Anda di halaman 1dari 3

JUMASARI

60700117055

1. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri Pakan adalah kegiatan mengelola
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi berupa bahan pakan
menjadi pakan jadi dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya.
2. Pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan pemerintah
untuk melindungi industri pakan dan konsumen atau usaha peternakan, sangat menentukan
maju mundurnya usaha industri pakan dan usaha peternakan. Contoh : Pemerintah membuat
aturan tentang pembebasan atau keringanan bea masuk untuk impor tepung ikan dan bunghkil
kedele, serta aturan tentang quality control untuk melindungi usaha peternakan.
3. -conveyor, Conveyor adalah sistem penyaluran material untuk berbagai keperluan, seperti
transport, pengukuran, pencampuran dan penseleksian.
-Grinder, adalah pengecilan ukuran bahan pakan, menghancurkan, menggiling, atau
menghaluskan bahan pakan.
-Mixer, adalah alat pencampur pakan bahan kering
berbentuk butiran dan aneka adonan kering dalam jumlah banyak yyang biasanya digunakan
untuk pakan ternak.
4. - Pengeringan ( Drying)
Dari semua jenis bahan baku yang ada, yang mengalami proses pengeringan hanya
jagung. Bahan baku lain tidak mengalami proses pengeringan karena dipasok dengan kadar
air yang telah sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam keadaan normal, umumnya jagung
memiliki kadar air 17-20 %. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air jagung ≤
16%. Jagung berkadar air ≥ 16% tidak tahan lama disimpan karena terjadi proses
penjamuran. Untuk jagung memiliki proses yang lain dari jika dibandingkan dengan bahan
baku yang lain sebelum masuk ke dalam penampungan sementara pada proses produksi di
lantai produksi. Sebelum dikeringkan, terlebih dahulu jagung ditimbang di bagian
penerimaan (receiving), untuk mengetahui berapa jumlah bahan baku jagung yang masuk dan
petugas pengawas mutu (quality control) mengambil sampel yang akan diperiksa kadar
airnya di laboratorium. Selanjutnya jagung diayak di mesin pengayak jagung basah untuk
memisahkan biji jagung dengan sampah-sampah, seperti tungkul jagung, batu, pasir, tali
plastik dan lainnya. Kemudian diteruskan ke penampungan jagung basah (sementara dengan
conveyor dan elevator untuk selanjutnya dikeringkan.
-Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran, yaitu jagung,
bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah menjadi tepung halus. Sebelum
digiling bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya dipasang magnet untukmemisahkan
bahan dari benda-benda logam halus yang dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling.
Bahan-bahan halus hasil penggilingan kemudian disimpan sementara di dalam Bin (chamber)
dengan conveyor dan elevator untuk proses selanjutnya
-Pencampuran (Mixing)
Pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan tambahan
dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan.Pencampuran dilakukan berdasarkan formula
atau ramuan pakan ternak yang akan diproduksi. Sebelum dicampur semua bahan ditimbang
dengan timbangan otomatis yang terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian dicurahkan
ke dalam mesin pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk dengan CPO (Crude Palm
Oil), obat-obatan, vitamin dan mineral.
-Pembutiran (Pelleting)
Pembutiran bertujuan untuk membetuk hasil pencampuran menjadi bentuk pellet, hasil
pencampuran terlebih dahulu dipanaskan dengan uap panas bersuhu 980 yang dialirkan ke
dalam chamber pellet sehingga bentuk bahan tersebut menajadi bubur panas. Bubur panas ini
kemudian dialirkan menuju hygieneseryang suhunya 920 dan bertujuan untuk
menghigieniskan pakan, kemudian dialirkan menuju cetakan berbentuk lingkaran dengan
saringan berdiameter 3-5 mm disisinya yang terdapat di ujung mesin pellet dan
ditekan/dipress keluar melalui saringan tersebut. Hasil pengepresan adalah pakan berbentuk
bulat memanjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter saringan pellet. Selanjutnya,
pakan dipotong sesuai ukuran oleh pisau-pisau yang bergerak secara otomatis. Hasil dari
proses ini berbentuk butiran-butiran yang disebut pellet. Pellet kemudian dialirkan melalui
pipa ke mesin pendinginan (cooler).
5. 3 (tiga) faktor yaitu Breeding (bibit), Feeding (pakan) dan Management (tatalaksana). Pakan
mempunyai peran penting dan strategis karena mnduduki porsi 70 – 80 % dari biaya produksi,
sehingga memerlukan pengawasan agar ketersediaan pakan yang beredar terjamin kualitas dan
keamanannya, untuk menghasilkan produk pangan hasil ternak (daging, susu, telur) sebagai
sumber protein hewani yang ASUH (Aman, Sehat,Utuh dan Halal).
6. - Bahan Baku Curah
Bahan baku curah berupa butiran dan bungkil kedelai yang diangkut dengan truk atau kereta,
sampel diambil menggunakan grain probe. Sampel diambil dari beberapa tempat dengan jumlah
sekitar 2 kg se tiap sampel (Herrman, 2001a). Jumlah titik pengambilan tergantung dari
jenis alat angkut dan ukuran kontainer. Pola pengambilan sampel bahan baku butiran yang
diangkut dengan truk atau trailer dasar datar diilustrasikan pada Gambar 8. Jika sampling tak
mungkin dilakukan dengan alat penguji, maka sampling bahan harus dilakukan saat
pembongkaran seluruh muatan.
- Bahan Baku Cair
Pengambilan sampel bahan baku bantuk cair seperti lemak cair atau molase dapat
dilakukan dengan menggunakan tabung gelas atau stainless steel berdiamater 3/8 sampai 1/2
inci. Sampel paling sedikit diambil sebanyak 10 persen dari kontainer dan dikumpulkan minimal
0.586 liter (Herrman, 2001a ). Bahan baku cair sebelum dilakukan pengambilan sampel harus
dilakukan pengadukan agar diperoleh penyebaran bahan yang homogen. Sampel diambil dari
bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah kontainer.
- Bahan Baku Kemasan
Prosedur pengambilan sampel lain yang harus diketahui, yakni prosedur pengambilan
sampel untuk kelompok bahan dalam karung. Sampel yang representatif bisa diperoleh dengan
alat penguji berujung runcing. Prosedur pengambilan sampel bahan baku dalam karung
dilakukan dengan menusukkan probe secara diagonal dari bagian atas ke bagian bawah karung
(Gambar 9). Sampel diambil dari seluruh karung jika jumlah karung 1 – 10 karung, dan sampel
diambil dari 10 karung secara acak jika jumlah karung lebih dari 11 karung (Herrman, 2001a),
Namun ada beberapa teori berbeda dalam industri untuk menentukan jumlah karung sampel
per
kelompok. Cara sederhana pengambilan sampel yakni sampel diambil pada 10 % dari jumlah
karung dalam suatu kelompok. Teori lain dengan memakai akar pangkat dua ( Defra, 2002) dari
jumlah karung dalam kelompok. Tabel 1 membandingkan dua metode tadi untuk ukuran
kelompok yang berbeda. Kelompok bahan pakan 100 karung atau kurang sebaiknya digunakan
aturan akar kuadrat sedangkan untuk kelompok lebih dari 100 karung digunakan aturan 10 %.
Hal ini untuk menjamin jumlah sampel maksimum yang bisa diambil, hingga diperoleh sampel
yang lebih refresentatif.

Anda mungkin juga menyukai