SISTEM PENCERNAAN
1
B. SALURAN PENCERNAAN
a. Mulut:
1. Mulut Ayam:
tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan
bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke
tengkorak dan berfungsi seperti engsel (North, 1978).
2. Mulut kelinci:
3. Mulut merpati:
Pada bagian mulut terdapat paruh dan lidah. Paruh berfungsi untuk
mengambil makanan, SedangkanLidah burung memiliki struktur kaku dan
2
bentuknya runcing dan kecil. Makanan yang masuk ke rongga mulut tidak
mengalami proses pencernaan mekanik maupun kimiawi . Makanan yang diambil
oleh paruh langsung masuk ke dalam rongga mulut lalu menuju ke kerongkongan.
b. Oesophagus :
Gambar 3. Oesophagus
2. Oesophagus kelinci:
3. Kerongkongan merpati:
3
c. Tembolok :
Gambar 4. Tembolok
1. Tembolok Merpati
Tembolok merupakan pelebaran kerongkongan yang berfungsi
menyimpan makanan untuk sementara, dan sedikit demi sedikit akan
disalurkan ke lambung kelenjar.
2. Crop(Tembolok) ayam petelur:
Crop adalah pelebaran dari oesophagus yang berbentuk seperti
kantong. Proses pencernaan di crop sangat kecil terjadi kadang tidak sama
sekali. Bagian dindingnya mengandung banyak kelenjar mukosa yang
menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Fungsi
utama crop adalah sebagai organ penyimpan pakan. Pakan yang berupa
serat kasar dan bijian tinggal di dalam crop selama beberapa jam untuk
proses pelunakan dan pengasaman.
4
d. Proventrikulus:
Gambar 5. proventrikulus
5
E. venrtikulus:
Gambar 6. Venrtikulus
Lambung kelinci disebut juga ventrikulus yang terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir (pilorus).
Ventrikulus berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya
proses pencernaan dimana dinding lambung mensekresikan getah lambung yang
terdiri dari air, garam anorganik, mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik
yang penting untuk efisiensi absorbsi vitamin B12.
2. Ventrikulus, (Gizzard/Empedal):
Empedal terdiri atas serabut otot yang padat dan kuat. Bentuknya oval dengan
dua lubang saluran di ujung-ujungnya. Di bagian depan berhubungan dengan
perut kelenjar dan bagian yang lain dengan usus halus. Fungsi utama empedal
adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Perototan empedal melakukan
gerakan meremas kurang lebih empat kali setiap menit. Di dalam empedal ini
dapat dihasilkan asam hidroklorit. Proses mencerna makanan secara normal dapat
dibantu oleh adanya kerikil yang biasa di ambil dan ditelan melalui mulut.
Empedal (Ampela):
6
F. Usus Halus:
Gambar 7. Empedal
(Ampela)
Usus halus pada unggas memanjang dari proventriculus sampai usus besar
dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum
berbentuk huruf V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan
pars ascendens sebagai bagian yang naik.
7
G. Usus Buntu (Ceca):
Usus buntu terletak diantara usus halus dan usus besar dimana bentuk
kedua ujungnya buntu, maka disebut usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang
sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi sisa-sisa makanan yang tidak tercerna (Akoso,
1993).
H. Usus Besar:
I. Kloaka:
J. Usus halus:
8
K. Coecum:
L. Intestinum crissum:
M. Rectum:
N. Anus:
Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa
makanan yang tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus,
mikroorganisme, garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar
melalui anus.
9
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
BAB V
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
B. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya untuk praktikum
selanjutnya bahan yang di gunakan dalam Laboratorium lebih lengkap dan bagus
seperti sistem reproduksi ayam sehingga praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
11
Iryani, Sri A. 2013. Pengaruh Jenis Katallis Asam Terhadap Studi Kinetika
Proses Hidrolisis Pati dalam Ubi Kayu. Program Studi Teknik Kimia Universitas
Fajar. Jakarta.
Wiwi, S.N. 2010. Sistem Pencernaan Ternak Unggas. IPB Press. Bandung.
Yasin. Ismail. 2010. Pencernaan Serat Kasar pada Ternak Unggas. Jurnal Ilmiah
Inkoma, Volume 21, Nomor 3. Fakultas Peternakan Undaris Ungaran. Semarang.
12