Anda di halaman 1dari 15

Makalah

KLASIFIKASI BAHAN PAKAN DAN PENTINGNYA


PERANAN TEKNOLOGI PAKAN MELIPUTI DEFINISI
TUJUAN PERANAN DAN KEGUNAAN.

Disusun Oleh :

KELOMPOK : 1
ULFATUL HASANAH
RAHMADANI

FAKULTAS SAIN PERTANIAN DAN PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA
BIREUEN – ACEH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini,
serta salawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Semoga di hari kiamat nanti kita mendapatkan syafaat darinya.
Amin ya Rabba Alaamin.
Dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik
maupun sarannya dari pembaca makalah ini. Sehingga di kemudian hari dapat
menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bireuen, 13 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................3
BAB I ................................................................................................................................4
PENDAHULAN ...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................5
1.3 TUJUAN ...............................................................................................................5
BAB II ...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...............................................................................................................6
A. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Asalnya .......................................................6
B. Ketersediaan Pakan .............................................................................................7
C. Pemilihan Bahan Baku ........................................................................................8
D. Prosedur Penerimaan Bahan Baku Pakan .........................................................9
E. Aspek Teknik dan Teknologi .............................................................................10
F. Urgensi Teknologi Pengolahan Pakan ..............................................................12
G. Tujuan Teknologi Pengolahan Pakan ...............................................................14
BAB III ...........................................................................................................................15
PENUTUP ......................................................................................................................15
A. Kesimpulan .........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG

Meningkatnya perbaikan status gizi ibu dan anak pada golongan masyarakat
yang rawan pangan, membaiknya akses rumah tangga golongan miskin terhadap
pangan, terpelihara dan terus meningkatnya kemampuan swasembada beras dan
komoditas pangan utama lainnya, menjaga harga pangan yang terjangkau bagi
masyarakat kelompok pendapatan menengah bawah, menjaga nilai tukar petani
agar dapat menikmati kemakmuran, dan meningkatkan daya tawar komoditas dan
keunggulan komparatif dari sektor pertanianmerupakan tujuan mulia yang harus
diwujudkan oleh pemerintah untuk menuju masyarakat yang sejahtera.
Kecenderungan peningkatan kebutuhan protein hewani akan berkorelasi positif
dengan peningkatan jumlah kebutuhan produksi ternak, sehingga akan merangsang
peningkatan jumlah populasi ternak, yang tentunya akan meningkatkan kebutuhan
pakan. Tumbuh kembangnya industri pakan juga akan didukung oleh ketersediaan
bahan baku lokal yang melimpah, sehingga kendala impor dapat diatasi dan bukan
merupakan suatu masalah yang besar dan ditakuti.
Melihat peranan dan kontribusi serta posisi subsektor peternakan dalam
perekonomian nasional, maka pembangunan subsektor peternakan menjadi suatu
alternatif pilihan bagi pemerintah dan masyarakat. Percepatan pembangunan
peternakan juga akan menyediakan bahan pangan hewani atau menambah
penawaran produk peternakan dan akan menciptakan pendapatan sebagaian besar
penduduk Indonesia. Paradigma baru pembangunan peternakan dalam kerangka
agribisnis memberikan peluang bisnis yang lebih banyak yang dapat di lakukan dan
diberdayakan. Pengembangan industri pakan pada sub-sistem hulu
merupakanbagian terpenting yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan
peternakan, mengingat kebutuhan terhadap pakan tidak mungkin disubtitusi oleh
sarana produksi yang lain.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut, beberapa permasalahan pokok yang akan diteliti


antara lain sebagai berikut :
1. Apa saja klasifikasi bahan pakan ?
2. Bagaimana prosedur penerimaan bahan pakan?
3. Bagaimana Aspek teknologi pada bahan pakan ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuannya adalah :


1. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi bahan pakan
2. Untuk mengetahui prosedue penerimaan bahan pakan
3. Untuk mengetahui aspek teknologi pada bahan pakan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Asalnya

Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan
makhluk hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan mempunyai
peranan sangat penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh,
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Pakan berkualitas adalah pakan yang
kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang.

Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan
berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembang biak
dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak
yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Sehingga pada intinya pakan dapat
menentukan kualitas ternak.

Pakan dapat dikatakan berkualitas baik jika mampu memberikan seluruh


kebutuhan nutrisi secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrisi tersebut
bagi ternak. Dengan pakan yang berkualitas baik, proses metabolisme yang terjadi
di dalam tubuh ternak akan berlangsung secara sempurna, sehinggga ternak akan
dapat memberikan hasil akhir berupa daging sesuai dengan harapan.

