Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN TERNAK PERAH


(BAHAN PAKAN PADA TERNAK PERAH)

KELOMPOK 3

SARTIKA (60700117062

IRHAM (60700117062)

A. PARUNRUNGI (60700117064)

TAWAF TABRANI (60700117065)

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’ Alamin. Rasa syukur tiada henti-hentinya terucap

atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen Ternak

Perah” ini dengan tepat waktu. Salawat dan taslim selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai rahmatan lilalamin.

Makalah ini berjudul “Bahan Pakan Pada Ternak Perah” dimana dalam

pembuatannya terdapat banyak halangan. Namun, karena ketekunan kami

sehingga kami bisa melalui dan menyelesaikannya. Kami sadar bahwa dalam

makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dalam materi maupun cara

penulisannya. Oleh karena itu, penulis berharap agar kritik dan saran dapat

pembaca berikan sehingga dalam membuat makalah berikutnya menjadi lebih

baik.

Gowa, 6 oktober 2019

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak perah adalah hewan yang menghasilkan susu sebagai produk

utamanya. Susu sapi merupakan minuman alami yang kaya nutrisi dan dibutuhkan

oleh tubuh sebagai zat pembangun terutama pada masa pertumbuhan. Kandungan

protein, kalsium, fosfor, magnesium, vitamin A dan D pada susu sapi sangat

berperan bagi pertumbuhan termasuk untuk pembentukan tulang dan gigi.

Pakan merupakan salah satu factor penentu utama untuk keberhasilan

suatu usaha peternakan. Pakan bagi ternak sangat berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Jenis pakan yang diberikan

dapat mempengaruhi produksi dan kualitas susu serta berpengaruh terhadap

kesehatan sapi perah. Pakan sapi perah yang laktasi terdiri dari sejumlah hijauan

dan konsentrat (Siregar 2001).

Berdasarkan uraian diatas, hal inilah yang melatarbelakangi di buatnya

makalah ini untuk mengetahui bahan pakan apa yang dibutuhkan pada ternak

perah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana mengetahui

bahan pakan yang dibutuhkan pada ternak perah?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bahan pakan yang

dibutuhkan pada ternak perah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahan Pakan Pada Ternak Perah

Pakan merupakan faktor produksi yang sangat penting bagi pemeliharaan

ternak perah karena biaya untuk pakan mencapai 60-70% dari total biaya. Sering

terdapat kejadian bahwa para peternak merugi akibat produktivitas sapi perah

rendah. Salah satu penyebab produktivitas sapi pearh menurun adalah factor

kekurangan pakan atau pembrian hijauan dan konsentrat tidak sesuai dengan

kebutuhannya.

Tujuan utama pemberian pakan pada sapi perah adalah menyediakan

ransum yang ekonomis, tetapi dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok,

kebuntingan, produksi susu induk, serta kebutuhan untuk pertumbuhan bagi

ternak yang masih muda. Agar terpenuhi produksi yang optimal, perlu tersedia

cukup pakan, baik kualitas maupun kuantitas.

Bahan pakan pada ternak sapi digolongkan menjadi 2 kategori utama

yaitu:

1. Bahan pakan yang berserat kasar/hijauan (pakan utama)

2. Konsentrat (pakan tambahan)

Adiarto (2012) mengemukakan bahwa pada prinsinya pakan sapi perah

terdiri atas hijauan pakan (rumput dan legume/kacang-kacangan) dan konsentrat

yang ketersediaan dan kualiasnya perlu perlu terus menerus dijaga selama masa

pemeliharaan sapi. Secara umum, baik hijauan pakan maupun konsentrat selama

ini masih menjadi kendala bagi peternakan sapi perah rakyat sehingga kinerja
peternakan ini belum memuaskan. Hal-hal yang menghambat penyediaan hijauan

pakan adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar peternak hanya memiliki lahan yang relatif sempit

sehingga produksi rumput yang dihasilkan tidak dapat mencukupi kebutuhan sapi

yang dipelihara

2. Kuantitas dan kualitas rumput pada musim kemarau rendah

3. Hijauan pakan seharusnya terdiri atas rumput dan kacang kacangan, tetapi

peternak di Indonesia jarang sekali memberi pakan jenis kacang-kacangan.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nahl / 16:10-11 yang berbunyi:

   


   
   
   
  
 
  
    
  

Terjemahnya:

10. Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,

sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-

tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.

