbon serta sebagian
fermentasi rumen (Ali, 2012). Ternak ruminansia tidak dapat menghasilkan enzim
namun mereka memiliki organisme yang hidup di dalam rumen yaitu bakteri,
Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas populasi
jamur dan protozoa yang akan muncul beberapa minggu setelah lahir (Jakober dan
mikroba rumen adalah temperatur, pH, kapasitas buffer, tekanan osmitik,
McAllister, 2009).
kandungan bahan kering dan potensial oksidasi reduksi (Dehority, 2004). Pola
pertumbuhan bakteri dan protozoa rumen dipengaruhi oleh pola fermentasi yang
2.2. Bakteri
Bakteri merupakan biomassa terbesar di dalam rumen, terdapat sekitar
50% dari total bakteri hidup bebas dalam cairan rumen dan sekitar 30-40%
rumen, disamping itu terdapat spesies bakteri methanogen yang hidup menempel
Bakteri pada rumen dapat memproduksi enzim yang dapat memecah
pada protozoa (Dehority, 2004).
hijauan sebagai sumber energi baru bagi ternak ruminansia (Das dan Qin, 2012).
letaknya
a. dalam
Bakterirumen, bakteri
yang bebas dapatcairan
dalam dikelompokkan menjadi
rumen (30% : bakteri)
dari total
b. Bakteri yang menempel pada partikel makanan (70% dari total bakteri)
c. Bakteri yang menempel pada epithel dinding rumen dan bakteri yang
sedangkanmenempel padajenis
berdasarkan protozoa
bahan yang digunakan dan hasil fermentasinya,
(Suwandi, 1997).
2.2.1.Bakteri Selulolitik
Bakteri selulolitik menghasilkan ensim selulose dari hidrolisis
rumen, jika pakan berserat kasar tinggi. Keuntungannya dari bakteri ini,
energi (ATP) yang dihasilkan cukup untuk digunakan oleh bakteri itu
2.2.2.Bakteri Hemiselulolitik
Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam kandungan
memecah patiAmilolitik
2.2.3.Bakteri menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam
amilolitik adalah kapang, tetapi beberapa jenis bakteri juga ada, jenis yang
Bacteroides amylophilus
antara lain:
Clostridium sporogenes
Bacillus licheniformis (Soetanto,1998).
5
sementara itu beberapa spesies lainnya dapat menghidrolisa asam lemak tak
jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai panjang
menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa sangat efektif dalam
laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah
yang berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan
fumarat yang merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya.
Asam format dan asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun
mungkin bukan sebagai sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang
bersifat racun pada mamalia akan dirombak oleh bakteri rumen, sehingga
Peptostreptococcus
bakteri pemakai bacterium
asam laktat yang dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak
Propioni bacterium
setelah ternak mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran maupun pati
Selemonas lactilytica (Soetanto, 1998).
dengan tiba-tiba adalah :
6
masuk ke dalam rumen melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat
pada dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi urea dalam cairan rumen
selalu rendah. Salah satu contoh bakteri ureolitik ini misalnya adalah
Streptococcus sp. Di dalam rumen yang normal biasanya jumlah bakteri ini
mngkin dapat menurun sampai hanya 4 x 109 permililiter pada ternak yang
diberi pakan wheat straw dan pada kondisi padang rumput yang bagus
jumlah ini dapat naik setinggi 88 x 109 permililiter pada domba (Soetanto,
1998).
