Disusun Oleh:
KELOMPOK I
MUTTAHIDA (60700117052)
JUMASARI (60700117055)
ROSPINA (60700117059)
Puji syukur, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga
dengan berkat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula saya kirimkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi oleh imam, islam dan ihsan.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
teman-teman yang telah membantu kami. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya dan kita semua. Makalah ini berjudul “Teknologi
dan keterbatasan, meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal sesuai
dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik
yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang.
Dengan ini kami berharap semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian
atau seluruhnya dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut
pakan adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas dan
terkait erat dengan jenis ternak, umur ternak, dan tingkat produksi. Konsumsi
bahan kering (DW) pakan ditentukan oleh tubuh ternak. Macam ransum, umur,
merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing
meningkatkan produksi ternak. Maksud dari cukup adalah cukup secara kuantitas,
mengawetkan jerami tersebut agar tidak kekurangan pakan saat musim kemarau
yangdibutuhkan oleh ternak. Uji fisik dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
pemanasan), kimia (larutan basa dan atau asam kuat), biologis (mikroorganisme
memerlukan tenaga dan investasi yang cukup tinggi dan dalam skala besar, sering
kali menjadi tidak berjalan. Cara kimia dengan “amoniasi” dirasa merupakan cara
yang paling tepat dalam pengolahan ini, karena mudah dilakukan, murah, tidak
mencemari lingkungan dan sangat efisien. Oleh sebab itu dilakukannya praktikum
ini untuk mengetahui manfaat jerami padi secara lebih jauh jika sudah mengalami
amoniasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Amoniasi
struktur yang lebih lunak (hanya struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja,
prinsip dalam teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea sebagai sumber
terdapat pada bahan pakann. Lignin, selulosa dan silika merupakan factor
perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian yang pada umumnya jerami
padi dengan cara menambahkan bahan kimia berupa NaOH, sodium hidroksida
Manfaat dari pengolahan amoniasi adalah memotong ikatan rantai tadi dan
ternak. Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi,
dalam hal ini ikatan tadi lepas diganti mengikat NH3, dan selulosa serta
dibutuhkan bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami
amoniasi ini adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang
akan diamoniasi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu jerami harus dalam
kondisi kering, tidak boleh terendam air sawah atau pun air hujan dan harus dalam
keadaan baik.
yang tidak diolah. Urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk menghancurkan
rendahnya daya cerna jerami bagi ternak. Lignin merupakan zat kompleks yang
tidak dapat dicerna oleh ternak. Lignin ini terkandung dalam bagian fibrosa dari
akar, batang, dan daun pada tumbuhan. Jerami dan rumput-rumput kering
semula keras berubah menjadi lunak, warna berubah dari kuning kecoklatan
menjadi coklat tua. Kualitas dari amoniasi yang baik tidak terjadinya
cepat 2 minggu) dapat diamati secara fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik,
urea amoniasi mempunyai bau amonia yang kuat pada saat tempat pemeraman
(silo) dibuka. Bau amonia yang kuat menunjukkan bahwa urea telah terhidrolisis
oleh jerami padi dan bertindak sebagai penyebab meningkatnya kualitas jerami
padi. Warna jerami padi yang diamoniasi dengan baik akan berubah dari coklat
muda kekuningan menjadi coklat tua dan merata. Tekstur jerami amoniasi
menjadi lebih lembut dan lunak meskipun jerami tersebut sudah dikeringkan.
Amonia dalam proses urea amoniasi dapat mencegah tumbuhnya jamur, sehingga
tidak terdapat jamur pada jerami padi amoniasi walaupun diperam dalam jangka
waktu yang lama. pH jerami amoniasi 8 (basa) karena sifat penambahan ammonia
B. Jerami Amoniasi
Jerami merupakan bagian dari batang tanaman padi tanpa akar yang
dibuang setelah diambil butir buahnya. Jika jerami padi langsung diberikan
samping itu jerami mempunyai nilai gizi jerami yang rendah karena kandungan
pakan ternak yang potensial dan berkualitas karena melalui amoniasi dapat
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak sapi potong, kambing, dan
domba, agar dapat berdaya guna dan berhasil guna diperlukan suatu teknologi
perlakuan kimiawi dengan penambahan unsur N dari urea yang ditambahkan pada
jerami, sehingga terjadi poses perombakan struktur jerami yang keras menjadi
struktur jerami yang lunak, untuk meningkatkan daya cerna (digestibility) dan
sampai saat ini terus dikembangkan dan dikenalkan pada peternak. Ada beberapa
melaui perlakuan fisik, kimia dan biologi. Peningkatan manfaat limbah pertanian
dilakukan dengan peningkatan nilai kecernaanya dan salah satu metoda yang
dapat dilakukan untuk tujuan tersebut adalah pengolahan secara biologis dengan
berdasarkan kesederhanaan alat yang dibutuhkan, kemudian kerja dan telah diuji
keras secara fisik, kimia dan biologi sehingga bahan dari struktur yang komplek
dicampurkan dalam jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan cara basah dan
kering. Cara basah dengan melarutkan urea ke dalam air, kemudian dicampurkan
dengan jerami. Pada cara kering, urea langsung ditabur ke jerami secara berlapis.
