Anda di halaman 1dari 16

USULAN PENELITIAN

PENERAPAN PETERNAKAN BERKELANJUTAN DENGAN PEMANFAATAN


URINE KELINCI UNTUK NUTRISI FODDER JAGUNG SEBAGAI PAKAN
SUBTITUSI TERNAK KELINCI

TIM PENGUSUL

Sritiasni, S.Pt., M.Si. 19641124 199203 2 002 (Ketua)


Maria Herawati, S.Pt., M.Si. 19840322 201902 2 001 (Anggota)
Ni Putu Vidia Tiara Timur, M.Si. 19921127 201902 2 003 (Anggota)
Bangkit Lutfiaji Syaefullah, M.Sc. 19930511 201902 1 001 (Anggota)
Ebit Eko Bachtiar, S.ST. 7700010348 (Anggota)

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUH DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
MANOKWARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Penerapan Peternakan Berkelanjutan dengan Pemanfaatan


Urine Kelinci untuk Nutrisi Fodder Jagung sebagai Pakan
Subtitusi Ternak Kelinci
Tim Peneliti :
Nama/NIP Jabatan
Dosen : Sritiasni, S.Pt., M.Si. / 19641124 199203 2 002 Ketua
Maria Herawati, S.Pt., M.Si. / 19840322 201902 2 001 Anggota
Ni Putu Vidia Tiara Timur, M.Si. / 19921127 201902 2 003 Anggota
Bangkit Lutfiaji Syaefullah, M.Sc. / 19930511 201902 1 001 Anggota
PLP : Ebit Eko Bachtiar, S.ST. / 7700010348 Anggota
Mahasisw : Avonita J.N.F. Roland / 06.03.18.004 Anggota
a
Erlangga Giri Sunu / 06.03.18.009 Anggota
Irma / 06.03.18.015 Anggota
Jakia Rumabuan / 06.03.18.016 Anggota
Jems R. Atewa / 06.03.18.017 Anggota
Maria Aprilia Sanger / 06.03.18.021 Anggota

Biaya Penelitian : Rp. 15.000.000,00


Manokwari, 14 Februari 2022
Menyetujui,
Kepala UPPM Polbangtan Ketua Peneliti,
Manokwari,

Dr. Oeng Anwarudin, S.Pt., M.Si. Sritiasni, S.Pt., M.Si.


NIP. 19790304 200312 1 003 NIP. 19641124 199203 2 002

Mengetahui,
Direktur POLBANGTAN
Manokwari

drh. Purwanta, M.Kes.


NIP. 19740905 200312 1 001
DAFTAR ISI

Halaman

ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iv

RINGKASAN....................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

2.1 Penginderaan Jauh................................................................................... 3

2.2 Unmanned Aerial Vehicle (UAV)............................................................... 4

2.3 Geographic Information System (GIS)...................................................... 6

2.4 Hijaun Makanan Ternak............................................................................ 7

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 9

3.1 Materi Penelitian........................................................................................ 9

3.2 Metode Penelitian...................................................................................... 9

3.3 Analisis Data..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

LAMPIRAN..........................................................................................................19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Aplikasi PIX4D..................................................................................11


Gambar 2. Aplikasi Agisoft.................................................................................11
Gambar 3. Aplikasi Quantum GIS......................................................................12

iv
RINGKASAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian besar


penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil alam,
kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk pertanian. Meskpiun demikian, dalam
beberapa tahun terakhir disebagian besar wilayah Indonesia mengalami alih
fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan pemukiman, sehingga peternak
menjadi kesulitan dalam mencari pakan.
Pakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
keberlanjutan suatu usaha peternakan. Suplai pakan yang kontinu dan murah
tetapi memiliki nilai nutrisi yang tinggi merupakan faktor yang sangat
dibutuhkan. Kurangnya ketersediaan dan juga fluktuasi dalam jumlah dan
kualitas sumber pakan yang terjadi sepanjang tahun akan berpengaruh pada
produktivitas ternak yang berpengaruh pada keuntungan yang didapat dari hasil
beternak (Yulistiani, 2012).
Beberapa inovasi telah dilakukan oleh peternak seperti penggunaan
pakan komplit dan konsentrat untuk meningkatkan berat badan ternak. Inovasi
tersebut memang cocok, namun untuk ternak yang hidupnya tergantung
dengan hijaun pakan tidak akan sepenuhnya tercukupi kebutuhan seratnya.
Serat kasar pakan dibutuhkan ternak untuk merangsang gerakan saluran
pencernaan, pada ternak ruminansia serat kasar digunakan sebagai sumber
energi (Has et al., 2014) Oleh karena itu, pemanfaatan limbah pertanian
menjadi solusi bagi peternak. Limbah pertanian seperti jerami dan daun kelapa
sawit sangat banyak tersedia diberbagai daerah, walaupun kebutuhan akan
serat tercukupi namun memiliki nilai kualitas yang rendah. Sebagai alternatif,
peternak memberikan pakan hijauan dari jenis leguminosa yang memiliki nilai
nutrisi yang tinggi dengan kandungan protein 20-30% (Leng, 1997). Akan
tetapi, ketersediaan pakan jenis leguminosa terpengaruh oleh faktor musim.
Faktor musim menjadi salah satu faktor penentu ketersediaan pakan,
khususnya hijauan. Fluktasi ketersediaan pakan hijauan secara periodik selalu
terjadi setiap tahun (Handayanta et al., 2015).