11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;

zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang

memikirkan.
B. Pakan Yang Berserat Kasar/Hijauan (Pakan Utama)

Fungsi pakan dalam usaha peternakan sapi perah sangat vital untuk

menunjang pertumbuhan, produksi, reproduksi, dan kesehatan ternak. Jenis bahan

pakan yang diberkan pada ternak sapi perah sebaiknya memenuhi empat

persyaratan sebagai berikut:

1. Tersedia dilokasi secara kontinu

2. Disukai ternak (paltable)

3. Harganya terjangkau

4. Berkualitas, pakan yang diberikan dapat memberikan produksi susu secara

optimal dan susu yang dihasilkan berkualitas.

Pakan hijauan denagna porsi daun yang lebih banyak dan porsi batang

yang sedikit, akan meningkatkan nilai total digestible nutrient (TDN) dari 50-52%

menjadi 56-60%. Apabila hijauan tersebut dilayukan dahulu, tingkat konsumsi

akan meningkat sampai dengan 2 kg bahan kering (BK)/hari. Dengan demikian,

seekor sapi perah dapat meningkaka konsumsi pakan dari 10 kg menjadi 12 kg

BK/hari. Tambahan 2 kg TDN perhari, akan memberikan tambahan sebesar 5 liter

susu karena setiap 0,4 kg TDN, menghasilkan satu liter susu per hari (Bamualim

dkk. 2009).

Beberapa sumber bahan pakan yang berserat kasar pada ternak sapi perah

yaitu:

1. Pasture (rumput grazing)


Salah satu jenis rumput grazing yang sangat potensial dimanfaatkan

sebagai pakan adalah dwarf rumput gajah (rumput gajah mini). Rumput gajah

mini adalah salah satu varietas rumput gajah yang tumbuhtidak terlalu tinggi

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai rumput grazing. Ber dasarkan hasil

penelitian, rumput ini mempunyai tinggi tanaman rata-rata 125 cm, jumlah anak

rata-rata 150 per m2, dan tingkat persentase rata-rata 70% pada system

operasional grazing 4 minggu fase istirahat (Ishii dkk. 2005).

Rumput gajah mini mempunyai ingkat palatabilitas yang tingi. Hasil

penelitian di jepang menunjukkan bahwa ternak sapi yang di grazing pada padang

rumput gajah mini dapat mengonsumsi sekitar 60% dari seluruh bagian tanaman

rumput pada sapi Fries Holland (Aambo Ako 2005) dan 71,6% pada sapi potong

Japanes Black (Ambo Ako 2007) dengan asumsi bahwa bagian yang tidak

terkonsumsi hanya batang bagian bawah.

Rumput gajah mini adalah hijauan pakan berkualitas baik dengan kadar

protei sekitar 12,0-13,2% pada daun dan 9,7-10,3% pada batang, sedangkan daya

cerna mencapai 67,8-69,8% pada daun dan 69,1-70,7% pada batang dengan

sisitem rotasional grazing masa pertumbuhan hijauan selama 4 minggu (Ambo

Ako 2006).

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pasture

yaitu sebagai berikut:

a. Tipe Pasture

Tipe Pasture umumnya digolongkan atas 3 yaitu Pasture rumput, Pasture

legume dan Pasture kombinasi rumput dan legume.


b. Sistem Grazing pada Pasture

Pengaturan sistem grazing bertujuan agar:

 Dapat diatur umur rumput/legume yang tepat untuk digembalakan

 Rumput/legume tidak terlalu muda atau terlalu tua pada saat digembalakan

 Tingkat produktivitas pasture etap tinggi, tetapi nilai gizi dan

palatabilitasnya tetap dipertahankan.

c. Stocking Rate

Stocking rate yang tinngi dapat meningkatkan produktivitas ternak persatuan luas

pasture, tetapi menurunkan produksi ternak per ekor, begitu juga sebaliknya.

Stocking rate yang tepat adalah memaksimalkan produksi ternak per satuan luas

pasture dan produksi per ekor sapi.

2. Rumput Potong (Soilage)

Rumput potong (soilage) merupakan rumput tambahan atau pengganti dari

grazing seperti jagung, sorgum dan rumput gajah. Soilage harus diatur sistem

pemotongannya agar rumput tersedia sepanjang waktu dan mengatur umur

pemotongan yang tepat sehingga tingkat produktivitas dan kualitasnya dapat

dipertahankan.