Sebelum menyusun ransum, sebaiknya kita harus mengetahui bahan baku pakan
ternak berdasarkan bentuk fisik, asal dan kelasnya dan mengelompokkannya
beberapa sampel bahan baku pakan ternak berdasarkan bentuk, fisik, asal, dan
kelasnya dari suatu bahan pakan.

Berikut Ini Klasifikasi Bahan Pakan Menurut Asalnya yang terbagi atas 3 yaitu
(Santoso, 1996) :

1. Bahan pakan nabati


Adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan nabati
ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-daunan.
Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan

6
protein tinggi seperti bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal
kacang-kacangan. Dan tentu saja kaya akan energi seperti jagung.
2. Bahan pakan asal hewan.
Umumnya merupakan limbah industri, sehingga sifatnya memanfaatkan
limbah. Bahan pakan hewani yang biasa digunakan adalah tepung ikan, tepung
tulang, tepung udang dan tepung kerang. Beberapa bahan pakan hewan yang
lain adalah cacing, serangga, ulat dan lain-lain. Bahan-bahan pakan ini
ditemukan ayam yang dipelihara secara intensif, cacing, serangga dan lain-lain
tidak diberikan. Tetapi bekicot yang banyak didapat di musim hujan, sudah
mulai diternakkan, merupakan bahan pakan alternatif yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.
3. Bahan Pakan Asal Ikan
Adalah pakan ternak yang berasal ikan. Contohnya yakni tepung ikan dan
tepung kepala udang (tepung rese). Tepung ikan berasal dari ikan sisa atau
buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri
makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya
berkisar antara 60 – 70%. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan
karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.

B. Ketersediaan Pakan

Bahan pakan adalah bahan hasil pertanian,perikanan, peternakan, atau bahan


lain, serta yang layak dipergunakan sebagai pakan, baik yang telah diolah maupun
yang belum diolah. Pakan memegang peranan penting dalam budidaya ternak
umumnya,dan ternak ruminansia khususnya, seperti sapi, kambing, domba, dan
kerbau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan berpengaruh 60-70% terhadap
produktivitas ternak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keuntungan pada
peternak dalam menekuni usaha peternakan. Ketika harga pakan mahal, sementara
produktivitas ternak rendah atau produktivitas tetap, maka keuntungan yang
diperoleh menjadi kecil atau bahkan rugi. Ketersediaan bahan baku pakan dan
lokasi produksinya sangat menentukan harga pakan. Sumber bahan baku pakan
yang lokasinya jauh dari pabrik pakan akan menyebabkan harga per satuan unit
pakan menjadi mahal, karena adanya biaya transportasi untuk mengangkut ke

7
pabrik pakan. Makin jauh jarak sumber bahan baku pakan dengan pabrik pakan,
makin tinggi biaya transportansinya.

Dalam bidang budidaya ternak, harus mempertimbangkan efisiensi.Efisiensi


akan dapat dicapai secara maksimal bila cermat dalam memilih bibit dan pemberian
pakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu nutrisi. Hal ini merupakan aplikasi
konsep yang merumuskan bahwa penampilan ternak dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan, serta interaksi keduanya. Lingkungan dimaksud adalah
pakan yang diberikan. Pakan yang diberikan harus memenuhi standar gizi yang
cukup dan seimbang. Bahan pakan untuk ternak ruminansia sebagian besar berasal
dari tumbuhan pakan atau sering disebut hijauan pakan sebagai sumber serat.
Hijauan pakan mutlak diperlukan oleh ternak ruminansia, karena ternak ruminansia
memiliki rumen yang didalamnya mengandung mikroba pencerna serat. Mikroba
rumen ini sebagai sumber asam amino bagi ternak ruminansia yang dapat
memenuhi kebutuhan asam amino untuk ternak sebesar 60-80%.

