Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PERTAMBAHAN BOBOT BADAN LEOPARD


GECKO (Eublepharis macularius) YANG DIBERIKAN PAKAN
BERUPA ULAT HONGKONG DAN MAGGOT

FEBRI RIZKI ABDURAHMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
2
Judul Proposal : ANALISIS PERTAMBAHAN BOBOT BADAN LEOPARD
GECKO (Eublepharis macularius) YANG DIBERIKAN
PAKAN BERUPA ULAT HONGKONG DAN MAGGOT

Nama : Febri Rizki Abdurahman


NIM : B04160010

Disetujui oleh

Drh. Adi Winarto, PhD Pembimbing II


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh
Wakil Dekan Bidan Akademik dan Kemahasiswaan

Prof. Drh. Agus Setiyono, MS, PhD, APVet


NIP. 19630810 198803 1 004

3
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2

Leopard Gecko 2
Ulat Hongkong 3
Maggot 4
Pertambahan Bobot Badan 4
METODE PENELITIAN 5

Waktu dan Tempat Penelitian 5


Alat dan Bahan Penelitian 5
Metode Penelitian 5
Persiapan Hewan 5
Pemberian Pakan 5
Jenis-Jenis Perlakuan 5
Pengukuran Bobot Badan 6
Pengolahan Data 6
DAFTAR PUSTAKA 6
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hewan peliharaan eksotik merupakan istilah yang merujuk kepada hewan


peliharaan selain anjing dan kucing. Hewan peliharaan eksotik meliputi burung,
reptil, amfibi, dan sebagian mamalia kecil. Dalam istilah lain hewan eksotik adalah
hewan yang berasal bukan dari daerah hewan itu ditemukan (Sirois 2015). Reptil
merupakan hewan melata yang memiliki ciri-ciri tubuh yang ditutupi oleh sisik dari
zat tanduk, bernapas menggunakan paru-paru, termasuk kedalam hewan berdarah
dingin, memiliki sistem peredaran darah tertutup serta dapat berkembang biak
secara vivivar atau ovovivivar (Astuti 2007). Reptil merupakan hewan vertebrata
atau bertulang belakang yang terdiri dari ular, kadal, buaya, kura-kura, penyu dan
tuatara. Terdapat sekitar 7900 spesies reptil yang hidup di dunia. Reptil dapat
ditemukan pada habitat yang memiliki iklim sedang ataupun tropis. Habitat reptil
antara lain padang pasir, hutan, lahan basah air tawar, hutan bakau dan laut terbuka.
Saat ini reptil banyak dipelihara karena memiliki keunikan dan variasi warna.
Keunikan dan variasi warna dari reptil membuat para pencinta satwa untuk
mengembangbiakan dan menangkarkan reptil (Putranto et al. 2016).
Leopard gecko merupakan kadal kecil yang merupakan salah satu jenis dari
tokek. Warna dari leopard gecko umumnya adalah kuning pucat dengan banyak
bintik hitam yang menjadikan namanya leopard gecko. Wajah leopard gecko selalu
terlihat tersenyum, hal ini menjadikan leopard gecko banyak diminati sebagai
hewan peliharaan. Penampilan yang menarik dari leopard gecko serta mudahnya
pemeliharaan leopard gecko menjadikan leopard gecko salah satu reptil yang
populer yang dijadikan sebagai hewan peliharaan di dunia (Vosjoil et al. 2017).
Leopard gecko menjadi salah satu reptil yang memiliki penggemar. Hal yang
menjadi leopard gecko banyak diminati karena memiliki warna yang cukup
mencolok, memiliki karakter yang sangat jinak, tidak dapat merayap di dinding,
tidak memiliki bunyi seperti tokek rumah dan tidak perlu diberimakan setiap hari.
Harga dari leopard gecko bervariasi tergantung dari kualitas leopard gecko (Halim
2013). Menurut Susilo dan Rahmat (2010) leopard gecko sangat mudah untuk
dipelihara dan dikembangbiakan serta leopard gecko tidak perlu perawatan khusus
seperti tokek hias lainnya.
Mealworm atau yang biasa disebut ulat hongkong merupakan larva yang
dimanfaatkan sebagai pakan hewan peliharaan seperti burung, ikan, landak mini,
dan reptil. Budidaya dari ulat hongkong sangat mudah dan memiliki peluang bisnis
yang besar. Dalam membudidayakan ulat hongkong hanya perlu disediakan media
yang berfungsi sebagai pakan, tempat berproduksi dan bereproduksi. Media yang
biasanya digunakan dalam pemeliharaan ulat hongkong adalah ampas tahu kering
(Hapsari et al. 2018). Ulat hongkong dijakan pakan favorit untuk hewan karena
memiliki protein kasar sebanyak 48%, lemak kasar 40%, kadar abu 3%, kadar air
57%, serta kandungan ekstrak non nitrogen sebanyak 8%. Harga jual ulat hongkong
dipasaran memiliki rentang antara Rp. 27.000 – Rp. 40.000 perkilogram
(Hartiningsih & Sari 2014).