3. Silase

Silase adalah hijauan pakan yang difermentasikan pada kondisi anaerob

dan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Seperti halnya rumput gajah mini
dapat dibuat silase pada saat produksi hijauan berlimpah. Adapun jenis hijauan

pakan selain rumput yang bias dibuat silase yaitu:

a. Jagung

Jagung sebagai sumber hijauan pakan ternak mempunyai kelebihan

sebagai berikut:

 Kandungan energinya yang tinggi

 Kadar proteinnya 11-12%

 Disarankan tidak menggunakan urea karena dapat menurunkan

palatabilitas dan produksi ternak.

b. Sorgum

Sorgum sangat baik dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Kelebihannya

dibandingkan dengan jagung, sorgum dapat tumbuh kembali setelah didefoliasi.

c. Gandum

Silase gandum mengandung kadar protein, energy, kalsium serta

palatabilitas yang rendah disbanding silase jagung.sebaiknya gandum dicampur

dengan legume atau pada waktu penenaman dikombinasikan dengan legume

sehingga dapat meningkatkan produksi dan kualitas.

d. Legume

Pembuatan silase legume sebaiknya dicampur dengan rumput. Hal ini

merupakan silase yang baik karena kandungan protein dan mineralnya tinggi serta

juga dapat menghindari terjadinya bloat pada ternak.

e. Haylage
Haylage adalah rumput atau legume yang bahan keringnya sekitar 50%

untuk dibuat silase.

4. Hay

Hay adalah bahan pakan yang dikeringkan sampai kadar airnya mencapai

10-15%. Cara pengeringannya dengan bantuan sinar matahari atau pengering

buatan. Hay sebaiknya disimpan dalam bentuk packing. Jenis bahan pakan yang

bias dimanfaatkan untuk pembuatan hay antara lain rumput-rumputan, padi-

padian dan leguminosa. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kualitas hay

sebagai pakan ternak yaitu:

a. Jumlah daun lebih banyak daripada batang karena kandungan protein,

mineral dan vitamin lebih tinggi pada daun dibanding batang.

b. Tanaman dipotong sebelum tua karena tanaman yang tua kandungan

protein, mineral, vitamin dan palatabilitasnya menurun sedangkan serat kasar

meningkat.

c. Jenis bahan pakan yang dibuat Hay.

d. Waktu dan system pengeringan.

5. Bahan Pakan yang Berserat Kasar Tinggi Lainya

Pada kondisi persediaan sumber hijauan tiadak ada lagi seperti pada musism

kemarau karena keterbatasan persediaan rumput, ada beberapa jenis limbah

pertanian dan perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak

sapi perah diantaranya:

a. Jerami Padi
Nilai gizi jerami padi yaitu PK 4,15%, SK 32,5% dan TDN 43,20%.

Sebelum diberikan kepada ternak sebaiknya jerami diolah dengan metode

fermentasi.

b. Jerami Jagung

Nilai gizi jerami jagung yaitu PK 9,9%, SK 27,4% dan TDN 60%. Jerami

jagung dapat diberikan kepada ternak secara langsung, juga dapat disimpan dalam

bentuk silase atau Hay.

c. Tongkol Jagug

Nilai gizi tongkol jagung yaitu PK3,0%, SK 36,0% dan TDN sekitar

51,7%. Begitu juga pada kolbot jagung PK 5,2%, SK 23,9% dan TDN 55,9%.

d. Jerami Kacang Tanah

Nilai gizi jerami kacang tanah yaitu PK 13,8%, SK 25,2% dan TDN

78,3%.

e. Kulit Kacang Tanah

Nilai gizi kulit kacang tanah yaitu PK 7,8%, SK 70,1% dan TDN 21,09%.

f. Jerami Kedelai

Nilai gizi jerami kedelai yaitu PK 16,7%, SK 27,7% dan TDN 63,2%.

g. Kulit Kedelai

Nilai gizi kulit kedelai yaitu PK 13,2%, SK 19,8% dan TDN 55,6%.

h. Daun Singkong

Nilai gizi daun singkong yaitu PK 24,1%, PK 22,1%, dan TDN 61,8%.

i. Kulit Singkong

Nilai gizi kulit singkong yaitu PK 6,56%, SK 6,42% dan TDN 73,1%.
j. Daun Nangka

Nilai gizi daun nangka yaitu PK 13,4%, SK 20,7% dan TDN 73,7%.

k. Daun Ubi Jalar

Nilai gizi daun ubi jalar yaitu PK 19,2%, SK 16,2% dan TDN 61,9%.

