Anda di halaman 1dari 26

Manajemen Pakan Pembesaran Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei) di Balai Besar


Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara

Oleh

: SUMINO

NPM

: 0310060911

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah
satu komoditas budidaya di perairan payau. Sampai saat ini udang
vannamei sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan
dikembangkan oleh para petani dan pemerintah melalui suatu balai
penelitian mengenai bagaimana cara budidaya tentang udang
vannamei. Beberapa keunggulan yang dimiliki udang vannamei
antara lain responsif terhadap pakan yang diberikan, lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan lingkungan yang kurang baik.
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara salah satu
kelembagaan dalam pemerintah dibawah KKP yang melakukan
kegiatan beberapa jenis spesies perikanan yang dibudiayakan pada
air payau dan laut satu diantaranya adalah budidaya udang
vannamei. Masalah yang dirumuskan dalam praktek ini adalah
bagaimana pengelolaan dan manajemen pakan pada budidaya
udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dilakukan di Balai

1.2

Manajemen Pakan Pembesaran Udang


Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Balai
Besar Perikanan Budidaya Air Payau
(BBPBAP) Jepara
1.2.1 Pemberian Pakan
Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam
budidaya udang vannamei karena menyerap 60 70% dari total
biaya operasional (Nuhman, 2008). Pakan yang diberikan pada
udang vannamei merupakan pakan buatan dalam bentuk crumble,
starter dan pellet.
Tabel. Pemberian Jenis Pakan Terhadap Umur Udang Vannamei
DOC
(Day of Culture)

Nomor Pakan

Jenis
Pakan

17
8 14
15 30
31 73
74 100

Gold Forte 932 C


Gold Forte 933 C
Gold Forte 932 S
Gold Forte 933 S
Gold Forte 932 933 P

Crumble
Crumble
Starter
Starter
Pellet

Sumber: Magang BBPBAP Jepara, 2015

Tabel. Program Pemberian Pakan pada Budidaya Udang Vannamei Pola Semi Intensif

DOC

Berat rata-rata
Udang (gr)

Dosis
Pakan
(%)

Frekuensi
Pakan/ hari

Cek Anco
(jam)

1 15
16 30
31 45
46 60
61 75
76 90
91 105
106 120

0,005 1,0
1,1 2,5
2,6 5,0
5,1 8,0
8,1 11,0
11,1 13,0
13,1 15,0
15,1 18,0

50 25
20 15
12 10
97
75
53
53
42

2
3
4
4
4
5
5
5

2,5 3,0
2,5 3,0
2,0 3,0
2,0 2,5
1,5 2,0
1,5 2,0
1,0 1,5
1,0 1,5

Sumber: Adiwidjaya et al., 2005

Frekuensi pemberian pakan dilakukan mulai dari 2 4 kali/


hari. Pemberian pakan dilakukan selang 5 jam kemudian yaitu pada
pagi hari pukul 07.00 WIB, siang pukul 11.00 WIB, sore pukul 16.00
WIB, dan malam pukul 21.00 WIB.
Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
konsumsi udang yang dipantau dengan pemeriksaan pakan yang
ditebar kedalam anco. Apabila pakan didalam anco habis, pada
pemberian pakan berikutnya prosentase pakan harus ditambah.
Sebaliknya, apabila pakan didalam anco tidak habis pada
pemberian berikutnya pakan harus dikurangi.

Tabel. Jumlah Pemberian Pakan Berdasarkan Kontrol Anco

Berat Udang/ ekor


(gr)
3,0 5,0
5,0 8,0
8,0 12,0
> 12,0

Jumlah Pakan di
Anco (%)
0,5
0,8
1,0
1,5

Waktu Pengecekan
(jam)
2
2
1,5
1

Sisa di Anco
Habis
< 10%
10 25%
25 50 %
> 50%

Skor
0
1
2
3
4

Naik/ Turun (pakan)


+ 5%
Tetap
- 10%
- 20%
- 50%

Sumber: BBPBAP Jepara, 2013

1.2.2 Pendugaan Populasi


Menurut Erlangga (2012), sampling udang merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk menduga populasi udang yang hidup di perairan
tambak selama pemeliharaan.

Tabel. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Udang


Tambak
F2
F5
F6

ABW
(gr/ ekor)
I
II
3,4
4,0
4,5
5,3
3,3
3,8

ADG
(gr/ ekor)
II
0,09
0,11
0,07

SR
(%)
I
96,9
90,0
91,7

II
88,4
82,7
84,0

Biomassa
FR
(kg)
(kg)
I
II
I
II
988 1.061 69,16 74,27
1.215 1.315 85,05 92,05
908
957 63,56 66,99

Sumber: Magang BBPBAP Jepara, 2015


Keterangan: I Pengambilan sampel pada DOC ke-57
II Pengambilan sampel pada DOC ke-64

Setelah dilakukan penjalaan udang, selanjutnya dilakukan penghitungan


terhadap jumlah udang yang berada dalam jala. Jumlah udang tersebut
ditimbang untuk mengetahui berat rata-rata udang/ ekor. Adapun teknik
perhitungan sampling udang yang dilakukan yaitu dengan formula sebagai
berikut (contoh perhitungan pada tambak F5 pengambilan sampel DOC ke57):
Tebaran 1
Tebaran 2
Tebaran 3

= 749 ekor, yang diambil 70 ekor


= 776 ekor, yang diambil 73 ekor
= 770 ekor, yang diambil 72 ekor
2295 ekor
215 ekor (978,88 gr)
2
=3m
= 3720 m2