1
Maggot merupakan larva dari black soldier fly (Hermetia illucens). Maggot
memiliki potensi sebagai sumber protein pakan dan dapat berfungsi sebagai pakan
alternatif. Maggot diteliti oleh Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
(LRBIHAT), Depok dan IRD (Institut de Recherché pour le Developpment),
Perancis sebagai salah satu pengganti tepung ikan dalam pakan (Fahmi et al. 2009).
Penggunaan maggot sebagai bahan pakan memiliki berbagai kelebihan seperti,
maggot memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi, mengandung asam
lemak esensial dan 10 macam asam amino esensial serta memiliki memiliki
kandungan anti mikroba dan anti jamur (Raharjo et al. 2016).
Penelitian mengenai maggot sebagai pakan alternatif telah dilakukan pada
beberapa jenis hewan seperti pada ayam broiler (Dengah et al. 2016), ikan bawal
(Colossoma macropomum) (Kardana et al. 2012), dan ikan nila (Oreochromis
niloticu) (Murni 2012). Penelitian mengenai maggot sebagai pakan alternatif reptil
masih jarang untuk dilakukan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertambahan bobot badan
dari leopard gecko (Eublepharis macularius) yang diberi pakan berupa maggot.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan informasi ilmiah tentang pertambahan bobot


badan leopard gecko yang diberi pakan berupa maggot, menjadi acuan untuk
memberikan pakan pada leopard gecko, dan sebagai acuan untuk penelitian lebih
lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA

Leopard Gecko

Dalam Abraham (1986) seorang ahli zoologi bernama Edward Blyth pada
tahun 1854 menggambarkan leopard gecko sebagai spesies Eublepharis
macularius. Nama Eublepharis berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Eu
yang berarti baik dan blephar yang berarti kelopak mata, hal tersebut merujuk pada
kelopak mata leopard gecko yang berkembang baik. Sedangkan macularius berasal

2
dari bahasa latin yaitu macula yang berarti bintik atau noda hitam yang mengacu
pada pola bintik hitam pada tubuh leopard gecko. Taksonomi dari leopard gecko
ialah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Order : Squamata
Suborder : Lacertilia
Family : Eublepharidae
Genus : Eublepharis
Species : Eublepharis macularius
Dasarnya di alam liar leopard gecko dapat ditemukan di Afganistan, Iran,
Pakistan dan samapai bagian Barat Laut India. Leopard gecko dapat ditemukan
pada daerah kering dan semi kering pada gurun dan dataran tinggi. Daerah gurun di
Afganistan sering terjadi serangan panas, kekeringan, dan badai pasir. Untuk
menangani serangan panas, kekeringan, dan badai pasir leopard gecko akan
bersembunyi dan tidur sepanjang hari. Tempat persembunyian leopard gecko
diantaranya di bawah batu, reruntuhan batu, celah-celah atau barang buatan
manusia (Palika 2011). Dalam Miles (2017) leopard gecko merupakan hewan
krepuskular dan bukan merupakan hewan nokturnal. Sedangkan dalam Gould et al.
(2018) leopard gecko merupakan hewan nokturnal dan krepuskular yang
menghabiskan waktu untuk bersembunyi pada saat siang hari.
Leopard gecko termasuk insectivora yang memangsa serangga untuk
kebutuhan tubuhnya. Leopard gecko memangsa berbagai jenis serangga
diantaranya kecoa Dubia (Blaptica dubia), belalang, jangkrik, larva black soldier
fly (Maggot), dan pada beberapa waktu leopard gecko dapat diberikan mealworm
(ulat hongkong) atau wax worm (Miles 2017). Namun, pada umunya yang dijadikan
pakan untuk leopard gecko yang dipelihara adalah jangkrik dan ulat hongkong.
Pemberian pakan berupa invertebrata memiliki kelebihan berupa sumber protein
yang tinggi akan tetapi sedikit mengandung kalsium. Jangkrik memiliki kadar
protein yang lebih tinggi dibandingkan ulat hongkong, sedangkan kandungan lemak
kasar ulat hongkong lebih tinggi dibandingkan jangkrik (Gauthier & Lesbarrères
2010).