l. daun dengan pelepah pisang

Nilai gizi yang terkandung yaitu PK 16,6%, SK 23,0% dan TDN 73,5%.

m. Kulit Pisang

Nilai gizi kulit pisang yaitu PK 7,08%, SK 11,8% dan TDN 59,1%.

n. Pucuk Tebu

Nilai gizi pucuk tebu yaitu PK 5,24%, SK 34,4% dan TDN 51,4%.

o. Ampas tebu

Nilai gizi ampas tebu yaitu PK 1,16%, SK 44,3% dan TDN 44,3%.

p. Kulit Buah Kakao

Nilai gizi kulit buah kakao yaitu PK 8,9% dan SK 34,5%.

q. Sabut Sawit

Nilai gizi sabut sawit yaitu 5,97% dan SK 40,8%.

Dari semua bahan pakan tersebut apakah bahan pakan yang berserat kasar

berupa hijauan rumput, leguminosae daun-daunan, limbah-imbah pertanian dan

perkebunan dapat diramu menjadi complete feed dalam bentuk silase atau

fementasi dengan menambah bahan-bahan lain seperti konsentrat berupa limbah

pangan dan industry serta tambahan vitamin dan mineral. Dengan itu, pakan dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama untk mengatasi masalah kekurangan

pakan pada musim kemarau.

C. Konsentrat (Pakan Tambahan)

Konsentrat merupakan pakan tambahan terhadap pakan utama pada sapi

perah. Kulitas pakan konsentrat pada umumnya lebih baik dibandingkan dengan

bahan pakan hijauan, tetapi kualitasnya sangat variatif tergantung pada jenis

bahan baku, musim dan tempat asal sumber konsentrat tersebut.kualitas konsentrat

yang sangat tinggi memiliki nilai TDN >75% dengan kandungan protein kasar

>16%.

Konsentrat adalah jenis pakan yang mengandung energy dan protein yang

tinggi dan serat kasar rendah. Berikut beberapa sumber bahan konsentrat yaitu:

1. Biji-bijian

a. Biji jagung

b. Biji kedelai

c. Biji gandum

d. Padi-padian

e. Biji kapok

2. Limbah Pangan dan Industri

a. Kulit padi (dedak halus, bekatul)

b. Limbah penggilingan jagung (dedak jagung, slemper jagung dan mata

biji jagung
c. Limbah pabrik gula (molases)

d. Limbah pabrik jus

e. Limbah pengolahan biji-bijian (bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,

bungkil kedelai, lumpur sawit)

f. Limbah pabrik roti

g. Limbah pembuatan keju

h. Limbah pembuatan tahu (ampas tahu)

i. Limbah kakao (kulit biji kakao, lumpur kakao)

j. Singkong (onggok, gaplek)

3. Bahan Pakan Konsentrat Sumber Energi

Beberapa bahan pakan konsentrat sebagai sumber energi bagi ternak sapi perah

(Agus 2012) sebagai berikut:

a. Bekatul

Bekatul merupakan hasil sampingan penggilingan padi. Sebanyak 8-8,5% berat

padi adalah bekatul. Nutrisi yang terdapat dalam bekatul adalah PK 12-14%, Pati

15-35%, lemak 8-12%, SK 5,2-6% dan TDN 73-85%.

b. Dedak Padi

Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi atau sisa penumbukan padi.

dedak padi mengandung PK 11,9-13,4%, SK 10-11,6%, TDN 70,5-81,5% EM

2730 kkal/kg, Ca 0,1% dan P 1,51%. Penggunaan dedak dalam ransum sapi

maksimum 40% total ransum.

c. Biji Gandum
Kandungan protein kasar gandum bervariasi 11-12,4%, SK 2,5-2,8% dan

kandungan TDN 79-88,8%.

d. Pollard

Pollard adalah produk sampingan penggilingan gandum terdiri atas dedak

dan kulit/sekam. Pollard memiliki kandungan PK 15,5-17,4%, SK 11-12,45% dan

TDN 62-70%.

e. Biji Kapas Utuh

Kandungan protein kasar pada biji kapas utuh bervariasi 21-22,6%, SK 24-

25,8% dan kandungan TDN 91-97,8%.

f. Bungkil Kelapa Sawit

Kandungan PK bungkil kelapa sawit bervariasi 14,4-16%, SK 16,7-18,5%

dan kandungan TDN 75,3-83,7%.