1
Selain permasalahan pakan, peternak juga disibukan dengan limbah
yang dihasilkan sebagai hasil sampingan usaha peternakan baik cair, padat
maupun gas. Berdasarkan data FAO tahun 2006 menunjukan bahwa 18%
pencemaran lingkungan berasal dari peternakan. Oleh karena itu, peternak
selain berfikir terkait pakan juga terkait pengolahan limbah, karena apabila
peternakan tidak memperhatikan pengolahan limbah akan berdampak pada
kelangsungan usahanya dan kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.
Berdasarkan hal tersebut, munculah istilah yang dalam beberapa tahun terakhir
menjadi perbincangan di dunia peternakan yaitu peternakan berkelanjutan.
Peternakan bekelanjutan menurut Food and Agriculture Organization
(FAO) merupakan pengelolaan dan konservasi sumber daya alam. Orientasi
perubahan teknologi dilakukan sedemikian rupa sehingga menjamin kebutuhan
manusia secara berkelanjutan. Beberapa strategi yang dilakukan untuk
membangun peternakan berkelanjutan seperti memilih lokasi pengembangan
ternak, memanfaatkan lahan suboptimal untuk peternakan, mengoptimalkan
program LEISA (low external input sustainable agriculture) dan zero waste,
membangun peternakan terintegrasi, dan memanfaatkan sumber daya genetik
lokal (Bahri dan Tiesnamurti, 2012). Salah satu bentuk penerapan peternakan
berkelanjutan yang dapat peternak lakukan yaitu dengan teknologi Organic
Fodder System (Sunandar et al., 2020).
Organic Fodder System adalah sistem tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media utamanya. Sistem ini menggunakan sistem organik yang sama
sekali tidak tergantung pada bahan kimia. Organic Fodder System mampu
menghasilkan hijauan pakan yang memiliki nutrisi yang berkualitas dengan
biaya rendah dan dalam waktu yang singkat serta tidak tergantung dengan
musim, sehingga dapat diaplikasikan sepanjang tahun (Soetanto, 2002;
Sunandar et al. 2020). Pada Organic Fodder System kebutuhan nutrisi
diberikan bersamaan dengan irigasi atau dikenal dengan istilah fertigasi. Pada
fertigasi penggunaan pupuk dapat diatur dalam jumlah dan konsentrasi yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman selama musim pertumbuhan tanaman untuk
memperoleh hasil yang optimal dengan kualitas baik (Hermanto, 2003). Nutrisi
yang diberikan pada penelitian kali ini adalah urine kelinci yang diproses

2
menjadi pupuk organik cair. Kandungan unsur hara yang relatif lebih tinggi dari
urine ternak lain yaitu N, P, dan K masing-masing 2,72%, 1,1%, dan 0,5%
menjadikan urine kelinci berpotensi mengganti nutrisi berbahan kimia untuk
fodder (Sholikhah et al., 2018). Berdasarkan hal tersebut, maka dari itu pada
penelitian ini akan mengkaji terkait pemanfaatan urine kelinci sebagai nutrisi
pada Organic Fodder System dan aplikasinya terhadap pertumbuhan ternak
kelinci.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakasanakan di Kampus II Anday dan Laboratorium
BPTP Papua Barat pada bulan Maret sampai November 2022.

3.2 Materi Penelitian


Alat dan Bahan pada penelitian ini meliputi kelinci 16 ekor betina umur 2
bulan, urine kelinci, bibit jagung, instalasi kandang dan peralatannya, instalasi
fodder dan perlengkapannya, ampas tahu, dedak, timbangan digital, dan alat
tulis.

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan
adalah perbedaan larutan perendaman biji jagung, perbedaan larutan
penyiraman bibit jagung dan perbedaan rasio pemberian pakan fooder jagung
ke kelinci. Variabel yang diamati adalah Presentase Perkecambahan,
Presentase Kecambah Normal, Tinggi Fooder Jagung, Produksi Fooder Segar,
Produksi Bahan Kering Fooder, Kadar Protein Fooder, Kadar Serat Kasar
Fooder, Pertumbuhan Bobot Badan Kelinci, dan Konsumsi Pakan Kelinci.

3.4 Analisis Data


Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Searah
dengan menggunakan program analisis data SPSS dan Microsoft Excell.
Apabila terdapat perbedaan akan dilakukan uji lanjut contras orthogonal.

