2. Air tambak nyala pada malam hari: hal ini di amati dari sapuan kincir di malam hari yang berwarna hijau kebiruan seperti lampu neon. Pengaruh te
rhadap udang Setres (Udang sering loncat) dan nafsu makan udang berkurang. Cara menanggulanginya : penebaran molases direbus dulu den
gan dosis 1liter pertambak Sebar dolomit/kaptan sebanyak 15kg (1enber) 0,2Ha mengelilingi tambak atau di depan kincir. bisa juga dilakukan p
embuangan air permukaan pada malam hari dan pembuangan bahan Organik dari dasar tambak dengan cara disipon. Catatan” kepadatan Uda
ng permeter persegi ada di depan kincir dan belakang kincir.
Kenaikan suhu
3. Untuk menghindari kenaikan suhu terutama pada musim kemarau, umumnya dilakukan pendalaman atau upaya menaikkan permukaan air denga
n memasukkan air baru yg suhunya lebih rendah/air dingin dari inled. Jika pada musim hujan yg bersuhu dingin sedangkan lapisan bawah adal
ah air suhu panas maka kincir (aerator) harus segera di oprasikan supaya suhu merata.
4. Mengatasi setres udang di perlukan penumbuhan plankton yg stabil. untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk
dengan (TON,Ursal, super PS, monodon, linex/lodan, ARIAKE dll) bergantung kemantepan dengan kesesuaian anjuran pakai. Plankton mudah
mati saat mendung dan hujan karena kurang cahaya dan pupuk air menjadi encer atau berubah. Solusi mengatasi aplikasi kapur kaptan cukup
intensif.
Penyimpangan oksigen
5. “Penyimpangan oksigen” fitoplankton mati, kekentalan air dan jumlah pakan sudah banyak dasar kotor. Antisipasi pergantian air penyiponan, 3-
7hari pada pl-40.
Suhu
Suhu air tambak tergantung cuaca dan berpengaruh langsung terhadap nafsu makan. Laju komsumsi pakan, menurun hingga mencapai 50% p
ada suhu kurang dari 26 oC.
Suhu air di bagian dasar tambak juga di pengaruhi oleh kedalaman air, tingkat kecerahan dan gerakan air. Tingkat kecerahan akan menghamb
at penetrasi cahaya dalam air. Untuk teknologi intensif, penggunaan kincir akan mampu meratakan suhu air setiap lapisan kolom air tambak.
Penebaran kapur kaptan keliling tambak pada malam hari dengan 10kg minimal 5kg (1. ember kecil) 0.2Ha dapat membantu menahan agar suh
u pada malam hari tidak turun. Hidroksida kapur kaptan dapat menghasilkan panas. Pemberian kapur tersebut dalam cuaca dingin.
Jenis kapur kaptan / dolomit diaplikasikan untuk menaikkan alkalinitas sekaligus menaikan pH air (tingkat keasaman).
Nilai redoks potensial lumpur dasar tambak menunjukkan kondisi tanah yang dapat digunakan untuk mengikuti perkembangan fenomena reak
si kimia dan biologi dalam tambak. Nilai redoks potensial negatif menunjukkan terjadinya reaksi reduksi, yang dapat menghasilkan senyawa yan
g bersifat racun terhadap udang seperti senyawa sulfida (H2S),. Oleh sebab itu sangat penting melakukan pengamatan lumpur dasar selama p
emeliharaan untuk menentukan perlakuan: sipon & di kasih obat-obatan.
Kondisi lumpur dasar tambak selama pemeliharaan juga sangat ditentukan oleh manajemen pakan tambahan. Dampak penggunaan pakan yan
g tidak terkontrol juga akan menyebabkan permasalahan memburuknya lingkungan tambak yang dapat menyebabkan nitrit dan amonia penyaki
t dan kematian.
Pemberian pakan
Pemberian pakan pada bulan pertama dilaksanakan blind feeding mulai DOC (Day Of Culture) awal tebar sampai DOC 30 1Bulan.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan pada bulan selanjutnya yang didasarkan dengan nasfu makan udang. Nafsu makan udang dili
hat berdasarkan kontrol anco. Sedangkan blind feeding adalah pemberian pakan terhadap udang secara maksimal. Pelaksanaan blind feeding
dilakukan mulai dari DOC 1 sampai DOC 40. Pada saat blind feeding, pemberian pakan tidak mengalami pengurangan, walaupun pada kenyata
annya udang tidak mau makan. Hal ini dimaksudkan untuk pembentukan air tambak dan tidak membuat FCR tinggi. Menurut Aquaculture Divisi
on PT. pemberian pakan udang setelah blind feeding, dilakukan berdasarkan nafsu makan udang. Hal yang perlu diperhatikan dalam program p
emberian pakan dengan skoring anco yaitu FR, FCR dan nafsu makan udang. FR (feeding rate) yaitu presentasi yang digunakan untuk mencap
ai pertumbuhan optimal dan pemberian pakan yang tepat. FCR merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah bi
omassa udang yang dihasilkan. Nafsu udang makan sangat mempengaruhi dalam pembuatan program pemberian pakan udang. Hal yang me
mpengaruhi nafsu makan udang antara lain kondisi kualitas air, cuaca, kondisi dasar tambak yang kotor, suhu, kondisi pakan, periode moulting
massal, penyakit, dan teknik pengoplosan pakan saat pergantian nomor pakan.