7
2.3. Protozoa
Sebagian besar protozoa yang terdapat didalam rumen adalah cilliata
meskipun flagellata juga banyak dijumpai. Cilliata ini merupakan non pathogen
dan anaerobic michroorganism. Pada kondisi rumen yang normal dapat dijumpai
ciliata sebanyak
Meskipun105 -106/ml
telah lama isi rumen. ciliata masih merupakan organisme yang
dipelajari,
rumit untuk diidentifikasikan secara tegas, karena organisme ini tidak mempunyai
sama dengan metazoa seperti: mulut, oesophagus, lambung, rectum, anus dan
bahkan sedikit kerangka dan sistem syaraf. Seperti telah disebutkan dimuka,
taksonomi ciliata rumen masih tidak konsisten. Demikian pula terhadap flagellata,
hanya sedikit yang diketahui tentang taksonominay saat ini. Tidak seperti bakteri
dari ketiga ordoa tersebut di atas, Ordo Entodiniomorphida adalah yang terbanyak
dijumpai dalam rumen baik dari segi jumlah spesies maupun frekuensi
terdapatnya. Sementara itu dari ordo lainnya hanya terdiri dari beberapa spesies
Ophryoscolecidea
Dixtiidae
Cyclophostiidae
Telanodiniidae
Polydiniellidae
Tryglodytellidae
dari keenam famili tersebut hanya Ophryoscolecidae yang ditemukan pada rumen,
sedangkan famili lainnya terdapat pada usus kuda, tapir, gajah, badak, kuda
8
nil,babi rusa serta orang utan. Oligotrichia yang mempunyai ukuran sel lebih kecil
dan hanya memiliki cilia di sekitar prostoma (mulut) Holotricha yang mempunyai
ukuran sel lebih besar dengan cilia menutup seluruh tubuh. Bakteri selulolitik juga
Diplodinium
penting dari Oligotricha antaradentatum
lain:
Eudiplodinium bursa
Polypastron multivesiculatum
Entodinium caudatum
Ciri-ciri umum dari Holotricha adalah: pergerakannya yang cepat, bentuk
sel umumnya oval dan terdapat dalam konsentrasi yang tinggi bila makanan
Karbohidrat akan disimpan dalam bentuk amilopektin (salah satu bentuk rantai
panjang pati). Jenis ciliata rumen ini mempunyai peranan penting dalam
melepaskan kembali senyawa ini kedalam cairan rumen pada saat populasi
Isotricha
Holotricha mengalami intestinalis
lisis atau pada fase pertumbuhannya. Beberapa spesies
Isotricha prostoma
Holotricha yang penting antara lain:
Dasytricha rumiantium
Baik Holotricha maupun Oligotricha secara aktif memangsa bakteri,
daripada itu diantara mereka dari suatu jenis/spesies juga terjadi kanibalisme.
besarnya (jumlahnya) dari nol sampai 5 x 106 perml isi rumen. meskipun
demikian pada umumnya jumlah yang terdapat didalam rumen berkisar antara 0,2
2.4. Fungi/Jamur
Jamur/fungi anaerob sangat berperan penting dalam komunitas mikroba
rumen. Fungi/jamur akan memecah bahan makanan yang sulit dicerna dalam
mikroba rumen, selain itu fungi/jamur sangat berperan dalam degradasi serat yang
kemampuan memecah jaringan tanaman lebih baik daripada protozoa dan bakteri
Kebanyakan jamur mampu memfermentasi pati dan glikogen, selain
(Nagpal et al, 2010).
polisakarida pada dinding sel. Konsentrasi tertinggi jamur dalam rumen akan
menurun melalui abomasum ke usus kecil, namun meningkat dalam usus besar.
berserat tinggi. Jamur ini menempel dan membentuk koloni pada fragmen-
fragmen pakan dalam rumen. Jamur tersebut tidak terdapat dalam isi rumen
hewanSalah
yangsatu ciri
diberi khashalus
daun jamur rumen ini
(Prayitno, bila dibandingkan dengan jenis jamur
2010).