3.5 Prosedur Penelitian


Penelitian dilaksanakan denga 2 tahap, yaitu tahap penumbuhan fodder
jagung dan tahap pemeliharaan kelinci.
3.5.1 Fooder Jagung (Suharto et al., 2018).
1. Penyiapan Biji Jagung
Penanaman fodder jagung diawali dengan menyiapkan media tanam
berupa nampan yang diberi lubang agar air tidak menggenang. Menyiapkan biji

5
jagung dengan mencuci dan menyortir biji yang mengapung dan busuk untuk
dibuang. Kemudian biji yang terpilih direndam selama 12 jam lalu ditiriskan dan
ditempatkan di media yang telah disiapkan. Perendaman dilakukan dengan 4
(tiga) larutan sebagai perlakuan dan 5 (lima) ulangan.
L0 = Air PDAM
L1 = AB Mix
L2 = POC Urine Kelinci
L3 = EM4
2. Pemeliharaan Fooder Jagung
Biji yang sudah ditempatkan di nampan selanjutnya dilakukan
penyiraman setiap 4-8 jam/hari. Fodder jagung hidroponik ditutup dengan kain
selama 2 hari dalam kondisi gelap atau sampai tumbuh akar. Setelah tumbuh
akar dapat diangkat dan dibuka dan ditempatkan pada tempat yang terang dan
disiram dengan menggunakan larutan nutrien setiap 4-8 jam/hari. Setelah
tumbuh akar dapat diangkat dan dibuka serta ditempatkan pada tempat yang
terang. Setelah 9 hari fodder jagung hidroponik siap dipanen dengan cara
menggulung bagian akarnya. Penyiraman dilakukan dengan 3 (tiga) larutan dan
5 (lima) ulangan.
S0 = Air PDAM
S1 = AB Mix
S2 = POC Urine Kelinci
S3 = EM4
3.5.2 Pemeliharaan Kelinci
Kelinci sebanyak 16 ekor dengan jenis kelamin betina dan umur 3 bulan
dipelihara di kandang individu dengan lama pemeliharaan 3 bulan. Kelinci diberi
makan setiap pagi dan sore, serta air minum diberikan secara adlibitum.
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 (lima) perlakuan dan 4 (empat) ulangan.
P0 = Pakan Komplit
P1 = Pakan Komplit + Fooder Jagung 15 %
P2 = Pakan Kompitl + Fooder Jagung 30 %
P3 = Pakan Komplit + Fooder Jagung 45 %

6
P4 = Pakan Komplit + Fooder Jagung 60 %

7
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S dan B., Tiesnamurti. 2012. Strategi Pembangunan Peternakan


Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Sumber Daya Lokal. Jurnal Libang
Pertanian, 31(4): 142-152.
Has, H., A. Napirah., A. Indi. 2014. Efek Peningkatan Serat Kasar dengan
Menggunakan Daun Murbei dalam Ransum Broiler Presentase Bobot
Saluran Pencernaan. JITRO, 1(1): 63-69.
Handaryanta, E., E. T. Rahayu, M. A. Wibowo. 2015. Aksebilitas sumber pakan
ternak ruminansia pada musim kemarau di daerah pertanian lahan kering.
Jurnal Sains Peternakan, 13 (2): 105-112.
Hermanto, D. 2003. Evaluasi Produksi dan Kualitas Nutrisi Hijauan Jagung
(Zea mays L) dari Penanaman Hidroponik. Skipsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Leng, R.A. 1997. Tree Foliage in Ruminant Nutrition. Animal Production and
Health Paper. No. 139. FAO Rome, Italy.
Suharto, A.R., F.M. Suhartati, dan Munasik. 2018. Kecernaan Bahan Kering
dan Bahan Organik Pakan Domba Lokal yang diberi Fodder Jagung
Hidroponik dan Hijauan Lain secara In Vitro. Journal of Livestock and
Animal Production, 1(3): 12-18.
Sunandar, D.W., Reski S.Y., Amaliah, S.N., dan U. Sara. 2020. Evaluasi
Pemanfaatan Fodder sebagai Pakan untuk Ternak Ruminansia. Jurnal
Agrisistem, 16(1): 44-50.
Soetanto, H. 2002. Kebutuhan Gizi Ternak Ruminansia menurut Stadia
Fisiologinya. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya, Malang.
Sholikhah, U., Illia S.M., dan Wahyu I.D.F. 2018. Pemanfaaatan Limbah Urine
Kelinci menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Asian Journal of Innovation
and Entrepreneurship, 3(2): 204-208.
Yulistiani. 2012. Mulberry Foliage as a Protein Supplement in Dairy Cattle Diet.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

8
LAMPIRAN

Lampiran 1. Identitas Peneliti

Dosen :
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap :
b. NIDN/NIP :
c. Jabatan Akademik :
d. Program Studi : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
e. Nomor HP :

PLP:
Anggota Peneliti (5) :
a. Nama Lengkap :
b. NIP :
c. Jabatan Akademik :
d. Program Studi : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
e. Nomor HP :

9
Mahasiswa:
Anggota Peneliti (6):
a. Nama Lengkap :
b. NIRM :
c. Program Studi : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
d. Semester :
e. Nomor HP :

10
Lampiran 2. Rincinan Anggaran Biaya
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan Ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengajuan Proposal
Seleski Proposal
Seminar Proposal
Pelaksanaan Penelitian
Identifikasi Wilayah
Pengambilan Citra Drone
Pengolahan Data Citra
Seminar Hasil
Pelaporan Penelitian
Publikasi Ilmiah

11

Anda mungkin juga menyukai