g. Gaplek

Gaplek adalah umbi ubi kayu yang telah dikupas kulitnya dan dikeringkan

di bawah sinar matahari dengan tujuan pengeringan ini agar dapat disimpan dalam

waktu yang cukup lama, mudah penanganannya dan mengurangi atau

menghilangkan kandungan glukosida yang dapat meghasilkan HCN karena

kativitas enzim tertentu. Gaplek mengandung PK 1,7%, SK 1,6% EM 2600

kkal/kg, Ca 0,2% dan P 0,4%.

h. Biji Jagung
Kandungan protein jagung beragam yakni 8-13%, tetapi kandungan SK

rendah rata-rata 3,2%, EM 330 kkal/kg dan TDN 71,2-80%.

i. Biji Sorgum

Biji sorgum mempunyai kandungan EM 3110 kkal/kg, PK 10,5-11,8%,

SK 2,4-2,7%, TDN 76-85,4% Ca 0,08% dan P 0,29%.

j. Molases

Molases merupakan hasil ikutan dari penggilingan tebu yang mengandung

gula 77% dan PK 3-45 dan TDN 54-75%.

4. Bahan Konsentrat Sumber Protein

Menurut Agus (2012) bebrapa bahan pakan konsentrat sebagai sumber

protein bagi ternak sapi perah yaitu: bungkil kacang tanah, biji kedelai, bungkl

kedelai, bungkilbiji kapas, bunkil kelapa, tepung daging dan tulang, tepung darah,

tepung ikan, tepung kepiting, tepung daun lamtoro, tepng daun turi, tepung daun

singkong.

5. Tambahan Mineral

Proses pembuatan konsentrat dibutuhkan tambahan mineral yang cukup.

Bahan mineral pada umumnya tidak mengandung energi dan protein. Berikut

beberapa tambahan mineral yang dibutuhkan yaitu NacCl, kalsium dan fospor.

Bahan pakan konsentrat sebagai sumber mineral bagi ternak perah yaitu batu

gamping, tepung tulang, kalsium sulfat, garam dapur dan mineral mikroorganik.

6. Tambahan Vitamin

Biasanya vitamin yang ditambahkan pada pembuatan konsentrat adalah

vitamin A, B, D dan E. Pembuatan konsentrat umumnya dilakukan melalui


penggilingan, pemasakan, berupa pellet atau butiran dan dengan kandungan air

sekitar 10-15%.

D. Ransum Ternak Perah

Makin (2011) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang penting dalam

pemberian sapi perah yaitu:

- Penggunaan ransum yang seimbang, ekonomis dan mengandung zat-zat

makanan yang dibutuhkan.

- Disusun atas berbagai macam bahan-bahan pakan

- Pengaturan jumlah konsentrat untuk setiap ekor ternak dan disesuaikan

dengan tingkat produksinya.

- Ransum yang palatable

1. Ransum Pedet Pra-sapih

Istilah pedet pra-sapih yang digunakan pada sapi perah adalah ketika pedet

masih bergantung pada konsumsi air susu, baik pedet disatukan maupun dipisah

dari induknya, disusukan langsung ke induk atau diminumkan kedalam ember

susu. Pada saat pedet baru lahir, harus diberi kolostrum. Kolostrum adalah air

susu yang dikeluarkan dari ambing induk sapi yang baru melahirkan, lebih kental

dari pada susu yang biasa dan berwarna kuning. Kolostrum tersebut hanya

diproduksi oleh induk sapi selama 1-3 hari setelah melahirkan.

Ardirto (2012) mengemukakan bahwa kolostrum mempunyai beberapa

kelebihan yaitu:

a. Mengandung vitamin A 10-100 kali lebih tinggi dibanding dengan susu biasa

b. Mengandung vitamin D 3 kali lebih tinggi dibanding dengan susu biasa.


c. Mengandung protein 4-7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu biasa

d. Brsifat laxan yang mampu mempercepat pengeluaran feses yang terdapat

dalam usus pedet yang baru lahir.

2. Ransum Pengganti Air Susu

Sapi yang belum berumur 4 bulan alat pencernaanya belum sempurna

karena pencernaan makan oleh rotozoa dan rumen belum berarti.bahan pakan

pengganti air susu harus mudah dicerna dan kandungan proteinnya tinggi. Air

susu mengandung protein dapat dicerna 3,5% dan martabak pati 15%.