Luas jala
Luas tambak
Padat tebar/ m2
= Rata-rata udang dalam jala yang tertangkap
Luas jala
= 215 ekor
3 m2
= 72 ekor/ m2
Populasi
= Jumlah udang x Luas area tambak
= 72 ekor x 3720 m2
= 270.000 ekor

Average Body Weight (ABW)


Average Body Weight (ABW) adalah berat rata-rata
udang dari hasil pengambilan sampel yang dianggap
mewakili keseluruhan populasi udang. Menurut
Adiwidjaya dkk (2004a), ABW dihitung dengan rumus:
ABW = Berat udang sampling
Jumlah udang sampling
= 978,88 gr
215 ekor
= 4,55 gr/ ekor

Average Daily Gain (ADG)


Average Daily Gain (ADG) adalah pertambahan berat harian ratarata dalam suatu periode tertentu, misalnya selama 7 hari yang
berguna untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan udang. Cara
menghitung ADG menurut Adiwidjaya dkk (2004a), adalah sebagai
berikut:
ADG
= ABW II (gram) ABW I (gram)
T (hari)
= 5,3 gr 4,5 gr
7
= 0,11 gram

Survival Rate (SR)


Survival Rate (SR) adalah tingkat kelangsungan hidup dibandingkan
pada saat tebar. Cara menghitung SR menurut Adiwidjaya dkk (2004a),
adalah sebagai berikut:
SR
= Jumlah udang yang hidup x 100%
Jumlah tebar
= 270.000 x 100%
300.000
= 90%

11

Biomassa
Biomassa adalah perkiraan jumlah berat udang yang ada dalam
tambak. Penentuan estimasi biomassa udang menurut Adiwidjaya
dkk (2004a), adalah sebagai berikut:
Biomassa = Padat tebar awal x SR x ABW
1.000
=3000.000 x 90% x 4,5 gr
1.000
=1.215 kg

Feeding Rate (FR)


Feeding Rate (FR) adalah presentase kebutuhan pakan udang
perhari berdasarkan ABW dan dihitung dari biomassa udang yang
ada. Penentuan FR udang menurut Adiwidjaya dkk (2004a), adalah
sebagai berikut:
FR
= Biomassa x FR (Tabel 11)
= 1.215 kg x 7%
= 85,05 kg

1.2.3 Pengamatan Pertumbuhan Udang


Pertumbuhan udang dalam hal ini meliputi pertumbuhan
berat dapat diketahui melalui kegiatan pengambilan sampel
pertumbuhan udang yang dilakukan dengan cara dijala. Data
yang diperoleh dari hasil pengambilan sampel yaitu berat ratarata udang (Average Body Weight/ ABW), tingkat pertumbuhan
udang (Average Daily Gain/ ADG), jumlah udang tiap jalaan. Data
hasil
pengambilan
sampel
ini
dipergunakan
untuk
memperkirakan Biomassa, Populasi, kelangsungan hidup udang
(Survival Rate/ SR), dan kebutuhan pakan (Feeding Rate/ FR)

Tabel. Pengaturan Pakan Setelah Melihat Respon Udang di Anco

Kondisi Pakan di Anco


Habis
Sisa < 10%
Sisa 10 25%
Sisa 25 30%
Sisa 50%

Perlakuan
Tambah pakan berikutnya 5%
Pakan berikutnya tetap
Kurangi pakan berikutnya 10%
Kurangi pakan berikutnya 30%
Kuramgi pakan berikutnya 50%

Sumber: Adiwidjaya dkk, 2004a

1.3 Pengelolaan Kualitas Air


Pembesaran Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei)
Kualitas air merupakan faktor penting, karena air
merupakan media hidup udang. Kualitas air tambak yang
baik akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan
udang vannamei secara optimal. Oleh karena itu, kualitas
air tambak perlu diperiksa dengan seksama (Halmian dan
Adijaya, 2005).

1.4 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat
diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

a. Sistem budidaya yang dilakukan pada BBPBAP Jepara sudah


menggunakan sistem intensif karena menggunakan peralatan yang
cukup modern seperti kincir, pompa air, dan peralatan pendukung
lainnya untuk mendukung kegiatan budidaya juga aplikasi probiotik
pada pakan maupun ditambak. Namun untuk kondisi tambak sendiri
masih dalam sistem semi intensif karena dasar tambak masih berupa
tanah liat berpasir sedangkan bagian dinding tambak sudah
menggunakan plastik HDPE;

17

b. Selama kegiatan pemberian pakan, untuk menunjang


pertumbuhan serta kelangsungan hidup udang pakan
dicampurkan dengan berbagai macam vitamin dan bahan-bahan
lain buatan pabrik dengan dosis 1 gram dalam 1 kg pakan.
Adapun jenisnya terdiri dari prothevit, pro-1, molase, dan ekstrak
bawang putih (kekebalan tubuh);
b. Manajemen kualitas air dikelola dengan cukup baik sehingga
kualitas air tetap pada kondisi optimal dan normal untuk
pertumbuhan udang yaitu suhu 26 300C, DO 4 7 mg/ l, pH 7,3
8,4, dan salinitas 5 30 ppt.

18

19

Gambar. Tambak Budidaya Udang Vannamei

20

Gambar. Pakan pellet

21

Gambar. Meramu Probiotik

22

Gambar. Mencampur Pakan dengan probiotik

23

Gambar. Pemberian Pakan

Gambar. Pengecekan Kualitas Air

24

Gambar. Kontrol Ancho

25

Gambar. Ekstrak Bawang Putih

Gambar. Probiotik

TERIMAKASIH

26

Anda mungkin juga menyukai