Ulat Hongkong

Mealworm atau yang sering disebut ulat hongkong merupakan larva dari
kumbang dari spesies Tenebrio molitor. Siklus hidup dari ulat hongkong terdiri dari

3
telur, lalu telur akan menetas menjadi larva (mealworm) setelah larva sudah cukup
dewasa maka larva akan menjadi pupa atau kepompong kemudia dari pupa akan
menjadi kumbang. Panjang tubuh ulat hongkong dewasa dapat mencapai 33 mm
dengan diameter 33. Tubuh ulat hongong berwarna kuning dan tidak memiliki bulu
(Fitasari & Santoso 2015).

Maggot

Maggot merupakan larva dari black soldier fly (Hermetia illucens) yang
merupakan salah satu spesies dari lalat bunga. Maggot dapat diproduksi dari broses
biokonveksi. Hasil penelitian Balai Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) maggot
memiliki kadar protein yang sama seperti tepung ikan yaitu sekitar 40% sampai
50% (Kardana et al. 2012).
Black soldier fly atau lalat tentara hitam merupakan lalat yang berasal dari
Amerika lalu menyebar ke wilayah tropis dan subtropis di dunia. Black soldier fly
memiliki warna hitam dengan segmen bagian basal abdomen yang berwarna
transparant. Panjang lalat berkisar antara 15-20 mm dan memiliki masa hidup
selama 5-8 hari dan lalat betina memiliki masa hidup yang lebih singkat dari pada
lalat jantan. Siklus hidup BSF dari telur hingga menjadi lalat dewasa memerlukan
waktu sekitar 40-43 hari dan tergantung pada kondisi lingkungan. Lalat betina akan
meletakkan telurnya di dekat sumber pakan, antara lain pada bongkahan kotoran
unggas atau ternak, tumpukan limbah bungkil inti sawit (BIS) dan limbah organik
lainnya. Betina BSF mampu menghasilkan sekitar 185-1235 telur. Telur akan
menetas setelah 2 – 4 hari menjadi larva instar 1 kemudian berkembang sampai
larva instar 6 selama 22 – 24 hari. Larva instar akan menjadi pupa dan
menghabiskan waktunya selama 14 hari. Pupa akan berkembang menjadi lalat
dewasa dan setelah 3 hari menjadi lalat dewasa, maka lalat dewasa siap untuk kawin
(Wardhana 2016).

Pertambahan Bobot Badan

Pertumbuhan merupakan suatu perubahan yang dapat diukur seperti panjang,


berat, dan volume. Pertumbuhan dapat uga diartikan sebagai peningkatan bobot
badan sampai dewasa. Istilah pertumbuhan dapat diterapkan pada sel, jaringan,
orga, individu, atau satu populasi (Sonjaya 2012). Tingkat kecepatan pertambahan
bobot badan dan ukuran badan dipengaruhi oleh genetik dan pakan. Pakan yang
diberikan pada hewan akan memberikan kesempatan hewan untuk memaksimalkan
sifat genetiknya (Zulfanita et al. 2011). Pakan memiliki fungsi sebagai sumber
energi, pemelihara tubuh, dan pengatur proses biokimiawi di dalam tubuh. Protein,
lemak, karbohidrat, mineral, air, dan vitamin merupakan zat yang harus terdapat
dalam pakan (Subekti 2009). Asam amino merupakan zat yang mempengaruhi
pertambahan bobot badan. Defisiensi asam amino akan mengaibatkan
penghambatan proses pencernaan sehingga menyebabkan bobot badan menurun.
Terdapatnya asam amino isoleusin, metionin, dan arginin pada pakan menyebabkan
tidak terjadinya defisiensi asam amnino esensial (Utomo et al. 2014).