lignin, selulosa, dan silika yang terdapat pada jerami. Sebab, ketiga komponen itu
meningkatkan kualitas gizi jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak. Proses ini
dapat menambah kadar protein kasar dalam jerami. Kadar protein kasar diperoleh
dari amonia yang terdapat dalam urea. Amonia berperan memuaikan serat
selulosa. Pemuaian selulosa akan memudahkan penetrasi enzim selulase dan
Jerami yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar
karbohidrat yang sederhana menjadi lebih besar. Amoniasi juga sangat efektif
jerami yang semula keras berubah menjadi lunak, warna berubah dari kuning
kecoklatan menjadi coklat tua. Kualitas dari amoniasi yang baik tidak terjadinya
Ciri-ciri amoniasi yang baik yaitu memiliki bau yang khas amonia,
lunak dan kering. Hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya, tidak
(Sumarsih, 2003). Penggunaan NH3 gas yang dicairkan biasanya relative mahal,
selain harganya relatif mahal juga memerlukan tangki khusus yang tahan tekanan
antara lain sederhana cara pengerjaannya dan tidak berbahaya, lebih murah dan
tidak mampu memecah ikatan lignin. Pada penggunaan > 6% amonia akan
terbuang karena jerami tidak sanggup menyerapnya jadi secara ekonomi tidak
menguntungkan. Proses amoniasi bisa dilakukan dengan cara basah dan cara
kering. Proses dengan cara basah menggunakan larutan urea sedangkan cara
kering urea langsung ditaburkan pada jerami. Dengan cara kering 3-4 kg urea
digunakan untuk 100 kg jerami. Pada pembuatan skala besar, jerami dimampatkan
lingkungan. Sebenarnya sumber amonia lain seperti gas amonia bisa digunakan.
Jerami yang telah dimasukkan ke dalam wadah tertutup disemprot dengan gas
bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami amoniasi ini
adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang akan
diamoniasi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu jerami harus dalam kondisi
kering, tidak boleh terendam air sawah atau pun air hujan, dan harus dalam
keadaan baik (tidak busuk atau rusak). Jerami yang telah diamoniasi memiliki
tekstur lunak dan rapuh, berwarna coklat tua, berbau amonia dan tidak berjamur.
Jika dilakukan analisa proksimat maka kandungan protein kasarnya lebih dari 6%
(Kartasudjana, 2001).
Cara pembuatan jerami padi fermentasi yaitu dengan menumpuk jerami
padi setinggi 30 cm. tumpukan ini kemudian ditaburi urea dan serbuk prebiotik,
serta disemprotkan molasses dan air. Biarkan selama 21 hari pada tempat yang
teduh (terhindar dari sinar matahari dan hujan). Setelah 21 hari, bongkar dan
jemur dibawah sinar matahari, setelah kering ditumpuk kembali dan simpan
ditempat teduh dan jerami siap diberikan pada ternak. Jerami padi fermentasi yang
baik mempunyai ciri-ciri berbau agak harum, warna dasar jerami masih nampak
yaitu kuning kecoklatan, teksturnya lemas (tidak kaku) dan tidak busuk atau
berjamur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amoniasi merupakan suatu poses perombakan dari struktur keras menjadi struktur
yang lebih lunak (hanya struktur fisiknya) dan penambahan unsur N saja, prinsip
dalam teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang
dicampurkan ke dalam bahan. Ciri-ciri amoniasi yang baik yaitu memiliki bau
yang khas amonia, berwarna kecoklat-coklatan seperti bahan asal, tekstur berubah
menjadi lebih lunak dan kering. Hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami
asalnya, tidak berjamur atau menggumpal, tidak berlendir dan pH yang dihasilkan
sekitar 8. Cara pembuatan jerami padi fermentasi yaitu dengan menumpuk jerami
padi setinggi 30 cm. tumpukan ini kemudian ditaburi urea dan serbuk prebiotik,
serta disemprotkan molasses dan air. Biarkan selama 21 hari pada tempat yang
teduh (terhindar dari sinar matahari dan hujan). Setelah 21 hari, bongkar dan
jemur dibawah sinar matahari, setelah kering ditumpuk kembali dan simpan
ditempat teduh dan jerami siap diberikan pada ternak. Jerami padi fermentasi yang
baik mempunyai ciri-ciri berbau agak harum, warna dasar jerami masih nampak
yaitu kuning kecoklatan, teksturnya lemas (tidak kaku) dan tidak busuk atau
berjamur.
B. Penutup
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA