Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN TERNAK PERAH


(KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN PADA TERNAK PERAH)

Oleh :
KELOMPOK 2

LINDA RAMADANI
JUMASARI
ROSPINA
ABDUL KADIR

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta

hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga makalah tentang

“Kebutuhan Zat-Zat Makanan Pada Ternak Perah” dapat terselesaikan. Kemudian

salawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang

telah memberkan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan

ummat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Ternak

Perah di program studi Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi pada

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Penulis sadar bahwa dalam

penyusunan makalah ini terdapat berbagai kekurangan, maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembacanya.Semoga makalah ini dapat memberi

manfaat kepada pembacanya, serta menambah wawasan dan memperdalam keimanan

kita kepada sang pencipta.

Samata, 26 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Kebutuhan zat-zat makanan pada ternak perah....................................................
1. Kebutuhan Energi............................................................................................
2. Kebutuhan Protein..........................................................................................
3. Kebutuhan Mineral.........................................................................................
4. Kebutuhan Vitamin.........................................................................................
5. Kebutuhan Air.................................................................................................
6. Kebutuhan Serat Kasar...................................................................................

BAB III. PENUTUP ...............................................................................................


A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sapi perah merupakan hewan ternak penghasil susu yang termasuk golongan

hewan ternak. Ternak ruminansia memanfaatkan mikroorganisme dalam perutnya

untuk mencerna serat kasar pada hijauan. Kelebihan dari ternak ini yaitu dapat

mengubah bahan pakan yang tidak dapat digunakan manusia menjadi susu yang dapat

di konsumsi untuk manusia. Kemampuan produksi seekor sapi perah sangat

ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungannya.

Produktivitas sapi perah di Indonesia umumnya masih belum mencapai optimal

seperti potensi genetiknya. Potensi genetik yang baik dari seekor sapi perah tanpa

didukung oleh pemberian pakan yang optimal tidak akan menghasilkan ternak

dengan produktivitas yang sesuai dengan potensi genetiknya. Padahal pemberian

pakan yang sesuai dengan kebutuhan pada periode/status produksi seekor ternak

sangat penting dalam menunjang produktivitasnya.

Keseimbangan nutrisi khususnya pemenuhan akan kebutuhan protein dan

energi yang sesuai dengan status produksinya akan membantu pencapaian

produktivitas sesuai dengan potensi genetiknya. Periode yang paling menentukan

tercapainya potensi genetik sapi perah adalah periode pembesaran mulai dari

umur lepas sapih (4 – 5 bulan) sampai siap untuk dikawinkan pertama kali (15

-16 bulan).
Berdasarkan uraian di atas hal inilah yang melatar belakangi di buatnya

makalah ini yaitu untuk mengetahui kebutuhan zat-zat makanan pada ternak perah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana mengetahui

kebutuhan zat-zat makanan pada ternak perah?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah untuk mengetahui zat-zat

makanan pada ternak perah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Zat-Zat Makanan Pada Ternak Perah

Sabil (2014) menyatakan bahwa kebutuhan zat-zat makanan pada ternak perah

didasarkan pada ukuran / berat badan, tingkat kemampuan produksi air susu dan

kadar lemak susu yang dihasilkan. Zat-zat makanan dibutuhkan ternak sapi untuk:

 Memenuhi kebutuhan hidup pokok (maintenance).

 Mendukung proses produksi dan kebuntingan.

 Mendukung proses pertumbuhan ternak sampai mencapai dewasa tubuh.

 Mempertahankan produksi susu pada ternak yang sedang laktasi.

Apabila di dalam pakan yang di sajikan kekurangan zat-zat makanan pada

ternak perah maka tingkat produksi ternak akan terganggu. Namun jumlah zat-zat

makanan yang dibutuhkan sangat tergantung pada fase fisiologi ternak. Misalnya,

pada sapi perah dewasa, tingkat energi yang terkandung di dalam pakan umumnya

sangat menentukan tingkat produksi susunya. Sementara umumnya sapi dara atau

sapi perah pada laktasi pertama, kebutuhan terhadap protein relatif lebih tinggi guna

kebutuhan pertumbuhan kerangka tubuh dan produksi, (Bamualim dkk, 2009).


Ayat yang berkaitan yaitu dalam QS. An-Nahl ayat 66:

   


    
   
  
  
”Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran

bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya

(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang

yang meminumnya” (Q.S. An-Nahl : 66).

Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu hikmah yang diberikan Allah

kepada kita adalah Allah memberikan kita minum berupa susu yang kita ambil dari

hewan ternak, susu yang bersih dan mudah ditelan bagi orang yang meminumnya. Di

dalam ambing terdapat kelenjar susu yang nantinya akan menghasilkan susu. Dan

ampas makanan pada lambung menjadi kotoran. Ketiga, hikmah ilmiah kandungan

susu terdapat berbagai zat yang masing-masing mempunyai unsur sendiri sehingga

menjadi kesempurnaan susu. Seperti protein yang terdiri dari kasein, laktalbumin dan

laktoglobulin. Kasein mempunyai kandungan residu prolindan biasanya berbentuk

partikel koloid yang terkenal dengan nama misel kasein. Misel kasein tersusun atas

jumlah unit lebih kecil yaitu sub-misel. Satu zat kandungan susu, sejuta unsur lainnya

dan pastinya ada proses yang tidak diperlihatkan oleh Allah.


Adapun Zat – zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak perah adalah:

1. Kebutuhan Energi

Dibandingkan dengan zat-zat makanan lainnya seperti vitamin dan mineral ,

energi dan protein sangat berpengaruh terhadap produktivitas sapi perah. Besarnya

konsumsi energi bergantung pada konsentrasi energi per unit pakan dan jumlah pakan

yang dikonsumsi ( Bamualim, 2009).

Seekor sapi perah membutuhkan energi untuk beberapa fungsi sebagai

berikut:

a. Memperthankan fungsi-fungsi normal tubuh seperti bernafas, aliran darah di

dalam tubuh , dan pencernaan.

b. Pada saat fetus tumbuh di fase, kebungtingan akan lebih banyak energi yang

dibutuhkan untuk mendukung proses kebungtingan tersebut.

c. Laktasi yakni selama periode produksi susu.

d. Pertumbuhan yakni pada sapi perah yang belum mencapai dewasa dan masih

dalam pertumbuhan tubuhnya.

e. Kondisi tubuh, apabila terdapat kelebihan energi di dalam pakan, nutrien

tersebut akan di simpan dalam bentuk lemak dan digunakan saat dapat

kekurangan energi di dalam pakan.

Dalam penyusunan ransum ternak perah harus sesuaikan agar antara energi

dan protein dapat dicerna terdapat keseimbangan, adapun Sumber energi yang paling
utama adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat mempunyai kelebihan dibanding

lemak sebagai sumber energi yaitu:

a. Mudah dicerna

b. Mudah diserap

c. Mudah ditransformasi untuk produksi susu/daging dan lemak tubuh

Secara umum, kekurangan energi dalam ransum yang diberikan pada perah
akan dapat menyebabkan:
a. Pertumbuhan terhambat.

b. Terlambat pubertas.

c. Menurunkan berat badan.

d. Produksi susu menurun

2. Kebutuhan protein

Protein kasar adalah semua komponen nitrogen pada makanan. Kandungan

nitrogen makanan x 6,25 adalah protein kasar (kandungan nitrogen pada protein rata-

rat 16%. Sumber protein paling utama dalah tanaman dan hewan. Pada umumnya,

hewan mengandung banykak protein dibandingkan dengan tanaman. Bagian tanaman

yang umumnya mengandung protein tinggi adalah biji, dun, daun, dan batang.

Adapun fungsi protein yang dibutuhkan oleh ternak perah adalah sebagai

berikut:

a. Pertumbuhan.

b. Memperbaii jaringan yang sudah tua.

c. Produksi susu atau daging.

d. Perkembangan ternak terutama yang baru lahir.


e. Keseimbangan protein dalam tubuh.
Protein sangat penting pada ternak yang sedang laktasi karena zat padat pada

susu mengandung sekitar 27% protein. Selain itu, protein dapat mengaktifkan

mikroorganisme di dalam rumen. Kekurangan protein dalam ransum yang dibderikan

pada ternak perah dapat menyebabkan kondisi sebagai berikut:

a. Pertumbuhan terhambat.

b. Pertahanan tubuh menurun.

c. Menurunkan berat lahir.


d. Produksi susu/daging menurun.

e. Kandungan solid non fat pada susu menurun.

Molekul protein mengandung karbon hidrogen oksigen nitrogen dan kadang

kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel

makhluk hidup dan virus.Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim.

Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya

protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem

kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai

komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah

satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang

tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) (Staff, 2013).

3. Kebutuhan Mineral

Mineral merupakan zat makanan yang dibutuhkan ternak walaupun dalam

jumlah yang minim. Mineral lebih banyak berperan dalam mempertahankan

produktivitas dan menjaga kesehatan ternak. Semakin tinggi tingkat produktovitas

seekor ternak, semakinkritis kebutuhannya terhadap kecukupan mineral.


Secara umum fungsi mineral sebagai berikut:
a. Menguatkan dan mengeraska struktur tulang

b. Mengaktifkan system enzim

c. Mengontrol keseimbangan pengeluaran air dan gas dalam tubuh ternak

d. Mengatur keseimbangan asam yang dibutuhkan

e. Meransang aktivitas otot dan urat saraf.

Kebutuhan makro mineral pada ternak perah meliputi NaCl (garam dapur),

Calsium, Phosphor, Magnesium dan Sulfur. Adapun kebutuhan mikro mineral pada
ternak perah adalah Mn, Co, Cu, Se dan Zn.

Ca dan P merupakan susunan mineral yang terbesar dalam tulang, gigi, dan air

susu. Kekurangan Ca dan P akan mengakibatkan produksi susu/daging menurun,

tulang dan gigi lemah, serta pertumbuhan terganggu. Kebuthan Ca pada ternak perah

sekitar o,30-0,45 %, sedangkan P sekitar 0,25-0,35%.

4. Kebutuhan Vitamin

Vitamin yang dibutuhkan pada ternak perah adalah Vitamin, A, B, C, D, E

dan K. Di dalam tubuh hewan vitamin dibutuhkan untuk kesehatan dan kekuatan

tubuh. Vitamin-vitamin yang diperlukan oleh hewan ruminansia hanya yang larut

dalam lemak seperti Vitamin A, D, E dan K.


a. Vitamin A

Hijauan banyak mengandung Carotein, jadi dalam hijauan cukup tersedia pro-

vitamin A dalam bentuk carotein dan dapat dirubah menjadi vitamin A dalam tubuh

hewan. Apabila hijauan yang diberikan tidak cukup maka perlu diberikan vitamin A

suplemen. Gejalah kekurangan Vitamin A adalah rabun mata, bulu kusam, mata

berair, kulit bersisik, diare, keguguran, infeksi cepat menjadi parah dan anak yang

lahir lemah atau mati.


b. Vitamin B

Vitamin B complex kesemuanya dapat dibentuk di dalam tubuh ruminansia.

Oleh karena itu kemungkinan terjadinya kekurangan vitamin B sangat kecil, kecuali

ternak kekurangan pakan.

c. Vitamin D
Vitamin D dibentuk (disintesa) dalam jaringan tubuh dengan bantuan sinar

matahari, karena jaringan di bawah kulit terdapat pro-vitamin D yang apabila dikena

sinar matahari maka akan terbentuk vitamin D. Ternak-ternak di daerah tropis jarang

terjadi kekurangan vitamin D. Ternak yang kekurangan vitamin D akan kerdil.

Sumber vitamin D juga terdapat pada hijauan yang selalu kena sinar matahari.

d. Vitamin E

Semua makanan hijauan dan padi-padian mengandung vitamin E. Ternak yang

diberi hijauan segar tidak akan terjadi kekurangan vitamin E. Ternak yang

kekurangan hijauan segar sebaiknya diberikan sumber vitamin E seperti padi-padian.

5. Kebutuhan Air
Ternak lebih menderita terhadap kekurangan air dibandingkan dengan

kekurangan zat-zat makanan lainnya. Ternak yang sedang laktasi sangat

membutuhkan air, karena di dalam susu terdapat 85 – 87 % air, begitu pula di dalam

tubuh ternak terdiri dari 60 –70 % air. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

air pada ternak adalah:

a. Umur

b. Berat badan
c. Tingkat produksi

d. Cuaca

e. Jenis ransum

Air minum yang diberikan pada ternak perah harus air bersih dan sebaiknya

tersedia secara ad libitum di dalam kandang. Di dalam tubuh ternak sapi perah air

berfungsi sebagai berikut:

a. Mengatur suhu dalam tubuh


b. Membantu proses pencernaan

c. Membantu proses metabolisme

d. Membantu proses pelepasan kotoran

e. Pelumas pada persendian.

Apabila di dalam pakan yang disajikan terjadi kekurangan nutrien tersebut

diatas maka tingkat produktivitas ternak akan terganggu. Namun, jumlah nutrien yang

dibutuhkan sangat tergantung pada fase fisiologis ternak. Misalnya, pada sapi perah

dewasa, tingkat energi yang terkandung di dalam pakannya, pada umumnya sangat

menentukan tingkat produksi susunya. Sedangkan pada sapi dara dan sapi perah

laktasi pertama, kebutuhan terhadap protein relatif cukup tinggi guna memenuhi
kebutuhan pertumbuhan kerangka tubuh dan produksi. Mineral dan vitamin pada

umumnya tidak sebagai faktor pembatas yang dominan terhadap produksi, dan ternak

mengambil sebagian besar nutrien ini dari pakan hijauan yang dikonsumsinya

(Departemen Pertanian, 2009).

6. Kebutuahn Serat Kasar

Serat kasar merupakan salah satu unsur penting di dalam pakan ternak

ruminansia yang berfungsi untuk menjalankan fungsi rumen dengan baik. Apabila
fungsi rumen terhambat, pencernaan akan akan terganggu dan hewan tidak akan

mampu untuk mencapai manfaat secara optimum dari pakan yang diberikan.

Apabilan kandungan serat kasar terlalu tinggi, gerakan pencernaan semua zat-zat

makan akan melambat dan konsumsi pakan akan menurun. Pakan hijauan berupa

rumput yang diberikan pada sapi perah harus di panen pada umur 40-60 hari guna

mengurangi kadar serat kasar.

Secara umum, ternak ruminansia membutuhkan serat dalam ransumnya untuk


menjamin berjalannya fungsi rumen secara normal dan sekaligus untuk

mempertahankan kadar lemak susu. Level serat yang dibutuhkan oleh sapi perah

dalam ransum adalah nilai minimum yang absolut.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sapi perah merupakan hewan ternak penghasil susu yang termasuk

golongan hewan ternak. Ternak ruminansia memanfaatkan mikroorganisme dalam

perutnya untuk mencerna serat kasar pada hijauan. Kelebihan dari ternak ini yaitu

dapat mengubah bahan pakan yang tidak dapat digunakan manusia menjadi susu yang

dapat di konsumsi untuk manusia. Kemampuan produksi seekor sapi perah sangat

ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungannya.

Kebutuhan zat-zat makanan atau nutrien yang dibutuhkan sapi perah terdiri

dari energi, protein, mineral, Vitamin, air dan serat kasar. Jumlah nutrien yang

dibutuhkan sangat tergantung pada fase fisiologis ternak. Misalnya, pada sapi dara,

kebutuhan terhadap protein relatif cukup tinggi guna memenuhi kebutuhan

pertumbuhan kerangka.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis paham betul bahwa masih banyak kekurangan

dalam makalah ini untuk itu saran dan kritikan sangat membantu untuk memperbaiki

makalah ini agar pembaca dapat memahaminya.


DAFTAR PUSTAKA

Babadan. 2014. “Informasi Tentang Sapi Perah”. http://babadanngancar.blogdetik.co

m/informasi/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 14.35 WIB.


Bamualim, A. M.,Kusmartono dan Kuswandi, 2009. Aspek Nutrisi sapi Perah.

Dalam buku profil usaha peternakan sapi perah di Indonesia pusat penelitian

dan pengembangan peternakan. Badan penelitian dan pengembangan pertanian.

Penerbit LIPI Press, Jakarta.

DepartemenPertanian. 2009. “Aspek Nutrisi Sapi Perah”. http://peternakan.litbang.de

ptan.go.id/fullteks/booklet/profil_sapi_perah_2009/info-sapi-perah09-

BAB5.pdf. Diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 13.19 WIB.

Sabil, Syahriana. 2014. “Kebutuhan Zat-zat Makanan Pada Sapi Perah”.

http://syahrianasabil.blogspot.com/2014/01/kebutuhan-zat-zat-makanan-pada-

ternak.html. Diakses pada tanggal 18 Mei 2014 pukul 14.35 WIB.

Staff. 2013. “Pakan dan Nutrisi”. http://staff.unud.ac.id/~sampurna/wp-

content/uploads/2013/09/pakan-dan-nutrisi.pdf. Diakses pada tanggal 18 Mei

2014 pukul 14.21 WIB.

Widiawati, Yeni Dan Mahyuddin, P. 2011. Pencapaian Bobot Badan Ideal Calon

Induk Sapi Fh Melalui Perbaikan Pakan. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan Dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor

Anda mungkin juga menyukai