4
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di breeder leopard gecko di perumahan dramaga


cantik, Dramaga. Pengambilan data dan pengolahan data dilakukan dari bulan
Desember 2019 sampai Mei 2020.

Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan 9 ekor leopard gecko. Leopard gecko dipelihara


dalam kandang berupa box kontainer berukuran 26,5 cm x 20 cm x 8,5 cm. Kandang
dilengkapi dengan tempat air minum untuk leopard gecko. Bahan yang digunakan
sebagai pakan leopard gecko berupa jangkrik, ulat hongkong dan maggot.
Perlengkapan yang digunakan adalah timbangan.

Metode Penelitian

Persiapan Hewan
Leopard gecko dimasukkan kedalam kandang. Alas kandang leopard gecko
berupa korang bekas. Penggunaan koran bekas dapat mencegah penyakit saluran
pernafasan dibandingkan pengunaan pasir atau alas lainnya (DeRic 2012). Leopard
gecko diberikan pakan berupa jangkrik sebanyak 0,4 gram dan diberikan minum.
Secara bertahap leopard gecko yang diberikan perlakuan 2 secara bertahap pakan
yang yang berupa jangkrik digantikan dengan ulat hongkong dan maggot.

Pemberian Pakan
Leopard gecko diberikan pakan setiap senja hari yaitu pada pukul 17.00 –
18.00 WIB. Pemberian pakan pada senja hari dikarenakan leopard gecko
merupakan hewan krepuskular yang aktif pada saat menjelang malam hari dan
menjelang pagi hari. Adaptasi pakan pada leopard gecko yang diberi perlakuan
dilakukan terlebih dahulu sebelum pengambilan data.

Jenis-Jenis Perlakuan
1. Perlakuan dengan pemberian pakan berupa jangkrik
Perlakuan ini dilakukan dengan memberikan leopard gecko pakan
berupa jangkrik yang masih hidup sebanyak 0,4 gram. Perlakuan
pemberian pakan berpa jangkrik dilakukan pada saat masa adaptasi
hewan.
2. Perlakuan dengan pemberian pakan berupa maggot
Perlakuan ini dilakukan dengan memberikan leopard gecko pakan
berupa maggot yang masih hidup sebanyak 0,4 gram. Perlakuan
pemberian pakan berupa maggot dilakukan secara bertahap sebelum
pengambilan data samapai leopard gecko beradaptasi untuk memakan
maggot.
3. Perlakuan dengan pemberian pakan berupa ulat hongkong
Perlakuan ini dilakukan dengan memberikan leopard gecko pakan
berupa ulat hongkong yang masih hidup sebanyak 0,4 gram. Perlakuan

5
pemberian pakan berupa ulat hongkong dilakukan secara bertahap
sebelum pengambilan data samapai leopard gecko beradaptasi untuk
memakan mealworm.

Pengukuran Bobot Badan


Pengukuran bobot badan leopard gecko dilakukan dengan cara menimbang
leopard gecko setiap tiga hari sekali dan dilakukan selama 90 hari untuk mengatahui
pertumbuhan leopard gecko. Penimbangan pertama dilakukan sebelum diberikan
perlakuan sebagai data bobot badan awal. Penimbangan bobot badan leopard gecko
dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.

Pengolahan Data
Data bobot badan yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Exel
2013. Data dianalisa menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) dan dianalisis
secara desktiptif.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham G. 1986. Eublepharis macularius (Blyth, 1854). Sauria. 8(1): 33-34.