C. Pemilihan Bahan Baku

Pakan ternak yang dihasilkan berupa pakan penguat (konsentrat) yang


diproduksi dengan menggunakan bahan baku rumput, jerami maupun limbah ikutan
pertanian dicampur dengan tetes tebu atau mollasse dan bekatul. Bahan baku
tersebut cukup tersedia di daerah lokasi dan sekitar pabrik serta mempunyai
kandungan protein cukup yang diperlukan oleh ternak. Pengadaan bahan baku, baik
kontinuitas, ketersediaanya, maupun harga dan kualitas bahan baku sangat penting
bagi perkembangan suatu industri pakan. Dalam pengadaan bahan baku untuk
pabrik pakan, maka beberap hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Melakukan pemesanan sesuai dengan proyeksi produksi


2. Melakukan proses MRP (Material Requrement Planning)
3. Melakukan MoU dengan para pemasok
4. Memeriksa kualitas dan kuantitas bahan
5. Mengelola penyimpanan bahan baku sesuai dengan standar kualitas
6. Mapping pasar

8
7. Pengadaan stok berdasarkan produksi dan pasar

Penerimaan bahan baku pakan ternak merupakan salah satu aktivitas penting
dalam produksi pakan ternak.

D. Prosedur Penerimaan Bahan Baku Pakan

Prosedur pembelian dan penerimaan bahan baku yang dikembangkan oleh


bagian manajemen perusahaan merupakan garis pertahanan awal dalam keamanan
pabrik, kualitas ransum dan memberikan kontribusi terhadap keuntungan
perusahaan. Industri pakan ternak harus mengembangkan dan mengikuti suatu
prosedur penerimaan bahan baku yang meliputi pemeriksaan dokumen bahan yang
dikirim, pemeriksaan sensorik (sensory) bahan baku dan dokumen penerimaan.
Prosedur penerimaan bahan baku diperlukan untuk menjamin bahan baku yang
datang sesuai dengan spesifikasi kualitas kontrak pembelian.

Kapasitas Produksi: Kapasitas produksi industri pakan ternak lebih kurang satu
ton per jam. Pada periode produksi awal/tahun direncanakan pabrik akan
berproduksi 80% dari kapasitas yang ada. Proses Produksi: rumput atau jerami padi
disortasi dengan mesin feeder, selanjutnya dipotongpotong dengan mesin shredder
yang secara otomatis masuk dari mesin feeder, Selanjutnya dari mesin shredder
dimasukkan ke mesin mixer dan bersamaan dengan itu dituangi mollasse dan
bekatul dari tangki masing-masing bahan. Selesai proses pencampuran pada mesin
mixer, pakan konsentrat dikemas ke dalam kantung plastik ukuran 50 kg per sak
dengan menggunakan mesin screw conveyor dan terakhir dipindah ke gudang
barang jadi.

9
E. Aspek Teknik dan Teknologi

Secara teknis dan operasional, kecenderungan industri pakan dapat dibedakan


menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan penggunaan teknologi dan berdasarkan skala
pengusahaannya.

Berdasarkan penggunaanteknologi, industri pakan diklasifikasikan menjadi


industri modern dan industri manual. Industri pakan dengan teknologi modern
merupakan industri dengan skala pengusahaan besar, dimana pada umumnya hasil
produksinya dalam bentuk pellet dan mass yang diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan pakan unggas (broiler dan layer) dan aquafeed (ikan). Skala
pengusahaan industri dan atau pabrik pakan dapat dibedakan sebagai berikut:
4. Skala kecil: tingkat produksi + 1 ton/jam; menggunakan teknologi manual, dan
peralatan sederhana.
5. Skala menengah: tingkat produksi +10 ton/jam; menggunakan teknologi semi
otomatis.
6. Skala besar: tingkat produksi 25 ton/jam; menggunakan teknologi otomatis.
Industri dan atau pabrik pakan pada skala pengusahaan besar juga
mengembangan pola kemitraan, dan bahkan menguasai hampir seluruh
subsistem dari hulu sampai hilir.

Skala pengusahaan tersebut setidaknya memberikan gambaran dasar, bahwa


pengusahaan industri pakan ternak juga dimiliki oleh pengusaha besar dan juga
usaha kecil menengah. Kondisi ini dalam perkembangannya memerlukan perhatian
khusus dan dukungan pembiayaan, terutama untuk usaha kecil menengah industri
pakan. Perkembangan dan pergeseran kinerja industri pakan sebenarnya telah
dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. Namun pemahaman terhadap perkembangan
dan dinamisasi ini dapat kita ketahui sejak terjadinya keterpurukan industri
peternakan pada saat krisis ekonomi berlangsung. Pada tahun 1999 lalu, produksi
pakan diperkirakan mencapai 3,8 juta ton (Trobus, 2000), jumlah yang jauh
menurun dibanding sebelum krisis ekonomi, sekitar 6 juta ton pada tahun 1997.
Namun demikian, kondisi ini tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2000
kembali terjadi peningkatan.