lainnya adalah kebutuhannya akan kondisi absolut anaerobik (strictly anaerobic)
kaitannya dengan material yang sukar dicerna. Sampai dengan saat ini telah
dikenal lebih dari 20 spesies yang berbeda, meskipun sebagian belum mempunyai
BAB III
PEMBAHASAN
ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba dll) yang berperan penting dalam
Berdasarkan pendapat Ali (2012), pakan hijauan akan difermentasi oleh mikroba
rumen sebagai sumber energi bagi ternak ruminansia tersebut. Hal senada
diungkapkan oleh Das dan Qin (2012), yang mengatakan bahwa mikroba rumen
dapat memanfaatkan nutrisi pakan secara lebih efisien sebagai sumber energi
ternak. Keberadaan mikroba rumen ini disebabkan karena pada rumen ternak
pentingBerdasarkan
di dalamnya.pendapat
Hal ini merupakan pendapat
Das dan Qin (2012),dari Jakober
bakteri danrumen
pada McAllister
dapat
(2009), yang enzim
memproduksi juga menyebutkan bahwa 3 hijauan
yang dapat memecah jenis mikroba
sebagai dalam
sumber rumen adalah
energy ternak
bakteri, protozoa
ruminansia. danmenyebabkan
Hal ini fungi/jamur. jumlah bakteri sangat banyak dan merupakan
Dalam rumen, bakteri yang hidup tidak hanya 1 jenis, melainkan terbagi menjadi
Perubahan pH atau pH yang tidak sesuai akan menyebabkan daerah katalitik dan
untuk selulase tergolong luas, Bacillus sp. galur N-4 menghasilkan selulase yang
aktif pada rentang pH 5 – 10. Aviselase yang merupakan salah satu enzim dari
digunakan. Jika media tumbuhnya pada glukosa telah habis, maka bakteri akan
ketika sel mencapai fase stasioner, aktivitas enzim selulase menurun. Pada fase
stasioner kecepatan pembelahan sel sama dengan kecepatan kematian sel dan lisis
sel sehingga pada fase ini selain enzim selulase, enzim protease juga dihasilkan.
Hal ini menyebabkan turunnya aktivitas enzim selulase. Waktu optimum produksi
Hemiselulosa maupun lignin akan mengganggu aktivitas enzim selulase
enzim digunakan sebagai waktu panen enzim untuk mendegradasi substrat pakan
yang hanya spesifik memotong ikatan β-1,4-glikosidik pada selulosa. Oleh sebab
seperti jerami padi dan tongkol jagung.
itu untuk meningkatkan luas permukaan substrat maka jerami padi, tongkol
jagung dan kulit pisang diperkecil ukurannya sampai 65 mesh. Pengocokan pada
saat inkubasi substrat-enzim juga memperbesar kontak antara enzim selulase dan
umum aktivitas enzim selulase tiap isolat lebih tinggi pada substrat limbah
disebabkan oleh adanya enzim hemiselulolitik pada enzim ekstrak kasar yang
hemiselulolitik (xylA) saat tumbuh pada substrat selulosa seperti selobiosa (24).
enzim hemiselulase.
13
Amilum adalah senyawa yang memiliki berat molekul tinggi, terdiri atas
aktivitas bakteri dalam merombak pati dengan bantuan enzim amilase. Enzim
amilase adalah enzim yang mampu menghidrolisis pati menjadi senyawa lebih
sederhana seperti maltosa dan glukosa. Enzim ini banyak digunakan untuk
keperluan industri. Enzim ini dapat memecah atau menghidrolisa pati, glikogen
dan turunan polisakarida dengan cara memecah ikatan glikosidik pati. Enzim
amilaseSeperti yang
dibedakan kita3 grup
menjadi ketahui
yaitubahwa bakteri
α-amilase proteolitik
yang disebut mempunyai
juga endoamilase,
kemampuan untuk memecah protein, asam amino dan peptida lain menjadi
β-amilase yang disebut juga eksoamilase, dan glukoaminase.
amonia. Bakteri yang tergolong proteolitik adalah bakteri yang memproduksi
dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim
ekstraseluler. Hal ini sesuai dengan Soetanto (2007) yang menyatakan bahwa
bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada
Methanobacterium formicium.