Ransum pengganti air susu biasanya berupa:

a. – bungkil kelapa : 67%

- Bungkil kacang tanah : 33%

b. – jagung : 72%

– bungkil kacang tanah : 28%

c. – Bekatul : 25%

– bungkil kacang tanah : 75%

Ransum pengganti air susu harus ditambahkan mineral berupa :

- Garam dapur : 2%

- Tepung tulang/kerang : 1%

- Tepung karang (kapur) : 1%

3. Ransum Anak Sapi (Lepas Sapih)


Pada umur 4-8 bulan biasanya anak sapi tidak diberi lagi air susu. Anak

sapi pada umur seperti ini kemampuan mencerna SK belum sempurna. Jumlah

hijauan yang diberikan pada anak sapi masih terbatas yaitu kurang dari 10

kg/ekor/hari, selebihnya diberikan konsentrat. Ransum yang diberikan adalah

berupa:

- Hijauan sekitar 10kg/ekor/hari

- Konsentrat sekitar 2-2,5 kg/ekor/hari konsentrat yang diberikan dengan

nilai gizi PK 16% dan TDN 70%.

- Ditambah NaCl 2% tepung tulang 1% dan kapur1%.

4. Ransum Sapi Dara (8-dewasa)

Ransum Makanan penguat yang diberikan pada umur ini tidak perlu terlalu

baik seperti ransum pedet karena mikroba rumennya dapat mengubah NPN

menjadi protein. Ransum yang diberikan pada periode ini yaitu: hijauan sekitar

20-30 kg /ekor/hari (10% dari BBnya), konsentrat 2-3 kg/ekor/hari dengan kadar

protein kasar 16%dan TDN 70%.

5. Ransum Sapi Dewasa Laktasi

Metode pemberian ransum pada periode laktasi ini berupa:

a. Hijauan sekitar 30-40 kg/ekor/hari (10% dari BB)

b. Konsentrat sekitar 10 kg/ekor/hari, dengan kandungan protein kasar 14-

16% dan TDN 68-70%.

6. Ransum Sapi Masa Kering


Ciri-ciri fisiologis sapi perah pada masa kering (bulan ke 11 laktasi dengan

2-3 minggu sebelum sapi melahirkan) yaitu tingkat kebutuhan nutrisi rendah,

kebutuhan nutria hanya di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, dan

perkembangan janin. Saat itu, sapi perah tidak memproduksi susu lagi karena sel-

sel sekretoris atau sel yang menghasilkan susu dalam ambing mengalami fase

istirahat.

Metode pemberian pakan yang dilakukan pada fase ini sebagai berikut:

a. Pakan yang diberikan cukup hijauan yang berkualitas tinggi dalam

jumlahyang cukup.

b. Pemberian kacang - kacangan atau konsentrat dihindari guna mencegah

terjadinya penyakit milk fever pada periode laktasi berikutnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pakan adalah faktor produksi yang sangat penting bagi pemeliharaan

ternak karena biaya untuk pakan mencapai 60-70% dari total biaya. Tujuan utama

pemberian pakan pada sapi perah adalah menyediakan ransum yang ekonomis

tetapi dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok, kebuntingan, produksi susu serta

kebutuhan pertumbuhan ternak yang muda.

Bahan pakan pada ternak perah meliputi:

1. Pakan yang berserat kasar/hijauan (pakan utama)

2. Konsentrat (pakan tambahan)

3. Ransum ternak perah

B. Saran

Dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan

maupun materi yang di sampaikan. Oleh karena itu saran dan kritikan membangun

penulis harapkan agar kedepannya bias menjadi krya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adiarto. 2012. Beternak sapi perah lramah lingkungan. Penerbit pt. citra aji

parama. Yogyakarta.

Agus. A. 2012. Bahan pakan konsentrat untuk sapi. Penerbit pt citra aji parama.

Yogyakarta.

Ambo Ako. 2007. Grazing adaptability of beef cattle on the dwrf napieggrass

(panisetum purpureum schmuch) pasture. Jurnal ilmu pengetahuan dan

teknologi peternakan (media peternakan) vol. (30)48-54.

Makin M. 2011. Tatalaksana peternakan sapi perah. Penerbit graha ilmu.

Yogyakarta.

Siregar SB. 2001.Peningkatan Kemampuan Berproduksi Susu Sapi Perah Laktasi

Melalui Perbaikan Pakan Dan Frekuensi Pemberiannya. Jitv.6(2):76-82.

Anda mungkin juga menyukai