Pemberian pakan: Pemberian pakan ditebar di feeding area. Feeding area adalah bagian dasar tambak yang digunakan sebagai sasaran pene
baran pakan dan dikondisikan selalu dalam keadaan bersih. Untuk keperluan itu dipasang kincir untuk mengumpulkan kotoran di dasar tambak
agar tersentralisasi dan mudah dibersihkan/disipon.
Oksigen
DO (Dissolved Oxygen), Oksigen memegang peranan penting bagi mahluk hidup. Bagi hewan air pemenuhan kebutuhan oksigen dipenuhi
dengan oksigen yang terlarut dalam air, udang memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi untuk beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi
dan lain-lain. Jumlah oksigen yang ada dalam air, sesuai dengan kebutuhan udang. Jika DO terlalu tinggi (apalagi jika banyak tumbuhan
air/plankton pekat) maka pada malam hari akan terjadi air kekurangan oksigen sebab pada malam hari tumbuhan juga membutuhkan oksigen.
Besar-kecilnya DO ditentukan oleh temperatur air dan udara, Cara untuk melarutkan oksigen dari udara diantaranya dengan cara :
1. Penggunaan kincir. Dengan kincir maka air permukaan tambak dipecah-pecah menjadi butiran kecil, sehingga luas permukaan air menjadi lebih
luas sehingga permukaan air yang kontak langsung dengan udara menjadi besar sehingga oksigen dapat larut dalam air dalam jumlah yang
banyak.
2. Air mengalir. Air yang selalu bergerak akan mempunyai kandungan DO selalu tinggi, karena selalu kontak dengan udara bebas.
3. Kalau kekurangan oksigen biasanya berenangnya kesegala arah dipermukaan Kurang oksigen karena kita memelihara udang terlalu banyak at
au pemberian pakan terlalu banyak atau fitoplankton terlalu tebal (< 35 cm) > yg jelas kincir, pakan dan jumlah padat tebar, harus disesuaikan
begitu juga pengelola,an kwalitas air secara baik dan benar menjadi prioritas utama. Perlu di usahakan agar kondisi air tambak tidak terlalu
keruh.
pengamatan di anco
pengamatan di anco dilakukan untuk melihat populasi dan kesehatan setiap saat, Ciri-ciri udang sehat adalah :
• Gerakan aktif, berenang normal dan melompat bila anco di angkat
• Respon positif terhadap arus, cahaya, bayangan dan sentuhan
• Tubuh bersih, licin, berwarna cerah, belang putih yang jelas
• Tubuh tidak keropos, anggota tubuh lengkap
• Kotoran tidak mengapung
• Ujung ekor tidak geripis
• Ekor dan kaki jalan tidak menguncup
• Insang jernih atau putih serta bersih
• Kondisi usus penuh, tidak terputus-putus.
Klekap
*Kedalaman air.
Untuk kolam budidaya, kedalaman air yang ideal yaitu 70 – 100 cm. Air yang terlalu dangkal menyebabkan perubahan suhu terlalu besar. Jika
air bagian atas dengan bagian bawah dan sinar matahari tidak dapat mencapai air bagian bawah sehingga pertumbuhan phytoplankton
terhambat. suhu air harus diusahakan agar berada dalam kisaran kedalaman yang ideal.
Penyiphonan
Penyiphonan dilakukan untuk menjaga dasar kolam agar selalu bersih dari kotoran sisa pakan,plankton mati dan kotoran serta sisa moulting
1. Penyiphonan pertama dilakukan minimal umur 35-40 hari.
2. Selanjutnya dilakukan setiap hari sampai dasar bersih.
Setelah semuanya bersih bisa dijadwalkan 3-7 hari sekali atau tergantung kondisi lahan hal-hal yang harus dilakukan penyiphonan di luar jadwal-
1. Perubahan warna air dan kecerahan yang drastic-
2. Sebelum kegiatan panen parsial-
Kincir/Aerasi
Sistem AerasiMenggunakan kincir dengan perbandingan biomass minimal 1 kincir untuk 600kg udang atau 1kincir untuk 12kg pakan perhariny
a.
Aturan jam opersi kincir tiap 100.000-150.000 benur:-
10 hari pertama: 2kincir siang, 2 kincir malam-
10 hari ke 2 : 2 kincir siang, 3 kincir malam-
10 hari ke 3: 2 kincir siang, 3 kincir malam-
>30 hari 3 kincir siang, 4 kincir malam-
kincir dimatikan saat feeding:-
4
-PAKAN:3.
1. Pakan di anco habis tepat waktu maka penambahan pakan mengikuti feeding program berdasarkan estimasi pertumbuhan udang pada keesokan harinya-
2. Pakan di anco habis 30 menit sebelum waktunya dengan adg (pertambahan berat rata2 harian) di bawah standard maka pakan bisa dinaikkan 10% pada keesokan h
arinya-
3. Pakan di anco sisa sedikit (<10%) maka pakan utk besok tetap-
4. Pakan di anco sisa (<25%) maka pakan dipotong 25% dari posisi saat ini pada jam pakan berikutnya-
5. Pakan di anco sisa banyak > 25% maka pakan dipotong 50% dari posisi saat ini pada jam pakan berikutnya-
6. Pakan di anco sisa >50% maka udang dipuasakan pada jam pakan berikutnya dan diberi makan 25% dari seharusnya di jam pakan setelah puasa
-
7. Jika dosis pakan 25% masih tidak habis maka bisa dipuasakan 2 kali jam pakan-
8. Selain berdasarkan control anco, penambahan dan pemotongan pakan juga harus mempertimbang kan kualitas air di mana pakan harus dipotong pada air den
gan kecerahan <15cm dengan warna apapun, atau warna air merah dan menyala dimalam hari dengan kecerahan berapapun. Pakan juga haru
s dipotong jika airberwarna hijau tua pekat atau terindikasi dominasi BGA (alga hijau biru), plankton merah (red tide), plankton diatom dengan w
arna coklat kemerahan dan total vibriotinggi >50% dari total bakteri.-
Perhitungan pakan untuk saat ini menggunakan feeding rate dengan rumusFR= 13.66 * mbw ^0.593; FR= Feeding Rate, mbw= berat rata-
rata udangTotal pakan harian = Biomass x FR dalam %Biomass = jumlah tebar x mbwBiomass =
Ø pakan harian/FR Prinsip pemberian pakan: dalam hal pemberian pakan yang paling bisa dipercayaa dalah anco
Ø kalau kita tidak percaya anco maka kita mau percaya kepada siapalagi?
. Pemeliharaan..
Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil.
Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-
hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi
perlakuan linex/lodan dengan dosis 1bungkus pertambak ukuran 0,2ha, untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan ba
han-bahan beracun dari luar tambak.
Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang ABW.
Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300 / ABW 3.3-
4 gram. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali.
Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kap
ur Zeolit/Kaptan setiap beberapa hari sekali dengan dosis 15-
5
25 kg per tambak 0,2ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan linex/lodan dengan dosis 1bungkus pertamb
ak 0,2ha.
Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak atau Amonia yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semaki
n menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-
sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.
PAKAN
Pakan yang tidak cukup akan mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang.
Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari.
Frekuensi pemberian pakan, awal kita berikan 3 kali sehari , kemudian 4 kali sehari dan 5 kali sehari.
Jam pemberian pakan.
sebaiknya diberikan pkl 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, 23.00. diatas jam 23.00 jangan dilakukan pemberian pakan apapun alasannya karena saat i
tu kondisi kualitas air menurun, suhu turun, DO turun, H2S meningkat daya racun karena pH turun dan karyawan mengantuk.
Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan.
1. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 (ABW’ 6gram) adalah 3 jam,
2. size 166-66 (ABW’ 6-15,gram)adalah 2,5 jam,
3. size 66-40 adalah 2jam dan kurang dari 40 (ABW’25gram) adalah 1,5 jam dari pemberian.
Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan Obat botol
an 1literan yang mengandung mineral-
mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibawah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga pan
en.
Penyakit udang.
Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas kolam budidaya. Oleh karena itu perlakuan Obat-
obatan sangat diperlukan baik pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru.
obatan, sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran
kaptan.
. (Kualitas air tambak berkaitan erat dengan kondisi kesehatan udang. Kualitas air yang baik mampu mendukung pertumbuhan udang secara o
ptimal. Hal ini berhubungan dengan faktor stres udang akibat perubahan kualitas air di tambak.) " LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENG
OBATI " Untuk menghindari kegagalan dalam budidaya udang, pengelolaan kwalitas air secara baik dan benar menjadi prioritas utama. Perlu di
usahakan agar kondisi air tambak tidak terlalu keruh
Untuk mengetahui jumlah berat badan udang dapat diketahui dengan cara mengambil beberapa sampel lalu ditimbang dan dirata-
rata. Apabila setelah pengamatan ditemukan suatu gejala yang tidak baik atau ganjil, maka segera mengambil tindakan yang tepat karena berp
engaruh sekali terhadap produksi dan penghasilan tambak.