Sedangkan Kelompok lain dari bakteri yang terdapat pada rumen yaitu
hidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Banyak bakteri yang
bersifat aerobik dan proteolitik aktif juga bersifat lipolitik. Hal ini sesuai dengan
glycerol dan sedit gula. sementara itu beberapa spesies lainnya dapat
menghidrolisa asam lemak tak jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam
lemak rantai panjang menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa sangat
termasuk bakteri yang terdapat dalam rumen. Acid Utilizer Bacteria atau disebut
juga dengan baktri pemakai asam ini dapat menggunakan asam – asam organic
sebagai pakannya yaitu asam laktat,asam succinat, asam malat, asam fumarat dan
asam oxalat. Asam oxalat mempunyai sifat toxic, sehingga bakteri rumen
yang ternasuk dalam acid utilize bacteria ini adalah Selenomonas lactilytica,
Propioni bacterium dan Pepto stteptococcus. Hal ini sesuai literatur Hendrawan
(1998) yang menjelaskan bahwa beberapa jenis bakteri dalam rumen dapat
menggunakan asam laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat
Sugar Utilizer Bacteria atau juga di kenal sebagai bakteri pemakai gula
dalam jumlah yang berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat
merupakan bakteri pemecah polisakarida dan dapat memecah disakarida dan
dan fumarat yang merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya.
monosakarida. Gula akan lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung
Asam format dan asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin
di usus halus. Bakteri pemakai gula yang terdapat di dalam rumen antara
bukan sebagai sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada
yang normal biasanya jumlah bakteri ini mencapai antara 15 – 80 x 109 isi rumen.
meskipun flagellata juga banyak dijumpai. Cilliata ini merupakan non pathogen
dan anaerobic michroorganism. Pada kondisi rumen yang normal dapat dijumpai
ciliata sebanyak 105 -106 perml isi rumen. Sejak pertama kali ditemukan telah
Sepanjang hanya spesies tertentu dari ciliata ini yang mampu mencerna selulosa
Ciliata rumen dari famili Ophryoscolecidae mempunyai struktur yanga
dengan hasil akhir berupa asam lemak terbang (VFA).
sama dengan metazoa seperti: mulut, oesophagus, lambung, rectum, anus dan
bahkan sedikit kerangka dan sistem syaraf. Taksonomi ciliata rumen masih tidak
konsisten. Demikian pula terhadap flagellata, hanya sedikit yang diketahui tentang
taksonominay saat ini. Tidak seperti bakteri rumen, ciliata dapat diklasifikasikan
atas dasar morfolginya karena ukuran selnya cukup besar yaitu antara 200 - 200
mm.
16
Ordo Prostomatida
Ordo Trichostomatida
Ordo Entodiniomorphida
dari ketiga ordoa tersebut di atas, Ordo Entodiniomorphida adalah yang terbanyak
dijumpai dalam rumen baik dari segi jumlah spesies maupun frekuensi
terdapatnya. sementara itu dari ordo lainnya hanya terdiri dari beberapa spesies
sedangkan famili lainnya terdapat pada usus kuda, tapir, gajah, badak, kuda
nil,babi rusa serta orang utan. Oligotrichia yang mempunyai ukuran sel lebih kecil
dan hanya memiliki cilia di sekitar prostoma (mulut) Holotricha yang mempunyai
makananannya, akan tetapi butir-butir pati akan menjadi sasaran utama untuk
disamping ada pula yang secara aktif menelan serat kasar tanaman dan mencerna
karena protozoa memangsa bakteri dan bakteri inilah yang akan menghasilkan
enzim selulase didalam tubuh protozoa sehingga selulosa yang dimangsa dapat
Diplodinium dentatum
Eudiplodinium bursa
Polypastron multivesiculatum
Entodinium caudatum
sel umumnya oval dan terdapat dalam konsentrasi yang tinggi bila makanan
Karbohidrat akan disimpan dalam bentuk amilopektin (salah satu bentuk rantai
panjang pati). Jenis ciliata rumen ini mempunyai peranan penting dalam
melepaskan kembaliinisenyawa
Mekanisme ini kedalam
mempunyai cairan
pengaruh rumenterhadap
positif pada saattersedianya
populasi
terutama apabila tidak terdapat lagi karbohidrat dalam makanan misalnya pada
kandungan gula yang terlarut sangat tinggi, kelompok Holotricha akan terus
18
memangsa senyawa tersebut hingga pada saat sel ciliata pecah karena tidak
daripada itu diantara mereka dari suatu jenis/spesies juga terjadi kanibalisme.