10
Peningkatan ini merupakan dampak positif meningkatnya kembali produksi
ternak, terutama ternak unggas, karena hampir 80% produksi pakan diperuntukkan
bagi ayam dan sisanya untuk babi dan aquafeed (ikan dan udang). Peningkatan
populasi dan produksi peternakan harus didukung oleh ketersediaan sarana
produksi ternak yang memadai, murah dan mudah diperoleh, termasuk didalamnya
ketersediaan pakan. Seperti diketahui bahwa terdapat tiga unsur utama yang
menentukan produktivitas usaha peternakan, yang dikenal dengan istilah gold
triangle, yaitu Breeding, Feeding,dan Management.

Unsur penentu dalam keberhasilan teknis dan ekonomis peternakan adalah


kemampuan mengintegrasikan ketiga faktor di atas (BreedingFeeding-
Management), sehingga tercapai hasil yang efisien. Fungsi pakan bagi ternak tidak
hanya sebagai sumber energi untuk hidup, tetapi pakan tersebut juga berperan
sebagai bahan yang akan diubah bentuknya menjadi daging, susu atau telur,
sehingga ketersediaan pakan berkualitas menjadi syarat utama untuk dapat
menghasilkan daging, telur, dan susu yang berkualitas juga. Pakan yang berkualitas
tinggi tentunya akan memberikan tingkat efisiensi dalam penggunaan sumber daya
dan pembiayaan usaha, karena kualitas pakan yang baik akan memberikan
implikasi positif terhadap aspek produksi dalam budidaya ternak. Semakin
bertambahnya kebutuhan akan ternak maka penyediaan pakan untuk produksi
ternak otomatis juga meningkat. Oleh karena itu, keberadaan industri dan atau
pabrik pakan merupakan suatu hal yang relevan dengan pertumbuhan industri
peternakan. Hal tersebut jelas-jelas merupakan peluang yang masih potensial
digarap sebagai unit bisnis dengan prospek pasar yang jelas.

Teknologi pengolahan pakan merupakan suatu perangkat yang secara sengaja


didesain untuk mengubah keadaan pakan secara fisik, kimia dan biologi baik pakan
tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru dengan keadaan fisik dan kimia
berbeda dengan yang sebelumnya. Kondisi bahan pakan baru yang merupakan
produk dari teknologi pada umumnya dapat disimpan lebih lama dan diharapkan
dapat mengalami peningkatan fisik dan kimia. Pemanfaatan teknologi pakan ternak
saat ini menjadi penting khususnya untuk menjamin kelangsungan usaha
peternakan baik di sektor perunggasan, ruminansia dan monogastrik lainnya. Bahan

11
pakan yang dapat diproses dapat bersumber dari hijauan, konsentrat, limbah
industri dan bahan pakan sisa hasil pertanian dan perkebunan. Teknologi
pengolahan pakan bahkan bisa menciptakan bahan-bahan yang kurang berguna
misalnya limbah pasar untuk diproses menjadi pakan ternak yang memiliki nilai
nutrisi tinggi dan bermanfaat bagi ternak.

F. Urgensi Teknologi Pengolahan Pakan

Keberadaan teknologi pengolahan pakan ternak dapat membantu mengatasi


fluktuasi produksi pakan melalui teknologi pengawetan dan penyimpanan hijauan
dan lainnya. Pakan merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas
ternak dan biaya usaha peternakan. Sebagian besar biaya produksi dalam usaha
peternakan, didominasi oleh biaya pakan. Oleh karena itu pengaturan dan
manajemen pengelolaan pakan yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas ternak maupun keuntungan usaha. Kendala yang sering dihadapi
dalam sistem peternakan khususnya di negara sedang berkembang seperti di
Indonesia yaitu keterbatasan penyediaan pakan khususnya untuk ternak ruminansia
(sapi, kerbau, domba dan kambing).