Astuti LS. 2007. Klasifikasi Hewan. Jakarta(ID): Kawan Pustaka.
Dengah SP, Umboh JF, Rahasia CA, Kowel YHS. 2016. Pengaruh penggantian
tepung ikan dengan tepung maggot (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap performans broiler. Jurnal Zootek. 36(1): 51-60.
DeRIC (Depok Reptile Amphibi Community). 2012. Memilih & Memelihara 35
Jenis Reptil & Amfibi Paling Digemari. Jakarta (ID): Agromedia.
Fahmi MR, Hem S, Subamia IW. 2009. Potensi maggot untuk peningkatan
pertumbuhan dan status kesehatan ikan. Jurnal Riset Akuakultur. 4(2): 221-
232.
Fitasari E, Santoso EP. 2015. Penggunaan kombinasi gross energy dan protein
terhadap konsumsi pakan dan perkembangan bobot badan ulat hongkong.
Buana Sains. 15(2): 127-136.
Gauthier C, Lesbarrères D. 2010. Growth rate variation in captive species: the case
of leopard geckos, Eublepharis macularius. Herpetological Conservation and
Biology. 5(3): 449-455.
Gould A, Molitor L, Rockwell K, Waston M, Mitchell MA. 2018. Evaluating the
physiologic effects of short duration ultraviolet b radiation exposure in
leopard geckos (Eublepharis macularius). Journal of Herpetological Medicine
and Surgery. 28(1-2): 34-39.
Halim AP. 2013. Perancangan buku panduan beternak dan berbisnis leopard gecko.
Jurnal Desain Komunikasi Visual Adiwarna. 1(2): 1-4.
Hapsari DGPL, Fuah AM, Endrawati YC. 2018. Produktivitas ulat hongkong
(Tenebrio molitor) pada media pakan yang berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan. 6(2): 53-59.

6
Hartiningsih, Sari EF. 2014. Peningkatan bobot panen ulat hongkong akibat aplikasi
limbah sayur dan buah pada media pakan berbeda. Buana Sains. 14(1): 55-
64.
Kardana D, Haetami K, Subhan U. 2012. Efektivitas penambahan tepung maggot
dalam pakan komersil terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air tawar
(Colossoma macropomum). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(4): 177-184.
Miles S. 2017. Common conditions in leopard geckos (Eublepharis macularius).
Companion Animal. 22(9): 546-551.
Murni. 2013. Optimasi pemberian kombinasi maggot dengan pakan buatan
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurnal
Ilmu Perikanan Octopus. 2(2): 192-198.
Palika L. 2011. Leopard Gecko for Dummies. Indiana (US): Wiley Publishing.
Putranto DI, Yuda P, Zahida F. 2016. Keanekaragaman reptil impor di Yogyakarta.
Biota. 1(3): 117-125.
Raharjo EI, Rachimi, Muhamad A. 2016. Pengaruh kobinasi media ampas kelapa
sawit dan dedak padi terhadap produksi maggot (Hermetia illucens). Jurnal
Ruaya. 4(2): 41-46.
Sirois M. 2015. Laboratory Animal and Exotic Pet Medicine: Principles and
Procedures, Second Edition. Elsevier.
Sonjaya H. 2012. Dasar Fisiologi Ternak. Bogor (ID): IPB Press.
Subekti E. 2009. Ketahanan pakan ternak Indonesia. MEDIAGRO. 5(2): 63-71.
Susilo AB. Rahmat P. 2010. Dasyatnya Bisnis Tokek. Jakarta (ID): AgroMedia.
Utomo JW, Sudjarwo E, Hamiyanti AA. 2014. Pengaruh penambahan tepung darah
pada pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi
pakan serta umur pertama kali bertelur burung puyuh. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan. 24(2): 41-48.
Vosjoil PD, Mazorlig T, Klingenberg R, Tremper R, Viets B. 2017. The Leopard
Gecko Manual: Expert Advice for Keeping and Caring for a Healthy Leopard
Gecko. West Sussex (UK): Fox Chapel Publishers International Ltd.
Wardhana AH. 2016. Black soldier fly (Hermetia illucens) sebagai sumber protein
alternatif untuk pakan ternak. WARTAZOA. 26(2): 69.78.
Zulfanita, Eny R, Utami DP. 2011. Pembatasan ransum berpengaruh terhadap
pertambahan bobot badan ayam broiler pada periode pertumbuhan. Mediagro.
7(1): 59-67.

Anda mungkin juga menyukai