besarnya (jumlahnya) dari nol sampai 5 x 106 perml isi rumen. meskipun
demikian pada umumnya jumlah yang terdapat didalam rumen berkisar antara 0,2
19
3.4. Jamur
Fungi/jamur adalah jenis mikroba rumen yang paling sedikit populasinya.
dinding sel tanaman merupakan yang terbaik dibandingkan dengan bakteri dan
protozoa. Salah satu jenis jamur yang paling banyak ditemukan dalam mikroba
antar-mikroba dalam rumen dapat merugikan ternak inang. Hal ini karena semakin
banyak Table
jumlah mikroba dalam
1. Jenis-jenis rumen,rumen
fungi dalam maka semakin banyak pula kebutuhan
adalah suhu, keasaman rumen, tingkat konsumsi pakan, nutrisi pakan, jumlah
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mikroba dalam rumen yang paling banyak jumlahnya diklasifikasikan
sedikit.
Interaksi yang terjadi antar mikroba rumen dapat merugikan ternak inang
karena sangat berpengaruh dengan nutrisi pakan dan tingkat konsumsi pakan
4.2. Saran
Perlu adanya tinjauan atau penelitian lagi terhadap jenis mikroba rumen
yang mampu meningkatkan daya cerna dan memberikan good performance pada
ternak.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Usman. 2012. Pengaruh Penggunaan Onggok Dan Isi Rumen Sapi
Dalam
Pakan Komplit Terhadap Penampilan Kambing Peranakan
I. G. L. O. dan Siti, N. W. 2008. Koefisien Cerna Bahan Kering dan
Cakra, Etawah.
Nutrien RansumUniversitas
Fakultas Peternakan Kambing Peranakan
Islam Malang. Etawah Yang Diberi
Hijauan
Dengan
Das, Khrusna Suplementasi
Chandra dan WenshengKonsentrat Molamik.and
Qin. 2012. Isolation Majalah Ilmiah Peternakan
characterization
11(1): 12-17. rumen bacteria of cattle (Bos taurus) and potential
of superior
application
in animal
Dehority, feedstuff.
B.A. 2004. Rumen Open Journal of Nottingham
Microbiology. Animal Sciences Vol.2, Press,
University No.4, 224-
228 (2012)
Nottingham.
Jakober, M. Qi, K. D. dan T.A. McAllister. 2009. Rumen Microbiology. Animal
and Plant Productivity Lethbridge Research Centre Canada
Khaedar, Rezaei. 2010. Mikroba Rumen dan Peranannya.
http://www.repository.ipb.ac.id
Kostyukovsky, Vladimir et al. 1995. Degradation of Hay by Rumen Fungi in
Artificial Rumen (RUSITEC). J. Gen. Appl. Microbial., 41, 83-86
McDonald, P., R. Edwards and J. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6th
Edition. New York.
Meryandini, A., dkk. 2009. Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakteristik Enzimnya.
MAKARA SAINS 13(1):32-38.
Mould, F.L. et al. 2005. In Vitro Microbial Inoculum : A review of its
function
and properties. Animal Feed Science and Technology 123-124 (2005) 31-
Nagpal, Ravinder et al. 2010. Influence of Bacteria and Protozoa from the
rumen50
of buffalo on in-vitro activities of anaerobic fungus
Caecomyces sp.
Prayitno, C. H. dan Hidayat, N. 2011. Aktivitas Selulolitik dan Produk Asam
isolated from the feces of elephant. Journal of Yeast and Fungal Research
Lemak Volatile dari Bakteri Rumen Sapi pada Substrat Jerami
Vol.1 (8), pp. 152-156
Padi. J.
Soetanto, Hendrawan. 1998. Bahan Kuliah Nutrisi Ruminansia
Anim. Prod. 1(1): 1-9.
http://images.hendrawansoetanto.multiply.multiplycontent.com. Diakses
tanggal 25 November 2012.
22