Sebagian besar pakan masih mengandalkan hijauan dan sisa-sisa hasil pertanian
yang produksi dan penyediaanya sangat tergantung pada musim. Pada musim hujan
dan panen, ketersediaan pakan melimpah, namun sebaliknya pada musim kemarau
atau musim tanam produksi hijauan atau sisa pertanian sangat terbatas, sehingga
ternak pada umumnya mengalami kekurangan suplai pakan. Upaya untuk
penyediaan pakan ternak harus dilakukan secara komprehnsif tentang pakan yang
meliputi penerapan konsep budget hijauan atau pakan, pengembangan usaha
integrasi antara ternak dan tanaman pangan atau tanaman perkebunan,
pengembangan bibit hijauan unggul, pemanfaatan lahan-lahan pekarangan dan
pematang sawah, pengembangan dan pemanfaatan legum pohon secara maksimal
dan penerapan teknologi pakan ternak dan penyebaran teknologi tersebut kepada
petani/peternak. Dengan tingkat kepemilikan ternak yang terbatas, peternak lebih
mengandalkan pakan dari lahan lahan kosong di pinggir jalan, pematang sawah,
areal persawahan setelah panen dengan sistem penggembalaan (grazing) atau model
potong angkut (cut and curry).

12
Model seperti ini sangat ditentukan oleh musim, dan sulit sekali bagi peternak
untuk meningkatkan jumlah ternaknya. Pada musim kemarau tiba, kekurangan hijauan
makanan ternak (pakan) sungguh dirasakan oleh para penernak. Hal ini disebabkan karena
produksi hijauan pakan mengalami penurunan tajam atau hanya sekitar 50% dari produksi
rata-rata perbulan. Disamping itu dengan kesibukan peternak yang juga sebagai petani yang
harus mengurus tanaman di kebun atau di sawah, juga menjadi kendala dalam pengadaan
pakan untuk ternaknya.

Disisi lain dengan fokus utama sistem pertanian kita pada tanaman pangan,
maka ketersediaan sisa hasil pertanian dan perkebunan dapat dijadikan sebagai
potensi pakan bagi ternak ruminansia. Secara nasional penggunaan lahan untuk
tanaman pangan mengalami penurunan pada beberapa komoditi seperti padi,
kacang tanah, ubi jalar. Namun beberapa komoditi lain seperti jagung, kedelai dan
kacang hijau lahan yang digunakan justru mengalami kenaikan (Bamualim, dkk.,
2010). Namun secara umum, produk sampingan yang berasal dari tanaman pangan,
perkebunan dan lain-lain pada umumnya memiliki kualitas nutrisi yang rendah.
Agar bahan-bahan yang bersumber dari sisa pertanian dan lain-lain memiliki nilai
nutrisi yang lebih baik, penerapan teknologi pengolahan dan pengawetan pakan
harus diterapkan. Teknologi pengolahan pakan juga menjembatani dalam
pemanfaatan sumber pakan yang melimpah pada musim kelebihan pakan dan
memanfaatkannya pada musim kekurangan. Modul ini memuat informasi dan
membahas tentang teknologi pengolahan pakan khususnya untuk ternak baik
ungags maupun ruminansia.

13
G. Tujuan Teknologi Pengolahan Pakan

Penerapan teknologi pengolahan pakan secara umum memiliki beberapa tujuan,


yaitu untuk pengawetan dan penyimpanan pakan; pengaturan ukuran partikel pakan
sesuai dengan kebutuhan; mengatur kadar bahan kering pakan; meningkatkan
palatabilitas; meningkatkan/menstabilkan nilai nutrisi; mengurangi bau, jamur,
salmonella dan suplementasi dan proteksi nutrisi. Secara spesifik tujuan pengolahan
dan pengawetan pakan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memanfaatkan kelebihan produksi bahan pakan pada musim berlimpah


b. Untuk menyimpan pakan/hijauan untuk digunakan pada musim kekurangan
c. Untuk keperluan transport ternak
d. Untuk perdagangan
e. Untuk keperluan peternakan secara intensif
f. Untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan
g. Untuk mengubah limbah pertanian dan perkebunan yang kurang berguna
menjadi produk yang berdaya guna
h. Untuk mengubah limbah pasar menjadi pakan ternak i. Untuk meningkatkan
nilai pakan bahan pakan ternak

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknologi pengolahan pakan merupakan suatu perangkat yang secara sengaja


diciptakan untuk mengubah keadaan pakan secara fisik, kimia dan biologi sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang dan ditingkatkan nilai nutrisinya. Keberadaan
teknologi pengolahan pakan sangat penting untuk mendukung keberlangsungan
usaha peternakan. Teknologi pengolahan pakan ditujuakan untuk dapat melakukan
penyimpanan pakan dan penyediaan pakan ternak secara fleksibel dan
berkesinambungan.

Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan
berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembang biak
dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak
yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Sehingga pada intinya pakan dapat
menentukan kualitas ternak.

15

Anda mungkin juga menyukai